Você está na página 1de 8

ABORTUS INSIPENS DI RB

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN TERHADAP RESPON


WANITA DALAM MENGHADAPI PREMENOPOUSE

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu, pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
di luar kandungan (Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, MPH, Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2001).

Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus

EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup
hidup sendiri di luar uterus.Belum sanggup yaitu apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-
100 gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu

abortion

JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.

HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan proses
plasentasi belum selesai.

Ternyata MONRO melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus, jadi
definisi tersebut diatas tidaklah mutlak. Berarti bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi
hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak waktu lahir, makin besar
kemungkinannya untuk dapat hidup terus (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis,
Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).
Faktor-faktor penyebab sangat banyak. Pada bulan pertama pada kehamilan yang mengalami
abortus, hampir selalu didahului oleh matinya fetus.

B. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu
dan faktor bapak (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).

1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG, dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan. Menurut penyelidikan mereka. Dari 100 abortus spontan 48,9% disebabkan ovum yang
patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio, dan 9,6% disebabkan plasenta yang
abnormal.
2. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
a. Anomali Kongenital (hipoplasi uteri, uterus bikornis, dll)
b. Kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uteri fisika
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi,
seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
e. Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

3. Gangguan sirkulasi placenta


Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,
anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

4. Penyakit-penyakit ibu
Misalnya pada :
a. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubella,
demam molta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman
atau virus pada fetus.
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol dll.
c. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kardis, penyakit paru berat, anemia gravis.
d. Mal nutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotyroid, kekurangan vitamin A, C
atau E, Diabetes melitus.

5. Antagonis Rhesus
Pada antogonis resus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi
anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, atau faktor serviks yaitu inkompetensi serviks,
servisitis.

7. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkonraksi; umpamanya sangat terkejut, obat-
obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap
fetus, selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.

8. Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, dll) sinar rontgen, avitaminosis.

C. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis,
Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002 dan Prof. Dr. dr. Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992):

1. Abortus spontan
Adapun abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Dapat dibagi atas :

a. Abortus kompletus (keguguran lengkap)


Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim
kosong.
Gejala : Perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup/terbuka, uterus lebih kecil dari usia
gestasi, sedikit/tanpa nyeri perut bawah, riwayat ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Dengan uterotonika

b. Abortus insipeins (keguguran sedang berlangsung)


Abortus yang sedang berlangsung, dengan astium sudah terbuka dan ketuban yang teraba.
Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, serviks terbuka, TFU sesuai usia kehamilan,
nyeri perut bawah, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Evakuasi hasil konsepsi dengan uterotonika dan kuretase

c. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)


Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan
placenta.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, servik terbuka, TFU tidak sesuai umur
kehamilan, nyeri perut bawah, ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
Penanganan : Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah
itu beri obat-obat uterotonika dan antibiotika.

d. Abortus iminens (keguguran membakat)


Keguguran membakat dan akan terjadi, masih ada harapan untuk mempertahankannya.
Gejala : Terjadi perdarahan bercak, serviks masih tertutup, besar uterus sesuai dengan umur
kehamilan, kram bawah perut, uterus lunak.
Penanganan : Tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan, hindari coitus untuk
sementara.

e. Missed abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8
minggu atau lebih.
Gejala : Dijumpai amenoare, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta
selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah rendah.
Penanganan : Hati-hati melakukan kuretase, plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim,
sehingga akan sulit dan resiko perforasi lebih tinggi, lakukan dilatasi dengan batang laminaris
selama 12 jam.

f. Abortus habitualis (keguguran berulang)


Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
Gejala : Dalam triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules, yang selanjutnya
disertai oleh pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal, penderita tak jarang
mengeluh bahwa ia mengeluh banyak lendir dari vagina.
Penanganan : Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui, penanganan
terdiri atas: memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sempurna, anjurkan istirahat
cukup banyak, larangan coitus dan olah raga.

2. Abortus Provokatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat

a. Abortus medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu. (berdasarkan indikasi medis)

b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.

