Você está na página 1de 41

Sistem Digital 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam praktikum sistem digital, para praktikan tidak hanya di
tuntut untuk menguasai segala teori yang berkaitan dengan sistem
digital, namun kiranya dalam praktikum dituntut pula kemampuan para
praktikan dalam menyusun atau merangkai komponen sistem digital.

Dengan kemampuan menyusun atau merangkai komponen


system digital, inilah para praktikan diharapkan akan mampu untuk
dapat membuktikan teori yang telah dipelajari dalam modul praktikum
Sistem Digital ke dalam aplikasi rangkaian elektronika.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi,


baik dibidang elektrtonika maupun di bidang lainnya,dengan
bermacam-macam produk dan jasa baru yang mutakhir kita dapat
mengenalnya, khususnya di bidang Elektronika banyak sekali produk-
produk dengan berbagai macam kecanggihan untuk mempermudah
dalam berbagai aktifitas dalam kehidupan masyarakat luas dengan
biaya yang ekonomis dan mudah untuk mengaplikasikannya dengan
petunjuk-petunjuk yang benar.

Dadu elektronik berfungsi untuk menghemat tenaga. maksudnya


adalah misalnya kita ingin bermain dadu biasanya kita mengocok dadu
dengan menggunakan tabung (atau sejenisnya) dengan cara seperti
itu kita telah banyak membuang-buang waktu dan tenaga kita, bahkan
bukan hanya itu saja kita juga bisa kehilangan keberuntungan. maka
dengan terobosan baru kami akan memproduksi suatu alat elektronik
untuk mempermudah dalam bermain dadu yang disebut dengan dadu
elektronik. dengan menggunakan alat ini kita akan menghemat tenaga
dan pada permainan tidak perlu lagi kita mengocok dadu dalam tabung
serta mungkin kita lebih beruntung. Alasan kami memilih judul dadu

Dadu Elektronik
Sistem Digital 2

elektronik kerena biaya yang dibutuhka cukup ekonomis dan mudah


dalam mengaplikasikannya.

1.2 BATASAN MASALAH


Pembahasan pada makalah ini akan membahas seputar
cara kerja, analisa rangkaian baik secara blok diagram maupun
secara lebih spesifik. Besar tegangan yang keluar.
Makalah ini akan di tutup dengan kesimpulan mengenai
dadu elektronika serta akan ditutup pula dengan saran dari
penyusun untuk pembaca dalam pengerjaan dadu elektronika
ini.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antaralain
sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang aplikasi
dari rangkaian – rangkaian dasar sebelumnya yang telah
praktikan praktek – kan dalam praktikum dadu elektronika.
b. Memberikan pengetahuan dasar dari komponen – komponen
yang digunakan dalam rangkaian dadu elektronika.
c. Memberikan pengetahuan dasar bagi praktikan sebelum
melakukan persentasi proyek yang akan dilaksanakan.
d. Memberikan pengetahuan dalam pembuatan modul aplikasi
dadu elekronika, agar bisa menjadi masukkan untuk yang
lainnya
e. Sebagai syarat kelulusan praktikum sistem digital dan untuk
mengetahui cara kerja dari dadu elektronika tersebut.
f. Membantu dan mempermudah para pemain dadu agar lebih
leluasa dan praktis dalam memainkan sebuah permainan dadu
dengan hanya menekan tombol yang ada pada alat tersebut, maka
secara langsung angka tersebut akan tampil pada seven segment
secara acak atau random.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 3

1.4 METODE PENULISAN

a. Metode keperpustakaan, yaitu para penyusun melakukan


pengumpulan data dengan cara membaca dari buku – buku
referensi dan modul bantu praktikum sistem digital.

b. Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian dadu


elekronika, hingga diperoleh gambaran awal dari prinsip
kerja rangkaian dadu elekronika, yang biasa kita gunakan
sebagai landasan pemahaman setelah memperoleh teori
yang didapat dari metode keperpustakaan.

c. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan


lansung cara kerja dari modul aplikasi dadu elekronika
setelah kita rangkai menjadi alat peraga. pengamatan yang
dilakukan selam menjalani praktikum.

d. Studi Pustaka, yaitu mengambil data dari beberapa sumber


buku untuk dijadikan acuan dalam penulisan.

e. Konsultasi, yaitu mendiskusikan dan bertanya bagaimana


cara pembuatan alat dan makalah.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 4

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Dalam makalah ini, terdiri dari beberapa bab dan ditambahkan
beberapa sub bab, guna memudahkan pembaca dalam memahami
serta mengambil kesimpulan dari pembahasan didalam makalah.
Adapun rincian sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah mengapa diperlukan pembuatan proyek dan
penyusunan makalah dadu elektronika, kemudian
diuraikan juga mengenai pembatasan pembahasan
makalah, tujuan penulisan makalah, metode yang
digunakan dalam penyelesaian proyek pengerjaan modul
aplikasi dadu elektronika beserta penulisan makalahnya,
lalu yang terakhir yaitu diuraikan tentang sistematika dari
penulisan makalah Dadu elektronika.

BAB II Landasan Teori


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori singkat dari
Dadu Elektronika, yang mencakup prinsip kerja dasar dari
masing – masing komponen yang terdapat pada Dadu
Elektronika, yang menjadi cara kerja dasar dari rangkaian
Dadu Elektronika.

