Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
IPTEK yang semakin pesat. Cara berfikir seperti ini dikembangkan melalui
belajar matematika, karena memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat antara
pendidikan selalu baik dan berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
1
2
pegangan untuk siswa dan guru. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan namun
hasil belajar matematika siswa belum memuaskan dengan kata lain hasil belajar
dilihat dari rata-rata hasil kuis siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran
yaitu 60. Selain itu dapat dilihat dari tabel secara keseluruhan nilai rata-rata siswa
Lintau Buo pada tanggal 13 Januari 2010, ada beberapa faktor yang
pembelajaran yang dilaksanakan guru bersifat monoton, dimana guru yang banyak
berperan dalam belajar sedangkan siswa kurang aktif atau cendrung pasif,
3
sehingga aktifitas siswa hanya mencatat dan mendengarkan saja. Jarang siswa
yang mau bertanya atau berdiskusi sehingga siswa kurang bisa menyelesaikan
kooperatif yang banyak melibatkan siswa dalam belajar. Namun hasil belajar
rendah.
mengajak siswa untuk mampu berfikir lebih kritis dan menjadi lebih aktif dalam
untuk mewujudkan hal di atas agar siswa mampu dalam memecahkan masalah
sehingga siswa dapat berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan analisis adalah
akan mendorong peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran. Anak yang
4
tinggi.
Model pembelajaran NHT ini lebih banyak melibatkan siswa dalam belajar. NHT
merupakan model diskusi kelompok yang lebih banyak menuntut keaktifan siswa
dan setiap siswa harus dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru, karena
diberikan.
2011”
B. Identifikasi Masalah
3. Siswa kurang aktif dan kurang berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan
analisis
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti
pada hasil belajar matematika siswa yang rendah dan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah yang masih rendah. Hal ini diperkirakan dapat diatasi
D. Rumusan Masalah
atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah hasil belajar
Model Numbered Head Together (NHT) lebih baik dari hasil belajar matematika
E. Asumsi
sekolah
(KTSP)
4. Hasil tes yang diberikan pada akhir penelitian merupakan gambaran tentang
F. Tujuan Penelitian
Head Together (NHT) lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan
G. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti sebagai bekal calon guru yang nantinya bisa diterapkan di
sekolah
2. Bagi guru matematika SMAN 1 Lintau Buo, diharapkan menjadi salah satu
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
dan tingkah laku seperti dijelaskan oleh Abu (2002:279) bahwa : “Belajar
merupakan suatu proses yang terjadi pada diri seseorang, sehingga setelah
7
8
dengan mudah dan sistematik untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih
pengetahuan bagi dirinya sendiri dan bukan hanya transformasi dari guru.
strategi yang dapat membuat peserta didik berfikir kritis, logis, sistematis,
kemampuan akademik.
terdiri dari siswa dengan kemampuan akademik rendah, sedang dan tinggi.
sama. Selain itu, pengelolaan kelas menjadi semakin mudah di mana guru
sebagai berikut :
10
nomor 2, 24, 11, dan 14. Kemudian untuk kelompok selanjutnya dilakukan
pemecahan masalah:
a.Identifikasi permasalahan
b. Representasi permasalahan
c.Perencanaan pemecahan
d. Menerapkan / mengimplementasikan perencanaan
e.Menilai perencanaan
f. Menilai hasil pemecahan
kita sudah membuat perencanaan yang baik dan diterapkan sesuai dengan
kelas tradisional.
a. Fase 1 : Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang
dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi.
c. Fase 3 : Befikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu
dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban
tim.
d. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Ciri khas dari NHT adalah guru menunjuk seorang siswa dengan
sehingga siswa bisa berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan analisis.
a. Fase 1 : Penomoran
siswa.
Dalam fase ini siswa akan mencari solusi dari pertanyaan atau
1) Identifikasi permasalahan
2) Representasi permasalahan
3) Perencanaan pemecahan
5) Menilai perencanaan
d. Fase 4 : Menjawab
Dalam fase ini guru akan memanggil satu nomor dari kelompok
yang dihadapi, saling tukar ide antar siswa dan memperdebatkan alternatif
6. Hasil Belajar
diterimanya.
