Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAHASA INDONESIA:
Tinjauan dari Perspektif Morfologi Derivasi dan Infleksi
Ermanto
Abstract: This research studies Indonesian verbal affixation from derivational and
inflectional morphological perspectives. It is a qualitative research project applying
structural linguistic method. This research also uses case grammar for semantic
analysis. The results indicate that Indonesian verbal affixation has six inflectional
affixes which include 1) meN-, 2) di-, 3) ku- (clitic), 4) kau- (clitic), 5) beR-, and 6)
Ø/zero.
leksikal), dapat dipahami bahwa istilah dan deklinasi (Verhaar, 1999:121). Menurut
word-form adalah kata dalam pengertian Verhaar, konjugasi adalah alternasi infleksi
kata gramatikal dan lexeme adalah kata da- pada verba dan deklinasi adalah alternasi
lam pengertian kata leksikal. Pembagian infleksi pada nomina dan pada kelas kata
dua tipe afiks, yakni afiks derivasi dan afiks lain seperti pronomina dan adjektiva. Kon-
infleksi juga dikemukakan oleh Yule jugasi (infleksi pada verba) menurut (Ver-
(1996:76-77). Namun, Yule menggunakan haar, 1999:126) mencakup (1) kala, (2) as-
istilah new word sebagai kata dalam penger- pek, (3) modus, (4) diatesis, dan (5) perso-
tian kata leksikal (leksem). na, jumlah, jenis.
Berdasarkan pendapat Bauer dan Yule Kelima hal itu dijelaskan Verhaar
dinyatakan bahwa afiks dibedakan atas afiks (1999:126 133) sebagai berikut. Kala ada-
derivasi dan infleksi. Afiks derivasi diguna- lah hal yang menyangkut waktu atau saat
kan pada proses afiksasi yang bersifat deri- (dalam hubungannya dengan saat penutu-
vasi; afiks infleksi digunakan pada proses ran) adanya atau terjadinya atau dilaksana-
afiksasi yang bersifat infleksi. Proses afik- kannya apa yang diartikan oleh verba seper-
sasi yang bersifat derivasi itu akan mengha- ti kala kini, lampau, dan futur. Aspek me-
silkan leksem (kata dalam pengertian kata nyangkut salah satu segi dari apa yang diar-
leksikal) dari leksem yang menjadi D; pros- tikan oleh verba, yaitu adanya kegiatan atau
es afiksasi yang bersifat infleksi akan kejadian (statif), mulainya (inkoatif), terja-
menghasilkan bentuk-kata (word-form) (ka- dinya (pungtual), berlangsungnya (dura-
ta dalam pengertian kata gramatikal) dari tif/progresif), selesai tidaknya (imperfektif
suatu leksem (D). jika belum selesai, perfektif jika selesai),
Bertolak dari fungsi fleksi dan fungsi adanya hasil atau tidak (resultatif jika ada
derivasi pada afiks, afiks dapat dibedakan hasil, nonresultatif jika tida ada hasil), dan
atas dua kelompok berdasarkan fungsinya, adanya kebiasaan (habituatif). Modus ada-
yakni (1) afiks derivasi dan (2) afiks inflek- lah pengungkapan sikap penutur terhadap
si. Bauer (1988:12) menjelaskan bahwa apa yang dituturkan dan secara infleksional
afiks derivasi adalah afiks yang mempro- sikap itu tampak dalam modus verbal seper-
duksi leksem baru (kata dalam pengertian ti indikatif, subjungtif, optatif/desideratif,
leksem) dari suatu D; dan afiks infleksi ada- interogatif, dan negatif. Diatesis adalah ben-
lah afiks yang berfungsi memproduksi ben- tuk verba transitif yang subjeknya dapat
tuk-kata (kata gramatikal) dari suatu lek- atau tidak dapat berperan agentif; diatesis
sem. Sejumlah cara membedakan afiks de- dibedakan sebagai aktif, pasif, dan dalam
rivasi dengan afiks infleksi menurut Bauer bahasa tertentu juga sebagai medial. Selain
(1988:12-13) adalah (1) jika suatu afiks itu, banyak bahasa memarkahi verba untuk
mengubah kelas kata, berarti afiks derivasi, persona (pertama, kedua, dan ketiga), jum-
dan jika tidak mengubah kelas kata, bi- lah (tunggal, jamak; dua, trial, dan paukal),
asanya, afiks infleksi (tetapi dapat pula afiks jenis (maskulin, feminin, atau juga neu-
derivasi); (2) afiks derivasi mempunyai trum).
