Você está na página 1de 87

MANTANKU

# Kamis, 19 November 2009


Cerita ini adalah memoriku yang tak dapat aku lupakan. Cerita ini sunguh-sunguh
terjadi dan nama-nama dalam ceritaku ini adalah nama-nama yang sesungguhnya, tap
i yang aku gunakan adalah inisialnya saja. Namaku adalah Eml Amn, seperti judulk
u di atas, cerita ini mengisahkan tentang kenangan yang tidak pernah kulupakan b
ersama mantanku. Baiklah ceritanya begini.
Malam itu aku ingat bulan Agustus tahun 1994. Namun aku lupa tanggalnya, hanya a
ku ingat harinya adalah hari Senin malam sekitar pukul 21.30. Malam itu bulan pu
rnama, sehingga kami dapat melihat dengan jelas wajah masing-masing. Aku parkirk
an mobil Kijang Rover abu-abuku di pinggir pantai Ancol.
Kemana saja sih lo Rg? Gue benar-benar kangen deh sama lo , aku mulai membuka pembi
caraan. Ah yang benar ? jawab Rgn. Elo sekarang lagi deket sama siapa? tanyaku. Rgn me
njawab Ada lah , namanya Ptt . Aku bertanya lagi Elo sudah ngapain saja sama dia? Kok l
nanyanya gitu sih? ujar Rgn. Aku menjawab habis waktu gue pacaran sama lu dulu ka
n nggak lebih dari pas foto doang (cuma ciuman sama megang-megang buah dada), ti
ap tangan gue mau kebawah, lu tarik lagi ke atas , Rgn terdiam. Lalu mulailah ia m
enceritakan bahwa karena pergaulan ia sempat ikut-ikutan dengan teman-temannya s
ewaktu di SMA swasta Prg Ckn. Lalu salah seorang temannya menggunakan kesempatan
pada saat Rgn sedang setengah fly, temannya itu memerawaninya. Aku terdiam mend
engar ceritanya. Lalu dengan sangat hati-hati aku berkata kepada Rgn. Dari dulu g
ue sudah bilang sama lu, waktu lu mutusin gue, hati-hati jaga diri lu, jangan ik
ut-ikutan teman-teman lu yang nggak benar, nanti lu dikerjain sama teman lu send
iri, dan ternyata benar kan? Lalu Rgn menjawab Iya lo Eml, coba gue dengerin kata-
kata lu waktu itu ya . Lalu aku berkata Ya sudah, yang sudah ya sudah, sekarang lu
nyesel nggak? Rgn menjawab Gue nyesel bukan karena gue sudah nggak perawan lagi, t
api gue nyesel karena perawan gue hilang dengan cara yang gue nggak rela, dan pe
rawan gue hilang bukan dengan orang yang benar-benar gue sayangin, kenapa perawa
n gue hilang bukan sama lu, kenapa lu gue putusin waktu itu . Aku terdiam, dia pun
terdiam. Kemudian aku berkata untuk memecahkan suasana yang agak mendung Ya suda
h deh, nggak usah di seselin Rgn, sekarang gue menuntut keadilan nih, gue pengen
ngerasain juga nih making love sama lu Rgn menatapku dalam. Dengan cepat aku lang
sung berkata Nggak kok Rg , becanda . Tanpa kuduga Rgn tersenyum, dan ia berkata Boleh
ku tersentak, kaget, senang, tidak percaya. Aku bertanya benar nih Rg? , dan ia han
ya tertawa kecil. Kemudian aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan aku d
ekatkan wajahku ke wajahnya, lalu aku cium bibirnya sejenak, lalu aku tarik lagi
wajahku agak menjauh. Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan terget
ar, begitu juga dengan bibirnya. Lalu aku tersenyum, dan ia pun tersenyum.
Kemudian mulailah kami cerita ngalor ngidul, tentang hubungannya dengan Ptt paca
rnya, tentang betapa ia dan pacarnya itu sudah sangat jauh hubungannya. Dan aku
pun menceritakan tentang diriku. Sampai pada suatu saat, entah bagaimana mula ce
ritanya, tiba-tiba aku bertanya kepada Rgn. Rgn, tapi jangan marah ya ! Gua mau tan
ya, barangnya Ptt gede nggak? Rgn agak terperengah lalu Rgn tersenyum, dan berkat