19
7. Pembelajaran Konvensional
8. Penelitian Relevan
yang dipakai adalah tipe Polya. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Oktaria (2009) yang meneliti tentang
matematika siswa.
20
B. Kerangka konseptual
baru dibidang IPTEK maka semakin tinggi pula tuntunan untuk lulusan sekolah
yang memiliki sikap kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mau bekerja sama secara
efektif. Untuk itu penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu cara yang
di kelas. Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran tergantung pada
Solso dalam model NHT membutuhkan peran guru untuk membimbing dan
mengarahkan cara berfikir siswa, sehingga terlatih untuk berfikir secara kritis,
memahami materi sehingga diperoleh hasil belajar matematika yang lebih baik.
21
Strategi Pemecahan
Siswa Masalah Solso dalam Hasil
Model NHT Belajar
C. Hipotesis
belakang masalah dan kajian teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
Solso dalam Model Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang
objek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
Keterangan :
T = Tes Akhir
1. Populasi
22
23
adalah siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo yang terdaftar pada tahun
pelajaran 2010-2011.
2. Sampel
dilaksanakan, maka sampel yang dibutuhkan ada dua kelas yaitu kelas
populasi lebih besar dari taraf nyata yang ditetapkan yaitu α =0,05,
2 2 2 2 2 2 2 2
H0 : σ 1 =σ 2= σ 3 =σ 4 =σ 5 =σ 6 = σ 7 =σ 8
H1 : jika salah satu tanda tidak sama
Untuk interpretasi uji ini, dapat kita lihat chart yang dihasilkan . Jika
irisan selang kepercayaan itu kosong, maka dikatakan kelompok
25
pertama adalah kelas eksperimen yaitu kelas X.5 dan kelas yang
1. Variabel
2. Data
a. Jenis Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data yang
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang yang diperoleh dari orang lain. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang jumlah siswa dan
hasil kuis siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran 2010-
2011
b. Sumber Data
2. Data sekunder bersumber dari tata usaha dan guru bibang studi
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kelas Eksperimen
Perkiraan Aktivitas
Guru Siswa
1) Pendahuluan (± 10 menit)
a) Guru membuka pelajaran
b) Guru menyampaikan apersepsi Siswa memperhatikan penjelasan
c) Guru menyampaikan tujuan guru
pembelajaran
d) Guru memotivasi siswa
e) Guru memperkenalkan Strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam
model NHT
Fase 1 : Penomoran
a) Guru mengelompokkan siswa secara Siswa duduk dalam kelompok
heterogen, masing-masing kelompok masing-masing
beranggotakan 3-5 orang dan setiap
anggota kelompok diberi nomor
antara 1-5
diberikan guru
b) Guru mengontrol siswa dalam
menyelesaikan masalah dengan cara :
1) Guru membimbing siswa dalam Siswa melakukan identifikasi
melakukan identifikasi masalah terhadap masalah yang diberikan
guru
2) Guru membantu siswa untuk Siswa merumuskan permasalahan
merumuskan dan memahami
masalah secara benar
Fase 4 : Menjawab
a) Guru memanggil satu nomor dari Siswa yang nomornya sesuai
kelompok tertentu secara acak mengacungkan tangan
b) Guru menyuruh siswa yang sudah Siswa yang terpanggil
dipanggil nomornya tersebut mempresentasikan hasil kerja
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya
kerja kelompoknya di depan kelas
c) Guru memberikan penegasan Siswa memperhatikan penjelasan
terhadap hasil kerja kelompok guru
yang dipresentasikan
3) Penutup (± 10 menit)
b. Kelas Kontrol
Perkiraan Kegiatan
Guru Siswa
a. Pendahuluan (± 10
menit)
b. Kegiatan inti (± 70
menit)
Siswa memperhatikan penjelasan
Eksplorasi : guru
1) Guru menjelaskan materi secara rinci Siswa bertanya kepada guru
2) Guru memberikan contoh soal
3) Guru meminta siswa bertanya
mengenai hal-hal yang tidak mengerti
Siswa mengerjakan latihan yang
Elaborasi : disuruh guru
Guru menyuruh siswa mengerjakan
latihan
Siswa memperhatikan penjelasan
Konfirmasi : guru
Guru membahas soal yang dianggap
sulit bagi siswa
3. Tahap Penyelesaian
30
Tahap ini dilaksanakan tes akhir. Tes akhir ini dilaksanakan setelah
pokok bahasan berakhir, tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
4. Instrumen Penelitian
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