BAB III Analisa Rangkaian


Bab ini akan berisi tentang analisa menyeluruh dari
rangkaian penyusun Dadu Elektronika, baik secara umum
maupun secara blok diagram yang menjelaskan secara
lebih spesifik atau detail.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 5

BAB IV Cara Pengoprasian Alat


Bab ini akan menguraikan tentang cara pengoprasian
rangkaian Dadu Elektronika, yang sesuai dengan analisa
rangkaian yang telah dibahas dalam bab – bab
sebelumnya agar dapat diperoleh sinkronisasi teori dan
praktek.

BAB V Penutup
Bab ini akan berisi tentang kesimpulan yang diperoleh
dari proyek pembuatan Dadu Elektronika serta saran
yang membangun dari pembaca untuk penulis.

Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber yang kami ambil dalam
menyusun makalah ini.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 6

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam membuat rangkaian Dadu Elektronik ini kami menggunakan beberapa


komponen pendukung agar alat yang kami buat dapat berjalan dan
mengeluarkan output sesuai dengan yang kami harapkan. Komponen –
komponen tersebut semua telah terbagi menurut fungsinya masing – masing.
Dan komponen tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu komponen pasif
dan komponen aktif. Selain komponen aktif dan pasif disini kami juga
menggunakan rangkaian IC. Biasanya di dalam ruang praktek electronic kami
mempelajari tipe IC NE555 yang digunakan sebagai IC Timer, IC 7483, IC
7490 sebagai IC pencacah, dan IC 7447.

2.1 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arus dan tegangan listrik.
Bahan pembentuk resistor dapat dibagi atas :
 Tahanan kawat
 Tahanan arang
 Tahanan lapisan tipis (film) dari logam atau arang
 Tahanan dalam IC

Sifat dari resistor dapat berbeda-beda :


Untuk membangkit panas (filament)
Untuk memberikan selisih tegangan (pembagi potensial)
Sebagai penghubung antara berbagai rangkaian
Arus terjadinya perubahan bentuk
Untuk penentuan besaran fisis

Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu : Resistor Tetap
dan Resistor tidak tetap.
Dalam rangkaian intercom yang kami buat menggunakan jenis resistor tetap
dan resistor tidak tetap.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 7

2.1.1 Resistor Tetap


Resitor Tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor
memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt; 1,8; dan sebagainya.
Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai
dengan kemampuan dayanya.

Gambar 1
Simbol Resistor

Resistor Film Resistor Carbon

Resistor Berdaya Besar Resistor Network


Gambar 2
Contoh Resistor Tetap

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca
dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor yang berupa cincin
warna. Seperti pada gambar 3.

Gelang ke-1
Gelang ke-2

Gambar 3
Gelang Resistor

Dadu Elektronik
Sistem Digital 8

Keterangan : * Gelang ke-1 dan gelang ke-2 menyatakan angka


* Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol)
* Gelang ke-4 menyatakan toleransi
Misalkan :
Gelang ke-1 : merah =2
Gelang ke-2 : hijau =5
Gelang ke-3 : coklat = 1 (berarti banyaknya nol = 1)
Gelang ke-4 : emas =5%
Berarti nilai resistor tersebut adalah 250 Ohm dengan toleransi sebesar 5 %
Untuk mengetahui kode warna pada resistor perhatikan tabel 1,
merupakan kode warna standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association).

Warna Gelang ke
1 dan 2 3 4
Hitam 0 X1
Coklat 1 X 10 1%
Merah 2 X 100 2%
Orange/Jingga 3 X 1000
Kuning 4 X 10000
Hijau 5 X 100000
Biru 6 X 1000000
Ungu 7 X 10000000
Abu-abu 8 X 100000000
Putih 9 X 1000000000
Emas - X 0.1 5%
Perak - X 0.1 10 %
Tidak Berwarna - - 20 %

Tabel 1. Tabel kode warna resistor

Dadu Elektronik
Sistem Digital 9

2.1.2 Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)


Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat
diubah-ubah. Jenisnya antara lain: hambatan geser, trimpot dan
potensiometer.Yang banyak digunakan ialah trimpot dan
potensimeter.

Gambar 4
Simbol Resistor Tetap, Variabel

Kerusakan-kerusakan pada resistor dapat berupa :


Berubah harga (karena panas, umur, dsb)
Putus (harganya berubah menjadi sangat besar sekali)
Terhubung singkat atau bocor (harga menjadi keci

a. Trimer Potensiometer (Trimpot)


Trimpot adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah
dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk
mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang
tercantum pada badan trimpot tersebut.

a. Bentuk Trimpot b. Simbol Trimpot


Gambar 5
Bentuk dan Simbol Trimpot

Dadu Elektronik
Sistem Digital 10

b. Saklar Push On
Saklar push on digunakan untuk keperluan reset secara manual, bila
saklar ditekan maka pin RST akan mendapat tegangan setara dengan Vcc
dan hal ini menyebabkan berada dalam keadaan reset.
.

Gambar 6
Saklar Push On

Gambar 7
Rangkaian Saklar Push On

2.2 LED (Light Emiting Dioda)

Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED


merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan
dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P – N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi
cahaya.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 11

LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk


mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah
galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan
warna cahaya yang berbeda pula.

