Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kedudukan Ikhlas
Ikhlas merupakan hakekat agama, intinya ibadah, kunci dakwahnya para Rosul,
dan merupakan syarat diterimanya amal.
Artinya: Dzat yang menciptakan kematian dan kehidupan, supaya menguji kamu
sekalian, siapakah yang lebih baik amalnya .( Q.S Al Mulk : 2 )
Maksud ikhlas adalah mengesakan Alloh ta’ala dalam niat dan tujuan ketika
berbuat ketaatan dengan membersihkan amalan tersebut dari pengawasan
makhluk, dan membersihkannya dari kotoran syirik, kekufuran & kedurhakaan.
Ibnu Taimiyyah mengatakan: Jika seorang hamba ikhlas dalam amalnya, maka
Alloh akan menerimanya dan akan menghidupkan hatinya .
Ibnu Jauzi berkata: Sedikit sekali orang yang beramal ikhlas, karena
kebanyakan manusia suka menampakkan ibadah mereka .
Dahulu para salaf menyembunyikan ibadah dan ketaatan mereka karena takut
terjerumus kepada riya’, sum’ahdll yang mengotori ikhlas dan menguranginya.
Para salaf adalah orang yang semangat dalam menyempurnakan ketaatan dan
menyembunyikannya dalam rangka menyempurnakan tauhidnya. Maka Alloh
menerima amal mereka dan memujinya dengan pujian yang baik; Alloh ta’ala
menjadikan lisan-lisan mereka jujur karena mereka berjalan diatas keridhoan-Nya,
Alloh pun ridho kepada mereka dan manusia pun ridha kepada mereka .
Adapun orang yang tidak ikhlas, tukang riya’ dan tukang ujub, maka mereka tidak
lain akan merndapatkan celaan manusia dan kebencian, disebabkan niat mereka
yang bertentangan dengan ikhlas atau rusaknya niat mereka dan mereka akan
mendapatkan siksa keras di akhirat.
Ujub
Ujub adalah salah satu perbuatan yang merusak amal dan membinasakan
pelakunya. Bahwasanya ujub adalah penyakit yang menghilangkan dan
berlawanan dengan keikhlasan, menghilangkan rasa dzull (hina atau rendah)
kepada Alloh, dan menunjukkan buruk dan jeleknya adabnya kepada Alloh; maka
ujub itu menbanggakan diri dan buta akan akan aib dan keburukan diri.
Makna Ujub dan Bahayanya
Abdulloh Ibnu Mubarok berkata: Ujub yaitu kamu melihat dirimu memiliki
sesuatu yang tidak dimiliki selainmu. Ujub dalam agama yaitu memuji diri sendiri
atas apa yang diamalkannnya atau apa–apa yang telah diilmui dan melupakan
nikmat dari Alloh yang diberikan kepadamu. Memuji diri dan melupakan nikmat
adalah ujub dalam agama.
Ujub itu temannya riya’, tetapi riya’ itu perbuatan syirik kepada Alloh dan yang
dijadikan sekutu adalah makhluk selain dirinya, sedangkan ujub yang dijadikan
sekutu adalah dirinya sendiri. (Jadi riya’ itu beribadah kepada Alloh tetapi disertai
niatan dan tujuan lain dari perkara dunia, sementara ujub itu merasa hebat, paling
pintar dan menyombongkan diri dihadapan Alloh -ed.)
Pelaku riya’ itu tidak merealisasi firman Alloh ‘Iyyaka na’budu’ sedang pelaku
ujub tidak merealisasi firman Alloh ‘Iyyaka nasta’iin’, maka barang siapa yang
merealisasi ‘Iyyaka na’budu’ menghilangkan riya’, sedangkan yang merealisasi
‘Iyyaka nasta’iin’ menghilangkan ujub.
Ujub itu didalam hati sedangkan sum’ah itu dengan lisan dan sum’ah itu semakna
dengan riya’ dalam hal sekutunya yaitu selain Alloh dari makhluk. (Maka sum’ah
itu memperdengarkan amal kebaikannya kepada orang lain agar mendapat pujian
atau dikatakan hebat dst. –ed.)
Ujub itu ta’jub dengan amalannya memuji diri sendiri melupakan Alloh ta’ala dan
tidak membesarkan diri dihadapan orang lain, dan tidak merendahkan manusia;
tapi jika ujub ini sampai melihat dirinya lebih baik dari yang lain dan
merendahkannya maka tatkala itu mejadi sombong.
Tidaklah kamu melihat riwayat dari Aisyah ketika ditanya kapan seorang itu telah
dikatakan berbuat keburukan? Dia menjawab: ‘Jika dia menyangka telah berbuat
ihsan’. Benar kata Aisyah! Jika ia telah menyangka berbuat ihsan dan takjub
dengan amalnya
Celaan Ujub baik dari Al-Qur’an atau Sunnah dan Perkataan Salaf.
Maka barang siapa yang ujub dengan dirinya dan ibadahnya ia akan binasa dan
akan mendapatkan murka-Nya.
Sebab Ujub
1. Bodoh dengan hak Alloh ta’ala, tidak adanya pengagungan kepada Alloh
dengan sebenarnya, sedikitnya ilmu dengan Nama dan Sifat Alloh dan
lemahnya ia ketika beribadah dengan Nama dan Sifat Alloh tersebut .
2. Lalai dengan hakekat dirinya, sedikitnya ilmu tentang tabiat dirinya dan
lalai dengan muhasabah dirinya, dan lalai dari pengawasan Alloh .