sebagai berikut :
1. Menyusun Tes
kesahihan suatu alat ukur. Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini
31
mengemukakan bahwa :
kesukaran. Agar soal yang disusun itu memiliki kriteria yang baik maka
penelitian dan sekolah uji coba memiliki kemampuan akademis yang tidak
jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat dari KKM sekolah tempat penelitian
a) Indeks Kesukaran
32
tes tergolong mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan taraf kesukaran
X́
IK =
Skor maksimal butir soal
Ket :
X́ = Rata-rata
Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran setiap butir soal tes uji coba maka
soal yang termasuk mudah adalah soal nomor 1a, 2a, dan 3b, sedangkan soal yang
termasuk sedang adalah soal nomor 1b, 2b, 3a, 4a, 4b (lampiran XI hal. 80)
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai dengan siswa yang tidak pandai. Untuk menentukan daya pembeda soal
digunakan rumus :
Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, maka semua soal diterima
c) Reliabilitas Soal
Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya
∑ σ
r 11 =
k
k−1 (
1−
σ
t
2
b2
)
Dimana :
σ2
t = Variansi total
Reliabilitas Kriteria
0,80<r 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60<r 11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40<r 11 ≤ 0,60 Sedang
0,20<r 11 ≤ 0,40 Rendah
0,00<r 11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi (2002:171)
34
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal uji coba diperoleh r11= 0,71
yang berarti soal berada pada kriteria reliabilitas tinggi, ini menunjukkan bahwa
diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan uji t. Sebelum menguji hipotesis dengan uji t terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, karena kedua uji ini
merupakan syarat perlu dan cukup untuk uji t. Untuk menguji ketiganya
a. Uji Normalitas
Uji yang digunakan adalah uji Anderson Darling dengan bantuan software
Minitab. Untuk interpretasi uji ini dengan memperhatikan P-Value. Jika P-Value
yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan ( α ) maka tolak H0
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah skor hasil belajar
2 2
H0 : σ 1 =σ 2
2 2
H1 : σ 1 ≠σ 2
Variansi terbesar
F=
Variansi terkecil
1
daftar dari distribusi F dengan peluang ∝ sedangkan derajat kebebasan ( v 1 , v 2 )
2
minitab. Untuk interpretasi uji ini, dapat kita lihat chart yang dihasilkan . Jika
c. Uji Hipotesis
mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik
dari hasil belajar matematika kelas kontrol. Berdasarkan hipotesis penelitian yang
dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis statistik sebagai
berikut :
H0 : μ1 =μ 2
H 1 : μ 1 > μ2
36
Dimana :
yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-
x́ 1− x´2
t=
1 1
s
√ +
n1 n2
dengan:
2 ( n1 −1 ) s 21+(n1−1) s 22
s=
n1 +n2 −2
dimana :
terima hipotesis H 0 : jika thitung ¿ t tabel (1−α ) dengan dk = ( n 1+ n2−2 ) selain itu
H 0 ditolak.
37
diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (α) maka tolak H0
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang
diperoleh dari tes akhir yang diberikan pada kedua kelas sampel, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yang berjumlah 37 siswa,
yang mengukuti tes 36 siswa dan pada kelas kontrol berjumlah 35 siswa, yang
mengikuti tes 31 siswa. Dari skor tes hasil belajar siswa pada kedua kelas ini
dan skor terendah (X min ), hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel:
Tabel 12. Perhitungan Rata-Rata (x́), Simpangan Baku (s), Skor Tertinggi
(X maks ) dan Skor Terendah (X min ) Tes Hasil Belajar Siswa
pada Kelas Sampel.
Kelas Sampel x́ s X
X maks
min
Eksperimen 74,11 12,30 100 48
Kontrol 63,09 11,93 85 35
Sumber: Data dalam tabel dapat dilihat pada lampiran XX hal 88
38
eksperimen lebih besar dari skor rata-rata siswa pada kelas kontrol dan simpangan
baku skor siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan baku
kelas kontrol yang artinya kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
B. Analisis Data
Sesuai hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
Head Together (NHT) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan
satu pihak. Untuk menggunakan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas.
