Você está na página 1de 2

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Inggris yang mengatakan, “Life is riding a

bicycle, to keep your balance you must keep moving” (Hidup itu seperti
mengendarai sepeda, untuk tetap menjaga keseimbangan Anda, Anda harus
tetap bergerak maju). Kira-kira seperti itu filosofinya.

Kedengarannya mungkin sederhana sekali, dan semua orang mungkin


mengetahui hal ini. Tapi sekali lagi pertanyaannya, “Apakah kita bisa benar-
benar mempraktekkan filosofi sepeda ini ketika masalah besar datang kepada
kita?”

Saya pernah berkali-kali menghadapi masalah-masalah cukup serius dalam


kehidupan saya, tidak jarang karena masalah-masalah berat ini, saya sampai
menitikkan air mata.
Namun saya tidak punya pilihan lain kecuali untuk terus melangkah maju.
Ketika saya terpuruk dan mengalami depresi hebat karena masalah yang
menimpa saya, perumpaannya berarti saya berhenti mengayuh sepeda
kehidupan yang saya kendarai. Kemudian apabila saya berlama-lama meratapi
“kejatuhan” saya dari sepeda, berarti saya cuma menangisi luka yang
ditimbulkan akibat saya jatuh dari sepeda tanpa berusaha untuk bergerak
dan mengobati luka itu hingga bisa cepat sembuh.

Ya, masalah dalam hidup ini memang seringkali datang seketika. Kita bisa
jatuh seketika dari sepeda kehidupan yang kita kendarai. Dalam situasi
seperti itu, kita hanya akan dihadapi oleh dua pilihan : bangun lagi dan
mengendarai lagi sepeda kehidupan kita ke tempat yang ingin kita tuju atau
meratapi dan menangisi rasa sakit akibat jatuh dari sepeda kehidupan kita
dan tidak pernah sampai ke tempat yang ingin kita tuju.

Saya senang belajar dari para guru-guru besar di seluruh dunia. Dari mereka
saya mengetahui bahwa ketika mereka hidup, mereka membawa sepeda
kehidupan yang besar dan berat sehingga saat mereka jatuh dari sepedanya,
rasa sakit yang ditimbulkan lebih besar dibanding sepeda biasa yang
dikendarai orang-orang biasa pada umumnya.

Namun yang membedakan orang-orang besar ini dengan orang biasa. Ketika
mereka jatuh dari sepeda kehidupan mereka yang besar ini. Mereka
mengangkat lagi sepeda besarnya dengan segenap tenaga, kemudian perlahan-
perlahan menaiki sepeda mereka, dan coba mengayuh-mengayuh dan terus
mengayuh pedal sepeda mereka hingga menuju garis finis cita-cita mereka.

Saya menyadari bahwa ketika tulisan ini saya buat, saya belumlah menjadi
“pebalap sepeda kehidupan yang sempurna”, terkadang saya masih mengurangi
kayuhan pedal sepeda yang saya injak, bahkan sering juga ketika saya
terjatuh dari sepeda kehidupan, saya duduk termenung berlama-lama
meratapi sakit.
saya telah membuat motivasi pribadi untuk diri sendiri, bahwa saya harus
terus mengayuh sepeda kehidupan saya, yang mana pada saat saya menulis ini,
saya baru jatuh dari sepeda kehidupan yang saya kendarai. Maka sebagai
wujud perjuangan yang sangat erat dengan dunia sepeda maka akhirnya
terbentuk lah www.sansida.co.cc ini pada tanggal 1 Oktober 2010,

Mulai lah bersepda dan rasakan kenikmatan setiap kayuh nya


Kriiing… kriing.. kriing.. bunyi sepeda.. sepedaku roda dua….

Você também pode gostar