Você está na página 1de 8

A Steward Of Grace Murah Hati Baca: 1 Korintus 15:1-11

Last week I had several opportunities to show grace. I Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia
wasn’t perfect, but I was pleased with the way I handled yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus
one situation in particular. Instead of getting angry, I yang baik dari kasih karunia Allah. —1 Petrus 4:10 -
said, “I understand how that could have happened. I’ve Bacaan Untuk Setahun: 2 Tawarikh 28–29 • Yohanes 17
certainly made my share of mistakes,” and I left it at
that. Minggu lalu saya mempunyai beberapa kesempatan
untuk menunjukkan kemurahan hati. Saya tidaklah
According to my own grading scale, I deserved a high sempurna, tetapi saya cukup puas dengan cara saya
score. Not perfect, but close. Lurking in the back of my khususnya ketika menangani satu situasi tertentu. Alih-
mind (I hate to admit) was the thought that maybe by alih marah, saya malah berkata, “Aku paham bagaimana
being gracious I could expect to be treated that way at hal itu bisa terjadi. Yang pasti aku punya andil juga
some future date. dalam kesalahan itu,” dan saya tidak membela diri.

The following Sunday morning our congregation was Menurut ukuran saya sendiri, saya merasa layak
singing “Amazing Grace,” and suddenly the audacity of mendapatkan nilai tinggi. Mungkin tidak sempurna,
my attitude came through to me in the words, “Amazing tetapi cukup mendekati. Seharusnya saya malu untuk
grace! How sweet the sound that saved a wretch like mengakui, bahwa di dalam benak saya terbersit pikiran
me.” bahwa dengan demikian saya berharap di kemudian hari
saya akan diperlakukan dengan cara yang sama.
What in the world was I thinking?! The grace we show
to others is not our own. The only reason we can “give” Hari Minggu berikutnya kebaktian di gereja kami sedang
grace to anyone is because God has already given it to menyanyikan pujian “Ajaib Benar Anugerah” dan tiba-
us. We can pass along only that which we have received tiba sikap saya yang memalukan tersebut muncul di
from Him. benak saya ketika pujian ini sampai pada kalimat, “Ajaib
benar anugerah pembaru hidupku, kuhilang, buta,
Good stewards look for opportunities to pass along to bercela.”
others what we have received from the Lord. May all of
us be “good stewards of the manifold grace of God” (1 Betapa salahnya pemikiran saya! Kemurahan hati yang
Peter 4:10). kita berikan kepada sesama bukanlah berasal dari kita
sendiri. Satu-satunya alasan kita dapat “memberi”
dengan murah hati adalah karena Allah telah terlebih
dahulu bermurah hati kepada kita. Kita hanya dapat
The fullness of God’s matchless love meneruskan apa yang sudah kita terima dari-Nya.
Shines forth from Calvary;
What mercy, grace He showed to us Penatalayan yang baik mencari berbagai kesempatan
When Jesus died upon that tree. —Anon. untuk meneruskan kepada sesama apa yang telah kita
terima dari Tuhan. Kiranya kita semua menjadi
When you know God’s grace, you’ll want to show “pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Ptr.
God’s grace. 4:10). —JAL

Kesempurnaan kasih Allah yang tak tertandingi 

Bersinar dari Kalvari; 

Betapa besar belas kasih, anugerah yang ditunjukkan-


Nya 

Saat Yesus mati di kayu salib. —NN.

Saat Anda mengalami kasih karunia Allah, pasti Anda


ingin menyatakannya.