1. Uji Normalitas
dan kelas kontrol diperoleh P-value = 0,172 berarti P-value kelas sampel lebih
bahwa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pencaran titik mendekati garis
lurus. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelas sampel
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XVIII
hal 85.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah skor hasil belajar
pada kedua sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Hipotesis
H 0 :σ 21=σ 22
H 1 : σ 21 ≠ σ 22
diperoleh P-value = 0,870 lebih besar dari α dan terdapat irisan pada tiap
selang maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan skor hasil belajar kedua
kelas sampel adalah homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
3. Uji Hipotesis
40
mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik
yang dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis statistik
sebagai berikut :
H 0 :μ❑1 =μ❑
2
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homegenitas diketahui bahwa skor
tes hasil belajar siswa pada kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki
variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji-t satu pihak dengan bantuan
maka tolak H 0dan terima H 1 (lampiran XX hal 87). Maka dapat disimpulkan
2010-2011.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis tes akhir terdapat bahwa rata-rata hasil belajar
12,30 dan kelas kontrol adalah 63,09 dengan simpangan baku 11,93. Berarti
value = 0.000 lebih kecil dari α =0,05, ini berarti terima hipotesis yang
pemecahan masalah Solso dalam model Numbered Head Together (NHT) lebih
2010-2011.
mendiskusikan masalah yang dihadapi, saling tukar ide antar siswa dan
belajar dalam kelompok. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberitahukan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran konvensional.
B. Saran-Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
Riduan (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Mudah. Bandung : Alfabeta
Lampiran I
18 20 40 45 30 60 60 45 65
19 35 40 55 60 60 45 65 70
20 80 30 65 55 40 60 50 80
21 55 35 75 60 55 60 60 50
22 75 45 35 75 50 75 75 60
23 60 60 35 35 45 75 40 65
24 60 35 70 40 35 60 70 55
25 75 30 75 40 60 30 35 35
26 65 70 60 35 60 35 60 80
27 50 50 75 60 55 55 50 50
28 40 60 40 60 50 40 80 60
29 50 35 60 45 40 60 75 75
30 60 40 55 90 50 70 65 60
31 65 55 60 75 35 30 70 45
32 55 50 60 55 65 65 55 65
33 40 40 60 80 70 50 65 50
34 35 40 60 55 60 65 45
35 55 65 35 50 80 60 80
36 50 65 70 50 75
37 50 30 65
38 50
Lampiran II
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
20 30 40 50 60 70 80
X.1
Average: 54,2857 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 16,5006 A-Squared: 0,402
N: 35 P-Value: 0,341
47
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80
X.2
Average: 50,8571 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 14,3735 A-Squared: 0,607
N: 35 P-Value: 0,106
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80 90
X.3
Average: 55,5405 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 14,8035 A-Squared: 0,668
N: 37 P-Value: 0,075
48
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80 90
X.4
Average: 52,8947 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 15,6668 A-Squared: 0,690
N: 38 P-Value: 0,066
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
32 42 52 62 72 82 92 102
X.5
Average: 58,2432 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 14,6826 A-Squared: 0,501
N: 37 P-Value: 0,195
49
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80
X.6
Average: 56,6667 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 13,2557 A-Squared: 0,722
N: 36 P-Value: 0,054
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80