makna yang tidak tetap (tidak teratur), se- Selain Verhaar, para ahli yang menge-
dangkan afiks infleksi selalu mempunyai mukakan kategori infleksi pada verba ada-
makna yang tetap (teratur); (3) suatu kaidah lah berikut ini. Beberapa kategori morfologi
umum adalah afiks derivasi kurang produk- infleksi menurut Bauer (1988:74), yakni
tif sedangkan afiks infleksi sangat produk- number, person, gender, tense, aspect, dan
tif. voice. Hatch and Brown (1995: 225) dan
Proses morfologi infleksi dalam bahasa- Widdowson (1997:49) juga menyatakan
bahasa di dunia dikenal dengan konjugasi berbagai proses penurunan verba yang ter-
18 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
golong dalam kategori morfologi infleksi, Dalam BI, afiks-afiks pembentuk verba
yakni (1) tense: present, past, dan future; ternyata tidak banyak yang termasuk kate-
(2) voice: aktif dan pasif; (3) mood: indika- gori morfologi infleksi. Kategori morfologi
tif, subjungtif, dan imperatif. Tiga kategori infleksi seperti kala (tense), aspek, jumlah,
morfologi infleksi untuk verba tersebut juga modus (mood) tidak terdapat dalam BI. Da-
dinyatakan oleh Radford dkk. (1999:154- lam bahasa Indonesia, kategori infleksi kala
156) yakni tense, voice, dan mood. Stump (tense), aspek, jumlah, modus tersebut di-
(2001:28-30) mengemukakan kategori in- ungkapkan secara leksikal. Hal itu dapat
fleksi pada verba yakni tense (past, present, pula dipahami, karena BI memang tidak
dan future), aspect, voice dan mood. Setiap termasuk kelompok bahasa fleksi. Namun
afiks verba lainnya yang termasuk kategori demikian, kategori morfologi infleksi seper-
infleksi verba adalah person, number, dan ti diatesis (voice) dan persona perlu dikaji
gender. Boiij (2005: 100, 133-140) menya- dalam verba BI. Alieva, dkk. (1991:108)
takan dalam banyak bahasa terdapat katego- menyatakan bahwa pada afiksasi penurunan
ri penting infleksi pada verba, yakni TENSE verba BI hanya terdapat dua kategori mor-
(past, present, dan future), ASPEK (perfec- fologi infleksi, yakni (1) kategori diatesis,
tive, imperfective, etc), MOOD (indicative, dan (2) kategori persona.
subjunctive, imperative, etc), VOICE (ac- Bentuk aktif dan pasif sebagai kategori
tive, passive, etc), NUMBER (singular, infleksi dalam verba BI dapat ditelusuri da-
plural, etc.) PERSON (first, second, dan lam bentuk-bentuk kompleks. Verhaar
third), GENDER. Berdasarkan pendapat (1999:118) menyatakan bahwa bentuk me-
Verhaar (1999), Bauer (1988), Widowson ngajar dan diajar adalah dua bentuk (aktif
(1997), Radford, dkk. (1999), Stump dan pasif) dari kata yang sama (infleksi)
(2001), dan Boiij (2005) tersebut dapat dis- yaitu mengajar, sedangkan bentuk menga-
impulkan bahwa kategori infleksi pada ver- jar dan pengajar merupakan dua kata yang
ba adalah (1) tense, (2) aspect, (3) mood, (4) berbeda, yakni verba dan nomina (derivasi).
voice, (5) person, (6) number, dan (7) gend- Pengertian istilah kata yang sama dengan
er. kata yang tidak sama adalah dalam penger-
Selain itu, dalam bahasa tertentu, terda- tian kata sebagai leksem. Dalam bentuk-
pat pula kategori infleksi dari segi ragam bentuk paradigmatis (infleksi) seperti meng-
bahasa. Kategori infleksi itu dilihat berda- ajarnya, diajar, diajarnya, kuajar, dan kau-
sarkan pragmatik (kontekstual). Kiefer ajar ditentukan bentuk kutipnya adalah ben-
(2001:274) mengemukakan dalam bahasa tuk mengajar (Verhaar, 1999:147). Penggu-
Hungaria, pemilihan sufiks infleksi mem- naan istilah bentuk kutip oleh Verhaar me-
punyai konsekuensi stilistik. Makna stilistik rupakan istilah yang sama dengan konsep
sufiks berada dalam rentangan ragam tidak leksem. Namun, menurut hemat penulis,
formal ke ragam formal. Selain itu, Boiij istilah leksem lebih tepat digunakan dengan
(2005:109) juga mengemukakan dalam ba- mengikuti konsep leksem tersebut. Dengan
hasa Jerman, adjektif atributif mempunyai demikian, leksem dari bentuk-bentuk para-
dua pola infleksi kontekstual yang secara digmatis (infleksi) mengajar, diajar, kuajar,
tradisional disebut (1) infleksi lemah (weak dan kauajar itu adalah ajar.
inflection), yakni telah memiliki definite Afiks infleksi pada verba BI dapat di-
article) dan infleksi kuat (strong inflection) ungkapkan, yakni afiks meN- (pemarkah
yakni yang simpel/sederhana. Infleksi le- kategori aktif) untuk menyatakan bahwa S
mah adalah bentuk yang kurang formal (ti- adalah AGEN, dan afiks di- (pemarkah ka-
dak formal) sedangkan infleksi kuat adalah tegori pasif) untuk menyatakan bahwa S
bentuk yang formal secara kontekstual. adalah PASIEN, proklitik ku- (persona per-
Ermanto, Fungsi dan Makna Afiks Infleksi 19
tama), dan proklitik kau- (persona kedua). die heiss-e Suppe the hot soup
Proses morfologi infleksi tersebut bersifat das heiss-e Wasser the hot water
teratur, produktif, teramalkan, dan terjadi Selain itu, Kiefer (2001: 274) juga
pada D verba berfitur semantis AKSI mengemukakan, dalam bahasa Hungaria,
PROSES (transitif) atau subkelas V AKSI pemilihan sufiks infleksi mempunyai kon-
PROSES. Morfologi infleksi pada verba sekuensi stilistik. Makna stilistik sufiks be-
transitif dikemukakan juga oleh Subroto rada dalam rentangan ragam tidak formal
(1996, 1989, 1987). Afiks infleksi dengan ke ragam formal.
