Você está na página 1de 7

Anda mau membeli gitar elektrik? Tetapi bingung cara memilihnya?

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih gitar elektrik:

Pertama…
Jelas datang dahulu ke toko alat musik, melihat-lihat, dan ketika suatu saat anda
tertarik pada sebuah gitar yang dipajang disitu, mintalah dengan baik-baik kepada
penjaga. Katakan bahwa anda hendak mencobanya (karena kalau mintanya dengan
kasar ntar dikira mau ngerampok, kalo ambil sendiri nanti dibilang maling…).

Jangan lupa minta di-tune atau di-stem dahulu. Karena biasanya gitar yang dipajang
dalam kondisi kendor. Atau anda bisa menstemnya sendiri (tapi saya sarankan,
mendingan minta distem penjaganya aja, biar kalau senarnya putus tidak disuruh
ganti…).

Nah.. Kalau anda sudah memegang gitar tersebut, saatnya anda mencoba dan
memeriksanya. Berikut adalah beberapa yang perlu diperiksa:

1. Fretboard
Fret adalah garis-garis bar yang ada di neck gitar (udah tahu…!!). Letak fret sangat
berpengaruh pada ketepatan pitch (tinggi rendah nada). Geser sedikit saja akan sangat
berpengaruh terhadap ketepatan nadanya. Kalau banyak orang bilang “falls”. Apalagi
untuk gitar-gitar yang tergolong murah. Karena dibuat secara massal, maka anda
patut curiga bahwa ada satu-dua produk yang gagal. Jangan sampai anda ketimpa sial,
mendapatkan yang gagal tersebut. Selain falls, kadang juga ketinggian fretnya tidak
menurun secara gradual maka akan mengacaukan nada-nadanya, atau mengakibatkan
suara pecah. Bahkan untuk gitar-gitar yang tergolong mahal, jangan pernah percaya
sebelum mencoba. Siapa tahu ada kesalahan produksi, udah beli mahal-mahal, rusak,
gak boleh dibalikin. Repot…
Gitu aja koq repot… gak usah repot. Cobalah dengan metode yang sangat sederhana.
Mainkan barre chord (akor tegak) dari F. Dengarkan, ada yang falls atau tidak. Kalau
tidak, maju ke F#, dengerin lagi, maju ke G, begitu seterusnya, sampai fret paling
ujung. Hati-hati justru fret-fret di ujunglah yang sering falls, karena jarak antar
fretnya saling berdekatan. Jadi meleset sedikit saja akan fatal akibatnya. Kalau ada
yang falls maka itu bukan pilihan yang bagus.

Atau bagi yang kepingin lebih gaya, mainkan tangga nada mayor diatonis, (jangan
pentatonis karena nadanya terbatas). Jelajahai tiap fret, ingat, tangga nada dahulu,
jangan improvisasi dahulu, karena ini mencoba gitar bukan pamer kemampuan. Baru
sesudah yakin tidak ada yang falls, silahkan mau pamer kemampuan terserah anda.

Untuk seting action senar (ketinggian senar dari fingerboard) bisa disesuaikan sendiri
di rumah. Jika konstruksi fret yang anda pilih sempurna, maka anda dapat menseting
senar sedekat mungkin dengan permukaan fret tanpa resiko buzzing.

2. Kayu / bahan
Tidak gampang untuk mengetahui bagus dan tidaknya sebuah kayu. Apalagi rata-rata
gitar pabrikan sudah dicat tebal dan tidak lagi terlihat pori-porinya. Karena kayu
dengan jenis samapun, bisa memiliki kualitas yang berbeda. Dua buah mahogani dari
pohon yang sama, bisa menghasilkan lembaran papan yang berbeda kualitasnya.
Hanya empu-empu gitar berpengalaman yang dapat mengetahui kualitas sebuah kayu
hanya dengan mendengar suaranya ketika diketok dengan jari.

