Você está na página 1de 2

AYAH

Waktu terus bergulir

Tak peduli pagi, siang, sore ataupun malam

Engkau mengerahkan seluruh jiwa ragamu demi mengumpulkan rupiah

Bertaruh nafas, keringat, otak sampai nyawa

Semua itu hanya untuk melihat buah hatimu tumbuh sehat

Ketika aku jauh,

Setiap menit, setiap jam, dan setiap waktu ibu selalu menelponku

Hanya untuk mengetahui keadaanku

Tapi, dimana engkau ayah?

Aku berharap mendengar engkau berkata “apa kabar, Nak?”

Tapi, ternyata semua itu salah

Engkaulah yang menyuruh ibu untuk mengetahui keadaanku

Maaf ayah,

Anakmu yang nakal ini sudah berburuk sangka padamu

Ayah,

Sekarang telah tiba waktunya

Waktu dimana telah dating seorang pria untuk memintaku padamu

Di sebuah pelaminan yang megah

Aku bersanding dengan pasangan hidupku

Tapi, dimana engkau ayah?

Mengapa tidak berdiri disini mendampingiku?


Dan, kulihat engkau di kebun belakang sedang menangis

Setelah bertahun-tahun berada di pelukanmu

Kini aku meninggalkanmu

Dengan rambut yang memutih

Dengan keriput di wajahmu

Terima kasih ayah

Você também pode gostar