kategori diatesis dan persona mengimbuh Afiksasi pada verba berfitur semantis
pada D verba berfitur semantis AKSI AKSI (intransitif) seperti lari dan kerja,
PROSES (transitif) seperti cari, pukul, beli, menjadi berlari dan bekerja adalah proses
dorong menghasilkan bentuk-kata (kata morfologi infleksi. Afiks ber- adalah berka-
gramatikal) mencari, dicari, kucari, kauca- tegori ragam formal. Artinya, bentuk lari
ri; memukul, dipukul, kupukul, kaupukul; dan kerja adalah berkategori ragam infor-
membeli, dibeli, kubeli, kaubeli; mendo- mal (ragam percakapan), sedangkan bentuk
rong, didorong, kudorong, kaudorong. Dari berlari dan bekerja adalah berkategori ra-
beberapa bentuk-kata (kata gramatikal) ter- gam formal. Sebagai afiks infleksi, hal itu
sebut hanya terdapat leksem CARI, PUKUL, juga sesuai dengan pendapat Alieva, dkk.
BELI, DORONG. Proses morfologi infleksi (1991:130) bah-wa pemakaian afiks ber-
itu juga terjadi pada D verba berfitur seman- tidak mengakibatkan perbedaan arti leksikal
tis AKSI (PROSES) (transitif) lainnya. (tidak berbeda maknanya). Pada bentuk
Selain itu, afiks infleksi pemarkah kate- verba lari dan berlari misalnya, Subroto
gori ragam formal terdapat pula pada bebe- (1987:18) menyatakan pada dasarnya tidak
rapa verba berfitur semantis aksi (intransi- terdapat perbedaan referen antara lari dan
tif) atau subkelas V AKSI. Infleksi yang berlari sehingga termasuk infleksional.
berkaitan dengan ragam formal dan tidak Berdasarkan uraian tersebut, tulisan ini
formal itu (ragam percakapan) juga terdapat bertujuan mengkaji afiks-afiks infleksi yang
dalam bahasa Jerman. Menurut Boiij terdapat dalam verba afiksasi bahasa Indo-
(2005:109), dalam bahasa Jerman, adjektif nesia. Dalam penjelasannya, juga akan dika-
atributif mempunyai dua pola infleksi kon- ji fungsi dan makna (sintaksis) afiks infleksi
tekstual yang secara tradisional disebut (1) itu.
infleksi lemah (weak inflection), yakni telah
memiliki definite article dan infleksi kuat METODE
(strong inflection) yakni yang sim-
pel/sederhana. Infleksi lemah adalah bentuk Penelitian ini merupakan penelitian
yang kurang formal (tidak formal) sedang- kualitatif dengan metode penelitian linguis-
kan infleksi kuat adalah bentuk yang formal tik struktural dan memanfaatkan teori tata
secara kontekstual. Hal itu dapat dilihat be- bahasa kasus Chafe (1970) dan Fillmore
rikut ini. (1971) untuk hal semantis verba. Objek pe-
A atributif (infleksi kuat/lebih formal) nelitian ini adalah afiks-afiks infleksi pada
verba afiksasi BI. Data penelitian adalah
heiss-er Tee hot tea kalimat (tuturan) yang di dalamnya terdapat
heiss-e Suppe hot soup verba afiksasi BI yang mengisi fungsi pre-
heiss-es Wasser hot water dikat kalimat. Sumber data adalah sumber
A atributif (infleksi lemah/ tidak for- tulis yakni tajuk rencana, berita dan artikel
mal) pada surat kabar Kompas, majalah Tempo,
der heiss-e Tee the hot tea
majalah Intisari, Jurnal Linguistik Indone-
20 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
sia (terbitan 2005-2006) dan dipilih bebe- meN-(1) pada V AKSI PROSES berbentuk
rapa buku terbitan Gramedia (terbitan tahun simpel (monomorfem) seperti -cari, -ambil,
2000-2005). Sumber tulis lainnya yang di- -dorong, -buka mencari, mengambil,
gunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indo- mendorong, dan membuka. Pengimbuhan
nesia (KBBI) edisi ketiga Depdiknas, 2005. afiks infleksi meN-(1) pada V AKSI
Selain sumber tulis, digunakan pula sumber PROSES berbentuk kompleks (polimorfem)
lisan, yakni peneliti sebagai sumber data seperti daratkan, -merahkan, -ingatkan, -
penelitian ini (Sudaryanto, 1993:161). hilangkan, -mandikan, -buatkan, -tandai, -
Metode analisis yang digunakan adalah merahi, -sayangi, -cintai, -datangi, -pukuli,
metode agih yang dikemukakan oleh Suda- -perbudak, -perpanjang mendaratkan,
ryanto (1993:15). Menurut Sudaryanto memerahkan, mengingatkan, menghilang-
(1993:15), metode agih adalah metode ana- kan, memandikan, membuatkan, menandai,
lisis yang alat penentunya justru bagian dari memerahi, menyayangi, mencintai, menda-
bahasa itu. Untuk penentuan afiks infleksi, tangi, memukuli, memperbudak, dan mem-
fungsi dan maknanya digunakan dua teknik perpanjang,
analisis, yakni teknik oposisi dua-dua (Sub- Makna afiks infleksi meN-(1) adalah pe-
roto, 1992:72) dan teknik ubah wujud (Su- markah AKTIF (S adalah AGEN) untuk
daryanto, 1993:41). Teknik oposisi dua-dua RAGAM FORMAL. Hal itu dibuktikan
digunakan untuk membandingkan fitur se- dengan teknik ubah (w)ujud seperti di ba-
mantisnya dan menentukan afiks infleksi. wah ini.
