Você está na página 1de 4

Seberapa Bahayakah MSG Itu?

Ditulis oleh Fina


Senin, 12 April 2010 11:12 -

AMERIKA SERIKAT (SuaraMeida News) - Mengapa MSG dianggap berbahaya, sehingga


harus ditiadakan dari daftar menu? Apa saja bahaya kesehatan yang dihubungkan dengan
MSG? Apakah semua tuduhan bahwa MSG berbahaya berdasarkan bukti ilmiah yang nyata?
Bagaimana pendapat otoritas pengawas makanan ternama dunia tentang profil keamanan
MSG?

Kontroversi konsumsi monosodium glutamate (MSG) atau penyedap rasa dalam makanan tak
pernah usai. Asosiasi industri glutamat bersikeras MSG aman buat tubuh sebaliknya pakar
kesehatan tak berhenti mengingatkan bahaya MSG.

MSG dibuat dari molasses tebu atau dari tepung jagung, singkong, beras, atau sagu. Melalui
proses fermentasi oleh mikroba, unsur karbohidrat dari bahan-bahan tersebut diolah menjadi
glutamat. Glutamat yang dihasilkan bakteri ini lalu melalui berbagai proses lagi, seperti
netralisasi, dekolorisasi (membuang warna sehingga menjadi putih), pengkristalan,
pengeringan, pengayakan, dan terakhir pengepakan, hingga siap untuk dipasarkan. MSG,
sesuai namanya, adalah natrium dan glutamat.

MSG mengandung natrium sekitar 12% dari berat MSG, dan 78% glutamat, sedangkan sisanya
adalah air sebanyak 10%. Natrium adalah mineral yang juga merupakan komponen utama
garam. Glutamat adalah salah satu jenis protein yang merupakan komponen alamiah berbagai
jenis makanan seperti daging, ayam, makanan laut, sayuran, dan juga bumbu masak, seperti
terasi.

Pelaku industri mengatakan glutamat buatan dalam MSG tidak berbeda dengan glutamat alami
yang tertelan saat makan makanan yang mengandung protein.

Pelaku industri mencontohkan setengah sendok teh MSG dalam setiap 1 pound (0,45 kg)
daging berisi kurang dari 10 persen kandungan glutamat alami yang ada dalam daging ayam.

Sebenarnya amankah konsumsi MSG untuk tubuh?

Dilberitakan dari herbsspices, badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) mengakui
MSG sebagai produk aman yang sama amannya seperti garam, merica dan gula.

Sekarang ini, asupan harian MSG di negara maju berkisar antara 0,3 - 1,0 gram per hari. Angka
asupan ini mungkin lebih tinggi di negara-negara Asia. Pada tahun 1995 FASEB menjawab
permintaan dari badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat FDA (Food and Drug
Administration) untuk meneliti keamanan MSG terkait dengan banyaknya isu negatif tentang
MSG. FASEB adalah singkatan dari Federation of American Societies for Experimental Biology,
lembaga di Amerika Serikat yang mendedikasikan diri untuk penelitian seputar ilmu biologi dan
biomedis.

1/4
Seberapa Bahayakah MSG Itu?

Ditulis oleh Fina


Senin, 12 April 2010 11:12 -

Asosiasi industri glutamat mengutip rekomendasi badan kesehatan dunia (WHO) yang
membatasi konsumsi MSG yang aman adalah 1/3 ounce per hari atau 9,45 gram per hari.

Tapi seperti dilberitakan oleh helium.com, MSG memiliki efek samping bagi anak-anak dan
orang dewasa. MSG memang membuat masakan menjadi lebih gurih karena mengandung
garam sodium dari asam glutamat tapi tidak mengandung nilai gizi selain hanya untuk
meningkatkan cita rasanya.

MSG juga dimasukkan dalam kategori excitotoxin atau neurotoksin yang memiliki efek yang
lama kelamaan (degeneratif) merusak otak dan sistem saraf.

Cara kerja MSG yang merusak saraf otak ini melalui selaput di dalam mulut ketika dimasuki
aliran darah melalui makanan yang mengandung MSG.

MSG dibuat dengan menggunakan proses buatan yang memecah dan mengubah glutamat
terikat ke dalam bentuk bebas. Glutamat bebas ini bisa memasuki aliran darah 10 kali lebih
cepat dibanding glutamat alami.

Efek MSG dan excitotoxins menyebabkan orang akan makan lagi setelah makan makanan
yang mengandung MSG karena efek MSG dan excitotoxins memicu insulin, adrenalin,
penyimpanan lemak, ketagihan untuk makan.

Seperti diberitakan dari eHow, ada beberapa efek samping yang bisa timbul setelah
mengonsumsi MSG yaitu:

1. Sensasi atau rasa terbakar di bagian belakang leher dan dada


2. Mual
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Rasa haus dan mulut kering
6. Pusing
7. Mengantuk
8. Serta adanya hasrat untuk mengonsumsi makanan lain.

Reaksi terhadap MSG ini bisa terjadi kapan saja, ada yang langsung terasa setelah
mengonsumsi tapi ada juga yang baru terasa hingga dua hari kemudian.