Pada saat ini warna – warna cahaya LED yang banyak ada adalah
warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada
dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal
dan tidak efisien.

Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,


arus maksimum dan disipasi daya – nya. Rumah (chasing) LED dan
bentuknya juga bermacam – macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong.

LED sering dipakai sebagai indikator yang masing – masing warna


bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa
berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang
besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14
segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan
alphabet.

Warna LED Deskripsi


Berkedipkedip Mengindikasikan diagnosis sedang berjalan, pemuatan
Hijau firmware, atau peralihan Mode Manajemen.

Hijau Solid Mengindikasikan saklar berada pada Mode Dengan

Pengaturan.

Kuning Solid Diagnostik gagal.


Berkedipkedip Tidak ada gambar yang valid.
Kuning
Padam Mengindikasikan mode Tanpa Pengaturan atau mode
Aman.
Tabel 2. Indikasi LED untuk Mode Dengan Pengaturan

Dadu Elektronik
Sistem Digital 12

Gambar 8 Gambar 9

Contoh Dioda LED Bentuk dan Simbol LED

2.3 Kapasistor
Kapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk
menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau
kapasitansi seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi

a. Kapasitor Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas
atau kapasitansi yang tetap.

Gambar 10
Kapasitor Tetap Non Polar

Kapasitor tetap yang digunakan dalam Led Traffic Ligths adalah 1 μf


Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan
diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum.

Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun


film. Biasanya kapasitor yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari
1 mikrofarad.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 13

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca


melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka :
Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga)
menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).

b. Kapasitor elektrolit (elco)


Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1
mikrofarad adalah kapasitor elektrolit (elco) kapasitor ini memiliki pocarlias
dan biasa disebutkan tegangan kerjanya .

Gambar. 11
Simbol Kapasitor ELCO

c. Kapasitor tidak tetap


Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitas atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitas ini terdiri dari :

1. Kapasitor Thimer
Kapasitas yang nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan obeng.

2. Variabel Kapasitor (varlo)


Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar poros yang tersedia.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 14

2.4 Counter
Counter adalah suatu alat atau rangkaian digital yang befungsi untuk
menghitung banyaknya pulsa clock, pembagi frekuensi, pembangkit kode
biner, gray.
Ada 2 macam pencacah yaitu pencacah sinkron/pencacah jajar dan
pencacah tak sinkkron/asinkron yang juga sering disebut pencacah deret
(series counters) atau pencacah kerut (ripple counters) atau pencacah biner.
Langkah-langkah penting dalam merancang suatu pencacah meliputi:
1. Kharakteristik pencacah.
a. Sinkron atau tak sinkron.
b. Pencacah maju atau pencacah mundur.
c. Sampai berapa banyak ia dapat mencacah (modulo counter).
d. Dapat bejalan terus (free running), atau dapat berhenti sendiri self
stopping.
2. Jenis-jenis flip-flop yang digunakan yaitu DFF, JKFF dan RSFF
3. Prasyarat perubahan logicnya dan flip-flop yang digunakan.

2.5 DECODER DAN ENCODER

2.5.1 DECODER

Dalam suatu sistem digital instruksi-instruksi maupun bilangan-bilangan


dikirim dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan biner. Misalnya jika kita
menyediakan karakter 4 bit untuk pengiriman instruksi maka jumlah instruksi
berbeda yang dapat dibuat adalah 24=16. Informasi ini diberi kode atau sandi
biner. Dipihak lain seringkali timbul kebutuhan akan suatu saklar multi posisi
yang dapat dioperasikan sesuai dengan kode tersebut. Dengan kata lain
untuk masing-masing dari 16 saluran hanya 1 saluran yang dieksitasi pada
setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu kode tertentu ini disebut
pendekodean atau Decoding. Sistem BCD (Binary Code Decimal)
menterjemahkan Bilangan–bilangan decimal dengan menggantikan setipa
digit decimal menjadi 4 bit biner. Mengingat 4 digit biner dapat dibuat 16
kombinasi, maka 10 diantaranya dapat digunakan untuk menyatakan digit
decimal 0 sampai 9. Dengan ini kita memiliki pilihan kode BCD yang luas.
Salah satu pilihan yang disebut kode 8421. Sebagai contoh, bilangan decimal

Dadu Elektronik
Sistem Digital 15

264 memerlukan 3 gugus yang masing-masing terdiri dari 4 bit biner yang
berturut-turut dari kiri (MSB) ke kanan (LSB) sebagai berikut: 0010 0110
0100 (BCD).

Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan kita ingin


mendekode suatu instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit decimal 5.
Opeasi ini dapat dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4 masukan yang
dieksitasi oleh 4 bit BCD.
Perhatikan gambar 1, keluaran gerbang AND = 1
A
B jika masukan BCD adalah 0101 dan sama dengan
Y
C untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode ini
D
merupakan representasi bilangan decimal 5 maka
Gb1. AND 4 input
keluaran ini dinamakan saluran atau jalur 5.
Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan yang
dapat dibaca dan dimengerti manusia.
Jenis-jenis rangkaian decoder
1. BCD to & 7segment Decoder
a
a
MSB b
D
7447 c f b
C
Input d g
B
e e c
A
f
LSB
g d

Gb.2 BCD to Seven Segment Decoder


Gambar 12
Seven Segment Decoder

Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan oleh


decoder, sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED peraga (7 segment
LED), yang sesuai kombinasi masukan biner tersebut. Sebagai contoh, Jika
masukan biner DCBA = 0001, maka decoder akan memilih jalur keluaran
mana yang akan diaktifkan. Dalam hal ini saluran b dan c diaktifkan sehingga
lampu LED b dan C menyala dan menandakan angka 1.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 16

2. Decoder BCD ke decimal


Keluarannya dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sehingga
kombinasi angka biner akan menghidupkan lampu indikator angka yang
sesuai. Sebagai contoh D = C = B = 0 , A= 1, akan menghidupkan lampu
indikator angka 1. Lampu indikator yang menyala akan sesuai dengan angka
biner dalam jalan masuk.
9
8
7
MSB
D 6
C
7442 5
Tabungan
B 4 angka
A 3
LSB 2
1
0

Gb.3 Decoder BCD ke Desimal


Gambar 13
Decoder BCD ke Decimal

INPUT OUTPUT
D C B A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2.5.1.1 Decoder Prioritas


A. Common Catoda
Adalah rangkaian seven segment yang kaki anodanya disatukan
kemudian diberi tegangan dan kaki katodanya dihubungkan dengan ground.
Syarat : aktif jika kaki anoda high=1, on=1 dan off=0

Dadu Elektronik
Sistem Digital 17

Gambar 14
Rangkaian Diskrit Common Catoda

B. Common Anoda
Adalah rangkaian seven segment yang kaki katodanya sebagai input
dan kaki anoda disatukan kemudian diberi tegangan. Syarat : aktif jika katoda
low=0, on=0 dan off=1

Gambar 15
Rangkaian Diskrit Common Anoda

2.5.2 DEMULTIPLEXER

Demuliplexer adalah suatu system yang menyalurkan sinyal biner


(data serial) pada salah satu dari n sluran yang tersedia, dan pemilkah
saluran khusus tersebut ditentukan melalui alamatnya. Suatu pendekode
dapat diubah menjadi demultiplexer seperti dijelaskan pada gambar 4 sebagai
berikut:

Dadu Elektronik
Sistem Digital 18

Input B A
Gambar realisasi
rangkaian
Demultiplekser untuk
masukan 1 keluaran 4

Y0

Y1

Y2

Y3

Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian demultiplexer masukan 1


keluaran 4.
A Yo = A.B
B 0 1 Y1 = A.B
Y2 = A.B
0 Yo Y1
Y3 = A.B
1 Y2 Y3

2.5.3. MULTIPLEXER

Fungsi multiplexer adalah memilih 1 dari N sumber data masukan dan


meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu saluran informasi tunggal.
Mengingat bahwa dalam demultiplexer hanya terdapat satu jalan masuk dan
mengeluarkan data-data yang masuk kepada salah satu dari N saluran
keluar, maka suatu multiplexer sebenarnya melaksanakan proses kebalikan
dari demultiplexer. Gambar berikut adalah merupakan suatu multiplexer 4 ke
1 saluran. Perhatikan bahwa konfigurasi pendekodean yang sama digunakan
baik dalam multiplexer maupun dalam demultiplexer
B A
Gambar Multiplexer
4 masukan ke 1
saluran keluaran

D0 A.B

A.B
D1

D2 A.B

D3 A.B

Dadu Elektronik
Sistem Digital 19

Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian multiplexer 4 masukan ke 1


saluran adalah sebagai berikut:

A
B 0 1
0 Do D2
1 D1 D3

2.5.4. ENCODER

Suatu decoder atau pendekode adalah system yang menerima kata M


bit akan menetapkan keadaan 1 pada salah satu (dan hanya satu) dari 2m
saluran keluaran yang tersedia. Dengan kata lain fungsi suatu decoder adalah
mengidentifikasi atau mengenali suatu kode terntu. Proses kebalikannya
disebu pengkodean (encoding). Suatu pengkode atau encoder memiliki
sejumlah masukan, dan pada saat tertemtu hanya salah satu dari masukan-
masukan itu yang berada pada keluaran 1 dan sebagai akibatnya suatu kode
N bit akan dihasilkan sesuai dengan masukan khusus yang dieksitasi.
Upamanya kita ingin menyalurkan suatu kode biner untuk setiap penekanan
tombol pada key board alpha numeric (suatu mesin tik atau tele type). Pada
key board tersebut terdapat 26 huruf kecil, 10 angka dan sekitar 22 huruf
khusus, sehingga kode yang diperlukan kurang lebih bejumlah 84. syarat ini
bisa dipenuhi dengan jumlah bit minimum sebanyak 7 (27=128). Kini misalkan
bahwa key board tersebut diubah sehingga setiap saat suatu tombol ditekan,
sakelar yag bersangkutan akan menutup. Dan dengan demikian
menghubungkan suatu catu daya 5 volt (bersesuaian dengan keadaan1)
dengan saluran masuk tertentu. Diagram skema rangkaian encoder
ditunjukkan sebagai berikut:

Dadu Elektronik
Sistem Digital 20

+ 5 Volt

INPUT
0

D1
2

D2
3

D4 D3
4

D5
5

D7 D6
6

D9 D8
7

D12 D11 D10


8

D13
9

D15 D14

NOT 4 NOT 3 NOT 2 NOT 1

D C B A
,

.
Encoder ini merupakan rangkaian penyandi dari bilangan dasan (desimal)
menjadi sandi biner (BCD=binary code decimal).
Bila tombol 1 ditekan, maka D1 akan on menghubungkan jalur A ke logika 0
(GND), akibatnya pada NOT gate 1 timbul keluaran 1, sehingga timbul
kombinasi logika biner 0001(2), dan seterusnya.
Rangkaian Encoder juga dapat disusun dengan menggunakan gerbang
NAND sebagai berikut:
9 D
4
8

7
C
3
6

B
4 2

2 A
1
1

Tabel kebenaran dari rangkaian Encoder Desimal ke BCD dengan dioda


logika dan gernag NAND sebagai berikut:

Dadu Elektronik
Sistem Digital 21

Saklar yang Output


ditekan D C B A
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1

Tabel 3 kebenaran dari rangkaian Encoder Desimal ke BCD

Masih banyak jenis Encoder yang lain, yang dapat menyandikan simbol
komunikasi angka dan abjad ke angka biner. Aturan ini distandarkan oleh
ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Penyandi ini
dipakai dalam Komputer.

2.6 Seven Segment


Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat
menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment
display biasa tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED
(Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan
dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat
menampilkan sebuah angka heksadesimal.

Seven-segment display membutuhkan 7 sinyal input untuk


mengendalikan setiap diode di dalamnya. Setiap diode dapat membutuhkan
input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya, tergantung dari jenis seven-
segmen display tersebut. Jika Seven-segment bertipe common-cathode,
maka dibutuhkan sinyal HIGH untuk mengaktifkan setiap diodenya.
Sebaliknya, untuk yang bertipe common-annide, dibutuhkan input LOW untuk
mengaktifkan setiap diodenya.

Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari


suatu seven segment display yaitu dengan menggunakan sebuah sevent-

Dadu Elektronik
Sistem Digital 22

segment decoder. Seven-segment decoder membutuhkan 4 input sebagai


angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam bahasa mesin
(bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan
“diterjemahkan” decoder ke dalam sinyal-sinyal pengendali seven-segment
display. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7 sinyal yang setiap sinyalnya
mengatur aktif-tidaknya setiap LED.

Selanjutnya kita akan mencoba merancang sebuah hex to seven-


segment decoder untuk seven-segment berjenis common-cathode, yakni
seven-segment yang setiap LED nya aktif jika diberi sinyal HIGH atau 1.
Gambar ilustrasi dan tabel kebenaran dari dekoder tersebut adalah sebagai
berikut.

Gambar. 16
Sevent Segment Common Cathode

Dadu Elektronik
Sistem Digital 23

Gambar 17
Circuit diagram untuk antarmuka Common Catoda Tampilan 7-Segmen

Tabel 4. kebenaran pada 7 segment decoder

Dadu Elektronik
Sistem Digital 24

Menampilkan angka pada seven segment dengan IC 7447

Seven segment terdiri dari susunan delapan buah LED. Seven


segment biasanya digunakan untuk menampilkan angka pada jam digital,
digital multimeter, dan peralatan elektronik lainnya yang menampilkan angka.

Seven segment ada 2 tipe yaitu common anode dan common cathode.
Bedanya common anode dan common cathode adalah pada kaki common
nya, untuk common anode kaki common nya berupa anoda dari delapan LED,
sedangkan common cathode kaki common nya berupa katoda dari delapan
LED.

Gambar. 18
Sevent Segment Common Anode

Menampilkan angka pada seven segment dapat digunakan IC 7447. IC


7447 terdiri dari 16 kaki. IC 7447 cocok dengan seven segment yang bertipe
common anode. Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar. 19
Rangkaian Common Anode

Dadu Elektronik
Sistem Digital 25

Untuk menampilkan angka seven segment dengan rangkaian diatas,


anda dapat melihat tabel dibawah.

INPUT ANGKA YANG


D C B A DITAMPILKAN
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 2
0 0 1 1 3
0 1 0 0 4
0 1 0 1 5
0 1 1 0 6
0 1 1 1 7
1 0 0 0 8
1 0 0 1 9

Tabel 5. kebenaran pada 7 segment Anode

Gambar 20
Circuit diagram untuk antarmuka Common Anoda Tampilan 7-Segmen

Dadu Elektronik
Sistem Digital 26

2.7 IC NE555

PIN CONFIGURATION

Sambungan dari pin adalah sebagai berikut:

No. Nama Tujuan

1 GND Ground, tingkat rendah (0 V)

2 Trigonometri Sebuah pulsa pendek tinggi ke rendah memicu mulai timer

3 OUT Selama interval waktu, output tetap di + V CC

Selang waktu dapat terganggu dengan menggunakan pulsa reset ke


4 RESET
rendah (0 V)

Kontrol tegangan memungkinkan akses ke pembagi tegangan internal (2


5 CTRL
/ 3 VCC)

Ambang di mana berakhir interval (itu berakhir jika tegangan di THR


6 THR
adalah paling sedikit 2 / 3 V CC)

Terhubung ke sebuah kapasitor yang debit waktu akan mempengaruhi


7 DIS
interval waktu

8 V +, V CC Tegangan suplai positif yang harus antara 3 dan 15 V

Dadu Elektronik
Sistem Digital 27

Gambar 21
IC NE 555

IC NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen
elektronika yang cukup terkenal, sederhana, dan serba guna dengan
ukurannya yang kurang dari 1/2 cm3 (sentimeter kubik). Pada
dasarnya Aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu)
dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit
Pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan
sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing. Praktisnya, fungsi dan
aplikasi IC NE555 ini banyak sekali digunakan diantaranya sebagai pengatur
alarm, sebagai penggerak motor DC, bisa digabungkan dengan IC TTL
(Transistor-transistor Logic) dan sebagai input jam digital untuk keperluan
yang diinginkan ( kalau hanya untuk jam digital biasa, sudah banyak IC yang
bisa langsung digunakan), bisa juga dimanfaatkan dalam rangkaian sakelar
sentuh, dan jika digabungkan dengan infra merah ataupun ultrasonic, NE 555
ini bisa dijadikan sebagai pemancar atau remote control.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 28

Sedangkan untuk mengetahui cara kerja dan detail struktur fisik IC NE555 ini
bisa dilihat dari rangkaian/komponen internalnya.

Gambar 22
Diagram Blog IC NE555

Pada diagram blok di atas, internal IC NE555 yang kecil ini terdiri dari: 2
buah komparator (Pembanding tegangan), 3 buah Resistor sebagai pembagi
tengangan, 2 buah Transistor (dalam praktek dan analisis kerjanya, transistor
yang terhubung pada pin 4 biasanya langsung dihubungkan ke Vcc), 1
buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan logika tertentu,
dan 1 buah inverter.

2.8 IC 7483

Dadu Elektronik
Sistem Digital 29

Gambar 23
Dimensi IC 7483

Nomor
Deskripsi
Pin
1 A4 Input
2 Sum 3 Output
3 A3 Input
4 Input B3
5 Vcc
6 Sum 2 Output
7 B2 Input
8 A2 Input
9 Sum1 Output
10 Input A1
11 B1 Input
12 Tanah
13 C0 Input
14 Input C4
15 Sum4 Output
16 Input B4

Tabel 6. Deskripsi PIN Ic 7483

Dadu Elektronik
Sistem Digital 30

IC 7483 adalah rangkaian TTL dengan 4 buah penjumlah-penuh yang berarti


bahwa rangkaian ini dapat menjumlahkan bilangan 4 bit Dua atau lebih
penjumlah paralel dapat dihubungkan secara kaskade untuk membentuk
rangkaian penjumlah bilangan-bilangan dengan bit yang lebih besar. Susunan
dua buah IC 7483 tersebut dapat menjumlahkan bilangan 8 bit.

2.9 IC 7490

gambar 24
data Sheet Ic 7490

IC 7490 adalah IC pencacah, tiap pencacah taksinkron monolit ini


mengandung empat guling-guling (Flip-Flop)induk-hamba dan tambahan
penggerbang (gating) guna pencacah bagi dua dan sebuah pencacah biner
tiga tingkat yang panjang daurnya adalah bagi lima. Untuk memanfaatkan
panjang cacahan sepenuhnya (dekade, bagi duabelas, atau biner empat bit),
pada pencacah ini, jalan masuk B dikoneksikan pada jalan keluar Qa. IC ini
adalah sebuah decoder BCD-ke-dasan generasi kedua, dirancang khusus
untuk menggerakkan tabung indikator katoda dingin. Decoder ini telah
membuktikan suatu kemampuan yang lebih baik untuk meminimkan transisi
pensklaran guna mempertahankan tampilan yang mantap.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 31

2.10 IC 7447

Gambar 25
Rangkaian Seven Segmen Menggunakan Ic 7447

IC 7447 terdiri dari 16 kaki. IC 7447 cocok dengan seven segment yang
bertipe common anode.IC7447 adalah pola konverter BCD 7-segmen.
Langkah ini merupakan bentuk lanjutan dari <previous> setup dimana kita
memasuki pola manual untuk menampilkan karakter yang dikehendaki. Di
sini, di kasus ini, IC7447 mengambil kode Biner Desimal (BCD) sebagai input
dan output kode 7 segmen yang relevan.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 32

BAB III
ANALISA RANGKAIAN

Pada bab ini kami menguraikan atau menganalisa alat yang telah kami
buat ”DADU ELEKTRONIK”, tentang cara atau prinsip kerja dari alat ini.
Penganalisaan pada rangkaian ini akan kami jelaskan dalam 2 (dua) metode
yaitu :
1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
2. Analisa Rangkaian Secara Detail

Yang semua ini kami lakukan untuk dapat lebih memperjelas tentang cara
atau prinsip kerja dari Rangkaian ini, dengan harapan akan lebih mudah
untuk dimengerti atau dipahami.

