Você está na página 1de 10

PROGRAM UTAM KKN UNY KELOMPOK 36 TAHUN 2010

BERAN, MARGODADI, SEYEGAN, SLEMAN

Nama Program : Tiang Panca Bendera


Tujuan Program :
• Meningkatkan dan memupuk rasa nasionalisme berbangsa dan bernegara
Indonesia.
• Menyambut, memperingati dan menyemarakan HUT RI ke-65 tahun 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN

Dewasa ini harus diakui bahwa kesadaran Nasionalisme Indonesia sedang


mengidap banyak masalah berat dan memudar, sehingga memerlukan penanganan
dan pembenahan secara serius. Kegagalan dalam penanganan dan pembenahan
akan mempunyai dampak terhadap persatuan bangsa dan kesatuan negara
Indonesia.
Memudarnya rasa nasionalisme dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia selama
beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen
kedaerahan dan semangat primordialisme, yaitu suatu sikap yang sedikit banyak
disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat
bahwa kesepakatan bersama (contract social) yang mengandung nilai-nilai
keadilan, nilai-nilai kemanusiaan dan nilai- nilai musyawarah kerap hanya
menjadi retorika kosong. Arus globalisasipun member andil dalam memudarnya
semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Masuknya budaya asing yang
takterbendung mau tidak mau menyebabakan terkikis semangat nasionalisme
yang justru tergantikan oleh budaya dan kultur bangsa lain. Hal ini jika tidak
diatasi maka bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri
bangsanya sendiri.

Sehingga untuk memupuk dan mengobarkan kembali semangat nasionalisme


dan rasa kebanggan berbangsa dan bernegara Indonesia haruslah dimulai dari
lingkungan terkecil yaitu, keluarga, masyarakat, daerah dan negara. Memang
tidak begitu saja samangat nasionalisme datang, harus ada keinginan dari diri
sendiri dan faktor lain dari luar. proses harus dilakukan secara bertahap.

Menyadari hal tersebut, KKN UNY kelompok 36 tahun 2010, berupaya


memupuk dan mengobarkan kembali semangat nasionalisme dan rasa berbangga
berbangsa dan bernegara Indonesia melalui program pembuatan tiang panca
bendera, meskipun ruang lingkupnya masih kecil (ruang lingkup masyarakat).
Memang tidak harus dengan program yang mengema dan wah. Diharapkan
program ini dapat dapat membantu dalam upaya peningkatan rasa nasionalisme
dan kebanggaan berbangsa dan bernegara Indonesia yang selama ini sudah hampir
hilang.
BAB II
ISI

Substansi Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur:

• Pertama; kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa


Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik, dan agama.
• Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam
menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan dari bumi Indonesia.

Semangat dari dua substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam


Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dalam Pembukaan
UUD 1945.

Bicara tentang nasionalisme Indonesia, perlu dicatat bahwa kita tidak bisa
menerapkan padanan dengan nasionalisme Barat. Sebab nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang berpondasi Pancasila. Artinya nasionalisme tersebut
bersenyawa dengan keadilan sosial. Nasionalisme yang demikian ini
menghendaki penghargaan, penghormatan dan toleransi.

