Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A.DEFINISI INFLASI
• Sedang : 10-30 %
• Berat : 30-100%
Definisi akutansi inflasi : Suatu proses perolehan data akutansi untuk menghasilkan
informasi yang telah memperhitungkan tingkat perubahan harga sehingga informasi yang
dihasilkan menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.
a. Laporan bulanan
3. Kombinasi keduanya
Dalam pencatatan/perhitungan biaya yang terjadi sekarang pada proses akutansi ada 2
metode:
1. Biaya historis (Historical Cost Account : HCA), yaitu perhitungan yang selama
ini dipelajari.
Misal:Pada tahun 1980 harga traktor Rp 2,5 juta. Tetapi kalau kita ingin membeli traktor
yang sama pada tahun 1993, kita tidak akan lagi mendapakan pada harga yang sama,
karena kemungkinannya adalah harga telah meningkat.
Jika kita bertahan pada prinsip HCA dan terjadi inflasi, akibatnya :
Contoh : traktor harga beli awalnya Rp 15 juta, sekarang Rp 20 juta dengan penerimaan
Rp 25 juta, maka HCA = Rp 10 juta, CCA = Rp 5 juta. Dengan demikian seolah-olah
jumlah yang menjadi bagian pemilik saham akan lebih tinggi, demikian pula dengan
pajak usahanya.
b. Penggantian mesin/harta tetap lainnya karena penyusutan dinilai terlalu rendah, maka
uang yang ada tidak akan cukup untuk membeli harta yang baru.
2. Biaya historis didasarkan pada keadaan yang nyata, bukan hasil perkiraan.
4. Pengertian yang baik selama ini tenteng laba adalah selisih kelebihan penghasilan
(dari penjualan) dengan biaya historisnya, laba ini menunjukkan ukuran prestasi.
7. Dalam beberapa kasus informasi biaya historis tidak jauh berbeda dengan informasi
biaya berlaku.
3. Biaya historis tidak lagi berkaitan dengan peristiwa sekarang, sebab ; nillai
uang pada saat perolehan aktiva sudah lain nilainya dengan untuk pendapatan periode
berlaku/periode sekarang.
Nilai usaha adalah asset yang kita punyai dinilai berdasarkan suatu nilai yang
hilang/ditanggung oleh perusahaan tersebut apabila asset harus diganti dengan yang baru.
1. Nilai terhadap usaha adalah nilai terendah dari ongkos penggantian (Replacement
Cost) pada saat ini.
2. Benefit langsung yang diterima pada masa yanng akan datang dipilih yang paling
tinggi dari 2 komponen, yaitu:
b. Economic Value = nilai sekarang dari nilai pendapatan yang akan diterima pada
saat yang akan datang dari pemilikan asset yang kontinyu.
1. Holding Gain adalah nilai yang diperoleh karena memegang asset dengan tidak
mengkomersilkannya adalah merupakan perbedaan nilai historis suatu asset dengan
nilai saat ini (karena perubahan harga).
2. Operating Gain adalah nilai yang diperoleh karena melakukan sesuatu terhadap assets
yang dimiliki.
1. Seolah-olah kita dapat mengambil nilai dari π tersebut yang akan dibagikan sebagai
deviden (dibagi berdasarkan keuntungan kepada setiap pemegang saham).
2. Akibat selanjutnya, penyusutan harta tetap akan dinilai terlalu rendah, artinya: bila
penyusutan dihitung kembali, kita tidak punya cadangan uang tunai untuk membeli
mesin yang baru, karenaharga mesin meningkat pada saat mesin yang lama habis
masa produktifnya (harganlebih mahal dari yang diperkirakan)
3. Nilai harta secara keseluruhan yang dicantumkan dalam neraca akan lebih kecil
perkiraannya.
Ada 4 cara penyusutan yang harus dilakukan pada saat terjadinya inflasi:
Penyusutan berdasarkan nilai pada saat ini (based on the value of bussiness)
Contoh : sebuah traktor dibeli dengan harga Rp3.000.000,- dan diperkirakan masa
operasinya 2 tahun dan nilai sisa Rp0,-. Penyusutan dihitung dengan metode GARIS
LURUS.
