Você está na página 1de 6

Menurut Purwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kompetensi adalah akuntan publik yang statusnya diluar struktur

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi yang perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor
ada dalam Bahasa Inggris adalah competency atau competence merupakan kata benda, ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
menurut William D. Powell dalam aplikasi Linguist Version 1.0 (1997) diartikan:
1)kecakapan, kemampuan, kompetensi 2)wewenang. Kata sifat dari competence 2. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka
goes (2004) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna
dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu : bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Olreh
1. Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/ karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit
Manajemen) manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
Operasional atau management audit merupakan 3. Auditor Pajak
pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan
metode operasional suatu organisasi untuk menilai ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undangundang
efisiensi , efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit perpajakan yang berlaku.
operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif 4. Auditor Pemerintah
dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran
dari audit operasional berupa rekomendasi-rekomendasi informasi keuangan yang disusun oleh instansi
perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan
merupakan konsultasi manajemen. untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi
2. Compliance Audit ( Audit Ketaatan ) operasi program dan penggunaan barang milik
Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada
mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang
ditetapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel dilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan
di organisasi tersebut. Compliance Audit biasanya oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan
ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
menetapkan prosedur/ peraturan dalam perusahaan
sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan goes (2004) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum
tetapi untuk intern manajemen. dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :
3. Financial audit ( Audit atas Laporan Keuangan ) 1. Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan Manajemen)
evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh Operasional atau management audit merupakan
manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan
standar akuntansi keuangan yang berlaku umum. Dalam metode operasional suatu organisasi untuk menilai
pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum efisiensi , efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit
merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif
diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil
tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah dari audit operasional berupa rekomendasi-rekomendasi
standar akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip perbaikan bagi manajemen sehingga audit jenis ini lebih
akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan merupakan konsultasi manajemen.
keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, 2. Compliance Audit ( Audit Ketaatan )
Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk
Opinion. mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, ditetapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh personel
audit dibagi 4 jenis yaitu: di organisasi tersebut. Compliance Audit biasanya
1. Auditor Ekstern ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah
Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor menetapkan prosedur/ peraturan dalam perusahaan
sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan Akuntan Publik merupakan profesi yang beraktivitas utama dalam pekerjaan audit eksternal.
tetapi untuk intern manajemen. Audit harus dilakukan secara profesional oleh orang yang independen dan kompeten.
3. Financial audit ( Audit atas Laporan Keuangan ) Persyaratan auditor, pekerjaan sampai laporannya diatur oleh standar audit. Standar audit
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan tidak akan terlepas dari etika, apalagi profesi akuntan publik adalah profesi yang
evaluasi kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi dari publik. Standar audit ini berfungsi sebagai
manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan pijakan akuntan publik dalam merencanakan, melakukan aktivitas dan melaporkan hasil
standar akuntansi keuangan yang berlaku umum. Dalam pekerjaannya. Sehingga dengan dipakainya standar audit, hal yang dilarang dapat dihindari
pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum oleh akuntan publik, sedangkan hal yang diwajibkan dapat dilaksanakan dengan baik.
merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat
diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan kriteria Kata Kunci: Standar audit , akuntan publik.
tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah
standar akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip
akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan 1. I. Latar Belakang
keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion,
Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
Opinion. aktivitas dan kinerja perusahaan. Masyarakat masih mengharapkan akuntan publik untuk
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, dapat memberikan keyakinan bahwa perusahaan yang diauditnya mekakukan proses akuntani
audit dibagi 4 jenis yaitu: sesuai standar yang berlaku umum dan meyakini prosesnya secara benar. Saat ini tidak hanya
1. Auditor Ekstern perusahaan yang go public saja yang diaudit oleh Akuntan Publik. Beberapa BUMN serta
Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor perusahaan swasta yang belum go publik juga banyak yang auditor eksternalnya adalah
akuntan publik yang statusnya diluar struktur Kantor Akuntan Publik (KAP). BUMN tertentu memang masih ada yang diaudit oleh Badan
perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga yang befungsi dan bertindak sebagai auditor
ekstern menghasilkan laporan atas financial audit. eksternal. Akuntan publik (Auditor Independen) merupakan suatu profesi yang diatur melalui
peraturan / ketentuan dari regulator (Pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang
2. Auditor Intern ditetapkan oleh organisasi profesi. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka izin untuk memberikan jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan Kantor Akuntan
audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah
bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Olreh mendapatkan izin usaha dari pihak yang berwenang. Mengingat pengguna jasa profesi
karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit Akuntan Publik / KAP tidak hanya klien (pemberi penugasan), namun juga pihak-pihak lain
manajemen yang termasuk jenis compliance audit. yang terkait, seperti pemegang saham, Pemerintah, investor, kreditor, Pajak, otoritas bursa,
3. Auditor Pajak Bapepam-LK, publik (masyarakat umum) serta pemangku kepentingan (stake holder)
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan lainnya, maka jasa profesi akuntan publik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-
ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undangundang pihak yang berkepentingan tersebut. Akhir-akhir ini profesi akuntan publik sedang banyak
perpajakan yang berlaku. mendapatkan sorotan. Oleh karena itu akuntan publik harus menjalankan tugasnya sesuai
4. Auditor Pemerintah dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan organisasi profesi serta mengikuti
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran ketentuan / peraturan perundang-undangan yang berlaku.
informasi keuangan yang disusun oleh instansi
pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan Standar audit dibuat dengan tujuan agar para auditor termasuk akuntan publik yang
untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi melakukan pekerjaan auditor, agar bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Akuntan
operasi program dan penggunaan barang milik Publik dapat melakukan pekerjaan auditor berdasarkan standar audit. Sehingga kulaitas dari
pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada hasil audit dapat diukur dengan jelas karena sudah mempunyai standar yang berlaku.
peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang Kualitas Audit ini bukan berarti kualifikasi opini tetapi kualitas dari porses auditnya.
dilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
independensi bagi auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang akan
diserahkan, yang mungkin berbeda dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
II. Standar Auditing
1. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
berkaitandengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang ada.
Standar auditing terdiri dari 10 yang dikelompokkan kedalam 3 bagian, diantaranya standar Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menekankan tanggung
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dalam banyak hal, standar-standar jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor. Selain itu juga menyangkut
tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya. “materialitas” dan apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya tersebut. Seorang
“resiko audit” melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan auditor harus memiliki “tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki” oleh auditor pada
lapangan dan standar pelaporan. umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan “kecermatan dan
keseksamaan yang wajar”. Untuk itu, auditor dituntut untuk memiliki skeptisme profesional
2.1. Standar umum dan keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit.

Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu 2.2. Standar Pekerjaan Lapangan
pekerjaannya. Standar umum ini mencakup tiga bagian, yaitu:
Standar pekerjaan lapangan terdiri dari tiga, yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memilki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa
bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian Poin ini menjelaskan bahwa, penunjukan auditor independen secara dini akan memberikan
keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman banyak manfaat bagi auditor maupun klien. Penunjukan secara dini memungkinkan auditor
dalam praktik audit dan menjalani pelatihan teknis yang cukup. Asisten junior yang baru merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
masuk dalam karir auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan dengan cepat dan efisien serta dapat menentukan seberapa jauh pekerjaan tersebut dapat
mendapatkan supervisi yang memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang dilaksanakan sebelum tanggal neraca
lebih berpengalaman.
Pelatihan yang dimaksudkan disini, mencakup pula pelatihan kesadaran untuk secara terus- 1. Pemahaman memadaai atas pengendalian interen harus diperoleh untuk
menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang bisnis dan profesinya. Ia harus merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan
mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dilakukan.
dan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Untuk semua auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang
1. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap memadai untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desain
mental harus dipertahankan oleh auditor pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah pengendalian
interen tersebut dioperasikan. Setelah memperoleh pemahaman tersebut, auditor menaksir
Standar ini mengharuskan seorang auditor bersikap independen, yang artinya seorang auditor resiko pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan
tidak mudah dipengaruhi, karena pekerjaannya untuk kepentingan umum. Kepercayaan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan. Kemudian, auditor dapat mencari
masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat penting bagi pengurangan lebih lanjut resiko pengendalian taksiran untuk asersi tertentu.
perkembangan profesi akuntan publik. Untuk menjadi independen, seorang auditor harus
secara intelektual jujur. Auditor menggunakan pengetahuan yang dihasilkan dari pemahaman atas pengendalian
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota interen dan tingkat resiko pengendalian taksiran dalam menentikan sifat, saat dan luas
profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Independensi pengujian substantive untuk asersi laporan keuangan.
secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang
dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. BAPEPAM juga dapat menetapkan persyaratan
1. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, diantaranya bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memahami untuk Auditor harus selalu mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.

Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas Dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan, auditor menggunakan
laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Bukti informasi yang diterima dari kliennya atas dasar kepercayaan bahwa auditor akan
audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesmpulan yang ditarik oleh auditor merahasiakan informasi tersebut. Tanpa kepercayaan, auditor akan sulit untuk memperoleh
independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, informasi yang diperlukan untuk menanyatakan pendapat atas laporan keuangannya.
objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti lain yang menguatkan kesimpulan,
seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. 1. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
2.3. Standar Pelaporan dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya: keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dipikul oleh auditor.
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan standar pelaporan ini adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung
Standar pelaporan pertama ini tidak mengharuskan untuk menyatakan tentang fakta jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Seorang
(statement of fact), namun standar tersebut mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu akuntan dikaitkan dengan laporan keungan jika ia mengizinkan namanya dalam suatu
pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut. Bila seorang
tersebut. Prinsip akuntansi berlaku umum atau “generally accepted accounting principles” akuntan menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan yang
mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi disusunnya atau dibantu penyusunannya, maka ia juga dianggap berkaitan dengan laporan
yang berlaku umum diwilayah tertentu dan pada waktu tertentu. keuangan tersebut, meskipun ia tak mencantumkan namanya dalam laporan tersebut.

1. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip III. Pekerjaan Akuntan Publik
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Terdapat 5 (lima) kewajiban Akuntan Publik dan KAP yaitu, Pertama, Bebas dari
kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran jabatannya
Standar ini juga disebut dengan standar konsistensi. Standar konsistensi menuntut auditor (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya. Kedua, Menjaga kerahasiaan
independen untuk memahami hubungan antara konsistensi dengan daya banding laporan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan informasi rahasia tersebut
keuangan. Kurangnya konsistensi penerapan prinsip akuntansi dapat menyebabkan kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data / informasi klien kepada pihak ketiga
kurangnya daya banding laporan keuangan. secara sepihak merupakan tindakan tercela. Ketiga, Menjalankan PSPM04-2008 tentang
Pernyataan Beragam (Omnibus Statement) Standar Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang
telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut Akuntan
Standar ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem Pengendalian Mutu Kantor
diantara kedua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor Akuntan Publik (SPM-KAP). Keempat, Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional
akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya. Caranya, dengan menambahkan dan memiliki pengalaman yang cukup. Para auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan
paragraf penjelasn yang disajikan setelah paragraf pendapat. Profesi berkelanjutan (Continuing Profesion education) sebagai upaya untuk selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis (business
1. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, process). Dalam rangka peningkatan kapabilitas auditor, organisasi profesi mensyaratkan
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. pencapaian poin (SKP) tertentu dalam kurun / periode waktu tertentu. Hal ini menjadi
penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti perkembangan bisnis dan profesi audit
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia secara terus menerus. Kelima, Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan
mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material, mendokumentasikannya dengan baik. KKA tersebut merupakan perwujudan dari langkah-
langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan sekaligus berfungsi sebagai pendukung pelaporan informasi keuangan proforma. Selain itu, yang bersangkutan juga dilarang
(supporting) dari temuan-temuan audit (audit evidence) dan opini laporan audit (audit memberikan jasa audit lainnya serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan dalam pembuktian suatu kasus di sidang manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik
pengadilan. dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.1. Larangan IV. Pekerjaan Akuntan Publik Yang Dilandasi Standar Audit