Memudarnya semangat nasionalisme di Indonesia


Memudarnya rasa dan semangat nasionalisme, kebanggaan berbangsa dan
bernegara Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut
oleh menguatnya rasa sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme, yaitu
suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar
anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (contract social)
yang mengandung nilai-nilai keadilan, nilai-nilai social, nilai-nilai kemanusiaan
dan nilai- nilai musyawarah kerap hanya menjadi retorika kosong yang sulit untuk
diwujudkan. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga
disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita
anut, berjalan di tempat. Saat ini semangat nasionalisme memang sudah sangat
sulit ditemui, hal ini diperparah justru hal itu terjadi pada generasi muda Indonesia
yang seharusnya mereka akan menjadi penerus bangsa dimasa depan, apa jadinya
apabila para generasi muda tidak mempunyai semangat nasionalisme.
Hal ini memang bukan sepenuhnya salah para pemuda tersebut banyak faktor
yang menyebabkan hal itu terjadi Arus globalisasipun memberi andil dalam
memudarnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Masuknya budaya asing
yang takterbendung mau tidak mau menyebabakan terkikis semangat
nasionalisme yang justru tergantikan oleh budaya dan kultur bangsa lain. Hal ini
jika tidak diatasi maka bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan
jati diri bangsanya sendiri. Selain itu kurangnya penerapan rasa nasionalisme
mulai nampah dari sektor pendidikan dasar. Saat ini banyak smp, sma yang sudah
tidak lagi melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, tidak seperti sekitar
15tahun yang lalu yang setiap hari senin dilakukan. Secara tidak langsung lama-
kelamaan hal ini akan memudarkan semangat nasionalisme. Dan dampak lebih
lanjutnya hal ini akan mempengaruhi ketahanan nasional Indonesia.
Tokoh Proklamator Indonesia sekaligus Presiden Pertama Indonesia, Sukarno,
pernah mengatakan, beri aku sepuluh pemuda dengan mereka aku mengguncang
dunia. Hal ini menunjukkan bahwa, tokoh sekaliber bung karno sangat
menghargai peran pemuda sebagai generasi bangsa. Mereka adalah ujung tombak
bangsa dimasa depan yang akan meneruskan pembangunan di Indonesia.

Membangakitkan semangat Nasionalisme di indonesia


Masih ingatkah kita bagaimana para penjuang-pejuang bangsa Indonesia
merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah 64 tahun silam. Setidaknya dari
ingatan tersebut dapat kita tarik kesimpulan sederhana bahwa tanpa semangat
nasionalisme para penjuang Indonesia tidak akan pernah bisa merebut kedaulatan
bangsa Indonesia dari tangan para penjajah, bayangkan saja hanya bermodalkan
bambu runcing dan alat seadanya pejuang-pejuang Indonesia dapat mengusir para
penjajah yang pada saat itu telah menggunakan alat-alat yang jauh lebih modern
dari pada pejuang Indonesia.

Jika kita menilik sekilas sejarah dari bangsa Indonesia, kemudian kita
hubungkan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang, mungkin terlalu awal
untuk menarik kesimpulan bahwa bangsa Indonesia semakin tahun semakin
mengalami kemunduran dibandingkan dengan awal di saat Indonesia merebut
kemerdekaannya, tetapi kita sadar atau tidak tanda-tanda itu sudah mulai ada.
Di saat kondisi bangsa Indonesia yang seperti ini, seharusnya bangsa Indonesia
tidak perlu jauh-jauh mencari kambing hitam ke sana ke mari tanpa ada solusi
yang jelas. Indonesia hanyalah perlu bercermin pada sejarahnya sendiri kalau
dahulu kita bisa jaya dan disegani oleh negara-negara yang ada di Benua Asia.

Kenapa sekarang hal tersebut tidak terjadi lagi bukankah dahulu ketika
bangsa Indonesia disegani oleh banyak negara, bangsa Indonesia masih dikatakan
bangsa muda atau bangsa yang baru merdeka tetapi kenyataan membuktikan
bahwa bangsa Indonesia pada waktu itu mampu menjadi bangsa yang disegani
oleh negara-negara lain di benuanya. Masalah tersebut adalah berkurangnya rasa
nasionalisme yang ada pada semua rakyat Indonesia, rasa nasionalisme yang
pernah mengembalikan kemerdekaan Indonesia 64 tahun silam dan pernah
menjadikan bangsa Indonesia menjadi salah satu bangsa yang sempat disegani itu
perlahan mulai terkikis.
Bayangkan saja perilaku sebagian wakil rakyat dipemerintahan sekarang
bukankah begitu banyak dari mereka yang melakukan tindakan korupsi kemudian
prilaku-prilaku kaum muda Indonesia, katakanlah mahasiswa mereka berteriak
keras-keras menolak korupsi tetapi dalam tingkah kesehariannya. Mereka juga
melakukan hal-hal yang menjurus kepada korupsi, bukankah begitu banyak para
mahasiswa yang lulus dengan hanya membeli skripsi dengan uang atau sebagai
contoh kecil saja adakah mahasiswa yang mengerjakan tugas dari dosennya 100%
hasil kemampuan sendiri atau katakanlah 50% saja hasil kemampuan sendiri yang
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol ini hanyalah mereka-mereka yang
pernah duduk dibangku perkuliahan atau pernah menjadi mahasiswa.