1
Give Me A Hand Baru-baru ini saya pergi memancing dengan
beberapa teman dan menyeberangi arus sungai yang
Recently I was fishing with some friends and waded into terlampau kuat untuk kedua kaki saya yang menua
a current that was too strong for my old legs. I should ini. Saya seharusnya lebih berhati-hati karena arus
have known better; it’s a well-known fact that you can yang kuat seperti itu dapat menyeret saya hingga
wade into flows that you can’t back out of. tidak dapat tertolong lagi.
I got that panicky feeling you get when you realize
Saya diliputi kepanikan sama seperti ketika Anda
you’re in deep trouble. One more step and I would have
been swept away. menyadari bahwa Anda sedang menghadapi bahaya
besar. Jika saya maju satu langkah lagi, saya pun
I did the only thing I could think of: I called out to a akan terseret arus dan tamatlah riwayat saya.
friend nearby who is younger and stronger than I. “Hey,
Pete!” I shouted. “Give me a hand, will you?” My friend Saya melakukan satu hal yang terpikirkan saat itu:
waded into the current, reached out his strong hand, and berseru kepada teman yang berdiri paling dekat
pulled me into quiet water. dengan saya, yang memang lebih muda dan lebih
kuat dari saya. “Hey, Pete! Tolonglah saya!” Pete
A few days later as I read Psalm 119, I came across menyeberangi arus tersebut, mengulurkan
verse 173: “Let Your hand become my help.” I thought tangannya yang kuat, dan menarik saya ke air
of that day on the stream and other days when I have tenang.
“waded” into difficult situations, overestimating my
feeble abilities and putting myself or my loved ones in
Beberapa hari kemudian, ketika saya sedang
jeopardy. Perhaps you find yourself in that place today.
membaca Mazmur 119, saya sampai di ayat 173:
There is help nearby, a Friend much stronger than you “Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, sebab aku
and I—one whose hand can hold us (Ps. 139:10). The memilih titah-titah- Mu.” Segera saya teringat pada
psalmist also says of Him, “You have a mighty arm; saat saya terjebak arus dan pada saat-saat lain ketika
strong is Your hand” (89:13). You can call out to God: saya “menyeberangi” berbagai situasi yang sulit,
“Give me a hand!” and He will rush to your side. dan dengan rasa percaya diri yang berlebihan,
sehingga saya membahayakan diri sendiri atau
orang-orang yang saya kasihi. Mungkin Anda
mengalami keadaan tersebut sekarang ini.
Fear not, I am with thee—O be not dismayed,
For I am thy God, I will still give thee aid; Ada pertolongan terdekat, seorang Sahabat yang
I’ll strengthen thee, help thee, and cause thee to stand, jauh lebih kuat dari Anda dan saya—Pribadi yang
Upheld by My gracious, omnipotent hand. —Anon. tangan-Nya memegang kita (Mzm. 139:10). Sang
pemazmur berkata, “Punya-Mulah lengan yang
When adversity strikes us, God is ready to strengthen us.
perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-
Mu” (89:14). Anda dapat berseru kepada Allah,
“Tolonglah saya!” dan Dia akan segera menyertai
Anda. —DHR

Jangan takut, Aku besertamu—Oh, janganlah takut 

Karena Aku adalah Allahmu, Aku akan memberimu


pertolongan; 
Tolonglah Saya
Baca: Mazmur 139:7-12 Aku akan menguatkanmu, menolongmu, dan
mendukungmu, 
Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, sebab aku
memilih titah-titah- Mu. —Mazmur 119:173 Peganglah tangan Anugerah, Maha Kuasa-Ku. —
NN.
Bacaan Untuk Setahun:
Ketika kemalangan menerjang, Allah siap
2 Tawarikh 30–31 • Yohanes 18:1-18 menguatkan kita.

2
It’s Not Fair mendapatkan hukuman yang pantas diterimanya.
Kita telah mempelajari hal ini di awal usia kita.
“Not fair!” Whether you’ve said it or at least thought it, Coba tanyakan kepada orangtua yang mempunyai
you’ve got to admit, it’s hard to see someone get away anak remaja. Anak-anak tidak suka ketika melihat
with something and not get what they deserve. We learn saudaranya tidak dihukum ketika melakukan
this early in life. Just ask the parent of any teenager. kesalahan. Itulah sebabnya mereka suka saling
Kids hate to see their siblings get off scot-free for the
membicarakan kesalahan orang lain. Namun, kita
things they got spanked for. Which is why they so
readily tattle on each other. But then, we never really sebenarnya tidak pernah terlepas dari masalah ini.
grow out of this. To our way of thinking, fairness means Menurut pemikiran kita, keadilan berarti orang
sinners deserve God’s wrath and we, the good people, berdosa layak mendapatkan amarah Allah dan kita,
deserve His applause. sebagai orang yang baik, layak mendapatkan pujian
dari-Nya.
But if God were into being “fair,” we would all be
consumed by His judgment! We can be thankful for this: Namun, bila Allah benar-benar “adil”, kita semua
“[God] has not dealt with us according to our sins” (Ps. sudah pasti tidak dapat lolos dari penghakiman-
103:10). We should be glad, not grumpy, that God Nya! Kita dapat bersyukur karena: “Tidak
chooses mercy over fairness and that He is willing to dilakukan [Allah] kepada kita setimpal dengan dosa
extend grace even to those who are undeserving and kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal
hopelessly lost. And while we are thinking about it,
dengan kesalahan kita” (Mzm. 103:10). Kita
when was the last time we let mercy trump fairness with
someone who offended us? seharusnya bersukacita, dan bukan mengeluh,
bahwa Allah lebih memilih berbelas kasih daripada
It’s not God’s fairness but His mercy that drives Him to menuntut keadilan, bahkan bagi mereka yang tidak
pursue us so that heaven can have a party when we are layak dan terhilang tanpa harapan. Ketika kita
found (Luke 15:7). Personally, I’m thankful that God merenungkan hal ini, kapan terakhir kali kita
has not been “fair” with me! Aren’t you? memilih untuk berbelas kasih daripada menuntut
keadilan pada orang yang menyakiti kita?

