Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bicara tentang nasionalisme Indonesia, perlu dicatat bahwa kita tidak bisa
menerapkan padanan dengan nasionalisme Barat. Sebab nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang berpondasi Pancasila. Artinya nasionalisme tersebut
bersenyawa dengan keadilan sosial. Nasionalisme yang demikian ini
menghendaki penghargaan, penghormatan dan toleransi.
Jika kita menilik sekilas sejarah dari bangsa Indonesia, kemudian kita
hubungkan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang, mungkin terlalu awal
untuk menarik kesimpulan bahwa bangsa Indonesia semakin tahun semakin
mengalami kemunduran dibandingkan dengan awal di saat Indonesia merebut
kemerdekaannya, tetapi kita sadar atau tidak tanda-tanda itu sudah mulai ada.
Di saat kondisi bangsa Indonesia yang seperti ini, seharusnya bangsa Indonesia
tidak perlu jauh-jauh mencari kambing hitam ke sana ke mari tanpa ada solusi
yang jelas. Indonesia hanyalah perlu bercermin pada sejarahnya sendiri kalau
dahulu kita bisa jaya dan disegani oleh negara-negara yang ada di Benua Asia.
Kenapa sekarang hal tersebut tidak terjadi lagi bukankah dahulu ketika
bangsa Indonesia disegani oleh banyak negara, bangsa Indonesia masih dikatakan
bangsa muda atau bangsa yang baru merdeka tetapi kenyataan membuktikan
bahwa bangsa Indonesia pada waktu itu mampu menjadi bangsa yang disegani
oleh negara-negara lain di benuanya. Masalah tersebut adalah berkurangnya rasa
nasionalisme yang ada pada semua rakyat Indonesia, rasa nasionalisme yang
pernah mengembalikan kemerdekaan Indonesia 64 tahun silam dan pernah
menjadikan bangsa Indonesia menjadi salah satu bangsa yang sempat disegani itu
perlahan mulai terkikis.
Bayangkan saja perilaku sebagian wakil rakyat dipemerintahan sekarang
bukankah begitu banyak dari mereka yang melakukan tindakan korupsi kemudian
prilaku-prilaku kaum muda Indonesia, katakanlah mahasiswa mereka berteriak
keras-keras menolak korupsi tetapi dalam tingkah kesehariannya. Mereka juga
melakukan hal-hal yang menjurus kepada korupsi, bukankah begitu banyak para
mahasiswa yang lulus dengan hanya membeli skripsi dengan uang atau sebagai
contoh kecil saja adakah mahasiswa yang mengerjakan tugas dari dosennya 100%
hasil kemampuan sendiri atau katakanlah 50% saja hasil kemampuan sendiri yang
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol ini hanyalah mereka-mereka yang
pernah duduk dibangku perkuliahan atau pernah menjadi mahasiswa.
Kemudian ada hal-hal yang lebih memprihatinkan lagi yang akan menambah
keyakinan kita bahwa rasa nasionalisme itu sudah benar-benar terkikis yaitu
pernahkah kita berpikir bahwa anak-anak seusia sekolah dasar sudah sangat jarang
yang mengenal lagu nasional apalagi yang namanya lagu daerah mungkin sudah
sama sekali tidak ada yang mengenalnya atau ada dari sebagian kecil mereka yang
masih mengenal lagu nasional atau pun lagu daerah. Tetapi mereka mengenalnya
bukan dari kurikulum pendidikan yang ada melainkan mereka mengenal melalui
kegiatan ekstarkurikuler sebut saja pramuka.