Você está na página 1de 16

1

ANALISIS KESEIMBANGAN PARSIAL DAN SIMULTAN


DALAM SISTIM EKONOMI
(Suatu Kajian Optimasi Dinamik)

I Wayan Wita Kesumajaya

ABSTRACT

It is only economy subject in social science that uses calculation as


analysis of any economy problems. Even the Deterministic Concept requires
the economy to be more accurate than any sciences today; it is because the
dynamic analysis enables such questions like : Is it possible if the
fluctuation in economy system will cause a new equilibrium? When the
equilibirium will happen? How great they are? And how the pattern will
change? (Whether it increases or decreases?).
Based on estimation of hypothetic data conducted in this research,
it can be concluded that the alteration takes place only 25 unit in
government expenditure. It becomes the causal effect of changing in any
aspects such as national revenue, inventory, and interest level.
Any changes of revenue start from the first period about i.e.
1122,09; then for the second period turns into 1133,92; for the third period
it changes into 1139,51; and it still gradually increases in the next periods.
Initially, the changes increase continually however, the pattern changes
smaller. Then it is started from the fourteen periods that the changing of
revenue was gained on fourteen periods that changing of revenue is no
longer happened. It means that the partial equilibrium in revenue was
gained on fourteen period, the amount is 1144,53.
As the opposite of revenue, it is the pattern of changing in inventory
shows different direction. The changing of inventory keeps down, it starts
with initial condition that is 3000,00. Then it decreases into 2975,00 and it
is still repressed until the eleventh period. Finally, the pattern of
decreasing in inventory changing does not exist after the eleventh period.
Since the period, there is no longer decreasing process in inventory
changing. It means the equilibrium has reached its balance in the eleventh
period. It is the three period earlier than the revenue changing to gain the
equilibirium. The amount of inventory changing is 2952,57.
It happens in interest level that there is increasing growth in this
level. It starts in the first period with amount of 12,082 and until finally
reaches eleventh period with 12,708. Since the eleventh period there is no
sign of changing in the level. It is the same with inventory level, the balance
of the interest level also reaches in eleventh period with the interest of
12,708.
The simultaneous equilibirium happens in fourteenth period, and those are
happened to revenue, inventory, or interest. The number of balancing in
inventory is 2952,57; and the level of interest is 12,708.
Keywords: Partial and Simultaneous Equilibrium, Dynamic Analysis
2

Model Statik dan Model Dinamik


Paham Deterministik menghendaki supaya ilmu ekonomi lebih
eksak lagi daripada ilmunya yang ada sekarang. Hal itu disebabkan karena
dengan analisis dinamik misalnya, akan dapat dijawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut : apakah fluktuasi yang terjadi dalam suatu
sistem ekonomi nantinya akan mencapai equilibrium yang baru?; kapan
keseimbangan itu akan tercapai (apakah lagi satu minggu, lagi satu bulan,
tiga bulan, empat bulan, enam bulan, atau lagi setahun), berapa besarnya?;
dan bagaimana pola perubahan tersebut, (apakah meningkat atau
menurun?).
Berbeda halnya dengan studi statik yang hanya menggambarkan, dan
membandingkan posisi keseimbangan suatu sistem ekonomi, maka sistem
dinamik menyelidiki gerak dari keseimbangan tersebut, juga
mempertanyakan, bagaimana sebuah sistem berlaku atau bisa terjadi
sepanjang waktu? Apakah ia menunjukkan fluktuasi? Apakah ia
mengembang dengan cara yang tidak terarah? Apakah ia pada akhirnya
mencapai suatu keseimbangan yang baru?