Kemudian ada hal-hal yang lebih memprihatinkan lagi yang akan menambah
keyakinan kita bahwa rasa nasionalisme itu sudah benar-benar terkikis yaitu
pernahkah kita berpikir bahwa anak-anak seusia sekolah dasar sudah sangat jarang
yang mengenal lagu nasional apalagi yang namanya lagu daerah mungkin sudah
sama sekali tidak ada yang mengenalnya atau ada dari sebagian kecil mereka yang
masih mengenal lagu nasional atau pun lagu daerah. Tetapi mereka mengenalnya
bukan dari kurikulum pendidikan yang ada melainkan mereka mengenal melalui
kegiatan ekstarkurikuler sebut saja pramuka.

Hal ini tentunya sangat memprihatinkan sekali mengingat bahwa kaum


muda adalah generasi penerus bangsa. Bukan masalah mereka tidak hafal lagu
nasional atau pun tidak tahu lagu-lagu daerah tetapi yang menjadi fokus utama
dan perlu diingat bahwa rasa nasionalisme itu bukan mie instan yang hanya
dengan 15 menit sudah tumbuh dengan sendirinya. Kecuali bangsa Indonesia
dijajah kembali atau daerah kedaulatan bangsa Indonesia diganggu mungkin rasa
nasionalisme itu akan muncul cepat tetapi pertanyaannya apakah harus menunggu
bangsa Indonesia dijajah kembali untuk memunculkan rasa nasionalisme itu.

Seandainya Krisis nasionalisme itu dibiarkan terus menerus maka percayalah


bahwa bangsa Indonesia akan sulit untuk menjadi bangsa yang maju apalagi
mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Kita semua harus ingat
bahwa kemerdekaan Indonesia itu bukan hadiah pemberian atau pun juga hasil
mencuri, kemerdekaan Indonesia adalah hak dari bangsa Indonesia yang pernah
dicuri oleh penjajah tetapi pejuang-pejuang Indonesia dengan semangat
nasionalismenya mampu mengembalikan kembali kemerdekaan bangsa Indonesia
ke pangkuan Ibu pertiwi.
Memudarnya semangat nasionalisme di Indonesia merupakan keprihatinan
kita bersama. Sehingga merupakan tanggung jawab dari kita bersama dalam
upaya pemupukan dan peningkatan kembali rasa nasionalisme. Peningkatan rasa
nasionalisme dapat ditempuh dengan banyak cara, yaitu :
• Mengikuti gerakan kepanduan.
• Mengikuti gerakan cinta lingkungan.
• Gerakan cinta produk dalam negeri.
• Kunjungan ke museum-museum yang menyimpan sejarah perjuangan
bangsa.
• Memperingati dan mengenang kembali peringatan kebangsaan.
Dan tentunya masih banyak lagi cara-cara untuk meningkatkan dan memupuk
semangat nasionalisme dikalangan generasi muda.