Akuntan Publik dilarang melakukan 3 (tiga) hal, pertama, dilarang memberikan jasa audit Akuntan Publik dalam melakukan pekerjaannya tidak terlepas dari sebuah perencanaan.
umum atas laporan keuangan (general audit) untuk klien yang sama berturut-turut untuk Dalam perencanaan audit direncanakan setiap prosedur yang akan dilakukan dalam aktivitas
kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kolusi auditnya. Pekerjaan atau aktivitas dari akuntan publik dalam hal auditing tidak akan terlepas
antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain. Kedua, apabila Akuntan dari etika dan standar. Etika sudah jelas harus dipakai dalam setiap pekerjaan profesional.
Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan (klien), maka dilarang
untuk memberikan jasa. Ketiga, Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak Selain etika yang akan melandasi pekerjaan audit adalah aturan yang harus dipakai sehingga
diperbolehkan oleh ketentuan perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai apa yang dilakukan akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kualitas hasil maupun kulaitas
pejabat negara, pimpinan atau pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara porses audit oleh akuntan publik dapat dijaga. Akuntan Publik tidak akan kehilangan arah
(BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, dalam melakukan proses auditnya, bahkan selalu dikawal dengan adanya standar itu.
kecuali yang diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak
menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang bertanggung jawab Standar yang mengatur pekerjaan akuntan publik dalam hal audit berfungsi mengatur semua
kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen. Sedangkan, KAP harus aktivitas pekerjaan auditnya akuntan publik. Standar mengatur mulai dari syarat auditor
menjauhi 4 (empat) larangan yaitu, Pertama, memberikan jasa kepada suatu pihak, apabila misalnya independensi dan kompetensi auditor sampai bagaimana membuat laporan audit.
KAP tidak dapat bertindak independen. Kedua, memberikan jasa audit umum (general audit) Hal ini mengakibatkan akuntan publik dapat melakukan pekerjaan auditnya :
atas laporan keuangan untuk klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5
(lima) tahun. Ketiga, memberikan jasa yang tidak berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan
manajemen. Kelima, mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak Terasosiasi yang 1. 1. sesuai dengan syarat minimal / kualifikasi auditor
menolak atau tidak bersedia memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka 2. 2. melakukan perencanaan audit dengan jelas
pemeriksaan terhadap Akuntan Publik dan KAP. 3. 3. melaksanakan audit di meja (desk audit) ataupun di lapangan (field audit)dengan
baik, karena sudah diatur dalam standar.
3.2 Tindakan melawan Hukum 4. 4. Melakukan pelaporan audit yang jelas.
Setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran Akuntan Publik dan Standar audit juga mengikat seorang auditor dengan etika profesinya karena pekerjaan
KAP dalam memberikan jasanya, dapat menuntut ganti rugi secara perdata kepada Akuntan auditor dalam standar harus dilandasi dengan landasan moral dan etika. Sehingga fungsi
Publik maupun KAP. Selain perdata, Akuntan Publik dan KAP juga dapat dituntut dalam standar audit dalam pekerjaan akuntan publik ini akan melandasai seluruh pekerjaan akuntan
pelanggaran pidana, yaitu, Pertama, memberikan pernyataan yang tidak benar, dan atau publik khusunya dalam bidang auditing.
dokumen palsu atau yang dipalsukan untuk mendapatkan dan atau memperbarui izin akuntan
publik. Kedua, melakukan kecurangan (fraud), ketidakjujuran, atau kelalaian dalam Standar akan menjadi pedoman dan pegangan akuntan publik, sehingga kewajiban dan
memberikan jasanya baik untuk kepentingan/ keuntungan Akuntan Publik, klien, ataupun larangan akuntan publik dapat dipenuhi dengan baik. Standar audit berfungsi sebagai
pihak lain atau mengakibatkan kerugian pihak lain. Ketiga, menghancurkan dan atau pengendali secara preventif terhadap kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian.
menghilangkan kertas kerja dan atau dokumen lain yang berkaitan dengan pemberian jasanya Standar audit juga dapat mendorong akuntan publik menggunakan kemahiran jabatannya
untuk kepentingan/keuntungan KAP, klien, ataupun pihak lain, atau mengakibatkan kerugian (due professional care), menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh, melakukan
pihak lain. Apabila Akuntan Publik atau KAP melanggar Standar Auditing (SA) dan Standar pengendalian mutu, dan bersikap profesional.
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam audit terhadap Laporan Keuangan suatu
perusahaan (klien), maka Pemerintah dapat mencabut izin praktik KAP tersebut melalui
Keputusan Menteri Keuangan. Selama masa pembekuan izin, KAP tersebut dilarang Standar menetapkan kompetensi hal ini akan mendorong akuntan publik untuk memiliki
memberikan jasa akuntan, yang meliputi jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan pengalaman yang cukup, auditor harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan
keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif dan jasa pemeriksaan atas (Continuing Profesion education) sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang audit dan proses bisnis (business process). Standar juga dalam
pekerjaan lapangannya menetapkan auditor harus Mmmiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan memanfaatkan hasil pengawasan APIP sehingga akan mengurangi waktu pemeriksaan BPK.
mendokumentasikannya dengan baik.
Kedua, APIP sebagai ujung tombak mendukung manajemen kementerian atau lembaga (K/L)
dalam pelaksanaan rekomendasi BPK dan perbaikan sistem pengendalian internal.(ade)