Ciri dari sistim dinamik (dalam kasus ini), adalah adanya unsur
kelambanan (time lag) di dalam model. Model yang dipaparkan dalam
sistem statik mengabaikan kehadiran lag tersebut dan memperlakukan
semua hubungan sebagai sesuatu yang simultan; serta semua variabel
ditentukan pada waktu yang sama. Akan tetapi hubungan ekonomi mungkin
sifatnya berantai, seperti misalnya rumah tangga menerima pendapatan
sebelum mengkonsumsikannya; dunia usaha mengetahui dengan pasti suku
bunga dan kemudian melakukan investasi; GNP naik setelah implementasi
suatu program pengeluaran baru dari pemerintah, dan sebagainya.
Singkatnya, sesuatu terjadi dan kemudian sesuatu lainnya menyusul akan
terjadi pula. Interaksi-interaksi tersebut mungkin bersifat berulang, bukan
hanya sekedar serentak (simultan).
Data-data tentang ekonomi dikumpulkan, dihimpun, dan
dipublikasikan untuk berbagai unit waktu seperti dalam bentuk bulanan,
3

kwartalan, atau tahunan. Akibatnya, hubungan-hubungan yang berulang


dalam suatu kerangka waktu tertentu nampaknya seperti simultan (serentak)
bila diterapkan dalam perspektif waktu lainnya. Misalnya hubungan yang
melibatkan kelambanan (lag) suatu bulan tampak silmutan bila dipandang
dari data kwartalan; sama halnya, hubungan-hubungan dengan kelambanan
suatu kwartal menjadi simultan dalam suatu perspektif tahunan. Dengan
demikian sekali pun jika interaksi-interaksi berulang, kesimultanan
menempati tempat yang penting dalam analisis ekonomi. Oleh karena itu,
maka model dinamik menjanjikan banyak pemahaman yang sering
diabaikan oleh sistem statik.
Model statik dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam sebuah
kerangka dinamik. Model tersebut dibangun (developed) sebagai berikut :

C t = C0 + cYdt C0 > 0,0 dan 0,0 < c < 1 ............. (1)


Yd t = Y t - T t ................................................. (2)
T t = T 0 + xY t T 0 < 0,0 dan 0,0 < x <1 .............. (3)
I t = I0 - vr t I0 > 0 dan v > 0 ......................... (4)
Gt = Go G 0 < 0 ....................................... (5)
Tt = Ct + It + Gt ................................................. (6)

Md t
––– = kY t + (L 0 – mr t ) k > 0 ; L 0 > 0 ; m > 0 ................. (7)
Pt

Ms t M 0
––– = –––– M 0 > 0 ...................................... (8)
Pt Pt

Ms t Md t
––– = –––– ................................................. (9)
Pt Pt

Ct menunjukkan pengeluaran konsumsi riil pada waktu t. Ydt


merepresentasikan disposable income riil ; Y t = output riil (misalnya, GNP
riil); T t = pajak bersil riil; I t = investasi rill r t = suku bunga; G t =
pengeluaran pemerintah riil pada komoditi; MD t = permintaan uang
4

nominal; P t = harga komoditi; dan MS t = supply uang nominal. Simbol


dengan suatu subskript o menunjujkan besaran (variabel) eksogen.
Persamaan (6) adalah kondisi keseimbangan untuk pasar barang; ia
menyatakan bahwa supply agregat Y t sama dengan pemintaan agregat Dt
yang besarnya (D t = C t + It + G t). Persamaan (9) menunjukkan
keseimbangan dalam pasar uang, dimana supply dan permintaan uang riil
adalah sama.
Sebagaimana diketahui, bahwa semua hubungan dalam pasar barang
seperti persamaan (1) sampai dengan (6) diwakilkan oleh persamaan IS
sebagai berikut:
1 1
r t = ––– (C 0 + I 0 + G 0 – CT 0 ) + ––– [ c (1 – x) – 1 ] Y t ..................(10)
v v

Sedangkan hubungan yang terjadi di pasar uang, persamaan (7)


sampai (9) diwakilkan oleh persamaan LM sebagai berikut :

1 M0 k
r t = ––– (–––– - L0 ) + ––– Y t ...............................................
(11)
m Pt m

Dari kedua persamaan ini, maka akan muncul suatu nilai untuk Y t
yakni :
1 v M0
r t = ––– (C 0 + I 0 + G 0 – CT 0 ) + ––– (–––– – L0 ) ] .............................(12)
h m Pt
k
Dimana h = 1 – c (1 – x) + v –––; dan jika dihubungkan dengan r t , maka
m0
akan menjadi :

