Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Dhoni Fadliansyah Wahyu
109096000004
Kelompok : 7 (tujuh)
Anggota kelompok :
Dita Apriliana
Fathonah Nur Anggraini
M. Rafi Hudzaifah
Tita Lia Purnamasari
2010 M
1431 H
PERCOBAAN V
PEMBUATAN BIODIESEL
I. Tujuan percobaan
1. Mengetahui proses pembuatan biodiesel
2. Menguji sifat fisik biodiesel
IV.Cara kerja
1. Dilarutkan KOH ( 1% berat minyak) dalam 50 mL metanol
2. Dipanaskan 200 mL minyak nabati sampai suhu 60oC, setelah itu
ditambahkan larutan metanol-KOH
3. Diatur laju pengadukan
4. Dibiarkan reaksi selama 30 menit, dijaga suhu tetap konstan
5. Hasil reaksi dimasukkan ke dalam corong pisah, dibiarkan sampai terjasi
pemisahan yang sempurna.
6. Lapisan atas biodiesel dan bawah gliserol
7. Dihitung volume biodiesel yang dihasilkan (mL)
8. Diuji densitas biodiesel yang dihasilkan
Data percobaan :
Massa gelas becker : 166.69 gr
Massa gelas becker & biodiesel : 330.06 gr
Massa biodiesel : 330.06 – 166.69
: 163.37 gr
Volume biodiesel : 196 mL
CH2-O-COR1 CH2OH
│ │
CH 3OH + CH-O-COR2 ↔ 3 RCOOR + CHOH
│ │
CH2-O-COR3 CH2OH
Massa minyak =ρxv
= 0.92 x 200
= 184 gr
massa
Mol minyak =
r
184
=
680
= 0.27 mol
koefisien biodiesel
Mol biodiesel x mol m. nabati
koefisien m. nabati
3
x 0,27
1
0,81 mol
VI.Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang pembuatan biodiesel.
Bahan baku minyak goreng bekas pakai atau jelantah. Hal ini bertujuan untuk
mendayagunakan minyak jelantah tersebut menjadi sesuatu hal yang lebih
bermanfaat dibandingkan jika minyak jelantah tersebut dipakai untuk
menggoreng kembali. Selain minyak jelantah, bahan yang dipakai untuk
praktikum ini adalah metanol yang digunakan sebagai bahan yang akan
direaksikan dengan minyak jelantah tersebut, serta KOH yang digunakan sebagai
katalis basa agar reaksi antara minyak jelantah dengan metanol berjalan lebih
cepat. Reaksi yang terjadi antara minyak dengan metanol atau alkohol tersebut
adalah reaksi esterifikasi yaitu tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati)
menjadi alkyl ester dan menghasilkan produk sampingan berupa gliserol.
Komposisi bahan baku yang digunakan adalah 200 mL minyak nabati bekas
pakai atau minyak jelantah, 50 mL metanol dan 2 gram KOH. Hal pertama yang
dilakukan adalah memanaskan minyak jelantah hingga mencapai suhu 60°C.
Setelah itu, ditambahkan KOH yang telah dicampurkan dengan metanol kedalam
minyak yang telah mencapai suhu 60°C tersebut. Setelah itu diaduk dengan
menggunakan stirer selama ± 30 menit.
Setelah itu, hasil reaksi tersebut akan terbagi 2 (dua), yaitu : biodiesel dan
gliserol (asam lemak). Hasil tersebut dimasukkan dan di diamkan selama
beberapa waktu agar biodiesel dan gliserol terpisah dengan sempurna. Biodiesel
terletak dibagian atas dan gliserol terletak dibagian bawah corong.
Biodiesel yang terbentuk kemudian dipipet dan dipindahkan ke tempat lain.
Kemudian didapat massa jenis biodiesel secara teoritis yakni sebesar 0,83 gr/mL.
Pada praktikum ini semestinya massa jenis biodiesel bisa didapat, tetapi karena
alat yang dipakai untuk menentukan densitas atau massa jenis biodiesel ini tidak
dapat ditemukan. Pada praktikum ini, massa biodiesel yang didapat dari
percobaan sebesar 163,37 gram dan massa biodiesel teoritis sebesar 226,8 gram.
Dari hasil ini didapat persentase hasil sebesar 72,03 %. Persentase ini tidak
terlalu besar, mungkin dikarenakan minyak nabati bekas pakai atau minyak
jelantah bukan bahan baku yang kurang tepat karena didalam minyak bekas
pakai lebih besar kemungkinan telah terkotori oleh zat-zat dari bahan makanan
yang telah digoreng dengan menggunakan minyak tersebut.
Biodiesel yang dihasilkan dari percobaan ini tidak dapat langsung
diaplikasikan pada kendaraan bermotor yang bermesin diesel. Hal itu
dikarenakan, biodiesel tersebut masih mengandung kadar air. Sehingga jika
langsung digunakan pada kendaraaan bermotor, dapat merusak mesin dan
menjadikannya berkarat. Jadi agar biodiesel ini dapat digunakan, biodiesel ini
harus dicampurkan dengan solar dengan perbandingan 95 : 5. 95 % untuk solar
dan 5 % untuk biodesel.
VII. Kesimpulan
1. Proses yang terjadi antara minyak nabati atau trigliserida dengan metanol
atau alkohol termasuk proses esterifikasi. Dari proses ini menghasilkan
biodiesel dan gliserol atau asam lemak.
2. Pembentukkan biodiesel dapat dibantu dengan katalis. Katalis yang
digunakan dapat berupa katalis basa atau katalis asam. Katalis yang
digunakan dalam percobaan ini adalah KOH yang merupakan katalis basa.
3. Biodiesel yang dihasilkan memiliki densitas atau massa jenis 0,83 gr/mL.
densitas tersebut didapat bukan dari hasil pengukuran tetapi perhitungan
massa biodiesel dengan volume biodiesel. Massa yang didapat sebesar
163,37 gram dan volumenya sebesar 196 mL.
VIII.Daftar Pustaka
Aziz, Isalmi & S.Hermanto. 2010. Pedoman Praktikum Kimia Fisik. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah
P.W. Atkins. Dra. Irma K (alih bahasa). 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga
Fesenden, Ralph & Joan Fesenden. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka (alih
bahasa). 2008. Kimia Organik. Edisi ke-3 (tiga). Jakarta : Erlangga
IX.Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa biodiesel dapat menggantikan fungsi bahan baker solar ?
2. Apa yang dimaksud proses transesterifikasi?
X. Jawaban pertanyaan
1. Karena biodiesel memiliki karakteristik yang sama dengan solar. Tetapi
kandungan yang ada dalam biodiesel lebih baik dari pada solar. Hal ini
dikarenakan biodiesel berasal dari bahan-bahan nabati bukan bahan fossil serta
emisi yang dikandung oleh biodiesel lebih rendah disbanding dengan solar.
2. transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati)
menjadi alkyl ester melalui reaksi dengan alkohol dan menghasilkan produk
sampingan yaitu asam lemak atau gliserol.