Você está na página 1de 4

Apalah arti sebuah nama (part 1)

Akhir 1990-an

Padang Panjang

Padang Panjang. Nama yang tak asing di kuping. Kota hujan yang Itu adalah Kota yang diberi
gelar Serambi Mekkah, mungkin karena banyak perguruan Islam yang tumbuh di sini. Sering
hujan singgah di Padang Panjang. Walau begitu matahari tetap bersinar di Padang Panjang,
cahayanya tidak menyengat kulit ciri khas udara pegunungan yang menyejukkan. Sungguh
nyaman berada di kota kecil ini kawan. Jika punya waktu luang mampirlah untuk melepas lelah
dan bosan menjalani rutinitas ataupun ingin kembali mengingat memori indah di masa lampau.

Akan tetapi, bagiku Padang Panjang lebih dari itu. Bagiku kota ini bagaisebuah kotak Pandora
yang menyimpan jutaan kisah.

Angin semilir selalu berhembus sejuk meniup bangunan-bangunan beringkat tempat kami
berguru. di plang depan kelompok bangunan itu tertera tulisan:

YAYASAN PENDIDIKAN BAHAR YUSUF

PESANTREN TERPADU SERAMBI MEKKAH

SLTP-SLTA USWATUN HASANAH

Hari ini Jum'at siang, beberapa orang siswa SMP dari yayasan itu sedang menyerbu
perpustakaan. Tak terkecuali aku. Kami segera sibuk mengusai buku-buku pada rak yang
tingginya dua kali lipat dari tinggi tubuh kami sendiri dan dalam waktu singkat buku-buku itu
bertebaran. Suasana yang tadinya tenang khas perpustakaan berubah menggelegar heboh bagai
pasar. Kami bergentayangan dan berceloteh layaknya ibu-ibu penjual sayur. Bisakah kau
bayangkan itu kawan? Pustaka berbentuk pasar?
Pada hari biasanya perpustakaan yang terletak di gedung khusus pria ini memang jarang
dikunjungi. Buku-buku yang kata mereka adalah jendela dunia itu jarang tersentuh. Padahal aku
yakin si empunya yayasan sudah mengeluarkan duit yang tidak sedikit untuk melengkapi koleksi
perpustakaan. Harus diakui memang, membaca belum menjadi budaya kita orang ini.

Kami yang waktu itu masih dipanggil anak-anak kemaren sore sedang dalam misi penting ke
pustaka. Hal ini penting sekali, untuk menjawab kegelisahan hati kami. Sesuatu yang wajib
ditemukan hari ini juga. Tidak bisa tidak.

Kami ingin mencari dan menemukan arti nama kami dalam berbagai bahasa. Ini menjadi krusial
sekali karena nama yang melekat pada diri kami ini telah kami bawa sejak nongol di bumi dan
tertera begitu saja di akte kelahiran kami.

"Mengapa ke pustaka?, terdengar old school sekali!"

Harap maklumlah kawan, waktu itu kan belum ada perpustakaan elektronik canggih bernama
internet seperti saat sekarang ini.

"Hei... apalah arti sebuah nama!", kata orang-orang.

Akan tetapi bagi kami yang baru belasan tahun menghirup oksigen di dunia ini tentu lain soal.
Kami sedang dalam proses pencarian identitas. Sedang berusaha beradaptasi dan berinteraksi
dengan dunia. Jati diri yang sesungguhnya, itulah yang ingin kami temukan. Jadi, kegelisahan ini
harus diakhiri sekarang juga!

Bagai monyet-monyet liar kami serampangan membolak-balik lembar demi lembar buku.
Sesekali kami berebutan sampai-sampai buku-buku itu hampir robek. Mungkin ada juga yang
robek. Tapi siapa yang peduli? arti nama kami jauh lebih penting untuk diketemukan.

"Harap maklumlah namanya juga anak-anak", entah kata siapa.