1 k 1 M
rt = { (C 0 + I 0 + G 0 - cT0 ) - [1 - c (1 - x) ] ( 0 - L 0 )} ........................ (13)
h m m Pt
Y t dan r t ini merepresentasikan nilai-nilai keseimbangan
(equilibrium), karena keduanya memenuhi syarat keseimbangan (6) dan (9).
5

Dengan diketahuinya nilai Y t dan r t ini, maka nilai keseimbangan untuk


semua variabel endogen yang lain dapat ditentukan.
Perubahan-perubahan dari output dapat dideduksi dari persamaan
(12). Jelas sekali, jika variabel eksogen dan parameter tetap tidak berubah
sepanjang waktu, maka demikian juga halnya dengan Yt. Akan tetapi
misalkanlah bahwa pengeluaran pemerintah meningkat sebesar ∆G 0 pada
level baru G o + ∆G 0 secara permanen; maka apa yang akan terjadi pada Yt /
Y t akan naik pada to sebesar ∆Y t = ∆G 0 /h

Dari Model Statik ke Model Dinamik


Perubahan dari model statik ke dinamik dapat dilakukan dengan
memasukkan unsur lag (kelambanan) ke dalam model tersebut. Untuk
sederhananya maka hanya dimasukkan satu lag saja ke dalam model
permintaan dan penawaran barang dan jasa secara agregat. Dengan
merefleksikan suatu periode kelambanan (lag) ke dalam model, maka model
(6) akan menjadi :
Yt = C t - 1 + I t -1 + G t -1 ......................................................................
(6a)

Persamaan tersebut menyatakan bahwa penawaran barang dan jasa


dalam suatu periode tergantung pada dan atau sama dengan permintaan
barang dan jasa pada periode sebelumnya. Tidak seperti dalam model statik
(persamaan 6), maka persamaan (6a) bukanlah suatu kondisi equilibrium
(keseimbangan); akan tetapi adalah suatu hubungan keperilakuan
(behavioral relation) yang menggambarkan bagaimana para pengusaha
memberi respon pada perubahan permintaan.
Dengan dimasukkannya faktor lag ke dalam model, maka akibatnya
model dinamik terdiri dari persamaan (1) sampai dengan (5), persamaan
(6a) dan persamaan (7) sampai dengan (9). Dengan mensubstitusikan
persamaan-persamaan tersebut ke dalam persamaan (6a), maka diperoleh
persamaan :
Yt = [ C 0 - cT0 + c (1 - x)Yt -1 ] + [I 0 - vrt -1 ] + G t -1 ............................................ (14)
6

Tanda kurung besar pertama dan kedua secara berturut-turut


menunjukkan lag komunikasi C t- 1 dan lag investasi I t- 1. Karena tidak ada
perubahan yang terjadi di pasar uang, maka persamaan (11) masih tetap
menunjukkan hubungan yang sama seperti dalam model statik. Akibatnya
dapat digunakan untuk menulis r t - 1 dari persamaan (14) dalam kondisi Y t - 1 .
Kemudian, substitusi ke dalam persamaan (14) dengan mempertimbangkan
unsur waktu dari keseimbangan uang riil, akan diperoleh :

v Ms t -1 vk
Yt = C 0 - cT0 + I 0 + - L 0 ) + [c(1 - x) - ] Yt -1 + G t -1 ..................(15)
m Pt -1 m