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

Analisa secara blok diagram untuk “ Dadu Elektronik “ ini dibagi


menjadi empat bagian yaitu :Saklar, Pengasil pulsa/clock, IC Counter, IC
7483, IC Decoder, 7’Segment. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut dibawah ini :

SAKLAR IC TIMER IC COUNTER

Seven Gegment IC DECODER IC 7483

Dadu Elektronik
Sistem Digital 33

Saklar
Saklar merupakan suatu komponen elektronika yang dapat menghubungkan/
memutuskan suatu tegangan. Pada rangkaian ini saklar terhubung pada kaki
8 IC Timer yang berfungsi untuk memberikan tegangan pada IC Timer
tersebut.

IC Timer
IC NE555 merupakan IC Timer yang dapat berfungsi untuk memberikan
inputan kepada IC Counter 7490 berupa clock ( 1 dan 0 ) secara bergantian.
Output IC Timer terdapat pada kaki 3 yang terhubung dengan kaki 14 IC
7490.

IC Counter
Counter adalah suatu rangkaian yang dapat menghitung banyaknya detak
pulsa persatuan waktu. Pada rangkaian ini IC counter yang digunakan adalah
IC 7490. IC 7490 merupakan IC yang dapat mengcounter/ mencacah secara
upcounter. Upcounter artinya bilangan yang di cacah/ dicounter dimulai dari
bilangan yang rendah sampai bilangan yang tinggi dalam hal ini data yang
dapat di counter dimulai dari bilangan 0 sampai dengan bilangan 9.

IC 7483
IC 7483 merupakan suatu rangkaian TTL yang dapat melakukan 4 buah
penjumlah pada rangkaian ini IC 7483 dapat menjumlahkan bilangan 4 bit dua
atau lebih penjumlah paralel dapat dihubungkan secara kaskade untuk
membentuk rangkaian penjumlah bilangan-bilangan dengan bit yang lebih
besar. Susunan dua buah IC 7483 tersebut dapat menjumlahkan bilangan 8
bit.

IC Decoder
IC 7447 merupakan suatu IC Decoder yang dapat menyediakan 4 bit untuk
pengiriman instruksi. Pada rangkaian ini IC Decoder hanya dapat
mengcounter bilangan BCD karna terpengaruh dari rangkaian input IC 7490.
Sehingga pada tampilan seven segment hanya mengeluarkan bilangan 0
sampai bilangan 9.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 34

7’Segment
7’ Segment merupakan suatu komponen elektronika yang dapat berfungsi
untuk menampilkan output. Pada rangkaian ini 7’Segment yang digunakan
adalah common anoda, artinya 7’ Segment tersebut akan aktif jika diberi
tegangan/ logika 0.

3.2 Analisa rangkaian secara detail


Pada rangkaian ini sumber tegangan berupa tegangan DC 5 V dan
Ground pada tiap-tiap kaki pada rangkaian yang berfungsi agar terjadi beda
potensial yang dibutuhkan agar alat tersebut dapat bekerja. Pada kaki 8 IC
Timer terdapat switch yang berfungsi untuk mengaktifkan/ memberikan
tegangan pada IC Timer agar IC tersebut dapat menghasilkan gelombang
kotak dan LED yang berfungsi sebagai lampu indikator apabila saklar sudah
kita tekan. Setelah IC NE555 diberikan tegangan dan arus maka IC tersebut
akan secara otomatis memberikan output berupa logika 0 atau 1 ke kaki 14 IC
7490. Lalu IC7490 tersebut akan memproses clock yang masuk pada kaki 14.
Pada IC 7490 terjadi proses counter data, data yang dapat di counter oleh IC
tersebut dari 0 sampai dengan 9 ini biasa disebut dengan upcounter. Output
yang keluar setelah di proses oleh IC 7490 selanjutnya dikirim ke IC 7483,
pada IC ini terjadi proses penambahan bilangan setelah diproses oleh IC
7490 dan akan menghasilkan output berupa bilangan biner 4 bit. Setelah itu
data 4 bit dikirim ke IC 7447 dan selanjutnya terjadi proses perubahan data
dari biner ke decimal/ decoder. IC ini hanya dapat menampilkan data 0
sampai dengan 9 di karnakan IC ini merupakan IC decoder yang hanya dapat
mengkonversi bilangan BCD. setelah selesai diproses oleh IC 7447 maka
outputnya akan di tampilkan oleh seven segment.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 35

BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT

4.1. Cara Pengoperasian Alat


Tahap dalam pembuatan proyek “ DADU ELEKTRONIK ” ini adalah
kita harus tahu dan pastikan bagaimana alat-alat dari komponen ini bekerja
dengan baik. sehingga dapat menghasilkan Output yang sempurna dari
rangkaian yang kita buat.

Sebelum memulai pengoperasian, kita memerlukan tegangan (voltage)


untuk dapat menjalankan proyek ini, adapun voltage yang digunakan antara
lain dari catu daya atau adaptor. Apabila kita menggunakan catu daya DC
maka voltage (tegangan) yang dipakai sebesar 5 Volt.Keuntungan kita
menggunakan catu daya dari pada adaptor adalah kita tidak perlu takut atau
khawatir apabila arus dari tegangan habis atau tidak ada, yang dikarenakan
losst current / kehilangan arus. Tetapi penggunaan daripada catu daya dari
adaptor perlu diperhatikan lagi, karena bila voltage terlalu besar ini bisa
merusak komponen-komponen. Dan apabila listrik mati maka rangkaian ini
tidak akan berfungsi. Lain pula jika kita menggunakan battery, kita tidak perlu
khawatir apabila arus listrik tersebut padam atau mati.