Teknik ubah wujud digunakan untuk me- Mereka membuang sampah itu.
nentukan fungsi dan makna (sintaksis) afiks Mereka AKTIF (RAGAM FORMAL) buang
infleksi. sampah itu.
Saya mengambil nomor urut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Saya AKTIF (RAGAM FORMAL) ambil
Fungsi dan Makna Afiks Infleksi meN- nomor urut.
Bapak itu sedang mendongkrak mobil.
Afiks infleksi meN- memiliki dua fung- Bapak itu sedang AKTIF (RAGAM
si: (1) afiks infleksi meN-(1) yang menurun- FORMAL)dongkrak mobil.
kan kata gramatikal kategori V AKTIF Manajemen Garuda merencanakan penjua-
(RAGAM FORMAL) dari leksem V AKSI lan saham.
(PROSES); (2) afiks infleksi meN-(2) yang Manajemen Garuda AKTIF (RAGAM
menurunkan kata gramatikal kategori V FORMAL) rencanakan penjualan saham.
AKSI (RAGAM FORMAL) dari leksem V Pekerja sedang membetulkan papan atau
AKSI. geladak.
Pekerja sedang AKTIF (RAGAM FORMAL)
Fungsi dan Makna Afiks Infleksi meN-(1) betulkan papan atau geladak.
Stres akan menghilangkan memori Anda.
Fungsi afiks infleksi meN-(1) adalah Stres akan AKTIF (RAGAM FORMAL) hi-
menurunkan kata gramatikal kategori V langkan memori Anda.
AKTIF (RAGAM FORMAL) dari leksem Bapak itu memandikan kerbau di sungai.
V AKSI PROSES dan merupakan pemarkah Bapak itu AKTIF (RAGAM FORMAL)
bahwa AGEN mengisi fungsi S. Jadi, afiks mandikan kerbau di sungai.
infleksi meN-(1) akan mengimbuh secara Konglomerat meny(s)umbangkan emas
otomatis dan teramalkan pada semua V serta batu mulia kepada pemerintah.
AKSI PROSES baik berbentuk simpel (mo- Konglomerat AKTIF (RAGAM FORMAL)
nomorfem) maupun berbentuk kompleks (s)umbangkan emas serta batu mulia kepa-
da pemerintah.
(polimorfem). Pengimbuhan afiks infleksi
Ermanto, Fungsi dan Makna Afiks Infleksi 21
bila AGEN merupakan persona ketiga. Emas serta batu mulia disumbangkan
Afiks infleksi di- akan mengimbuh secara (oleh) konglomerat kepada pemerintah.
otomatis, dan teramalkan pada semua V Emas serta batu mulia PASIF (KANONIS)
AKSI PROSES baik berbentuk simpel (mo- sumbangkan (oleh) konglomerat kepada
nomorfem) maupun berbentuk kompleks pemerintah.
(polimorfem). Bantuan langsung tunai (BLT) dibagikan
pemerintah kepada keluarga miskin.
Pengimbuhan afiks infleksi di- pada V
Bantuan langsung tunai (BLT) PASIF
AKSI PROSES berbentuk simpel (mono- (KANONIS) bagikan pemerintah kepada
morfem) seperti -cari, -ambil, -do-rong, - keluarga miskin.
buka dicari, diambil, didorong, dibuka. Pasien-pasiennya dipilihkan dokter pil KB.
Pengimbuhan afiks infleksi di- pada V Pasien-pasiennya PASIF (KANONIS) pilih-
AKSI PROSES berbentuk kompleks (poli- kan dokter pil KB.
morfem) seperti daratkan, -merahkan, - Kondisi bisnisnya juga diperhitungkan pe-
ingatkan, -hilangkan, -mandikan, -buatkan, merintah.
-tandai, -merahi, -sayangi, -cintai, -datangi, Kondisi bisnisnya juga PASIF (KANONIS)
-pukuli, -perbudak, -perpanjang dida- perhitungkan pemerintah.
ratkan, dimerahkan, diingatkan, dihilang- Seseorang diwawancarainya.
kan, dimandikan, dibuatkan, ditandai, di- Seseorang PASIF (KANONIS) wawanca-
merahi, disayangi, dicintai, didatangi, di- rainya.
pukuli, diperbudak, dan diperpanjang. Permukiman makin didekati kawanan ga-
jah tersebut.
Makna afiks infleksi di- adalah pemar-
Permukiman makin PASIF (KANONIS) de-
kah PASIF (KANONIS) (S adalah PASIEN). kati kawanan gajah tersebut.
Hal itu dibuktikan dengan teknik ubah Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se-
(w)ujud seperti di bawah ini. bagai Panglima TNI disetujui Komisi I
Sampah itu dibuang (oleh) mereka. DPR.
Sampah itu PASIF (KANONIS) buang Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se-
(oleh) mereka. bagai Panglima TNI PASIF (KANONIS) se-
Nomor urut diambil (oleh) saya. tujui Komisi I DPR.
Nomor urut PASIF (KANONIS) ambil Teritori tertentu diduduki kasuari jantan
(oleh) saya. dan betina pada saat bertelur.
Mobil sedang didongkrak bapak itu. Teritori tertentu PASIF (KANONIS) dudu-
Mobil sedang PASIF (KANONIS) dong- ki kasuari jantan dan betina pada saat berte-
krak bapak itu. lur.
Penjualan saham direncanakan Manaje- Kantor itu dilempari (oleh) mereka sehinga
men Garuda. kaca-kacanya pecah.