Jelas sekali bahwa output dalam suatu periode t, tergantung antara


lain, pada nilainya dalam periode sebelumnya. Berbeda dengan persamaan
(12) yang muncul dari suatu kesamaan antara permintaan agregat dan
penawaran agregat. Kondisi yang demikian itu menggambarkan output
(pendapatan) keseimbangan untuk sistem statis. Berbeda halnya dengan
persamaan (15) yang menggambarkan output aktual untuk model dinamis.
Pengintroduksian suatu lag ke dalam hubungan antara permintaan
dan penawaran dari barang dan jasa, menyebabkan kondisi aktual untuk
keseimbangan dalam pasar tersebut lenyap. Akan tetapi gagasan
keseimbangan dalam barang dapat dipertahankan dengan mendefinisikan
keseimbangan sebagai suatu jalur (path) sepanjang mana suatu
keseimbangan daripada kekuatan itu ada. Suatu arah seperti itu dalam
kenyataannya merupakan perluasan sementara dari definisi statis biasa,
yang mana keseimbangan itu diartikan hanya sebagai suatu titik saja.
Keseimbangan mungkin dimaksudkan sebagai suatu keadaan dalam mana
sebuah sistem merepleksikan dirinya sendiri (dalam ketidakhadiran shock,
dan variabel endogen mempunyai nilai yang tidak berubah sepanjang
waktu), maka jenis keseimbangan ini dapat diistilahkan sebagai suatu
keadaan stationer. Jika tidak diasumsikan demikian, maka variabel endogen
dapat mengembang dengan halus (smooth) sepanjang waktu. Jenis
7

keseimbangan semacam inilah, yang dikenal sebagai keadaan tetap tidak


berubah (ceteris paribus).
Dalam suatu keadaan stasioner, variabel-variabel endogen
menduplikasikan keadaan mereka sebelumnya ; sebagai contoh Y t = Y t-1 =
Y t-2 = … = Y E . Dengan menghadapkan persamaan (15) dengan kriteria
konstan ini, maka diperoleh kesamaan :
1 v M
YE = [C 0 + I 0 + G 0 - cT0 + ( 0 - L 0 )] ........................................(16)
h m P

Semua parameter dan variabel eksogen dianggap stasioner sepanjang


waktu, dan P O menunjukkan tingkat harga tetap. Dari persamaan (11)
nampak dengan jelas bahwa karena output konstan pada Y E , maka tingkat
bungapun konstan juga. Demikian pula halnya dengan variabel-variabel
endogen yang lain, suatu keadaan stasioner juga ada disitu.
Persamaan (16) mempunyai suatu bentuk yang indentik dengan
persamaan (12) dari model statis, dan dengan demikian prilaku nilai-nilai
keseimbangan harus sama dengan keduanya. Ketika G O naik menjadi G O +
∆G O pada waktu tO, pendapatan keseimbangan untuk sistem dinamis naik
pada t O menjadi Y E + ∆G O /h. Akan tetapi tidak seperti model statis, sistem
dinamis dapat menyatakan secara jelas perubahan-perubahan aktual
tersebut.
Sebagai contoh misalnya dalam suatu perekonomian diketahui (data
hipotetis) sebagai berikut :
CO = 6,90 ; c = 0,80 ; T O = -13,80 ; x 0,13 ; IO = 211,75;
v = 5,13 ; k = 0,07 ; L O = 17,78 ; m = 2,51 ; M O = 173,25 dan P t = 0,77. G t
= 250 untuk waktu sebelum t0 , tetapi pada t 0 ia naik sebesar 25 hingga
menjadi 275 dan tetap seperti itu untuk selamanya.
Ada dua nilai keseimbangan yang berlaku untuk output ; yakni satu
sebelum perubahan dalam pengeluaran perintah dan yang lainnya untuk
perubahan setelah itu. Untuk suatu periode sebelum t0 , Y E diperoleh sebesar
1097,09 berdasarkan persamaan (16). Akan tetapi pada waktu t0
keseimbangan meloncat secara permanen ke 1144,53.
8

Bagaimana output aktual berprilaku? Persamaan (15) yang dapat


memberikan jawaban untuk hal ini. Dengan mensubstitusikan nilai-nilai
hipotesis seperti yang terdapat di atas ke dalam persamaan (15), maka
diperoleh :
5,13 173,25
Yt = 6,90 - 0,81 (-13,80) + 211,75 + ( - 176,78) +
2,51 0,77
5,13 (0,07)
+ [0,80 (1 - 0,23) - ] Yt - 1 +Gt - 1 =
2,51