D. Komplikasi Abortus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
a. Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik
(Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
2002).
I. Pengumpulan Data Dasar
A. Anamnesa
Tanggal 28 November 2007, Pukul 08.00 WIB
1. Identitas
Nama Istri : Desta retno palupi Nama Suami : Tn.A. Mansur
Umur : 24 thn Umur : 27 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Kijang 4 Jakarta Alamat : Jln. Kijang 4 Jakarta

2. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan saat ini telah hamil 14 minggu anak ke-1
b. Ibu mengatakan perutnya mulas dan sakit sampai ke pinggang serta mengeluarkan darah dari
jalan lahir.
c. Ibu merasa takut dan cemas

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 3 x ganti softek
Keluhan : tidak ada
HPHT : 22 Agustus 2007
TP : 29 Mei 2008
Usia kehamilan saat ini 14 minggu

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Tanda-tanda kehamilan (trimester I)
PP test 5 Oktober 2007 : hasil positif
b. Pergerakan fetus belum dirasakan
c. Keluhan yang dirasakan
Mual dan muntah : ya
Nyeri perut : ya
Sakit kepala : tidak ada
Pengeluaran cairan : keluar darah pervaginam
Oedema : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


a. Data kesehatan ibu
Ibu tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, penyakit keturunan tidak ada, tidak ada penyakit
menular.
b. Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit
keturunan.

6. Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x sehari dengan porsi sedang 1 piring nasi, lauk 1 potong tahu/tempe,
kadang-kadang ikan/daging, dengan 1 mangkok kecil sayur, dan 7-8 gelas air putih.

Saat hamil : Ibu makan 2 x sehari porsi nasi sedikit, lauk kadang mau kadang tidak, minum air
putih 6-7 gelas/hari.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x sehari, BAK 3-4 x sehari
Saat hamil : BAB dalam sehari, kadang ya kadang tidak, BAK 6-7 x sehari.
c. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
Saat hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
d. Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
Saat hamil : tidur malam 6-7 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
e. Seksualitas
Seksualitas antara ibu dan suami terganggu sedikit

7. Imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT pada tanggal 27 Oktober 2007, di RB Kasih
Ibu

8. Riwayat Sosial
a. Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan olehnya dan suami
b. Ibu maupun keluarga senang dengan kehamilan ini
c. Status perkawian ibu : ibu menikah 1x, usia pernikahan 7 bulan.
d. Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas.

B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20x/menit
3. Tinggi badan : 160 cm
4. Berat badan : sebelum hamil: 49 kg
Saat hamil : 52 kg
Kenaikan BB : 3 kg
5. Ukuran lila : 24 cm
6. Inspeksi
a. Rambut : lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih
b. Muka : bentuk simetris, tidak ada oedema, keadaan bersih
c. Mata : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtifa tidak pucat,
sclera tidak ikterik, berfungsi dengan baik.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip
e. Mulut dan gigi : tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi
bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada pembesaran tonsil, jumlah gigi atas dan bawah
lengkap.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, daun telinga ada.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfa, dan tidak ada pembengkakan
vena jugularis
h. Dada : bentuk simetris, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i. Payudara : membesar simetris, putting susu menonjol, keadaan payudara bersih, belum ada
hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar.
j. Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai kehamilan, tidak ada bekas operasi, keadaan
bersih.
k. Punggung : segitiga signoid simetris, bentuk tulang punggung lordosis,
l. Genetalian :
1) Keluar darah pervaginam
2) Tidak ada bau
3) Tidak ada oedema
4) Tidak ada bekas luka episiotomi
5) Hygiene baik
6) Tidak ada haemoroid
m. Ekstremitas :
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema, keadaan bersih, jari-jari tangan
lengkap, keadaan kulit baik, turgor kulit baik, dapat digerakkan dengan baik.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada cacat, tidak ada oedema, berfungsi dengan
baik, jari-jari kaki lengkap, keadaan kulit baik.
7. Palpasi :
Leopold I : TFU 12 cm, 4 jari diatas simfisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
8. Askultasi
Jantung : detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
Paru-paru : tidak terdengar wheezing dan ronchi
9. Perkusi : reflek patella positif, dan reflek babinski negatif
II. Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 14 minggu dengan abortus insipiens
Dasar
a. Ibu mengatakan hamil anak pertama
b. HPHT : 22-8-2007
c. TP : 29-5-2008
d. TFU : 12 cm
e. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
f. Serviks terbuka
g. Keluar darah pervaginam
2. Masalah
Ibu kelihatan lemas, kesakitan, dan cemas
Dasar
a. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
b. Servik terbuka
c. Keluar darah pervaginam
d. Ibu mengatakan takut apabila terjadi keguguran
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan cairan dan nutrisi
b. Istirahat dan kurangi aktivitas
c. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
d. Dukungan psikologis
e. Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi untuk pemberian obat-obatan dan
tindakan kuretase