X.7
Average: 61,3889 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 13,2886 A-Squared: 0,552
N: 36 P-Value: 0,144
50
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
30 40 50 60 70 80
X.8
Average: 58,3333 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 14,3976 A-Squared: 0,411
N: 33 P-Value: 0,323
Lampiran III
51
X.1
Bartlett's Test
X.2
Test Statistic: 1,954
P-Value : 0,924
X.3
X.4
Levene's Test
X.5
X.8
10 15 20 25
Lampiran IV
52
Kelompok 1 Kelompok 6
1. Raudatul jannah 1. Eka Pramana Putri
2. Wardian Yuliansyah 2. Elfita Nuriski
3. Galang Sattia Budiman 3. Fauzi Mariani
4. Leni Fitri 4. Darma Yulia Inanda
Kelompok 2 Kelompok 7
1. Nanda Rahim 1. Siska Amelia
2. Widia Asri Wulandari 2. Noval Adrianto
3. Kensi Kanesta 3. Ahmad Rivandi
4. Lelen Elfina 4. Ririn Syafiti
Kelompok 3
Kelompok 8
1. Anisa FItratul Husna
2. Ariano Sagita 1. Dwi Putri Arizona
3. Nanda Alzeta Pratama 2. Diki Kurniadi
4. Indah Prmata Sari 3. Fajar Ramadan
4. Retno Novita
Kelompok 4
Kelompok 9
1. Emilya Febriani
2. M. Iqbal 1. Lailatul Isra
3. Santi Palupi 2. Lina Mala Sari
4. Wita Rahmawat 3. Sintia Amriza Melia
Kelompok 5 4. Fillia Narulita
5. Yola Musa Fitri
1. Risky ALfitri
2. Iftita Rahmi
3. Robi Parlint
4. Dila Novri Yeni
Lampiran V
A. Standar Kompetensi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Mengetahui bentuk pangkat positif
2. Mengetahui bentuk pangkat negatif
3. Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :
1. Mengetahui bentuk pangkat positif
2. Mengetahui bentuk pangkat negatif
3. Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya
E. Materi ajar
Bentuk pangkat positif dan bentuk pangkat negatif
Guru Siswa
Pendahuluan
(±10 menit) a. Apersepsi :
Guru mengingatkan kembali Siswa mendengarkan 10’
pelajaran terdahulu yang berkaitan penjelasan guru
dengan bentuk pangkat
b. Guru menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan
pembelajaran penjelasan guru
c. Motivasi :
Guru menyebutkan contoh Siswa mendengarkan
penggunaan bentuk pangkat dalam penjelasan guru
kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi Siswa mendengarkan
pemecahan masalah solso dalam penjelasan guru
model NHT
Kegiatan Inti
(70 menit) a. Guru mengelompokkan siswa Siswa duduk dalam 70’
secara heterogen, masing-masing kelompok masing-
kelompok beranggotakan 3-5 masing
orang dan setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-
Eksplorasi 5 ( fase 1)
b. Guru menanyakan kepada siswa Siswa menjawab
siapa yang tahu bentuk bilangan pertanyaan guru
berpangkat
c. Guru menjelaskan bentuk Siswa memperhatikan
bilangan berpangkat positif dan penjelasan guru
berpangkat negatif (fase 2)
d. Guru memberikan contoh soal Siswa memperhatikan
dengan pemecahan masalah solso penjelasan guru
e. Guru memberikan latihan kepada Siswa mencatat soal
siswa ( fase 2) latihan yang diberikan
guru
f. Guru meminta siswa Siswa mengerjakan
mengerjakan latihan dengan latihan yang diberikan
strategi pemecahan masalah solso guru
diberikan guru
2) Guru membantu siswa untuk Siswa merumuskan
merumuskan dan memahami permasalahan
masalah secara benar
3) Guru membimbing siswa Siswa melakukan
melakukan perencanaan perencanaan
pemecahan masalah pemecahan masalah
4) Guru membimbing siswa Siswa menerapkan
menerapkan perencanaan rencana pemecahan
yang telah dibuat masalah
5) Guru membimbing siswa Siswa melakukan
dalam melakukan penilaian penilaian terhadap
terhadap perencanaan perencanaan
pemecahan masalah pemecahan masalah
6) Guru membimbing siswa Siswa melakukan
melakukan penilaian penilaian terhadap
terhadap hasil pemecahan hasil pemecahan
J. Penilaian :
Teknik : tes
56
Instrumen :
Tulislah bentuk-bentuk dibawah ini dalam bentuk pangkat bulat positif!