Jadi : Yt = 328,24 + 0,4729 Yt -1 + G t -1 ................................................(17)

Untuk waktu t 0 , maka persamaan (17) akan menjadi Yt 0 = 328,24 +


0,4729 Y to – 1 + G t-1 . Akan tetapi karena G to-1 = 250, dan karena nilai
keseimbangan yang berlaku dalam periode t 0 -1 = 1097,09; karena itu maka,
output aktual pada saat tO sama dengan nilai keseimbangan lama Y t0 =
1097,09. Sekali pun pengeluaran pemerintah naik dari 250 menjadi 275
pada t 0 ; dengan demikian akan membuat permintaan aktual menjadi sebesar
1122,09. Output aktual tidak berubah karena ia tergantung pada permintaan
sebelumnya, bukan dengan permintaan yang sekarang.
Jika produksi tidak meningkat dengan meningkatnya tambahan
pengeluaran pemerintah, maka timbul pertanyaan bagaimana pengeluaran
yang meningkat itu dipenuhi? Hal itu akan dipenuhi melalui penjualan
inventory, yang turun sebanyak 25 unit. Penurunan ini dapat dilihat dengan
mudah sebagai berikut. Misalkan Kt menunjukkan tingkat (jumlah)
inventory pada akhir periode t, maka :
K t = K t-1 + (Y t – D t)
Ini berarti bahwa jumlah inventory pada akhir periode t sama dengan
pada akhir periode sebelumnya plus kelebihan produksi pada periode
sekarang. Dengan suatu kenaikan dalam permintaan agregat sebanyak 25
unit yang tidak diimbangi oleh suatu kenaikan dalam supply, maka jumlah
inventory akan turun sebesar jumlah tersebut.
Keseluruhan proses penyesuaian ini berulang dengan sendirinya
dalam periode berikutnya. Untuk waktu t 0 + 1, persamaan (17) memberikan
9

hasil bahwa Y to + 1 = 328,24 + 0,4729 Y t0 + G to , maka kedua ruas sisi kanan


yang pertama mempunyai jumlah yang persis sama seperti yang mereka
punyai dalam tahap sebelumnya. Akan tetapi karena pengeluaran
pemerintah sekarang sama dengan 275, bukan 250, maka dengan demikian
produksi pada waktu t 0 + 1 menjadi 1122,09. Ia naik sebesar 25 melebihi
nilainya pada waktu t0. Inventory masih menurun, sekarang sebesar 11,823
karena permintaan agregat pada t 0 + 1 sama dengan 1133,92.
Tabel di bawah ini memperlihatkan gerakan output dan inventory
selama proses penyelesaian. Output aktual mendekati dan mencapai
(mengelompok) pada tingkat keseimbangan baru 1144,53. Konvergensi
(pengelompokan) tersebut terus berlangsung dengan incremental output
yang semakin kecil. Akan tetapi inventory justru berjalan dalam arah yang
berlawanan dari suatu anggapan yang mula-mula sebesar 3000 unit, terus
menurun hingga mencapai tingkat yang sama dengan tingkat kenaikan
output.
Jelas, pada inti model tersebut terletak suatu asumsi bahwa di pasar,
inventory tersebut bereaksi secara pasif. Para pengusaha tidak ada yang
mengambil tindakan untuk mempertahankan inventory supaya terus berada
pada tingkat atau target tertentu, baik ditentukan sebagai suatu kuantitas
absolut (seperti 3000 unit) ataupun sebagai suatu kuantitas relatif yang
dihubungkan dengan variabel lain (misalnya, penjualan). Tabel 1 juga
menunjukkan gerakan (perubahan) suku bunga. Suku bunga sebagaimana
halnya dengan pendapatan, memberi respon dalam cara tak terarah, yang
bergerak dari keseimbangan lamanya sebesar 11,385 ke suatu keseimbangan
baru sebesar 12,708.
Jika hasil estimasi seperti yang diperlihatkan oleh tabel 1, digambar
ke dalam suatu grafik, maka gerakan dari perubahan tersebut akan nampak
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1 dibawah ini.
10

