Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Was-Was?
Pertanyaan:
Jawaban:
Penyakit was-was ini bisa menimbulkan dampak buruk, berupa keraguan pada
keyakinan. Bahkan, bisa jadi keragu-raguan ini sampai kepada penolakan dan
pengingkaran, karena orang yang terkena penyakit was-was ini merasa semakin
sesak, disebabkan oleh bercokolnya penyakit was-was (pada dirinya). Dengan
demikian, dia mengingkari, mendustakan, dan mengatakan, “Aku tidak
membutuhkan perasaan gundah ini!”
Dalam persoalan talak pun demikian. Mungkin saja, setelah setan membuatnya
sesak dengan perasaan gundah-gulana itu, orang tersebut akan mengatakan, “Jika
demikian, aku akan menceraikan-(nya) saja, sehingga aku dapat beristirahat.” Ini
salah, dan tidak benar!
Demikian juga dalam hal wudhu. Ketika seseorang yang berwudhu merasa ragu-
ragu apakah ia telah berhadats (contohnya, kentut) ataukah belum, sebagian dari
mereka ada yang berkata, “Aku merasa tidak cukup bila hanya membutuhkan
perasaan (prasangka) bahwa aku telah berhadats, sehingga aku akan berwudhu
berdasarkan keyakinan bahwa aku telah berhadats.” Ini adalah perbuatan yang
salah, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan orang yang
merasa ragu-ragu dalam hadats agar tidak menghiraukannya, hingga ia mendengar
suara atau mencium baunya.
Jadi, penyakit was-was mempunyai dampak buruk yang sangat besar. Ia bisa
mengacaukan kenyamanan, membuat tubuh lelah, dan terkadang bisa memisahkan
antara seorang laki-laki dengan istrinya. Padahal, menurut pendapat yang paling
kuat adalah barangsiapa yang dikalahkan oleh perasaan was-wasnya, hingga dia
menceraikan istrinya, maka tidak ada talak baginya (talaknya tidak sah). Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
ٍل
ق َغ
ْ ق ِفي ِإ
َلَط
َ ل
َ
Demikian juga, orang yang terkena sihir. Jika ia menalak istrinya, maka talaknya
tidak sah, karena ia tidak sadar. Begitu pula, dengan orang yang sangat marah,
dalam keadaan dia tidak tahu ucapan yang dikatakannya, serta tidak mampu
mengendalikan dirinya sendiri. Maka, talaknya tidak sah, karena dia ditaklukkan
(oleh amarahnya).