a. a−3 b 2 c −1
b. 3 ×5−2
c. ( p+q )−3
d. p−2−q−2
Penyelesaian :
b. 3 ×5−2
1
¿3× 10 20
52
10
3
¿ 2
5
c ( p+q )−3 1 20 20
¿
( p+ q )3
d. p−2−q−2
1 1 10 30
¿ −
p2 q2
q2 − p 2 20
¿
p2 q 2
Total 100 100
57
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Menjelaskan bentuk akar
2. Menjelaskan bentuk pangkat pecahan
3. Mengubah bentuk akar ke bentuk pangkat pecahan dan sebaliknya.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk akar
2. Menjelaskan bentuk pangkat pecahan
3. Mengubah bentuk akar ke pangkat pecahan dan sebaliknya
E. Materi ajar
Bentuk akar dan bentuk pangkat pecahan
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrumen :
1. Nyatakan bilangan berikut dalam bentuk tanda akar!
5
a. x 3
2
b. 2 3
Penyelesaian :
2
3
¿ √ 22 12,5
b. 2 3 12,5
¿ √3 4
2. 12,5 25
a. √3 16 3
¿ √ 24 12,5
4
¿ 23
62
b. 4. √3 4
1
3
12,5
¿ 4. 2 12,5 37,5
1
2
¿ 2 .2 3 12,5
7
¿ 23
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Menjelaskan sifat-sifat pangkat rasional dan akar
2. Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat dan akar.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat pangkat rasional dan akar
2. Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat dan akar.
E. Materi ajar
Sifat-sifat pangkat rasional dan akar
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
n a. Apersepsi :
(±10 menit) Guru mengingatkan kembali Siswa mendengarkan
pelajaran terdahulu tentang bentuk penjelasan guru
pangkat dan akar Siswa mendengarkan
b. Guru menyampaikan tujuan penjelasan guru
pembelajaran Siswa mendengarkan
c. Motivasi : penjelasan guru
Guru menyebutkan contoh Siswa mendengarkan
penggunaan bentuk pangkat dalam penjelasan guru
kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi
pemecahan masalah solso dalam
model NHT
J. Penilaian :
Teknik : tes
66
Instrument :
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut ini!
e. a−3 × a2
4
f. ( x2 )
g. √6 ×√8
h. 2 √3 × 4 √ 6
i. ( √ 5− √2 ) ( √ 5+ √ 2 )
Penyelesaian :
c. ¿ √ 6.8 5
√6 ×√8
¿ √ 48 5
¿ √ 16.3 5 20
¿ 4 √3 5
d. 2 √ 3 × 4 √ 6 ¿ ( 2.4 ) . ¿) 5
¿ 8. √3.6 5
¿ 8. √18
5 30
¿ 8 √ 9.2
5
¿ 8.3 √ 2
¿ 24 √ 2 5
5
¿¿
e. ( √ 5− √2 ) ( √ 5+ √ 2 ) 15 25
¿ 5−2
¿3 5
5
67
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Merasionalkan bentuk akar.
D. Tujuan pembelajaran
1. Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat merasionalkan bentuk akar
E. Materi ajar
Bentuk akar
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
n a. Apersepsi :
(±10 menit) Guru mengingatkan kembali Siswa mendengarkan
pelajaran terdahulu yang berkaitan penjelasan guru
dengan sifat-sifat pangkat rasional
b. Guru menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan
pembelajaran penjelasan guru
c. Motivasi :
Guru menyebutkan contoh Siswa mendengarkan
penggunaan bentuk pangkat dalam penjelasan guru
kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi Siswa mendengarkan
pemecahan masalah solso dalam penjelasan guru
model NHT
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrumen :
71
Penyelesaian :
3 5
3 5− 2
b. ¿ .√ √ 5
√ 5+ √2 √5+ √ 2 √ 5−√ 2
3 5−3 √ 2 5 20
¿ √ 5
5−2
3( √ 5−√ 2)
¿
3
¿ √ 5 .√ 2
9
3−√ 2 8 25
c. 3−√ 2 3−√ 2
3+ √ 2 ¿ . 8
3+ √ 2 3−√ 2
9−3 √ 2−3 √ 2+2
¿
9−2
11−6 √2
¿
9 8
2
d.
√ 2+ √3+ √ 5
( √ 2+ √3 )−√ 5 6
2
¿ .
( √ 2+ √ 3)+ √ 5 ( √ 2+ √3 )−√ 5
72
2 ( √ 2+ √ 3 )−2 √ 5 6 40
¿ 2
( √ 2+ √ 3) + ¿ ¿¿
8
2 2+2 √3−2 √ 5
¿ √ 6
2+2 √ 6+3−5
2( √ 2+ √3−√ 5) √ 6 6
¿ .