Tabel 1. Hasil Estimasi Output Aktual (GNP riil)


Inventory, Suku Bunga dan Pengeluaran Pemerintah

Output Inventory Suku Pengeluaran


Periode
Aktual Perubahan Jumlah Perubahan Bunga Pemerintah
t Yt Yt - Y t -1 Kt K t - K t -1 rt Gt
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
t0 - 1 1097,09 0,000 3000,00 0,000 11,385 250,00
t0 1097,09 0,000 2975,00 -25,000 11,385 275,00
t0 + 1 1122,09 25,000 2963,18 -11,823 12,082 275,00
t0 + 2 1133,92 11,823 2957,59 -5,592 12,412 275,00
t0 + 3 1139,51 5,592 2954,94 -2,644 12,568 275,00
t0 + 4 1142,15 2,644 2953,69 -1,251 12,642 275,00
t0 + 5 1143,40 1,251 2953,10 -0,591 12,677 275,00
t0 + 6 1144,00 0,591 2952,82 -0,280 12,693 275,00
t0 + 7 1144,28 0,280 2952,69 -0,132 12,701 275,00
t0 + 8 1144,41 0,132 2952,62 -0,063 12,705 275,00
t0 + 9 1144,47 0,063 2952,59 -0,030 12,706 275,00
t0 + 10 1144,5 0,030 2952,58 -0,014 12,707 275,00
t0 + 11 1144,51 0,010 2952,57 -0,010 12,708 275,00
t0 + 12 1144,52 0,010 2952,57 0,000 12,708 275,00
t0 + 13 1144,52 0,000 2952,57 0,000 12,708 275,00
t0 + 14 1144,53 0,010 2952,57 0,000 12,708 275,00
t0 + 15 1144,53 0,000 2952,57 0,000 12,708 275,00
t0 + 16 1144,53 0,000 2952,57 0,000 12,708 275,00
t0 + 17 1144,53 0,000 2952,57 0,000 12,708 275,00

Keterangan : diolah dari data hipotesis


11

Gambar 1.
Grafik Hasil Estimasi Output Aktual (GNP Riil), Inventory, Suku Bunga
dan Pengeluaran Pemerintah

3500
∆ Output Aktual (Yt) S Jumlah Inventory
(Kt)
Suku bunga (rt)   Pengeluaran
Pemerintah (Gt)
3000

2500

1500

1000

500

0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
12

General Solution Untuk Model Dinamik


Model equilibrium income yang disajikan oleh persamaan (15) di
atas merupakan bentuk persamaan yang telah direduksi untuk pendapat riil
(output). Persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menghasilkan
sifat eksogen dari supply uang riil dan pengeluaran riil pemerintah. Maka
dengan demikian kemudian akan menjadi :
vk v M
Yt + [ - c (1 - x) ] Yt -1 = C 0 + I 0 + G 0 - cT0 + ( 0 ) .........................
m m P0
(18)

Persamaan (18) mempunyai komponen homogenous :


vk
Yt + [ - c (1 - x) ] Yt -1 = 0 yang diterjemahkan ke dalam
m
vk
Yt +1 + [ - c (1 - x) ] Yt = 0
m

Dengan memisalkan Y t = φ ' yang merupakan suatu trial solution,


maka :
ck vk
φ t+t + [ - c (1 - x) ] φ ' = 0 dan φ ' {φ + [ - c (1 - x)]} = 0
m m
sulit sekali untuk dapat dipenuhi oleh persamaan pembantu.
vk
φ = c (1 - x) −
m

