Você está na página 1de 2

Waspadai Pelangsing Penggangu

Ginjal
Sepertinya tak mudah untuk menjadi langsing dengan mengandalkan terapi obat
semata. Pasalnya, hingga saat ini tidak ada obat pelangsing yang benar-benar bebas
dari efek samping. Bahkan, jika tidak hati-hati, bukan berat badan ideal yang didapat,
justru ginjal yang sekarat. Siapa pun pasti ingin memiliki berat tubuh ideal. Banyak
perempuan malah ingin terlihat langsing alias ramping. Memiliki berat badan
proporsional memang bermanfaat untuk menekan beragam risiko penyakit yang
mungkin timbul, mulai dari hipertensi, diabetes, hingga jantung koroner.

Ada beberapa cara mewujudkan berat badan ideal. Antara lain dengan berdiet,
berolahraga, menggunakan obat-obatan, atau kombinasi dari cara-cara itu. Diantara
pilihan tersebut, obat pelangsing mengandung magnet khusus yang mampu memikat banyak orang. Praktis memang,
tetapi butuh pemahaman cukup dalam menggunakannya. Munculnya keinginan untuk menjadi langsing, biasanya lebih
karena urusan penampilan. Ada yang sekadar coba-coba ikut tren. Ada juga sebagian orang yang berharap berat
badannya turun untuk mengurangi risiko penyakit atau komplikasi tertentu.

Apa pun alasannya bila pemakalan obat pelangsing tidak sesuai aturan bisa bisa malah akan mendatangkan petaka.
Diantaranya fungsi ginjal yang terganggu. Bahkan, jika seseorang telah bermasalah dengan ginjalnya, bukan tidak
mungkin bisa berakibat fatal, seperti gagal ginjal kronis maupun akut.

Surat FDA
Secara umum penggunaan atau konsumsi obat-obatan apa pun (bukan termasuk obat diet) sangat mungkin
menyebabkan terganggunya fungsi ginjal. Terlebih bila sebelumnya orang yang minum obat tersebut sudah bermasalah
dengan ginjalnya. Tahun 2002, Food and Drug Administration (FDA) yang merupakan lembaga pengawasan obat dan
makanan di Amerika Serikat mengirimkan surat ke Indonesian Pharmaceutical Watch (IPhW). Surat tersebut berisi
peringatan kepada masyarakat (public warning) menyangkut beberapa produk obat penurun berat badan yang berasal
dari Cina.

Setahun sebelumnya FDA juga telah melakukan penarikan secara besar-besaran dan larangan beredarnya 13 obat
tradisional yang berasal dari senyawa tumbuhan (herbal medicine) yang digembar-gemborkan, sebagai “Harta dari
Timur” (Treasure of the East) karena mengandung aristolochic acid, yaitu senyawa yang sangat berbahaya bagi ginjal.
Hingga sekarang, tingginya minat orang untuk menjadi langsing membuat sediaan obat pelangsing di pasaran juga tak
kalah besar. Dr Rully M.A. Roesti, Sp.PD-KGH, Ph.D. berpendapat bahwa kasus penggunaan obat diet memang bukan
faktor utama penyebab kerusakan ginjal yang selama ini ada. “Namun, ada obat yang menyebabkan gagal ginjal,
seperti yang pernah saya temui di ruang praktik maupun cerita dari kalangan medis. Banyak kasus kerusakan ginjal
bermula dari konsumsi obat berat badan atau pelangsing yang tidak jelas asal maupun penggunaannya," sebut
konsulen ginjal hipertensi ini.