2 √6 √6
2 ( √ 2+ √ 3− √ 5 ) √ 6
¿
12
¿¿¿
Lampiran VI
2 sebaliknya 2.a 10 √
sebaliknya 3.b 15
Lampiran VII
Waktu : 90 menit
Petunjuk :
SOAL :
a. a−2 b 3
a 3 b−2 c−1
b.
p 2 q−1 r−3
5
2. a. Nyatakan bilangan x 3 ke dalam bentuk tanda akar!
a. 2 √ 3 × 4 √ 6
4
b. ( p2 q3 ) ÷ p3 q 4
75
3−√ 2
a.
3+ √ 2
b.
√ 3−√ 5
√ 3+ √5
76
LAMPIRAN VIII
No
Bobot
Soa Kunci Jawaban Skor
Soal
l
1.a 1 5
a−2 b 3= 2
× b3
a
10
b3 5
¿ 2
a
1.b a 3 b−2 c−1 3
a × b−2 ×c−1 4
¿ 2 −2 −3
p 2 q−1 r−3 p × q ×r
1 1 4
a3 ×
×
b2 c
¿
1 1
p2× × 3
q r 4
a3
b2c 4
¿ 2 20
p
q r3
4
a3 q r 3
¿ 2 × 2
b c p
a3 q r 3
¿
b2 c p2
5
2.a 3 5
x 3 = √ x5 5
2.b √ 8= √23 5
3 5
2
¿2
77
3.a 2 √ 3 × 4 √ 6=( 2× 4 ) × ( √ 3× √ 6 ) 3
¿ 8 × √ 3.6 4
¿ 8 × √18 3
¿ 8 × √ 9.2 4
¿ 8 ×3 √ 2 20
3
¿ 24 √ 2 3
4
3.b ( p2 q3 ) ÷ p3 q 4= p8 q12 ÷ p3 q 4 3
¿ p(8−3 ) q (12−4 ) 4 10
¿ p5 .q 8 3
4.a 3−√ 2 3−√ 2 5
.
3+ √ 2 3−√ 2
2
32−2.3 √ 2+( √ 2) 3
¿
9−2
9−6 √ 2+2 2
¿
7
11−6 √2
¿
7 15
b. 5
√ 3−√ 5 = √3−√ 5 . √ 3−√5
√ 3+ √5 √ 3+ √5 √ 3−√5 3
3−√ 15− √ 15−5
¿ 3
3−5
−2−2 √ 15 3
¿
−2 15
¿ 1+ √ 15
Lampiran IX
Daftar nilai uji coba tes siswa kelas X SMAN 2 Lintau Buo
∑x 2
150 140 75 45 200 168 205 140 1138 73.604
Lampiran X
Daftar Skor Nilai Uji Coba Menurut Kelompok Tinggi Dan Kelompok
Rendah
∑x 2
60 70 30 25 110 60 80 65 500
∑x 600 1.300 150 125 2.100 600 1.100 725 42.500
∑x 2
30 0 15 10 30 60 25 5 150
∑x 250 0 75 50 500 800 175 25 3.850
Lampiran XI
TK =
7 ,14
=0, 714
TK = = 10 (mudah)
6 ,67
=0, 33
TK = = 20 (sedang)
3. Soal No. 2.a
3 , 57
=3, 47
TK = = 5 (Mudah)
2 , 38
=0, 476
TK = = 5 (sedang)
5. Soal No. 3.a
9,57
=0 , 476
TK = = 20 (sedang)
8
=0,8
TK = = 10 (Mudah)
7. Soal No. 4.a
9,76
=0 ,65
TK = = 15 (sedang)
6 ,67
=0, 44
TK = = 15 (sedang)
82
Lampiran XII
DAYA PEMBEDA (DP)
11,66−0
DP= =0,58
20
5−2,5
DP= =0,5
5
4,16−1,66
DP= =0,5
5
83
18,33−5
DP= =0,66
20
10−5
DP= =0,5
10
13,33−4,16
DP= =0,61
15
10,83−0,83
DP= =0,66
15
Lampiran XIII
No Soal ∑ Xi ∑ X 2i σ i2
1a 150 1450 18,02
1b 140 2200 60,31
2a 75 375 5,10
2b 45 225 6,12
3a 200 3800 90,24
3b 168 1664 15,23
4a 205 2475 22,56
4b 140 1350 19,84
∑ 217,582
2
2 ( ∑x i )
∑x −
k ∑ σ 2i Ni
( )(
r 11 =
k −1 ) 2
1− 2 dengan σ i =
σt N
84
( 150 )2 22500
1450− 1450−
21 21 1450−1071,42