General solution dari komponen homogenous persamaan (18) adalah


:
vk t
Y G t = A [c (1 - x) − ]
m
dimana A adalah suatu konstanta sembarang. Sedangkan particular
solution untuk non homogenousnya merupakan suatu keadaan
equilibrium yang stasioner, akibatnya :
13

v M0
C 0 + I 0 + G 0 - cT0 + ( - L0 )
m P0
YE =
vk
1 - c (1 - x) +
m

Dengan demikian, maka general solution persamaan (18) sekarang


adalah :
v M0
C 0 + I 0 + G 0 - cT0 + ( - L0 )
vk t m P0
Yt = A [c (1 - x) - ] +
m vk
1 - c (1 - x) +
m
Persamaan ……………………………………………………………(19)
Persamaan (19) menunjukkan bahwa perbedaan persamaan (18)
menghasilkan suatu konvergensi yang langsung pada keseimbangan yang
vk
baru, asalkan dipenuhi syarat : 0 < [c (1 - x) - < 1 . Kapan kondisi ini
m
terpenuhi? Jawabannya tergantung kepada kapan nilai :
vk
c (1 - x) > ………………………………………………………. (20)
m

Dimana c (1 – x) adalah efek yang disebabkan oleh perubahan satu


unit pendapatan pada permintaan barang dan jasa secara keseluruhan. Ia
mengukur efek langsung dari perubahan pendapatan. Tetapi suatu
perubahan dalam pendapatan juga mempengaruhi permintaan barang dan
jasa secara tidak langsung melalui pengaruh suku bangsa pada permintaan
investasi. Besarnya pengaruh tak langsung ini adalah vk/m. sebagaimana
yang ditunjukkan oleh persamaan LM (persamaan 11), yang menyatakan
bahwa perubahan satu unit dalam pendapatan, akan mengubah suku bunga
sebesar k/m unit, yang selanjutnya akan mengubah investasi sebesar vk/m
melalui persamaan (4). Pertidaksamaan (20) mengatakan bahwa efek positif
akan terjadi bila efek langsung dari perubahan pendapatan mendominasi
pengaruh tak langsung tersebut. Kondisi ini adalah kondisi yang terkenal
dengan kondisi stabilitas (stability condition).
14

Supaya c (1 – x) – vk/m lebih kecil dari satu, maka pertidaksamaan


k 1
> [1 - c (1 - x)] ……………………………………………………(21)
m v
harus berlaku. Sisi kiri dan sisi kanan dari pertidaksamaan (21) masing-
masing merupakan slope dari persamaan LM (persamaan 11) dan persamaan
IS (persamaan 10). Oleh karena itu, maka dari kurve LM yang berslope
positif dan dari kurve IS yang berslope negatif, akan menjamin bahwa c (1
– x) – vk/m mempunyai nilai di bawah satu.
Untuk mengaplikasikan persamaan (19) pada contoh yang
ditunjukkan oleh tabel 1, maka nilai konstanta sembarang A harus
ditentukan terlebih dahulu. Perhitungan ini memerlukan suatu kondisi awal.
Pada t = 0, bila suatu kenaikan permanen dalam pengeluaran pemerintah
dari 250 sampai 275 mengganggu equilibrium semula, maka pendapatan
akan sama dengan 1097,09. Equilibrium yang baru adalah 1144,53. Dengan
demikian, bila t = 0, maka persamaan (19) menghasilkan:
1097,09 = A + 1144,53. Jadi A = -47,44. Maka persamaan yang berlaku
kemudian akan menjadi :
Y t = -47,44 (0,4729) t + 1144,53……………………..……………. (22)
Untuk t = 2 (untuk periode kedua setelah kenaikan dalam
pengeluaran pemerintah), maka persamaan (22) akan menghasilkan Y 2 =
1133,92. Untuk t = 5 dan t = 10 ia menghasilkan Y 5 = 1143,41 dan Y 10 =
1144,53. Dengan melakukan pembulatan seperlunya, maka nilai-nilai ini
sama dengan yang dihasilkan oleh persamaan (17) dan yang tercantum
dalam tabel 1.
Berdasarkan hasil estimasi seperti tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan terjadinya perubahan hanya sebesar 25 unit saja dalam
pengeluaran pemerintah yakni yang sebelumnya (periode t0 – 1) sebesar
250 menjadi 275 pada periode sekarang ( t 0 ), menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang cukup mendasar dalam berbagai aspek
seperti yang terjadi dalam pendapatan, dalam inventory, dan pada
tingkat bunga.
15