V. Simpulan

Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia bisnis di Indonesia,
maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas dan profesionalisme melalui
pelaksanaan standar secara konsekuen dan konsisten. Pelaksanaan standar tidak akan
terlepas dari kode etik akuntan publik. Dalam setiap penugasan yang diberikan, Akuntan
Publik harus selalu bersikap independen dan menggunakan kemahiran jabatannya secara
profesional (due professional care). Akuntan Publik dan KAP agar menghindarkan diri dari
tindakan tercela, seperti kolusi (collusion) dengan klien atau menutupi terjadinya tindak
kecurangan (fraud) yang sangat merugikan berbagai pihak.

Akuntan publik dapat menjaga kualitas prses dan laporannya dengan berpijak pada standar
audit yang sudah ditetapkan. Standar mengatur semua tahapan dalam proses audit yang
dilakukan akuntan publik. Sehingga fungsi standar audit dalam pekerjaan akuntan publik ini
sangat kuat untu mendorong ke arah kualitas pekerjaan yang semakin baik dan profesional.

BPK-APIP Sinergi Akuntabilitas Keuangan Negara

Ilustrasi. Foto: Corbis

JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Aparat Pengawasan Internal


Pemerintah (APIP) hari ini melakukan sarasehan guna meningkatkan sinergi dalam rangka
peningkatan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Dalam sarasehan ini dibahas tentang perlunya pengawasan yang merupakan salah satu
komponen pengendalian yang diatur dalam PP nomor 60 tahun 2008 tentang sistem
pengembalian internal pemerintah.

"Dengan melakukan pengawasan, pemerintah diharapkan dapat menjalankan kegiatan


dengan efektif, efisien, transparan, dan akuntabel," jelas Kepala Biro Humas Luar Negeri
BPK Goedono melalui siaran persnya kepada wartawan, di Jakarta, Senin (29/3/2010).

BPK memandang fungsi APIP bukan sekadar pengawas intern pemerintah tapi juga
merupakan mitra strategis BPK dalam melaksanakan tugas konstitusional BPK dalam
memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban negara.

Bentuk sinergi yang dilakukan antara BPK-APIP antara lain pertama BPK dapat

Você também pode gostar