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Potensial terjadi abortus inklompletus
Dasar :
a. Ibu mengatakan perutnya nyeri
b. Serviks terbuka
c. Keluar darah pervaginam

IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi


Evaluasi hasil konsepi, dilakukan kolaborasi dokter untuk penanganan abortus inspiens dengan
tindakan kuretase.

V. Rencana Managemen
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Libatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
c. Anjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya
2. Pemenuhan cairan dan nutrisi
a. Pasang cairan infus
b. Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup
c. Libatkan keluarga agar membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Dukungan psikologis
a. Anjurkan ibu untuk tetap tenang, beristirahat, dan berdoa
b. Yakinkan pada ibu bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Libatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu.
4. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Evakuasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat-obatan dan tindakan kuretase.

VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Melibatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Memberi ibu rasa aman dan nyaman
c. Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.
2. Memenuhi cairan dan nutrisi ibu
a. Memasang cairan infus
b. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup.
c. Melibatkan keluarga untuk membantu ibu agar makan dan minum yang cukup
3. Memberi dukungan psiklogis
a. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, bersitigfar, dan berdoa
b. Meyakinkan ibu, bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Melibatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Mengevaluasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan dan tindakan kuretase.
a. Rujuk dengan membawa BAKSOKU DO
b. Memberikan obat-obatan antara lain : Ergometrin 0,2 mg IM dan Misoprostol 400 mg per oral.
c. Melakukan tindakan kuretase, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memberikan obat anestesi sebelum dilakukan tindakan kuretase, obatnya antara lain dapat
dipilih; petidin, sulfas atropine, droperidol, dan valium
2) Menentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam.
3) Masukkan penduga rahim (sondage) sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau
dalamnya penduga rahim.
4) Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukan terlebih dulu
didilatasi dengan dilatator atau bougie hegar.
5) Memakai sendok kuret yang agak besar. Memasukkan dengan melakukan kerokan dimulai di
bagian tengah.
6) Memakai cunam abortus untuk mengeluarkan hasil konsepsi dan jaringan lainnya.
7) Mengeluarkan alat dengan menarik alat dengan hati-hati dan lembut.

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti kondisinya saat ini
a. Keluarga berjanji untuk memberikan bantuan psikologis pada ibu
b. Ibu mengatakan sudah merasa lebih aman dan nyaman
c. Ibu mengatakan pikiran dan perasaannya sudah lebih tenang.
2. Kebutuhan cairan dan nutrisi ibu sudah terpenuhi
a. Ibu sudah diberikan cairan infus
b. Ibu sudah minum dan ibu juga berjanji akan makan dan minum cukup
c. Keluarga berjanji akan membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Cemas ibu berkurang
a. Ibu mengatakan sudah lebih tenang
b. Ibu mengatakan, ia yakin bahwa tim medis akan membantunya dengan baik.
c. Keluarga berjanji akan terus memberikan dukungan pada ibu
4. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan akan mengurangi aktifitas yang berlebihan
5. Tanda-tanda vital ibu normal, dan kontraksi uterus tetap terjadi
6. Telah tilakukan kolaborasi dengan dokter, ibu sudah diberikan obat-obatan dan sudah
mendapatkan tindakan kuretase dari dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, mph, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001

Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 1992

Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
2002.

Você também pode gostar