Ketika penjelajah Dunia Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great) menapakkan kakinya di daratan Pharos yang merupakan sebuah perkampungan kecil nelayan kala itu, ia berdiri sembari tercengang dan takjub ketika memandangi keindahan alam di Alexandria tersebut dan berkata "Di sinilah akan aku bangun kotaku yang sudah aku impikan sejak lama". Maka skenario lahirnya kota Alexandria dimulai pada musim gugur 332 SM. Setelah melewati beberapa episode mimpi itu menjadi kenyataan, ketika ia memerintahkan seorang tata kota dari Yunani yang brenama Denokrates untuk merealisasikan kota impiannya. Lalu sang Raja Agung beranjak ke Timur pada musim semi 331 SM. Dalam perjalanan selanjutnya kota Alexandria (Alexandria) mengalami kemajuan begitu pesat dan sempat menjadi ibu kota Mesir selama hampir 1000 tahun, hingga penaklukan Islam pada tahun 2 H (621 M), setelah melalui rute tiga peradaban besar, yaitu Ptolemi, Romawi, dan Bizantium. Dari kota ini pula penaklukan Islam ke daratan Eropa mulai dilancarkan. Adapun Alexandria ini merupakan kota terbesar kedua di Mesir, dan kota pelabuhan jalur ekspor-impor barang dan dikenal juga sebagai kota pantai yang berjarak sekitar 224 Km. dari Kairo. Beberapa koleksi sejarah yang dapat kita jumpai di sana antara lain, Maktabah Alexandria.
Sejarah singkat Berdirinya Maktabah Alexandria :
Maktabah ini adalah yang pertama dibangun di dunia yang didirikan pada abad IV Sebelum Masehi. Maktabah ini semenjak berdirinya sampai sebelum dibakar pada abad pertengahan memiliki berjuta-juta manuskrip papyrus,dan memiliki ruangan untuk berbagai acara diskusi ilmiah. Diantaranya, sebuah ruang ibadah kepada Tuhan Mesir kuno yang diberi nama Museum, yang berarti 9 Tuhan Muses, yang salah satunya bernama Music, Tuhan ilmu pengetahuan, kesenian, dan sastra. Berdirinya Maktabah Alexandria tidak terlepas dari peran Dinasti Ptolemi yangberkuasa di mesir kala itu. Masa yang dikenal dengan periode Hellenistic tersebut berjalan selam 3 abad. Ptolemi I (323-284 SM.) yang digelari Soter merupakan komandan militer sekaligus seorang yang sangat mencintai ilmu, hingga ia menulis sebuah buku besar biografi Iskandar Agung. Atas inisiatifnya, ia berkeinginan mendatangkan sejumlah tokoh Yunani guna bersama membangun negerinya yang baru, Mesir dengan Alexandria sebagai Ibu kota. Diantara yang memenuhi undangan tersebut adalah Demitrius Phalereus, berasal dari Athena, merupakan seorang ahli filsafat dan politik. Atas usulannya kepada Ptolemi I dibangunlah sebuah pusat pengembangan ilmu pengetahuan, plus pustaka yang mengoleksi berbagai buku dan diberi nama Mouseion, berasal dari bahasa Yunani yang brrarti tempat ibadah seluruh Tuhan ilmu pengetahuan dan seni. Ditunjuklah Demitrius Phalereus sebagai pengawas merangkap direktur Mouseion. Selain mengolesi buku-buku berbahasa Yunani, maktabah ini dulunya juga menimpan berbagai manuskrip mesir kuno dan Venekia, juga sebagian kitab Hindu dan Budha. Bukti lain keseriusanmereka dalam penerjamahan . Ini terlihat dari upaya menglih bahasakan jitab Taurat yang dikenal terjemahannya menjadi Septuagint (Sab’iniyyat). Dalam salah satu manuskripAristhopanes yang terdapat di pustakanya, Colligio Romano di kota Roma, dikisahkan awal berdirinya dua pustaka Alexandria ini; satu di dalam Istana (Pustaka Mouseion) dan satunya di luar Istana (pustaka Sarabeum). Kalimakhus, yang paling berjasa dalam memperkenalkan system katalogisasi perpustakaan. Merupakan seorang pujangga abad 3 SM. Jasanya terbesar dalam sejarah menyusun bukunya yang terkenal, Pinakes, berupa daftar isi (fihris/sijill) nama-nama buku yang terdapat di perpustakaan Alexandria. Bibliotheca Alexandrina adalah maktabah terbesar dan terluas di Timur Tengah dan Africa pasca keruntuhan Pusat hazanah islam di Bagdad Iraq. Sekarang sebuah organisasi yang menangani perkembangan maktabah ini meluncurkan lima progam atau proyek besarnya sebagai promosi pendukung kegiatan maktabah. Salah satunya menyediakan fasilitas informasi dan komunikasi di bidang tehnologi. Salah satu bagiannya yang berupa bulat, sengaja diserupakan dengan bentuk planet bulan yang terlihat terang di malam hari. Selayaknya bulan purnama yang menerangi bumi dengan cahaya sekundernya dari matahari, begitu juga dengan Bibliotheca Alexandrina yang memberi pencerahan bagi siapa saja yang menginginkannya. Pada jalan masuk ke Maktabah akan kita temui tembok batu besar yang bertuliskan "manuskrip museum". Proses pembuatannya terjalin kerja sama antara pemerintahan Mesir dengan pemerintahan Italia. Di Maktabah yang dibuka kembali dengan nama Bibliotika Alexandria di sinilah pernah hidup ilmuan-ilmuan besar, seperti: Euclides, yang menemukan ilmu Geometri, Merupak an ahli matematika dan arsitektur. Salah satu kryanya di terjemahkan ke dalam bahasa Arab berjudul Ushul al-Handasah Archimedes, insiyu rterbesar sebelum Leonardo da Vinci ini banyak menghasilkan rumus- rumus dan aksioma yang sangat berguna bagi peradaban manusia. Terkenal dengan ungkapannya, “Eureka ….. Eureka….” (saya dapat …. Saya dapat….) Dionysius, yangmenemukan ilmu dasar-dasar bahasa. Herophilus, yang menemukan ilmu psikologis dan yang pertama yang mengatakan bahwa otak-lah sebagai pusat kesadaran. Aristarchus, yang mengatakan bahwa bumi bukan pusat tata surya. Erasthostenes, seorang ilmuwan besar yang disebut Mr. Beta, karena ia menguasai ilmu falak, sejarah, filsafat, serta menguasai hal-hal yang berhubungan dengan seni sastra dan pemetaan bumi. Earastothenes, ahli ilmu bumi, astronomi, sejrah, filsafat dan matematika. Ia juga seorang penyair dan kritikus teater. Hypatia, Seorang wanita yang hidup pada tahun 370-415 SM, menguasai ilmu fisika dan matematika. Kemajuan pesat yang dicapai oleh pemerintahan Ptolemi segera berkahir dengan seiring runtuhnnya kekeuasaan Ptolemi di Mesir. Mersupnya pelita Alexandria ditandai dengan tragedy pembakaran perpustakaan yang telah bertahan selama 3 abad, berawal dari invasi Julius Caesar ke Mesir pada 48 SM. Saat itu pasukan Caesar berhadapan dengan prajurit Khilas (pemimpin perang Mesir) di pantai Alexandria. Perang besar pun tak terelakkan dan akhirnya terjadi juga. Berdasrkancatatan Sinika, sejarawan yang ikut dalam ekspidisi Caesar, tak kurangdari 400 000 buku hangus dalam tragedy tersebut. Belakangan, Caesar meminta maaf atas kejadian itu. Dan sebagai gantinya, Mark Antonio yang datng setelah Caesar, menghadiahkan sekitar 200 000 buku dari Roma kepada Cleopatra yang kemudianberlanjut kepada kisah cintanya.
Perpustakaan Alexandria sekarang :
Maktabah (perpustakaan) ini dikenal sebagai maktabah terbesar yang baru diresmikan oleh Presiden Husni Mubarak bertepatan pada tanggal 16 Oktober 2002 yang dihadiri oleh Pemimipin dan Presiden dari berbagai Negara lainnya diantaranya: Presiden Prancis, Presiden Yordania, Ketua UNESCO (Badan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB), dan para Pembesar lainnya. Dalam pembangunannya, yang dimulai pada tahun 1990-an, maktabah ini membutuhkan dana yang sangat besar, sebanyak US$ 220 juta, dengan perincian US$120 juta ditanggung oleh pemerintahan Mesir, dan selebihnya berbentuk hibah dari Negara-Negara lainnya, sehinggga pada waktu pembukaan maktabah ini, hamper seluruh Negara menghibahkan buku-bukunya. Maktabah ini dirancang oleh seorang arsitek terkenal Mesir yang bernama Ir. Mamduh Hamzah, mempunyai bentuk dan corak yang berbeda dengan lainnya. Dengan model seperti Opera Square di Sidney dan seperti museum di New York. Mempunyai kapasitas yang mampu memuat sekitar 8,000,000 buku, dengan jumlah yang baru ada sekarang sekitar 5000,000 buku. Maktabah ini juga dilengkapi dengan 500 buah unit computer dengan servis gratis dalam rangka penelusuran atau pencarian buku yang diinginkan yang telah didata lewat jaringan website. Adapun ruangan-ruangan khusus untuk membaca yang sangat luas dan dirancang sedemikian rupa dengan arsitek yangsangat canggih. Sedangkan pencahayaan dalam ruangannya pada waktu pagi hingga siag hari menggunakan sinar matahari langsung sebagai pantulan dari atapnya yang tembus kilauan cahayanya dengan warna-warna khusus sehingga tidak membuat ruangan silau dan menggambarkan perbedaan siangdan sore hari. Sebagaimana disebutkan bahwa maktabah ini berbentuk “Istana Matahari” yang muncul ari permukaan bumi dengan menghadap laut. Ketinggiannya mencapai 160 meter jika diukur dari bagian palingbawah. Dikelilingi dengan batu Aswan (granit) yang berbentuk bulan purnama dan divariasi dengan huruf abjad sebanyak 120 buah dengan bahasa yang berlainan. Di samping itu, makatabah ini juga dilengkapi denga ruang konferensi yang dapat menampung 3200 peserta. Maktabah yang berkubah seperti kristal ini juga menyediakan sebuah perpustakaan Thaha Husein khusus untuk tuna netra yang bisa dibaca dengan sentuhuan tangan (huruf Braille), juga perpustakaan khusus anak-anak, yang semua dirancang dengan tehnologi hitungan canggih, manuskrip dan lima embaga riset. Juga berisi buku-buku klasik yang dimulai sejak zaman tarikh Islam dahulu, sampai karya- karya tulis Ilmiah terbaru dari seluruh Negara Eropa. Adapun jadwal buka dan kunjungan maktabah ini adalah, untuk hari Jumah dan Sabtu dimulai pada pukul 15.00-19.00 sore hari. Sedangkan pada hari-hari selain keduanya dibuka pada pukul 11.00-19.00 sore, dan khusus hari selasa adalah hari libur Maktabah.