Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
GENETIKA DASAR
Disusun Oleh:
Tujuan :
Mengenal istilah dan mengetahui arti alel ganda serta mengetahui contohnya
Menghitung frekuensi alel dan genotype berdasarkan frekuensi fenotipe
menggunakan kaidah Hukum kesetimbangan Hardy – Weinberg.
Dasar Teori :
Alel merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat)
tertentu. Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A, sedang individu
aa mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A
dan a. Jadi, lokus A dapat ditempati oleh sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa atau
aa, bergantung kepada genotipe individu yang bersangkutan.
Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah bahwa pada
suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua macam alel,
sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena semacam ini
disebut sebagai alel ganda (multiple alleles).
Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu individu yang tiap
kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog, betapa pun banyaknya alel
yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua buah). Katakanlah
pada lokus X terdapat alel X1, X2, X3, X4, X5. Maka, genotipe individu diploid yang
mungkin akan muncul antara lain X1X1, X1X2, X1X3, X2X2 dan seterusnya. Secara
matematika hubungan antara banyaknya anggota alel ganda dan banyaknya macam
genotipe individu diploid dapat diformulasikan sebagai berikut.
Banyaknya macam genotipe = 1/2 n ( n + 1 )
Dimana :
n = banyaknya anggota alel ganda
Data golongan darah anda dan teman – teman dengan cara mengelompokkan
berdasarkan golongan darahnya pada tabel klarifikasi dan distribusi golongan darah
kelas anda sebagai berikut :
Frekuensi
Golongan Jumlah
Frekuensi ( % ) Mahasiswa Biologi
Darah Mahasiswa
UIN 2002 / 2003
A 7 7/24 x 100 = 29,167 % 24,1 %
B 7 7/24 x 100 = 29,167 % 28, 5 %
AB 1 1/24 x 100 = 4,167 % 7,9 %
O 9 9/24 x 100 = 37,5 % 39,5 %
Total 24 100 %
Cara Kerja
Hasil Pengamatan :
Dari pengamatan yang telah kami lakukan diperoleh data :
Tabel Jenis Golongan Darah Biology 3A
No. Nama Jenis Golongan Darah
1 Untari Uni Comara AB
2 Udhiya Yuliani B
3 Asrina B
4 Rita Narulita O
5 Novi Mulyawati O
6 Muh. Rusyda Yakin O
7 Fauziah Hasanah O
8 Sayyidah Shofie O
9 Wahyu Setiawan B
10 Mina Arafah B
11 Walid Rumblat A
12 Adi Padilah A
13 Dina Anggraini A
14 Ani Mulyani O
15 Novi Andika Putri O
16 Dinda Rama H A
17 Sonelpon A
18 Rabiatul Aulia A
19 Syarifah Aini O
20 Eva Bai Syarifah B
21 Hermawan B
22 Desti Irma A
23 Mutia Rizkita O
24 Heri Hermawan B
Jenis Golongan
Jumlah
Darah
A 7
B 7
AB 1
O 9
9
Sehingga ; r = = 0,612
24
Dan A = P2 + 2 pr
= P2 + 2 p x 0,612
7
=
24
Untuk AB = 2 pq
1
=
24
= 2p ( 1 – p – r )
= 2p - 2 P2 - 2 pr
Sehingga
7
P2 + 2 p x 0,612 =
24
1
2p ( 1 – p – 0,612 ) =
24
____________________________
7
P2 + 2 p x 0,612 =
24
1
-2 P2 + 2p – 0,612 =
24
___________________________
2p – 1,224 p x2
-2 P2 + 0,776 p x1
________________________
14
2 P2 + 2,448 p =
24
1
-2 P2 + 0,776 p =
24
____________________________
15
3,224 p =
24
Maka :
15
3,224 p =
24
3,224 p = 0,625
0,625
p = 3,224
p = 0,194
p+q+r =1
0,194 + q + 0,612 =1
q = 1 – 0,806
q = 0,194
Pembahasan :
Dari data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa genotipe dan fenotipe
individu pada sistem ABO dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel Genotipe dan fenotipe individu pada sistem ABO
Genotipe Fenotipe
A AA 0
I I atau I I A
B B B 0
I I atau I I B
A B
I I AB
I0I0 O
Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di
dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu
karakteristika reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah.
Antibodi adalah zat penangkal terhadap berbagai zat asing (antigen) yang masuk ke
dalam tubuh.
Dan dalam system golongan darah ABO pada manusia ini membentuk alel
ganda dan dalam perhitungan kesetimbangan dapat dikaitkan dengan hukukm
ekuilibrum Hardy – Weinberg yang dinyatakan dengan rumus :
Selama persilangan secara random terus terjadi, frekuensi gen ini tetap
konstan. Maka untuk organisme agar bisa berkembang harus ada perubahan dalam
frekuensi gen.
1. Mutasi: apabila gen A berubah menjadi a dan sebaliknya, maka frekuensi yang
dinyatakan oleh p dan q dalam (p + q)2 akan berubah.
Pembawa (carrier) dari sebuah genotipe dapat berbeda dalam membagi ke gen pool
dari generasi berikutnya, perbedaan dalam nilai adaptif dapat menyebabkan
perubahan dalam frekuensi gen.
3. Migrasi: perbedaan migrasi dari pembawa gen A dan gen a kedalam atau keluar
populasi akan mengakibatkan perubahan.
Kesimpulan :
Dari Hasil Pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
Data pengamatan jenis golongan darah pada mahasiswa biologi tahun 2008 tidak
menonjolkan perbedaan yang sangat signifikan, hal ini berari sesuai dengan kaidah
hukum Hardy – Weinberg yang menyatakan bahwa pada persilangan populasi secara
random dalam keadaan seimbang frekuensi relatif tiap gen alel mempunyai
kecenderungan tetap dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali bila pembawa dari
gen alel yang berbeda bertahan atau berkembang biak pada kecepatan yang berbeda.
Dan dalam kesetimbangan frekuensi alel akan tetap dipertahankan dari satu generasi
ke generasi berikutnya dengan proses kawin acak.
Daftar Pustaka :
Anna C, Pai.1992. Dasar-dasar Genetika edisi kedua. Bandung: Erlangga
Stansfield, Wiliam D.1991.Genetika Edisi kedua.Jakarta: Erlangga
Hemofilia Indonesia – Indonesian Hemophilia Society
(http://www.hemofilia.or.id/keturunan.php) diakses tanggal 5Januari 2008.
Medline Plus : Health Topics Beginning with A
(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/healthtopics _a.html) diakses tanggal 6 Januari
2008.
Nio, Tjan Kiauw. 1999. Penuntun Praktikum BI-271 Genetika. Bandung : Penerbit
ITB