Belas kasih Allah dan bukan keadilan-Nya yang


Favor to the undeserving; telah mendorong-Nya untuk menyelamatkan kita
Love, when from God we have turned; sehingga surga dapat berpesta pora saat kita
Mercy, when His love we’ve spurned— bertobat (Luk. 15:7). Secara pribadi, saya bersyukur
That’s God’s grace! —Anon. bahwa Allah tidak berlaku “adil” terhadap saya!
Anda setuju, bukan? —JMS
We can show mercy to others because God has shown
mercy to us
Kebaikan yang tak layak kita dapatkan; 

Kasih, ketika kita telah berpaling dari Allah; 

Belas kasih, ketika kasih-Nya telah kita tolak 


Tidak Adil
Baca: Mazmur 103:1-10
Itulah anugerah Allah! —NN.
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan
Kita dapat berbelas kasih kepada sesama, karena
dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita
Allah terlebih dulu berbelas kasih kepada kita.
setimpal dengan kesalahan kita. —Mazmur 103:10

Bacaan Untuk Setahun:

2 Tawarikh 32–33 • Yohanes 18:19-40

Tidak adil!” Apakah kita pernah mengatakan hal ini


atau setidaknya hanya memikirkannya, kita harus
mengakui bahwa sangatlah menjengkelkan bila kita
melihat seseorang yang bersalah, tetapi tidak

3
Faithful Prayer Di bulan Juni 2009, Emma Gray, yang berumur 95
tahun, meninggal dunia. Selama lebih dari duapuluh
In June 2009, 95-year-old Emma Gray died. For over tahun, ia adalah seorang wanita yang bertugas untuk
two decades, she had been the cleaning lady in a big bersih-bersih di sebuah rumah besar. Setiap malam
house. Each night as she did her work, she prayed for setelah menyelesaikan tugasnya, Emma mendoakan
blessings, wisdom, and safety for the man she worked kelimpahan berkat, hikmat, dan keamanan bagi
for.
majikannya.
Although Emma worked in the same place for 24 years,
the occupants of the residence changed every 4 years or Meskipun Emma telah bekerja di tempat yang sama
so. Over the years, Emma offered her nightly prayers for selama 24 tahun, penguasa rumah itu hampir
six US Presidents: Eisenhower, Kennedy, Johnson, senantiasa berganti setiap empat tahun sekali.
Nixon, Ford, and Carter. Selama tahun-tahun itu, Emma telah menaikkan
doa-doanya untuk enam presiden Amerika Serikat:
Emma had her personal favorites, but she prayed for Eisenhower, Kennedy, Johnson, Nixon, Ford, dan
them all. She followed the instruction we read in 1 Carter.
Timothy 2 to pray for “all who are in authority” (v.2).
The verses go on to speak of how living “a quiet and Emma punya beberapa presiden yang menjadi
peaceable life” and being a godly and reverent person “is favoritnya, tetapi ia tetap mendoakan mereka
good and acceptable in the sight of God . . . who desires semua. Ia melakukan apa yang tertulis di 1 Timotius
all men to be saved and to come to the knowledge of the
2 yaitu berdoa bagi “semua pembesar” (ay.2). Lalu,
truth” (vv.2-4).
ayat-ayat ini berlanjut dengan membahas tentang
Because God “hears the prayer of the righteous” (Prov. bagaimana “agar kita dapat hidup tenang dan
15:29), who knows how He used Emma’s faithful tenteram” dan menjadi orang yang saleh dan penuh
prayers? In Proverbs 21:1, we read: “The king’s heart is kehormatan merupakan hal “yang baik dan yang
in the hand of the Lord, like the rivers of water; He turns berkenan kepada Allah . . . yang menghendaki
it wherever He wishes.” supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran” (ay.2-4).
Like Emma, we are to pray for our leaders. Is there
someone God is calling you to pray for today? Karena Allah “mendengar doa orang benar” (Ams.
15:29), siapa yang tahu bagaimana Allah memakai
doa-doa Emma yang setia? Dalam Amsal 21:1 kita
membaca: “Hati raja seperti batang air di dalam
No leader is beyond God’s grace tangan Tuhan, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.”
When righteous people pray;
For when God’s children intercede,
Sama seperti Emma, kita juga harus mendoakan
The Lord will have His way. —D. De Haan
para pemimpin kita. Apakah ada seorang pemimpin
To influence leaders for God, intercede with God for
yang diinginkan Allah supaya kita doakan hari ini?
leaders. —CHK