1 a . σ 21 a= = = =18,02
21 21 21
( 140 )2 19600
2200− 2200−
21 21 2200−933,33
1 b . σ 21 b= = = =60,31
21 21 21
(75 )2 5625
375− 375−
2a. 21 21 375−267,85
σ 22a = = = =5,10
21 21 21
( 45 )2 2025
225− 225−
2b. 21 21 225−96,42
σ 22b = = = =6,12
21 21 21
( 200 )2 40000
3800− 3800−
3a. 21 21 3800−1904,76
σ 32a = = = =90,24
21 21 21
( 168 )2 28224
1664− 1664−
3b. 1 21 1664−1344
σ 32b = = = =15,23
21 21 21
( 205 )2 42025
2475− 2475−
4a. 21 21 2475−2001,19
σ 24 a= = = =22,56
21 21 21
( 140 )2 19600
1350− 1350−
4b. 21 21 1350−933,33
σ 24 b= = = =19,84
21 21 21
∑ σ 2i = 217,58
2
2 (∑ xt ) ( 1138 )2
∑x −
t 73604−
N 21 73604−1295044
σ 2t = = = =568,34
N 21 21
85
k ∑ σ 2i 8 217,58
( )(
r 11 =
k −1 )(
1− 2 =
σt 8−1
1− )(
568,34 )
¿ ( 87 )( 1−0,38 )
¿ 0,71
Lampiran XIV
EKSPERIMEN KONTROL
1 80 76 Tuntas Tuntas
2 80 73 Tuntas Tuntas
3 63 68 Tuntas Tuntas
4 93 61 Tuntas Tuntas
5 68 71 Tuntas Tuntas
6 64 75 Tuntas Tuntas
7 75 61 Tuntas Tuntas
8 55 60 Tidak Tuntas Tuntas
9 80 75 Tuntas Tuntas
10 65 43 Tuntas Tidak Tuntas
11 80 60 Tuntas Tuntas
12 78 65 Tuntas Tuntas
13 80 60 Tuntas Tuntas
14 63 45 Tuntas Tidak Tuntas
15 100 35 Tuntas Tidak Tuntas
16 80 65 Tuntas Tuntas
17 80 60 Tuntas Tuntas
18 48 48 Tidak Tuntas Tidak Tuntas
19 51 68 Tidak Tuntas Tuntas
20 60 53 Tuntas Tidak Tuntas
21 65 61 Tuntas Tuntas
22 90 40 Tuntas Tuntas
23 69 65 Tuntas Tuntas
24 70 85 Tuntas Tuntas
25 65 80 Tuntas Tuntas
26 75 63 Tuntas Tuntas
27 75 70 Tuntas Tuntas
28 80 55 Tuntas Tidak Tuntas
29 76 65 Tuntas Tuntas
30 75 75 Tuntas Tuntas
31 100 75 Tuntas Tuntas
32 62 Tuntas Tuntas
33 70 Tuntas Tuntas
34 80 Tuntas Tuntas
35 80 Tuntas Tuntas
36 93 Tuntas Tuntas
Lampiran XV
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
50 60 70 80 90 100
X.5
Average: 74,1111 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 12,3028 A-Squared: 0,617
N: 36 P-Value: 0,100
,999
,99
,95
,80
Probability
,50
,20
,05
,01
,001
35 45 55 65 75 85
X.1
Average: 63,0968 Anderson-Darling Normality T est
StDev: 11,9313 A-Squared: 0,520
N: 31 P-Value: 0,172
Lampiran XVI
X.1
X.5
9 10 11 12 13 14 15 16 17
X.1
X.5
30 40 50 60 70 80 90 100
C3
Lampiran XVII
Lampiran XVIII
Lampiran XIX
DOKUMENTASI PENELITIAN
92