Penjualan saham PASIF (KANONIS) ren- Kantor itu PASIF (KANONIS) lempari
canakan Manajemen Garuda. (oleh) mereka sehinga kaca-kacanya pecah.
Papan atau geladak sedang dibetulkan pe- Penjual media porno ditangkapi polisi.
kerja. Penjual media porno PASIF (KANONIS)
Papan atau geladak sedang PASIF (KANO- tangkapi polisi.
NIS) betulkan pekerja. Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang
Memori Anda akan dihilangkan oleh stres. diperbaiki Pemerintah Indonesia.
Memori Anda akan PASIF (KANONIS) hi- Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang
langkan oleh stres. PASIF (KANONIS) perbaiki Pemerintah
Kerbau dimandikan Bapak itu di sungai. Indonesia.
Kerbau PASIF (KANONIS) mandikan Ba- Proses penggabungan dua bursa efek diper-
pak itu di sungai. cepat Bapepam.
Ermanto, Fungsi dan Makna Afiks Infleksi 23
Proses penggabungan dua bursa efek PASIF kucintai, kudatangi, kupukuli, kuperbudak,
(KANONIS) percepat Bapepam. dan kuperpanjang.
Berdasarkan uraian tersebut, makna Makna afiks infleksi ku- (klitik) adalah
afiks infleksi di- adalah pemarkah PASIF pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OB-
KA-NONIS. Proses pengimbuhan afiks in- JEK). Hal itu dibuktikan dengan teknik
fleksi di- bersifat otomatis pada semua V ubah (w)ujud seperti di bawah ini.
AKSI PROSES baik berbentuk simpel (mo- Sampah itu kubuang.
nomorfem) maupun berbentuk kompleks Sampah itu PASIF (PENGEDEPANAN OB-
(polimorfem). Kehadiran afiks infleksi di- JEK) kubuang.
adalah untuk penyesuaian bentuk V dengan Nomor urut kuambil.
argumen PASIEN yang mengisi fungsi S Nomor urut PASIF (PENGEDEPANAN
(posisi sebelum V), dan AGEN yang men- OBJEK) kuambil.
gisi fungsi Pel (posisi sesudah V). Mobil sedang kudongkrak.
Mobil sedang PASIF (PENGEDEPANAN
Fungsi dan Makna Afiks Infleksi ku- OBJEK) kudongkrak.
Penjualan saham kurencanakan.
Afiks infleksi ku- (klitik) adalah afiks Penjualan saham PASIF
(klitik) yang mengimbuh pada V AKSI (PENGEDEPANAN OBJEK) kurencana-
PROSES untuk penyesuaian bentuk V ter- kan.
sebut dengan argumennya (infleksi). Fungsi Papan atau geladak sedang kubetulkan.
afiks infleksi ku- (klitik) adalah menurun- Papan atau geladak sedang PASIF (PE-
kan kata gramatikal kategori V PASIF NGEDEPANAN OBJEK) kubetulkan.
PENGEDEPANAN OBJEK yang terjadi Memori Anda akan kuhilangkan.
dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan Memori Anda akan PASIF (PENGEDE-
ke posisi sebelum AGEN, sedangkan A- PANAN OBJEK) kuhilangkan.
GEN tetap pada posisi sebelum V. Afiks in- Kerbau kumandikan di sungai.
Kerbau PASIF (PENGEDEPANAN OB-
fleksi ku- (klitik) digunakan jika AGEN me-
JEK) kumandikan di sungai.
rupakan persona pertama aku. Jadi, afiks Emas serta batu mulia kusumbangkan ke-
infleksi ku- (klitik) bisa mengimbuh secara pada pemerintah.
otomatis, dan teramalkan pada semua V Emas serta batu mulia PASIF (PENGEDE-
AKSI PROSES baik berbentuk simpel (mo- PANAN OBJEK) kusumbangkan kepada
nomorfem) maupun berbentuk kompleks pemerintah.
(polimorfem). Bantuan langsung tunai (BLT) kubagikan
Pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) kepada keluarga miskin.
pada V AKSI PROSES berbentuk simpel Bantuan langsung tunai (BLT) PASIF (PE-
(monomorfem) adalah seperti -cari, -ambil, NGEDEPANAN OBJEK) kubagikan kepa-
-dorong, -buka kucari, kuambil, kudo- da keluarga miskin.
rong, kubuka. Pengimbuhan afiks infleksi Pasien-pasien kupilihkan pil KB.
ku- (klitik) pada V AKSI PROSES berben- Pasien-pasien PASIF (PENGEDEPANAN
OBJEK) kupilihkan pil KB.
tuk kompleks (polimorfem) seperti darat-
Kondisi bisnisnya juga kuperhitungkan.
kan, -merahkan, -ingatkan, -hilangkan, - Kondisi bisnisnya juga PASIF (PENGEDE-
mandikan, -buatkan, -tandai, -merahi, -sa- PANAN OBJEK) kuperhitungkan.
yangi, -cintai, -datangi, -pukuli, -perbudak, Seseorang kuwawancarai.
-perpanjang kudaratkan, kumerahkan, Seseorang PASIF (PENGEDEPANAN OB-
kuingatkan, kuhilangkan, kumandikan, ku- JEK) kuwawancarai.
buatkan, kutandai, kumerahi, kusayangi, Permukiman makin kudekati.
24 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
Memori itu akan PASIF (PENGEDE- Proses penggabungan dua bursa efek PASIF
PANAN OBJEK) kauhilangkan. (PENGEDEPANAN OBJEK) kaupercepat.