Namun setidaknya ada sedikit panduan tentang bahan kayu ini (Panduan ini hanya
untuk memberi informasi karakter tiap kayu bukan masalah kualitasnya). Biasanya
dalam katalog tertulis bahan kayu yang digunakan untuk gitar tersebut (jika tidak
menipu). Body dari kayu tertentu, neck dengan kayu tertentu, dan fingerboard dengan
kayu tertentu. Berikut adalah karakter-karakter untuk kayu tersebut.

Pertama, kayu untuk body: Paling banyak, body menggunakan mahogany. Mahogany
memiliki karakter sound yang bright dan attack yang kuat dan tajam. Namun bobot
yang sedikit lebih berat. Bahan lain adalah Alder dengan sound warm dan bobot yang
ringan. Tidak kalah populer adalah maple. Namun biasanya bodi dengan maple hanya
sebagai lapisan, bukan utuh seluruh bodi. Karakter sound yang dihasilkan tebal. Ada
pula Bassword dengan karakter yang warm. Dan lain-lain.

Ke dua, kayu untuk neck: bahan neck tak kalah pentingnya dengan bahan untuk body.
Pada umumnya menggunakan maple, namun tidak menutup kemungkinan bahan lain.
Tetapi selama ini yang dianggap paling baik untuk neck adalah maple. Karena
kekuatan serta kelenturannya.

Ke tiga, kayu untuk fingerboard. Fingerboard ada yang satu bahan kayu utuh dengan
neck, ada pula yang menggunakan kayu yang berbeda. Jika dengan bahan yang
berbeda, kayu yang umum dipercaya untuk fingerboard adalah roosewood atau eboni.
Fingerboard rosewood cenderung ke karakter smooth dan warm, sementara eboni
lebih menghasilkan karakter bright.

3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mudah dilihat dengan kasat mata. Apakah kondisi masih bagus atau
sudah buruk. Namun lebih jauh dalam melihat bentuk dan kondisi bodi adalah
melihat karakter yang anda inginkan dari gitar tersebut. Bentuk dan kondisi bodi,
neck dan headstock. Konon berbentuk meruncing cenderung menghasilkan suara
bright, sementara yang tumpul adalah kebalikannya.
Tak kalah penting adalah melihat kondisi neck. Letakkan mata anda pada posisi dekat
dengan bridge atau ujung bodi, tataplah ke arah neck, jika neck bengkok atau
melintir, pasti akan kelihatan. Memang kondisi neck yang sedikit melengkung atau
melintir bisa diperbaiki dengan mengencangkan/mengendorkan Trusroad (besi yang
ditanam di dalam neck), namun alangkah tidak baiknya jika dalam kondisi baru, neck
telah melengkung atau melintir.

Berikutnya adalah posisi headstock. posisi headstock konon tidak hanya sebagai
variasi penampilan, namun mempengaruhi produksi suara. Yang paling umum adalah
headstock miring ke belakang. Dengan posisi miring ke belakang, membuat senar
lebih erat tertekan pada nut, maka getaran senar akan tersalur sempurna ke neck
kemudian ke body dan pick-up. Ada pula hedstock yang sejajar dengan neck, maka
untuk membantu menekan senar pada nut pastikan terpasang binding post.

4. Pick-up dan Wiring


Pick-up bertugas mengubah getaran suara menjadi signal elektrik. Pick-up turut
menentukan karakter suara setelah kayu. Pada dasarnya terdapat dua buah jenis
pickup, yaitu single coil dan hambucker (double). Single coil memproduksi suara
yang cenderung tipis, tepat untuk suara clean yang jernih hingga crunch. Sementara
hambucker lebih tepat untuk menghasilkan suara yang tebal, dan identik dengan suara
distorsi yang berat.

Ada tiga konfigurasi pick-up yang sering dipasang pada gitar. Pertama, satu atau dua
buah Hambucker tanpa singgel coil. Sehingga tepat untuk bermain distorsi penuh.
Berikutnya, satu, dua, atau tiga buah single coil tanpa hambucker. Jika anda
menginginkan sound jernih, tidak menginginkan suara distorsi yang berat maka inilah
pilihannya.Ke tiga, campuran antara hambucker dan single coil. Bisa satu hambucker
dua single coil, atau dua hambucker satu single coil. Sehingga konfigurasi ini lebih
memberi banyak pilihan karakter suara.

