Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Agama berdasarkan asal katanya, berasal dari Bahasa Sansekerta, yang berarti a adalah tidak dan
gam adalah kacau, jadi agama=tidak kacau.
Secara terminologi, agama diartikan sebagai kepercayaan diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia.
Agama merupakan sesuatu yang belum tentu rasional, hal ini akan sangat membedakan dengan
filsafatal, yang selalu rasional.
1. tingkat rahasia,
4. tingkat masyarakat.
Agama adalah falsafah hidup yang dijadikan manusia sebagai sumber berperilaku.
Tradisi adalah suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu
yang lama dan dilaksanakan secara turun-temurun.
Tradisi=adat kebiasaan
Jadi, tradisi adalah sesuatu yang dilakuakan berulang-ulang. Contoh: Labuhan pada orang Jawa.
Budaya, diartikan secara sempit: kesenian dengan semua cabang-cabangnya; secara luas: semua
aspek kehidupan manusia,
Budaya dalam arti luas melingkupi segala perbuatan manusia, hasil budi manusia, dan kehidupan
manusia sehari-hari (Maurits Simatupang, 2002: 139-140).
Pengaruh budaya sering kali berproses tanpa disadari oleh yang dipengaruhinya.
Contoh budaya: memakai blangkon bagi orang Jawa, memakai kebaya bagi orang Jawa, dll.
Akulturasi budaya= - asimilasi: mau bercampur, dan – alienasi: tidak mau bercampur.
Semua agama menolak seks bebas. Seks bebas dipandang dari tradisi, ada
yang menjadikan seks bebas sebagai budaya dan ada yang membudayakan seks bebas. Di Papua
ada sebuah upacara budaya melakuakn seks bebas. Sedangkan, dalam konteks membudayakan
seks bebas, dapat diambil contoh dari warga United States sendiri yang telah menganggap seks
bebas sebagai hal yang lumrah, atau telah biasa. Yang harus diingat dan dijadikan catatan adalah,
tidak ada istilah untuk menjadikan seks bebas sebagai tradisi karena semua agama pasti melarang
seks bebas. Dan dari konteks agama, tradisi, dan budaya secara umum, seks bebas adalah
tindakan yang salah dan Jahiliyah serta dilarang di negeri ini.
1. Yogyakarta: 97%,
2. Bengkulu: 65%.