Kerbau kaumandikan di sungai. Berdasarkan uraian di atas, makna afiks
Kerbau PASIF (PENGEDEPANAN OB- infleksi kau- (klitik) adalah pemarkah PA-
JEK) kaumandikan di sungai. SIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Proses
Emas serta batu mulia kausumbangkan pengimbuhan afiks infleksi ku- (klitik) ber-
kepada pemerintah. sifat otomatis pada semua V AKSI PRO-
Emas serta batu mulia PASIF (PENGEDE- SES baik berbentuk simpel (monomorfem)
PANAN OBJEK) kausumbangkan kepada
maupun berbentuk kompleks (polimorfem).
pemerintah.
Bantuan langsung tunai (BLT) kaubagikan
Kehadiran afiks infleksi ku- (klitik) adalah
kepada keluarga miskin. untuk penyesuaian bentuk V dengan argu-
Bantuan langsung tunai (BLT) PASIF (PE- men PASIEN yang diletakkan pada posisi
NGEDEPANAN OBJEK) kaubagikan ke- sebelum AGEN, dan AGEN berupa persona
pada keluarga miskin. kedua engkau yang tetap pada posisi sebe-
Pasien-pasien kaupilihkan pil KB. lum V.
Pasien-pasien PASIF (PENGEDEPANAN
OBJEK) kupilihkan pil KB. Fungsi dan Makna Afiks Infleksi beR-
Kondisi bisnisnya juga kauperhitungkan.
Afiks infleksi beR- adalah afiks yang
Kondisi bisnisnya juga PASIF (PENGEDE-
PANAN OBJEK) kauperhitungkan.
mengimbuh pada V AKSI atau V KEA-
Seseorang kauwawancarai. DAAN tertentu untuk penyesuaian bentuk
Seseorang PASIF (PENGEDEPANAN OB- V tersebut dengan ragam bahasa yakni RA-
JEK) kauwawancarai. GAM FORMAL. Fungsi afiks infleksi beR-
Permukiman makin kaudekati. adalah menurunkan kata gramatikal V
Permukiman makin PASIF (PENGEDE- AKSI ragam formal atau V KEADAAN ra-
PANAN OBJEK) kaudekati. gam formal.
Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se- Makna afiks infleksi beR- adalah pe-
bagai Panglima TNI kausetujui. markah V AKSI atau V KEADAAN (RA-
Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se- GAM FORMAL). Hal itu dibuktikan dengan
bagai Panglima TNI PASIF (PENGEDEPA- teknik ubah (w)ujud seperti berikut.
NAN OBJEK) kausetujui.
Teritori tertentu kaududuki. Keduanya juga bersekolah di Sragen.
Teritori tertentu PASIF PENGEDEPANAN Keduanya juga (RAGAM FORMAL) seko-
OBJEK kaududuki. lah di Sragen.
Kantor itu kaulempari sehinga kaca- Saya bekerja di sebuah perusahaan di Ser-
kacanya pecah. pong.
Kantor itu PASIF (PENGEDEPANAN OB- Saya (RAGAM FORMAL) kerja di sebuah
JEK) kaulempari sehinga kaca-kacanya perusahaan di Serpong.
pecah. Iwan juga berkonsultasi pada ahlinya.
Penjual media porno kautangkapi. Iwan juga (RAGAM FORMAL) konsultasi
Penjual media porno PASIF (PENGEDE- pada ahlinya.
PANAN OBJEK) kautangkapi. Seorang anak perempuan manis berlari.
Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang Seorang anak perempuan manis (RAGAM
kauperbaiki. FORMAL) lari.
Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang Dia berbicara.
PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK) kau- Dia (RAGAM FORMAL) bicara.
perbaiki. Mereka berunjuk rasa.
Proses penggabungan dua bursa efek kau- Mereka (RAGAM FORMAL) berunjuk ra-
percepat. sa.
26 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
kan, (dia) Ø buatkan, (dia) Ø tandai, (dia) Ø Permukiman makin dia Ødekati.
merahi, (dia) Ø sayangi, (dia) Ø cintai, Permukiman makin dia PASIF (PENGE-
(dia) Ø datangi, (dia) Ø pukuli, (dia) Ø per- DEPANAN OBJEK) dekati.
budak, (dia) Ø perpanjang. Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se-
Makna afiks infleksi Ø (zero)(2) adalah bagai Panglima TNI dia Øsetujui.
pemarkah PASIF (PENGEDEPANAN OB- Pengangkatan Marsekal Djoko Suyanto se-
bagai Panglima TNI dia PASIF
JEK). Hal itu dibuktikan dengan teknik
(PENGEDEPANAN OBJEK) setujui.
ubah (w)ujud seperti di bawah ini. Teritori tertentu dia Øduduki.
Sampah itu dia Øbuang. Teritori tertentu dia PASIF (PENGEDE-
Sampah itu dia PASIF (PENGEDEPANAN PANAN OBJEK) duduki.
OBJEK) buang. Kantor itu dia Ølempari sehinga kaca-ka-
Nomor urut dia Øambil. canya pecah.
Nomor urut dia PASIF (PENGEDEPANAN Kantor itu dia PASIF (PENGEDEPANAN
OBJEK) ambil. OBJEK) lempari sehinga kaca-kacanya pe-
Mobil sedang dia Ødongkrak. cah.
Mobil sedang dia PASIF (PENGEDEPA- Penjual media porno dia Øtangkapi.
NAN OBJEK) dongkrak. Penjual media porno dia PASIF (PENGE-
Penjualan saham dia Ørencanakan. DEPANAN OBJEK) tangkapi.