Sedangkan salah satu efek lain dari MSG pada anak-anak adalah dapat memicu terjadinya
serangan asma, karenanya bagi penderita asma diusahakan untuk menghindari penggunaan
MSG.

Asam glutamate yang terkandung dalam MSG adalah suatu neurotransmitter yang dapat
membangkitkan rasa pada sistem saraf. Pada beberapa orang tertentu dapat mengakibatkan

2/4
Seberapa Bahayakah MSG Itu?

Ditulis oleh Fina


Senin, 12 April 2010 11:12 -

masalah neurologis seperti perubahan mood, menjadi bingung dan timbul migrain.

Berdasarkan penelitian terhadap tikus di laboratorium ditemukan peningkatan peluang obesitas


karena konsumsi MSG. MSG di dalam tikus muda memiliki risiko tiga kali lipat jumlah insulin
dalam pankreasnya yang memicu obesitas. Laporan ini berjudul 'Sensory And Autonomic Nerve
Changes In The Msg-Treated Rat: A Model Of Type II Diabetes' yang dibuat peneliti dari UAE
University.

MSG cukup banyak terdapat dalam berbagai jenis makanan seperti makanan ringan, makanan
yang bisa tahan lama atau pada makanan yang dijual bebas, sehingga terasa sulit untuk
dihindari secara total.

Dalam laporannya pada FDA, FASEB mengemukakan fakta-fakta ilmiah sebagai berikut di
bawah ini:

Apakah MSG menyebabkan timbulnya "Chinese Restaurant Syndrome"?


MSG dituduh sebagai biang keladi penyebab berbagai keluhan, yang disebut dengan istilah
Chinese Restaurant Syndrome. Istilah ini berasal dari kejadian ketika seorang dokter di Amerika
makan di restoran China, kemudian mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah. Sindrom ini
terjadi disinyalir lantaran makanan China mengandung banyak MSG. Laporan ini kemudian
dimuat padaNew England Journal of Medicine pada 1968.

Secara lengkap, sindrom atau kumpulan gejala itu terdiri atas:

* Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan atas, dan dada


* Rasa penuh di wajah
* Nyeri dada
* Sakit kepala
* Mual
* Berdebar-debar
* Rasa kebas di belakang leher menjalar ke lengan dan punggung
* Rasa kesemutan di wajah, pelipis, punggung bagian atas, leher, dan lengan
* Mengantuk
* Lemah

Berbagai penelitian ilmiah selanjutnya tidak menemukan adanya kaitan antara MSG  dengan

3/4
Seberapa Bahayakah MSG Itu?

Ditulis oleh Fina


Senin, 12 April 2010 11:12 -

sindrom restoran China ini. Faktanya, mungkin ada sekelompok kecil orang yang
bereaksi negatif terhadap MSG sehingga mengalami hal-hal tersebut. Namun belum jelas
berapa persen dari penduduk yang mengalami hal ini. Selain itu, reaksi negatif MSG ini baru
muncul bila orang tersebut makan sedikitnya 3 gram MSG tanpa makanan (dalam kondisi perut
kosong). Keadaan ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi, karena MSG biasanya dicampurkan
ke dalam masakan. Selain itu, terdapat juga bahan makanan lain, terutama karbohidrat, yang
dimakan bersamaan dengan MSG.

Apakah benar MSG menimbulkan sesak nafas pada penderita asma?


Sesak nafas pada penderita asma setelah mengonsumsi MSG mungkin terjadi bila penyakit
asmanya tidak terkontrol atau tidak diobati sebagaimana mestinya. Sementara untuk dugaan
antara konsumsi MSG dengan timbulnya lesi (luka) pada otak, munculnya penyakit Alzheimer,
Huntington Disease,amyotopic lateral sclerosis , dan penyakit kronis lainnya, FDA telah
mengambil tindakan. Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat ini telah meminta
FASEB untuk menelaah ulang semua penelitian tentang efek kesehatan MSG.

Laporan final FASEB diterbitkan dalam buku setebal 350 halaman untuk FDA pada tanggal 31
Juli 1995. Berdasarkan laporan ini, FDA berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah apa pun
yang membuktikan bahwa MSG atau glutamat menyebabkan lesi otak dan penyakit kronis.

Kesimpulannya, MSG atau vetsin aman untuk digunakan atau dikonsumsi dalam makanan
sehari-hari. Berbagai "mitos" tentang efek samping MSG tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat,
sehingga seluruh badan pengawasan makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai
bahan yang "Generally Regarded as Safe" (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan
hariannya.

Kadang-kadang produsen juga tak lagi menulis MSG di label makanannya. Tapi menulis
dengan nama lain glutamat, calcium caseinate, yeast extract, hydrolyzed protein, textured
protein, gelatino.

Konsumen yang harus memutuskan apakah MSG bermanfaat atau berbahaya karena MSG
masih dibolehkan dalam makanan dan dianggap aman.

Tapi jika MSG membuat tidak nyaman dan menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan
sebaiknya tidak lagi menggunakan MSG. (fn/dt/km) www.suaramedia.com

4/4

Você também pode gostar