Tak ada pemimpin di luar anugerah Allah 

Ketika orang benar berdoa; 


Doa Yang Setia
Baca: 1 Timotius 2:1-7 Karena ketika anak-anak Allah bersyafaat, 

Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan Tuhan akan melakukan rancangan-Nya. —D. De
syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan Haan
untuk semua pembesar. —1 Timotius 2:1-2
Doakanlah para pemimpin, supaya mereka takut
Bacaan Untuk Setahun: akan Allah

2 Tawarikh 34–36 • Yohanes 19:1-22

4
Stop To Help ketika ia berjalan melewati banyak besi ringsek
yang berserakan tersebut sambil berseru, “Siapa
Dr. Scott Kurtzman, chief of surgery at Waterbury yang butuh pertolongan?” Setelah menolong selama
Hospital in Connecticut, was on his way to deliver a 90 menit, para korban dapat dibawa ke rumah sakit
lecture when he witnessed a horrible crash involving 20 terdekat, dan Dr. Kurtzman berkata, “Orang yang
vehicles. The doctor shifted into trauma mode, worked diberkati dengan kemampuan seperti saya tak dapat
his way through the mess of metal, and called out, “Who
begitu saja meninggalkan seseorang yang sedang
needs help?” After 90 minutes of assisting, and the
victims were taken to area hospitals, Dr. Kurtzman terluka. Saya tak mau menjalani hidup seperti itu.”
commented, “A person with my skills simply can’t drive
by someone who is injured. I refuse to live my life that Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang
way.” pria yang bersedia berhenti untuk menolong sesama
(Luk. 10:30-37). Seorang Yahudi telah dicegat,
Jesus told a parable about a man who stopped to help ditelanjangi, dirampok dan ditinggalkan dalam
another (Luke 10:30-37). A Jewish man had been keadaan sekarat. Seorang imam Yahudi dan seorang
ambushed, stripped, robbed, and left for dead. A Jewish Lewi melewati tempat kejadian itu, melihat orang
priest and a temple assistant passed by, saw the man, and yang sekarat itu, tetapi malah melewatinya dari
crossed over to the other side. Then a despised seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang
Samaritan came by, saw the man, and was filled with dianggap hina. Ia melihat orang yang sekarat itu dan
compassion. His compassion was translated into action:
belas kasihan pun menyeruak. Belas kasihan ini
He soothed and bandaged the man’s wounds, took him
to an inn, cared for him while he could, paid for all his dilanjutkan dengan perbuatan: orang Samaria ini
medical expenses, and then promised the innkeeper he mengobati dan membalut luka-luka orang itu,
would return to pay any additional expenses. membawanya ke penginapan, merawatnya,
membayar biaya penginapan, dan berjanji pada
There are people around us who are suffering. Moved pemilik penginapan untuk kembali melunasinya bila
with compassion for their pain, let’s be those who stop ada tagihan tambahan.
to help.
Ada banyak orang yang menderita di sekeliling kita.
Dengan digerakkan oleh belas kasihan atas
penderitaan mereka, marilah kita menjadi orang
Reach out in Jesus’ name yang bersedia berhenti untuk menolong. —MLW
With hands of love and care
To those who are in need Jangkaulah dalam nama Yesus 
And caught in life’s despair. —Sper
Dengan tangan kasih dan kepedulian 
Compassion is always active.
Kepada mereka yang membutuhkan 