Penjualan saham dia PASIF (PENGEDE- Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang
PANAN OBJEK) rencanakan. dia Øperbaiki.
Papan atau geladak sedang dia Øbetulkan. Regulasi perburuhan dan perpajakan sedang
Papan atau geladak sedang dia PASIF (PE- dia PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK)
NGEDEPANAN OBJEK) betulkan. perbaiki.
Memori itu akan dia Øhilangkan. Proses penggabungan dua bursa efek dia
Memori itu akan dia PASIF (PENGEDE- Øpercepat.
PANAN OBJEK) hilangkan. Proses penggabungan dua bursa efek dia PASIF
Kerbau dia Ømandikan di sungai. (PENGEDEPANAN OBJEK) percepat.
Kerbau dia PASIF (PENGEDEPANAN Berdasarkan uraian tersebut, makna
OBJEK) mandikan di sungai.
afiks infleksi Ø (zero)(2) adalah pemarkah
Emas serta batu mulia dia Øsumbangkan
PASIF (PENGEDEPANAN OBJEK). Proses
kepada pemerintah.
Emas serta batu mulia dia PASIF (PENGE-
peng-imbuhan afiks infleksi Ø (zero)(2) ber-
DEPANAN OBJEK) sumbangkan kepada sifat otomatis pada semua V AKSI
pemerintah. (PROSES) baik berbentuk simpel (mono-
Bantuan langsung tunai (BLT) dia Øbagi- morfem) maupun berbentuk kompleks (po-
kan kepada keluarga miskin. limorfem). Kehadiran afiks infleksi Ø (ze-
Bantuan langsung tunai (BLT) dia PASIF ro)(2) untuk penyesuaian bentuk V dengan
(PENGEDEPANAN OBJEK) bagikan ke- argumen PASIEN yang diletakkan pada po-
pada keluarga miskin. sisi sebelum AGEN, dan AGEN berupa per-
Pasien-pasien dia Øpilihkan pil KB. sona ketiga atau semua pronomina yang te-
Pasien-pasien dia PASIF (PENGEDE- tap pada posisi sebelum V.
PANAN OBJEK) pilihkan pil KB.
Kondisi bisnisnya juga dia Øperhitung- Fungsi dan Makna Afiks Infleksi Ø/zero(3)
kan.
Kondisi bisnisnya juga dia PASIF (PE- Afiks infleksi Ø (zero)(3) adalah afiks
NGEDEPANAN OBJEK) perhitungkan. yang mengimbuh pada V AKSI atau V KE-
Seseorang dia Øwawancarai. ADAAN untuk penyesuaian bentuk V ter-
Seseorang dia PASIF (PENGEDEPANAN sebut dengan ragam bahasa, yaitu (RAGAM
OBJEK) wawancarai. PERCAKAPAN). Fungsi afiks infleksi Ø
Ermanto, Fungsi dan Makna Afiks Infleksi 29
(zero)(3) adalah menurunkan kata gramatikal dengan ragam bahasa, yakni (RAGAM PER-
V AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) atau V CAKAPAN).
KEADAAN (RAGAM PERCAKAPAN).
SIMPULAN
Makna afiks infleksi Ø (zero)(3) adalah
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dis-
pemarkah V AKSI (RAGAM PERCAKA- impulkan berikut ini. Pertama, afiks infleksi
PAN) atau V KEADAAN (RAGAM PER- meN- yang memiliki dua fungsi, yakni (1)
CAKAPAN). Hal itu dibuktikan dengan tek- afiks infleksi meN-(1) yang menurunkan kata
nik ubah (w)ujud seperti di bawah ini. gra-matikal kategori V AKTIF (RAGAM
Keduanya juga Øsekolah di Sragen. FOR-MAL) dari leksem V AKSI
Keduanya juga (RAGAM PERCAKAPAN) (PROSES); (2) afiks infleksi meN-(2) yang
sekolah di Sragen. menurunkan kata gramatikal kategori V
Saya Økerja di sebuah perusahaan di Ser- AKSI (RAGAM FORMAL) dari leksem V
pong. AKSI. Kedua, a-fiks infleksi di- yang ber-
Saya (RAGAM PERCAKAPAN) kerja di fungsi menurunkan kata gramatikal kategori
sebuah perusahaan di Serpong.
V PASIF (KA-NONIS) dari leksem V
Iwan juga Økonsultasi pada ahlinya.
AKSI (PROSES). Ketiga, afiks infleksi ku-
Iwan juga (RAGAM PERCAKAPAN) kon-
sultasi pada ahlinya. (klitik) yang berfungsi menurunkan kata
Seorang anak perempuan manis Ølari. gramatikal kategori V PASIF
Seorang anak perempuan manis (RAGAM (PENGEDEPANAN OBJEK) yang terjadi
PERCAKAPAN) lari. dengan pentopikalan PASIEN dipindahkan
Dia Øbicara. ke posisi sebelum AGEN sedangkan AGEN
Dia (RAGAM PERCAKAPAN) bicara. tetap pada posisi sebelum V. Keempat,
Mereka Øunjuk rasa. afiks infleksi kau- (klitik) yang berfungsi
Mereka (RAGAM PERCAKAPAN) berun- menurunkan kata gramatikal kategori V
juk rasa. PASIF (PENGEDEPANAN OB-JEK) yang
Seluruh tetangganya Øgembira. terjadi dengan pentopikalan PA-SIEN di-
Seluruh tetangganya (RAGAM PERCAKA- pindahkan ke posisi sebelum A-GEN se-
PAN) gembira. dangkan AGEN tetap pada posisi sebelum
Seluruh tetangganya juga Øsedih. V. Kelima, afiks infleksi beR- yang ber-
Seluruh tetangganya juga (RAGAM PER-
fungsi menurunkan kata gramatikal V AKSI
CAKAPAN) sedih.
ragam formal atau V KEADAAN ragam
Saya sangat Øbahagia.