Program tiang panca bendera


Bendera adalah salah satu simbol Negara yang paling agung,
keberadaannya diyakini dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan
kebangsaaan. harapan berkibarnya bendera lambang tingginya jati diri bangsa
memang sangat diharapkan, penerus bangsa ini yaitu pemuda dan pemudi
indonesia sungguh-sungguh sangat diharapkan. Pada tanggal 17 agustus kita
melihat dimana-mana berkibar sang saka merah putih dengan gagahnya, sebuah
tanda akan kemerdekaan yang diraih bangsa ini 64 tahun silam, kemerdekaan
yang digenggam dengan aliran darah para pejuang bangsa. Bendera jati diri
bangsa, itulah sebutan bagi sang merah putih, sosok bendera yang
menggambarkan kekuatan negeri ini, persatuan bangsa dan kekompakkan
penduduk negeri ini
Mengingat arti penting semangat nasionalisme dikalangan generasi muda,
Kami KKN UNY Kelompok 36 berupaya untuk memberikan sumbangsih dalam
upaya peningkatan dan pemupukan semangat nasionalisme melalui program
pembangunan tiang panca bendera. Ketidaktiadaannya tiang bendera di
padukuhan beran secara tidak langsung juga berpengaruh pada semnagat
nasionalisme pemudanya. Maka dari itu kami KKN UNY memilih mengadakan
program pembangunan tiang panca bendera di 4 titik didusun karang beran, dua di
dusun karang dan dua didusun beran. Program ini dilaksanakan dengan
melibatkan warga padukuhan, mulai dari pembangunan awal sampai dengan
finishing. Peranan warga dalam program ini sangat bagus, dari RW mereka
menyumbang 20 buah tiang bendera, pasir dan bata. Dan sisanya atas inisiatif
KKN. Mereka menyadari bahwa pembangunan tiang panca bendera tersebut juga
merupakan salah satu atribut kebangsaan yang menumbuhkan rasa nasionalisme.
Pembangunan fisik ini bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia yang ke-65. Sehingga diharapkan senantiasa dapat
mengingatkan warga masyarakat dusun Beran untuk memperingati dan
mengenang kembali peringatan kebangsaan dengan pengibaran bendera mera
putih sebagai perwujudan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
Namun tiang bendera dan bendera tetaplah hanya sebuah symbol yang tak
bermakna apa-apa jika dari dalam diri pribadi tersebut tidak mau menumbuhkan
rasa nasionalisme dalam artian hanya cuek tidak peduli terhadap kemajuan
bangsa.
Kita sudah 65 tahun mengenyam, merasakan kemerdekaan, tapi belum
sepenuhnya mampu mencerna arti kata merdeka dan perjuangan untuk
mendapatkannya. Mari kita sebagai generasi muda memupuk kembali benih-benih
nasionalisme yang sudah mulai layu. Bersama-sama kita eratkan jiwa persatuan
dan kesatuan kita agar pengorbanan pahlawan tak sia-sia. Sehingga kita akan tetap
utuh,satu, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Dengan memudarnya nasionalisme, yang terutama disebabkan oleh begitu
tingginya ketidakadilan sosial, arus globalisasi Nasionalisme kita sekarang
bukan lagi berkaitan dengan penjajah melainkan harus dikaitkan dengan
keinginan untuk memerangi semua bentuk penyelewengan, ketidakadilan, dan
lain-lain. Artinya, nasionalisme saat ini adalah usaha untuk mempertahankan
eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran akibat korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan. Jadi, yang harus menjadi catatan kita ke depan adalah bagaimana
menumbuhkan semangat nasionalisme -cinta tanah air dalam diri anak-anak
bangsa. Adalah semangat untuk berperilaku jujur, berdisiplin, tidak korup dan
berani untuk melawan segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan
kekuasaan dan lain-lain, di samping semangat dan keterampilan fisik seperti
militer untuk menghadapi setiap kekuatan yang mengganggu kedaulatan negara
RI.
Tiang panca bendera dan berkibarnya bendera hanyalah hal kecil yang jika
dihayati secara mendalam merupakan sesuatau yang ampuh dalam menumbahkan
mentalitas dan semangat nasionalisme bangsa, khususnya para pemuda sebagai
penerus generasi

Você também pode gostar