Berhenti Untuk Menolong Dan terjerat dalam keputusasaan hidup. —Sper


Baca: Lukas 10:30-37
Belas kasihan selalu disertai perbuatan.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
—Lukas 10:27

Bacaan Untuk Setahun:

Ezra 1–2 • Yohanes 19:23-42

Dr. Scott Kurtzman adalah kepala ahli bedah di


Rumah Sakit Waterbury di Connecticut. Ia sedang
dalam perjalanan untuk mengajar suatu mata kuliah
ketika ia menyaksikan tabrakan beruntun yang
mengerikan karena melibatkan 20 kendaraan.
Perasaan trauma berkecamuk di hati dokter ini

5
The Shooting Panda Problem kurang dimengertinya penggunaan tanda
baca dapat menyebabkan kesalahan arti. Sebagai
In her amusing book Eats, Shoots & Leaves, Lynne ilustrasi, seorang bos meminta anak buahnya, Tom,
Truss bemoans the problem of poor punctuation in untuk membelikan roti ayam dan keju. Setelah
today’s world. To illustrate, she tells the funny story of a menerima uang dari bosnya, Tom mencatat pesanan
panda who enters a café, orders a sandwich, eats it, and tersebut supaya tidak lupa. Tak lama kemudian,
then pulls out a gun and starts shooting. When a waiter
Tom menelepon dan berkata bahwa uang yang
asks him to explain his behavior, the panda hands him a
poorly punctuated wildlife guide and asks him to look up diberikan si bos tidak cukup. Bosnya heran karena
the description of a panda. It reads: “Panda. Large black- ia memberikan uang yang lebih dari cukup. Saat
and-white bear-like mammal, native to China. Eats, Tom datang, bosnya langsung bertanya mengapa
shoots and leaves.” uangnya bisa kurang dan roti apa yang dibelinya. Si
bos pun terkaget dan tidak dapat menahan tawanya
Having a comma after the word eats is an error that saat melihat ada sebungkus roti tawar, seekor ayam,
changes the whole meaning of the last sentence. The dan sekotak keju yang dibeli oleh Tom.
words shoots and leaves become actions, instead of
plants to eat. Masalah sebenarnya timbul karena permasalahan
tanda koma. Tom salah mencatat pesanan bosnya:
This idea of being careful with language is important in roti, ayam, keju. Seharusnya Tom tidak perlu
Bible study as well. Paul described this process as membubuhkan tanda koma di kertas catatannya.
“rightly dividing the Word of truth” (2 Tim. 2:15). The
Pembubuhan tanda koma menyebabkan kesalahan
phrase translated “rightly dividing” was used of a skilled
craftsman cutting something straight. In the context of arti.
Bible study, it means taking the time for diligent and
careful study, while prayerfully asking for the Holy Masalah ketelitian berbahasa juga penting dalam
Spirit’s guidance. It means teaching the truth directly pemahaman Alkitab. Paulus menjelaskan proses ini
and correctly. Accurately discerning and passing on sebagai “mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran
God’s truth must be the priority of every conscientious benar dari Allah” (2 Tim. 2:15 BIS). Frasa yang
believer. diterjemahkan menjadi “mengajarkan dengan tepat”
dalam bahasa aslinya berarti pengrajin ahli yang
memotong sesuatu secara lurus. Dalam konteks
pemahaman Alkitab, frasa ini berarti menyediakan
Correctly handling the Word of truth waktu untuk mempelajari Alkitab secara tekun dan
Takes diligence and care; cermat, sekaligus berdoa meminta bimbingan Roh
So make the time to study it
Kudus. Ini berarti mengajarkan kebenaran dengan
And then that truth declare. —Hess
jelas dan tepat. Memahami dan mengajarkan
Apply yourself to the study of the Bible and apply the
kebenaran Allah secara akurat haruslah menjadi
Bible to yoursel prioritas setiap orang percaya yang sungguh-
sungguh. —HDF

Menerapkan firman kebenaran dengan tepat 

Menuntut ketekunan dan perhatian; 


Ketelitian Berbahasa
Baca: 2 Timotius 2:1-15 Sediakan waktu untuk mempelajari firman 

Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguh Dan kemudian nyatakanlah kebenaran itu. —Hess
supaya diakui oleh Allah . . . mengajarkan dengan
tepat ajaran-ajaran benar dari Allah. —2 Timotius Disiplinkan diri Anda untuk mempelajari Alkitab
2:15 (BIS) dan terapkan Alkitab dalam diri Anda.