Saya sangat (RAGAM PERCAKAPAN) ba- formal. Keenam, afiks infleksi Ø/zero yang
hagia. memiliki tiga fungsi, yakni (1) afiks infleksi
Putera Sampoerna Øsabar. Ø/zero(1) yang menurunkan kata gramatikal
Putera Sampoerna (RAGAM PERCAKA- kategori V AKTIF (RAGAM PERCAKA-
PAN) sabar. PAN); (2) afiks infleksi Ø/zero(2) yang me-
Mereka Øada diYogyakarta. nurunkan kata gramatikal kategori V PASIF
Mereka (RAGAM PERCAKAPAN) ada di- (PENGEDEPANAN OBJEK); (3) afiks in-
Yogyakarta. fleksi Ø/zero(3) yang menurunkan kata gra-
Berdasarkan uraian tersebut, makna matikal kategori V AKSI (RAGAM PER-
afiks infleksi Ø (zero)(3) adalah pemarkah CAKAPAN) atau V KEADAAN (RAGAM
VER-BA AKSI (RAGAM PERCAKAPAN) PERCAKAPAN).
atau VERBA KEADAAN (RAGAM
DAFTAR RUJUKAN
PERCA-KAPAN). Kehadiran afiks infleksi
Alieva, N.F dkk. 1991. Bahasa Indonesia:
Ø (zero)(3) untuk penyesuaian bentuk V
Deskripsi dan Teori. Yogyakarta: Kani-
sius.
30 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
Aronoff, Mark and Fudeman, Kirsten. 2005. Scalise, Sergio. 1984. Generative Morphol-
What is Morphology? Malden:Blackwell ogy. Dordrecht-Holland:Foris Publica-
Publishing tion.
Bauer, Laurie. 1983. English Word Forma- Stump, Gregory. 2001. Inflection dalam
tion. Cambridge: Cambridge University Andrew Spencer and Anold M. Zwicky
Press. (eds) The Handbook of Morfology. Mal-
Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic den: Blackwell Publishers
Morphology. Edinburgh: Edinburgh Uni- Subroto, D. Edi. 1996. Konsep Leksem
versity Press. dan Upaya Pengorganisasian Kembali
Beard, Robert. 2001. Derivation dalam Lema dan Sublema Kamus Besar Baha-
Andrew Spencer and Anold M. Zwicky sa Indonesia dalam Soenjono Dardjo-
(eds) The Handbook of Morfology. Mal- widjojo (Ed.) Bahasa Nasional Kita: Da-
den: Blackwell Publishers ri Sumpah Pemuda ke Pesta Emas Ke-
Boiij, Geert. 2005. The Grammar of Words: merdekaan 1928 1995. Bandung: Pe-
An Introduction to Linguistic Morpholo- nerbit ITB Bandung.
gy. New York: Oxford University Press. Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metode
Chafe, Wallace L. 1970. Meaning and The Penelitian Struktural. Surakarta: Sebelas
Structure of Language. Chicago: The Maret University Press.
University of Chicago Press. Subroto, D. Edi. 1989. Konsep Leksem
Dik, S.C & Kooij, J.G. 1994. Ilmu Bahasa dan Upaya Pembaharuan Penyusunan
Umum. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Kamus dalam Bahasa Indonesia. Maka-
Pengembangan Bahasa RI dan Universi- lah Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra
tas Leiden Indonesia XI, IKIP Muhammadyah Yo-
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa In- gyakarta, 16 17 Oktober.
donesia. Jakarta: Balai Pustaka Subroto, D. Edi. 1987. Derivasi dan inflek-
Fillmore, Charles J. 1971. Some Problems si: Kemungkinan Penerapannya dalam
for Case Grammar . Georgetown Uni- Morfologi Bahasa Indonesia. Majalah
versity Round Table on Languages and Ilmiah Haluan Sastra dan Budaya No.
Lingusitics. Washington:Georgetown 13 Tahun VII September-Oktober. Sura-
University Press. karta: Fakultas Sastra UNS.
Hatch, Evelyn and Brown, Cheryl. 1995. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tek-
Vocabulary, Semantics, and Language nik Analisis Bahasa: Pengantar Peneli-
Education. Cambridge: Cambridge Uni- tian Wahana Kebudayaan secara Lin-
versity Press. guistis. Yogyakarta: Duta Wacana Uni-
Kiefer, Ferenz. 2001. Morphology and versity Press.
Pragmatics dalam Andrew Spencer and Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-asas Linguistik
Anold M. Zwicky (eds) The Handbook Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
of Morphology. Malden: Blackwell Pub- versity Press.
lishers Widdowson, H.G. 1997. Linguistics. New
Matthews, P.H. 1974. Morphology: An In- York: Oxford University Press.
troduction to The Theory of Word- Yule, George. 1996. The Study of Language
Structure. Cambridge: Cambridge Uni- (Second edition). Cambridge: Cambridge
versity Press. University Press.
Radford, Andrew dkk. 1999. Linguistic: An
Introduction. Cambridge: Cambridge
Unoiversity Press.