Selang beberapa waktu kemudian hasil dari cara mengunjungi perpustakaan dengan cara ugal-
ugalan itu mulai tampak. Kami yang tadi itu satu kelompok yang anggaplah dinamakan
pengacau perpustakaan akhirnya terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah
kelompok yang senang berbahagia dan kelompok kedua tentu saja kelompok kecewa yang
bermuram durja.
Kelompok senang ternyata telah berhasil menemukan arti namanya dan tersenyum lebar
bercampur puas. Tak dinyana mereka itu telah menemukan arti nama mereka dalam bahasa yang
berbeda-beda. Luar biasa bukan main pencapaian mereka. Nama-nama mereka itu ada yang dari
bahasa ibrani, arab, anglo-saxon, sanskrit, yunani, spanyol, jawa kuno dan lain sebagainya. Arti
dari nama mereka itu pun bagus-bagus dan memuaskan sekali. Jika nama-nama itu dibahasa
Indonesiakan ada yang berarti sang pembeda, singa, petunjuk, kebaikan, harapan, sang tampan,
raja, kesempurnaan dan lain sebagainya. Sungguh hebat dan brilian arti nama-nama mereka itu.
Mereka mendadak riang gembira setelah mengetahui arti dari nama pemberian orang tua yang
paling utama. Dalam hati mereka berterima kasih sedalam-dalamnya pada ayah bunda tercinta.
Bahkan, beberapa teman ada yang langsung memutuskan untuk menelpon pulang untuk berucap
kata terima kasih. Terima kasih atas doa yang telah diberikan padanya melalui nama. Sementara
itu, pemandangan berbeda terlihat di kelompok kecewa. Dengan wajah cemberut dan berkerut-
kerut mereka dengan serempak melangkah lesu keluar dari perpustakaan. Ternyata hal itu
disebabkan oleh kenihilan hasil dari mengunjungi pustaka. Mereka itu tidak berhasil sama sekali
gagal menemukan makna dari nama yang mereka sandang. Pada buku-buku di perpustakaan ini
tidak ada yang menyatakan arti nama mereka. Ada yang mengeluh, mengacak-acak rambut,
menggigit jari, merintih, menghela nafas panjang, bahkan ada yang mengumpat penerbit karena
dinilai lupa memasukkan arti nama mereka. Padahal arti nama itu kan penting, kami sepakat
waktu itu.

"Apa boleh buat, mungkin lain kali. Bersabar saja", kata salah seorang yang bertubuh paling
besar.

Pada awalnya, aku tergabung dalam kelompok pertama. Aku termasuk pada kelompok yang
senang dan berbahagia. Bukan main girangnya aku. Bagaimana tidak, aku telah mendapati arti
namaku dari bahasa Ibrani. James Rischi itulah nama pemberian orang tuaku. James itu bila
dibahasa Indonesiakan memiliki arti sang pengganti. ya, sang pengganti. "yang akan
menggantikan orang-orang hebat di negeri ini", gumamku dalam hati. wah, bukan main
senangnya hatiku saat mendapati hal itu. aku sampai tersenyum sendiri. kegirangan. jika
kurasakan rasanya sungguh seperti perasaan aneh yang menggelitik dinding perutku.

namaku memang cukup tergolong unik untuk ukuran bangsa pribumi. jarang yang memilki nama
itu di sini. ayolah kawan, mana pantas orang berkulit sawo matang separuh hitam legam dengan
batang hidung yang pendek bernama james. ah, yang benar sajalah. tapi sudahlah, mereka tak
bisa protes, itu kan pemberian kedua orangtuaku. hasil pemikiran dan doa mereka berdua,
bagaimanapun aku harus menerima. setiap orang harus menerima, tidak boleh tidak, termasuk
yang menghina dan merendahkan aku. mereka yang menghina itu harus menerima kenyataan
pahit bahwasanya di republik ini ada orang jelek dan tak komersil yang bernama JAMES
(dengan ejaan british ya). haha....

terang saja pemberian nama yang unik ini jadi nama yang populer buat lingkungan sekitarku.
langsung memberi identitas yang kuat, aku jadi mudah dikenal orang karena nama itu hanya
satu-satunya di daerah atau kota asalku. jadi aku tak bisa asal-asalan dalam bersikap. alasannya
sederhana, namaku terlalu menonjol dan mudah diingat, walaupun susah dilafalkan.

sebenarnya ayahku punya alasan lain memberikan nama itu buatku. alasan yang utama sekali.
JAMES itu aslinya adalah singkatan dari januari mesra, sejarahnya karena ayah dan ibuku
menikah pada bulan Januari. sedangkan RIS itu adalah nama ibundaku tercinta, dan tiga huruf
terakhir CHI adalah singkatan dari Cahaya Hidup Ini. luar biasa. usaha ayah patut diacungi
jempol. itu adalah sebuah proses kreatif dan cerdas yang melahirkan ide original dalam
pemberian nama puteranya. mungkin ayah punya cita-cita yang tinggi untukku sehingga ayah
memberikan nama yang mudah diingat dan tentu saja mendukung publisitasku. terima kasih
ayah. salam hormatku untukmu.

(bersambung)

Você também pode gostar