Dalam membuat Rangkaian Dadu Elektronik dengan menggunakan IC


Analog. Untuk menampilkan output, digunakan satu buah seven segment.
Dimana alat ini dapat juga membantu dan mempermudah para pemain dadu
hanya dengan menekan tombol push on maka secara langsung angka
tersebut akan tampil pada seven segment secara acak atau random. dalam
rangkaian dadu elektronik ini , memakai beberapa IC Analog Diantaranya IC
NE555 sebagai Osilator, IC 7490 sebagai Pencacah, IC 7483 sebagai Full
Adder, IC 7447 sebagai Dekoder, dan beberapa komponen-komponen
elektronika lainnya seperti Resistor, Kapasitor, Led, dan output dari rangkaian
ini adalah tampilan pada 1buah seven segment. rangkaian yang dibuat
merupakan sebuah prototipe dan dapat dikembangkan menjadi bentuk yang
lebih baik.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 36

Pada saat rangkaian terhubung ke sumber tegangan, maka seven


segment akan menyala, kemudian pada saat saklar Push On ditekan
pencacah akan melakukan perhitungan dan pencacahan, sehingga suatu
sistem pemecah sandi akan mengeluarkan hasil pada kondisi akhir
(menampilkan bilangan acak). Dan apabila saklar Push On dilepas, maka
seven segment akan menyala seperti semula. Dengan kata lain rangkaian ini
tergantung dari penekanan dan pelepasan saklar atau tombol start.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 37

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa Rangkaian flip-flop merupakan rangkaian sebagai
berikut :

• Rangkaian dadu elektronika yang kelompokan menjadi gabungan


atau sekuensial. Rangkaian dadu elektronika menggunakan
menentukan hasil bilangan biner dari 0 sampai D
• Rangkaian dadu eleektronika dirangkai satu sama lain untuk
membentuk pecacah, register, dan peralatan memori.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa IC NE555


berfungsi sebagai Timer (Pewaktu). IC 7447 terdiri dari 16 kaki, IC 7447
cocok dengan seven segment yang bertipe common anode. artinya 7’
Segment tersebut akan aktif jika diberi tegangan/ logika 0. Penulis menyadari
bahwa hasil Penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan Ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki.

5.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat membantu dalam kreatifitas para
mahasiswa, karena dengan adanya tugas pembuatan makalah ini kami
terlatih untuk membuat Penulisan Ilmiah nantinya. Pembuatan makalah ini
sebenarnya akan jauh lebih baik apabila bahan materi yang ada lebih banyak
dan bermutu.

Penulis ingin memberikan pendapat untuk mendaptkan hasil gambar


lay out yang sempurna maka sebaiknya gambar rangkaian di sablon terlebih
dahulu setelah itu baru di tebalkan dengan sepidol permanen. setelah itu
jangan berikan air pada terlalu panas pada larutan ferikrolit karena di takutkan
dapat merusah jalur atau memutuskan jalur pada rangkaian. kerusakan yang
paling fatal terjadi di tiap-tiap kaki IC. jika salah satu dari jalur rangkaian ada

Dadu Elektronik
Sistem Digital 38

yang tersambung itu akan mengakibatkan rangkaian short dan menyebabkan


salah satu dari IC tersebut akan panas.

Penulis menyadari banyak kekurangan dari makalah yang penulis buat


Makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna karena masih adanya
keterbatasan pengetahuan kami tentang Dadu Elektronika.

Dadu Elektronik
Sistem Digital 39

DAFTAR PUSTAKA

• http://siesrex.wordpress.com/2009/03/02/praktikum-sistem-digital
part-ke-2/
• www.electrofriends.com
• http://www.futurlec.com/Kits.html
• My Blog Is My Life: Tugas Artikel flip flop
• http://inggitprabowoganteng.blogspot.com/2009_03_01_archiv
e.html
• http://diary4share.blogspot.com/search/label/Elektronika
• Tutorial pada saat di laboratoriun sistem digital.
• www. wikipedia.ensiklopediabebas.com

Dadu Elektronik
Sistem Digital 40

Lampiran 1

DATA PENGAMATAN
PADA RANGKAIAN DADU ELEKTRONIK

IC NE555 IC 7490 IC 7483


Kaki Data Kaki Data Kaki Data
1 0.004 1 3.487 1 0.139
2 2.593 2 0.968 2 6.577
3 1.848 3 0.146 3 4.339
4 10.208 4 0.004 4 0.010
5 0.759 5 4.121 5 4.478
6 2.566 6 0.008 6 0.129
7 3.380 7 0.009 7 0.008
8 1.160 8 0.123 8 0.174
9 0.125 9 6.437
10 0.008 10 0.152
11 0.133 11 3.981
12 0.144 12 0.007
13 0.020 13 0.007
14 1.827 14 0.130
15 0.128
16 0.007

Dadu Elektronik
Sistem Digital 41

Lampiran 2

Skema Rangkaian Dadu Elektronik

Lampiran 3
Layout PCB

Dadu Elektronik

Você também pode gostar