Bacaan Untuk Setahun:

Ezra 3–5 • Yohanes 20

6
In the award-winning film Chariots of Fire, one of Ezra 6–8 • Yohanes 21
the characters is legendary British sprinter Harold
Abrahams. He is obsessed with winning, but in a  
preliminary 100-meter dash leading up to the 1924
Olympics, he is soundly beaten by his rival, Eric Dalam film Chariots of Fire (Pacuan Berkuda)
Liddell. Abrahams’ response is deep despair. When yang mendapatkan banyak penghargaan, salah satu
his girlfriend, Sybil, tries to encourage him, Harold karakternya adalah pelari jarak pendek Inggris
angrily declares, “I run to win. If I can’t win, I legendaris, Harold Abrahams. Ia begitu terobsesi
won’t run!” Sybil responds wisely, “If you don’t untuk menang. Namun, dalam babak penyisihan di
run, you can’t win.” cabang lari cepat 100-meter menjelang
penyelenggaraan Olimpiade 1924, Abrahams kalah
Life is full of reversals, and we as Christians are not telak dari pesaingnya, Eric Liddell. Abrahams pun
excluded from disappointments that make us want menjadi sangat putus asa. Ketika kekasihnya, Sybil,
to give up. But in the race that is the Christian life, berusaha untuk menguatkannya, Abrahams dengan
Paul challenges us to keep running. He told the penuh kemarahan berkata, “Aku berlari untuk
Corinthians, “Do you not know that those who run menang. Jika aku tak bisa menang, aku tak akan
in a race all run, but one receives the prize? Run in berlari!” Sybil menjawab dengan bijaksana, “Bila
such a way that you may obtain it” (1 Cor. 9:24). kau tak berlari, kau tak akan menang.”
We are to run faithfully, Paul is saying, spurred on
by the knowledge that we run to honor our King Hidup ini penuh dengan banyak hal yang
and to receive from Him an eternal crown. merugikan, dan kita sebagai orang Kristen juga
tidak pernah luput dari berbagai kekecewaan yang
If we falter in our running—if we quit serving God membuat kita ingin menyerah. Namun, dalam
or give in to sin because of our difficulties—we risk pertandingan di kehidupan Kristen, Paulus
losing a rich reward we could have received had we menantang kita untuk terus berlari. Ia berkata
run our best. kepada jemaat Korintus, “Tidak tahukah kamu,
bahwa dalam gelanggang pertandingan semua
Sybil was right. “If you don’t run, you can’t win.” peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang
saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah
begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!” (1
Kor. 9:24). Paulus mengatakan bahwa kita harus
While running with patience the race for the King, berlari dengan tekun dengan didorong oleh
With obstacles taking their toll, pemahaman bahwa kita berlari untuk memuliakan
We slow down to look up for help from our Lord; Raja kita dan menerima mahkota hidup kekal dari-
He keeps us aware of our goal. —Branon Nya.

Greater than winning any medal will be hearing the Bila kita terjatuh saat berlari—jika kita berhenti
Master say, “Well done!” melayani Allah atau menyerah kepada dosa karena
masalah yang kita hadapi—kita dapat kehilangan
upah besar yang sebenarnya dapat kita peroleh.
Lari! Sybil benar. “Bila kau tak berlari, kau tak akan
Baca: 1 Korintus 9:19-27 menang.” —WEC

 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang  Ketika berlari dengan gigih dalam perlombaan bagi Raja, 
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi
bahwa hanya satu orang saja yang mendapat Dengan berbagai halangan yang menghadang di jalan, 
hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga
kamu memperolehnya! —1 Korintus 9:24 Kita memperlambat kecepatan ‘tuk mencari pertolongan
Tuhan; 
 
Dia menjaga agar kita menyadari tujuan kita. —Branon

Bacaan Untuk Setahun:  

7
Jauh melebihi medali apa pun ketika kita mendengar Tuhan
berkata, ”Baik sekali perbuatanmu itu!”

Você também pode gostar