2. Perubahan dalam pendapatan mulai terjadi pada periode pertama (t0 +1)
yaitu sebesar 1122,09; kemudian pada periode kedua menjadi 1133,92;
pada periode ketiga sebesar 1139,51; dan terus meningkat pada periode-
periode selanjutnya (lihat kolom (2) tabel 1). Jika dilihat kolom (3),
maka perubahannya adalah meningkat terus menerus pola yang semakin
lama semakin mengecil. Mulai pada periode ke empat belas nampaknya
tidak terjadi lagi perubahan dalam pendapatan. Ini berarti bahwa
equilibrium parsial dalam pendapatan terjadi pada periode ke empat
belas. Besarnya adalah 1144,53.
3. Berbeda halnya dengan pendapatan, maka perubahan yang terjadi dalam
inventory justru menunjukkan arah yang berlawanan. Perubahan dalam
inventory terus menurun ; mulai dari kondisi awalnya sebesar 3000,00
kemudian menurun menjadi 2975,00 dan terus menurun sampai pada
periode ke sebelas (kolom 4). Akan tetapi pola penurunannya semakin
lama semakin besar (kolom 5). Sejak periode ke sebelas tidak lagi
nampak terjadinya perubahan dalam inventory. Ini berarti equilibrium
telah tercapai pada periode tersebut, yakni tiga periode lebih awal dari
tercapainya equilibrium di dalam pendapatan. Besarnya adalah 2952, 57.
4. Kolom (6) tabel 1 menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi di
dalam tingkat suku bunga. Suku bunga perkembangannya meningkat
terus mulai dari periode pertama (t0 + 1) sebesar 12,082 sampai akhirnya
pada periode ke sebelas 12,708 dan sejak itu tidak lagi menunjukkan
akan terjadinya tanda-tanda perubahan. Bersamaan dengan tercapainya
equilibrium di dalam inventory, maka keseimbangan dalam suku bunga
juga terjadi pada periode ke sebelas. Keseimbangan tersebut tercapai
pada tingkat suku bunga sebesar 12,708.
5. Equilibrium simultan (secara bersama-sama) terjadi pada periode yang
ke empat belas, baik dalam pendapatan, dalam inventory, maupun pada
tingkat suku bunga, besarnya pendapatan keseimbangan pada periode
tersebut adalah sebesar 1144,53; inventory keseimbangan sebesar 2852,
57; dan tingkat suku bunga keseimbangan sebesar 12,708.
16

DAFTAR PUSTAKA

Alpha C. Chiang. 1984. Fundamental Methods Of Mathematical Economics .


3 rd Edition. McGraw-Hill Inc.
Branson William H. 1989. Macroeconomic Theory And Policy . Harper &
Row Publisher. Singapore.
Miller, Ronald E, 1979. Dynamic Optimization and Economic Applications.
McGraw-Hill International Book Company. New York.
Neal F and Shone R. 1976. Economic Model Building. The Macmillan Press
LTD. London and Basing stoke.
Pindyck, Robert S and Rubinfeld, Daniel l, 1991. Econometric Models and
Economic Forcasts. Third Edition. McGraw-Hill Book Co.
Singapore.
Supranto J. 1987. Matematik Untuk Ekonomi dan Bisnis. Buku Dua.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Yamane, Taro. 1962. Mathematics For Economist an Element Survey.
Harper & Row Publishers.

I Wayan Wita Kesumajaya, dosen matematika ekonomi Fakultas Ekonomi


Universitas Udayana ini adalah alumnus Program Pascasarjana, Universitas
Padjadjaran, Bandung, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
(IESP), tahun 1998. Telp (0361) 224133, Hp (087) 861026131

Você também pode gostar