Turun 3-4 Kilogram


Obat pelangsing yang bebas dijual di pasaran, kebanyakan golongan amphetamin yang menurunkan nafsu makan.
Bisa juga mengandung preparat mirip hormon tiroid yang mampu membakar energi lebih banyak, yang berefek diuretik
(banyak mengeluarkan urin), disamping bermacam bahan lainnya. Karena itu, penggunaannya harus sesuai aturan.
Artinya, tidak boleh terlalu lama dikonsumsi atau melebihi takaran yang ditentukan. Bila tidak, dikhawatirkan akan
mengganggu fungsi-fungsi organ tubuh, termasuk ginjal. Konsumsi berlebihan obat yang mengandung preparat hormon
tiroid, misalnya, akan berdampak seperti orang yang mengalami gangguan hipertiroid atau peningkatan metabolisme.
Gejalanya antara lain jantung berdebar, tidak tenang atau gelisah, tidak sabaran, dan lainnya. Penggunaan obat
penurun berat badan tidak akan berdampak menakutkan bagi ginjal jika jenis dan dosisnya sesuai dengan yang
diberikan oleh dokter. Biasanva obat diet yang diperbolehkan berfungsi mengurangi nafsu makan, merangsang
pembakaran lemak, dan menghambat penyerapan minyak dalam batas tertentu.

Bagaimana obat diet dapat dianggap relatif aman? Dapat dikatakan aman (ginjal normal) jika efek pengurangan berat
badan yang terjadi adalah sekitar 3-4 kg per bulan. Semua jenis obat pelangsing tentu saja harus sesuai dengan resep
dokter, dengan penggunaan antar individu yang berbeda. Perlu diwaspadai jika terjadi penurunan berat badan lebih dari
4 kg dalam satu bulan, obat yang digunakan sudah pasti tidak benar. “Atau kalau dokter menawarkan penurunan berat
badan lebih dari 4 kg dalam sebulan, ia pasti memakai cara yang tidak wajar,” kata Dr. Rully.
Hanya Bila Bahaya
Obat penurun berat badan sesungguhnya tidak hanya yang diresepkan oleh dokter. Ada banyak obat bebas lain yang
juga mudah dijumpai di pasaran. Sayangnya, banyak orang menyalahgunakan penggunaan obat tersebut. Sebut saja
beberapa obat yang mengandung pencahar ataupun diuretik. Bila digunakan terus-menerus dan tanpa pengawasan
atau konsultasi dengan dokter, penggunanya dapat menderita penyakit ginjal atau lever. Selain pencahar, obat jenis
diuretik atau pelancar kencing juga berpengaruh terhadap kesehatan ginjal. Berkurangnya air dalam tubuh memang
dapat menyusutkan berat badan. Berkurangnya berat badan itu bukan karena tubuh menjadi kurus, melainkan cairan
tubuh berkurang. Akibatnya, sel-selnya mengecil, meski hanya bersifat sementara.

Padahal, bila cairan keluar berlebihan, bisa terjadi dehidrasi. Hal ini sangat membahayakan tubuh dan berisiko pada
fungsi ginjal yang tidak normal. Selain obat-obatan di atas yang mesti memakai resep dokter, ada juga produk yang
dijual sebagai food supplement. Produk jenis ini tidak punya bahan aktif dan cara kerjanya sebagai makanan pengganti
rendah kalori (tetapi biasanya tinggi protein). Efek sampingnya, karena terlalu besar kadar proteinnya, jika dikonsumsi
berlebihan bisa mengakibatkan dehidrasi, kehilangan mineral, atau gagal ginjal. Untuk itu, selama meminum obat ini
harus banyak minum. Langkah paling bijaksana, selalu berkonsultasi terlebih dahulu bila ingin menurunkan berat
badan. Obesitas terjadi biasanya akibat asupan energi lebih banyak daripada yang dikeluarkan.
Melakukan aktivitas fisik yang banyak membakar energi harus lebih sering dilakukan bila ingin langsing. Jangan lupa,
asupan makanan juga harus dikontrol.

Obat-obatan sebenarnya hanya bisa dikonsumsi oleh pasien yang mengalami obesitas dan sudah membahayakan
kesehatannya. Tentunya setelah terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter ahli.

From: www.ikcc.com

Você também pode gostar