Você está na página 1de 3

Leonardus Aditya Saka Utama

090417930
Enron Scandal
(ask why?) dibelakang “FRAUD” yang dilakukan

2 Desember 2001 merupakan hari kelam yang tercatat dalam sejarah Amerika Serikat,
sebanyak 4000 orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Enron
Corporation yang merupakan sebuah perusahaan negeri Amerika yang berbasis di Houston,
Texas, Amerika Serikat. Sebelum kebangkrutannya di akhir tahun 2001, Enron Corporation
memiliki sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di
dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta dalam komunikasi. Enron
didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari
Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights
and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini secara bertahap dan pasti dibubarkan
antara 1941 dan 1947 melalui penawaran saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural
Gas mengorganisir dirinya sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan
Northern Natural Gas di Pasar Saham New York (New York Stock Exchange).
Pada tahun 2000 Enron mengaku penghasilannya berjumlah $101 milyar dan terus
menggenjot sahamnya sehingga menjadi anak emas di lantai bursa wall street.
Akan tetapi segala miliar’an keuntungan yang diperoleh Enron Corporation seakan
menguap. Ask why??(Tanya kenapa?) apabila diteliti lebih lanjut, akan muncul beberapa
keanehan dalam Enron Coporation, mulai dari kegagalan dalam proses bisnis dan manajemen,
lalu yang paling krusial adalah adanya kasus fraud yang dilakukan di Enron Corporation
(terjadi penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif).
Proses bisnis yang dilakukan Enron Corporation terganggu akibat adanya credit rating
perusahaan yang menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai perusahaan
trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan
perusahaan lain. Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan
hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet)
kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi
ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang
tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan
saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh.
Untuk menanggulangi kemerosotan nilai investasi yang semrawut dan kinerja yang buruk
maka Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa
keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke
rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang
dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan
untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk
memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.
Selain itu Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) ikut
melaksanakan tindakan tidak terpuji dengan melakukan pemeriksaan dan memberikan
kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting
practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi
untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu
Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron,
$5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. Pihak lain terkait dengan
penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif diantaranya
adalah konsultan hukum pihak Enron Corporation (Vinson & Elkins), pihak Regulator
(Federal Energy Regulatory Commission / FERC), dan juga pasar hutang (Standard & Poors
serta Moody’s).
Belum lagi masalah terselubung yang menyinggung tentang beberapa pihak
pemerintahan kala itu (George W. Bush) juga ikut terseret, tercatat 35 pejabat penting
memiliki saham di perusahaan bermasalah tersebut (Enron Corporation).
Dengan adanya skandal Enron yang menorehkan sejarah kelam dalam dunia bisnis di
Amerika Serikat, dapat diambil sebuah kesimpulan :
• Diperlukan pihak-pihak yang memiliki akuntanbilitas tinggi sehingga dapat
menutup peluang untuk melakukan fraud (penipuan akuntansi yang sistematis,
terlembaga, dan direncanakan secara kreatif), misalnya Akuntan publik yang
melakukan pemeriksaan harus bersifat independen, dan menjunjung kode etik
profesi.
• Para investor harus berhati-hati dalam menjalankan investasi dan berprinsip
pada aspek legalitas. Selain itu juga tidak langsung percaya pada nama
besar/reputasi besar suatu perusahaan.
Daftar pustaka
/http://wikipedia.enron.com
/http://accounting.warna-warni.com

Você também pode gostar