Berikutnya untuk Knob volume dan knob tone. Konfigurasi yang telah umum adalah:
pertama, satu volum satu tone. Ke dua, satu volume dua tone, ke tiga dua volume doa
tone. Untuk volume tone, pastikan knob tersebut berfungsi dengan baik dalam
mengontrol volume yang di keluarkan dari pickup. Untuk knob tone, pastikan
terdapat perbedaan yang menyolok antara tone dibuka penuh dengan ditutup penuh.

Terakhir pickup switch. Alat ini berfungsi untuk mengatur penggunaan pickup.
Secara umum, terdapat dua jenis pickup swith. Yaitu tiga arah dan lima arah. Pastikan
alat tersebut bekerja dengan benar. Masing-masing arah mengontrol konfigurasi pick
yang sedang digunakan.

Sebagai contoh untuk gitar dengan dua buah hambucker dengan pickup switch 3 arah.
Arah pertama (posisi miring ke atas/samping kiri) berarti mengaktifkan neck pick-up.
Bisa dicek dengan mengetuk pickup tersebut. Jika terdapat signal masuk berarti arah
switch dan pick-up tersebut berfungsi sempurna. Arah kedua (posisi tengah).
Biasanya mengaktifkan kedua pick-up. Bisa dicek seperti langkah pertama. Arah ke
tiga (posisi miring ke bawah/samping kanan). Berati mengaktifkan bridge pickup, cek
pickup tersebut seperti pada langkah pertama.

5. Penampilan
Nah yang ini selera anda, anda lebih suka bentuk serta warna seperti apa? Namun
bentuk fisik turut menentukan karakter suara yang dihasilkan. Jadi lebih baik
sesuaikan dengan gaya musik yang hendak anda mainkan. Untuk finisihng
pengecatan terdapat dua jenis, solid colour, serta transparan. Jika serat kayu bagus,
akan lebih indah jika dengan finishing transparan. Namun jika serat kayu kurang
bagus pabrikan lebih sring mengecatnya dengan solid colour. Tetapi kembali lagi, ini
masalah selera anda. Jadi terserah anda Selamat memilih gitar.
Ente melupakan satu hal..... "playability"

gwe pikir sebelum mikirin fretboard atw bahan, playability justru lebih penting. Toh
percuma saja kalo dapet gitar dgn bahan paling bagus sedunia kalo ternyata tidak
enak dimainkan ya toh? manteb toh?

Playability bisa disebut "seberapa enak gitar tsb dimainkan" dan ini ditentukan oleh
banyak faktor seperti diantaranya:
- Neck radius & shape: besar/kecil & lebarnya neck, bentuk neck C/U/V/dll.
- Fretboard radius: datar/lengkungnya fretboard
- Berat & balance: seberapa breat gitar tsb, ada pula bbrp gitar yang lebih berat di
neck
- Action: tinggi-rendahnya senar ke fretboard.
DSB.

Karena hal2 ini bersifat sangat personal untuk tiap orang, maka cara paling baik
untuk menilai suatu gitar adalah dengan : dilihat, diraba, diterawang dan
dimainkan.
Lupakan dulu merk, "made in", bahan/material, elektronik, dll. (apalagi klo ente
emang gak ngerti ttg hal2 tsb.)karena apabila dilihat, diraba, diterawang dan
dimainkan ternyata enak, sound cocok, ya sudahlah.... gitar yang "biasa2 aja" bisa
jadi "bagus" bila cocok & dimainkan oleh tangan yang tepat.
NECK DIMENSIONS

Scale/Length 648mm/25.5"
a: Width at Nut 43mm
b: Width Last Fret 56mm
c: Thickness 1st Fret 19mm
d: Thickness 12th Fret 21mm
Radius 400mm

Você também pode gostar