Penyusutan =
%penyusutan/tahunan=
Kalau traktor yang sama pada akhir tahun ke 1 naik menjadi Rp4.000.000,- dan tahun
ke 2 sebesar Rp5.000.000,-
= Rp4.500.000,-
B. Penyesuaian yang dilakukan setelah tahun ke 2 baru akan berakhir (setela harga
kenaikan pada tahun ke 2 baru diketahui sebesar Rp5.000.000,-)
= Rp5.000.000,-
Cara B adalah cara terbaik yang dapat digunakan untuk memperoleh dana penggantian.
Stok terutama stok input pada saat inflasi harus dihitung berdasarkan nilai
penggantiannya (digunakan adalah harga setelah inflasi/perhitungan secara kasar).
Kalau dilakukan penyesuaian terhadap partial cost, maka mutlak yang digunakan
adalah : Cost of Sales Adjusment (COSA) atau berdasarkan harga jual, juga menggunakan
index harga tapi untuk barang-barang yang diperhitungkan saja Metode Rerataan (Averaging
method).
Perubahan nilai stok tidak menunjukkan apa sebenarnya yang berubah, karena nilai
stok berubah meliputi:
• Fisik stok
• Nilai stok
Dalam laporan rugi laba yang diperhitungkan hanya fisiknya saja atau nilai tetap,
sedangkan untuk perhitungan inflasi fisik stok tetap dihitung, tetapi nilainya berubah (karena
inflasi). Jadi cara penyesuaian nilai stok ini, fisik dianggap tetap. Misal:
a. Pada awal tahun terdapat 10 ton pakan @ Rp100.000,-/ton. Jadi nilai pakan tersebut
adalah Rp1.000.000,-. Pada akhir tahun terdapat jumlah stok yang sama (10 ton),
harganya naik Rp110.000,-/ton. Jadi nilai stok adalah Rp1.100.000,-, maka harus
dilakukan penyesuaian adalah sebesar = Rp1.100.000,- - Rp1.000.000,- =
Rp100.000,-
Kalau pakan tersebut hanya disimpan,maka akan diperoleh Holding Gain (π) sebesr
Rp100.000,- tetapi kalau pakan tersebut digunakan akan mengalami kerugian.
b. Bila pada awal tahun terdapat 10 ton @ Rp-100.000,-/ton, jadi nilai Rp1.000.000,-.
Pada akhir tahun terdapat 15 ton @ Rp110.000,- nilai stok menjadi Rp1.650.000,-,
maka beda nilai adalah sebesar :Rp1.650.000,- - Rp1.000.000,- = Rp650.000,-
(perubahan nilai dan fisik). Jadi perubahan nilai stok sebenernya adalah
menggambarkan biaya penjualan yang tidak diperhitungkan dalam laporan rugi laba.
Metode Rerataan
akhir tahun110.000
Index rata-rata digunakan: digunakan untuk penyesuaian stok awal dan penyesuaian
stok akhir.
- stock awal pada harga rata-rata = ,-
= Rp525.000,-
Terutama ditujukan pada barang-barang yang dijual/dibeli secara kredit atau angsuran.
Tujuannya adalah untuk memperhitungkan pengaruh perubahan harga terhadap nilai bersih
penjualan dan pembelian secara kredit.
Misal : suatu perusahaan menjual secara kredit 1.000 unit barang setiap bulan dengan
pembayaran 1 bulan kemudian. Kalau nilai jual sekarang Rp1.000/unit, sedang pada bulan
yang akan datang karena terjadi inflasi maka menjadi Rp1.500/unit.
Maka: pembeli akan membayar Rp1.500/unit itu (sesuai dengan perjanjian bahwa dibayar 1
bulan kemudian), begitu juga untuk pembelian secara angsuran perlu juga diadakan
penyesuaian.
Perjanjian bahwa jumlah kredit akan bertambah adalah harga akan berubah sesuai
dengan perubahan harga di pasar:
A B
Rp1.000.000,- Rp1.000.000,-
Diasumsikan bahwa kedua perusahaan tersebut mempunyai investasi:
- Harta yang sama (jenis perusahaan yang sama), perubahan harta (assets) =
Rp1.250.000,-, karena adanya perubahan harga.
- Bahwa pada perhitungan Historic Cost Account (HCA), π yang diperoleh sebelum
pembayaran =Rp400.000,- bagi masing-masing perusahaan.
A B
Rp1.250.000 Rp1.250.000
- Gearing Ratio A
- Gearing ratio B
Untuk B;
Minus deprectiation
COSA
MWCA = Rp200.000,-
= Rp150.000,-