a Apa-apaan sih lu, kok nanya begituan segala? . Aku berkata Serius nih, gue pengen
tau? Rgn bilang sambil malu-malu kucing Tauk ah! . Lalu aku berkata padanya Oke, lu b
ilang kan lu sudah jauh berhubungan sama Ptt, nah pasti lu kan sudah pernah dong
liat punyanya Ptt . Lalu Rgn sambil tertawa kecil menjawab Iya sudah . Lalu ia berkat
a Tapi kan gue belom pernah liat punya lo Ml . Lalu aku berkata Nah, sekarang gue ka
sih liat nih ya . Belum sempat Rgn bereaksi apa-apa tanpa ragu-ragu aku buka zippe
r (retsletting) celanaku, lalu aku pelorotkan celanaku dan celana dalamku sampai
sebatas lutut. Aku mendengar Rgn terkejut Eml Gilaa!!!.. Itu apaan tuh?.. Astaga E
ml Guede buanget barang lo?!.. Keker, melengkung ke atas lagi , itu urat-uratnya sa
ja ampe nonjol-nonjol kayak gitu iihh ngeri ah Aku hanya tertawa, dan berkata Ah mas
ak sih Rg segini gede? Lalu Rgn berkata Ya ampun Eml, mati deh gue kalau begituan s
ama lu dengan barang lo yang segede gini, sudah pernah lu ukur belom barang lo E
ml? Wah!.. pasti cewek lo ngejerit kalau digituin sama lu dong?.. Aku menjawab sud
ah sih, panjangnya sih gue ukur 22 cm kurang 3 mili, terus garis tengahnya sekit
ar hampir 7 cm . Terdengar lagi Rgn berkata Gila gila . Lalu aku berkata sudah deh, sek
rang gedean mana sama Ptt? Lalu Rgn menjawab Ya ampun Eml, kalau kayak gini mah Pt
t nggak ada apa-apanya . Lalu aku bertanya lagi kepada Rgn Nah sekarang boleh nggak
gue minta jatah gue nih? Rgn terdiam. Akhirnya dengan setengah berbisik namun ya
kin dan mantap Rgn berkata Boleh deh Lalu ia tersenyum dan berkata lagi Tapi nanti
masukinnya pelan-pelan ya Ml, gue takut, sakit , dan aku pun mengangguk dengan seg
era.
Singkat cerita, kami berdua pindah ke bangku belakang (tengah) Kijang Roverku, d
engan pakaian yang sudah terlucuti masing-masing. Aku cium kening Rgn terlebih d
ahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Rgn terp
ejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam
ciuman yang hangat membara. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu
turun ke buah dadanya yang dari sejak pacaran dulu bagiku buah dada Rgn adalah
buah dada yang terindah, besar, montok, kencang, ukuran 36B, dengan puting yang
agak memerah. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai menger
as. Yang kiri lalu yang kanan Terdengar ucapan Rgn Eml, lu tau saja kelemahan gue,
gue paling nggak tahan kalau dijilat payudaranya , aahh Aku pun sudah semakin asyik
mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, dan tiba
-tiba aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Rgn Rg lu sudah pernah belom dijilat
in itu lo? Rgn menjawab Belom , kenapa?.. Aku menjawab Mau nyoba nggak? . Rgn menganggu
k perlahan. Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung ak
u arahkan mulutku ke kemaluan Rgn yang bulunya lebat, dan kelentitnya yang memer
ah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat de
ngan lembut kelentit Rgn. Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari
Rgn sstt aahh!!! Lalu ia berkata aahh Eml gila nikmat benar , gila gue baru ngerasai
nikmat yang kayak gini aahh , gue nggak tahan nih , sudah deh Lalu dengan tiba-tiba ia
menarik kepalaku lalu dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa aku duga ia menyur
uhku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya menggapai kemaluanku y
ang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan batang kemaluanku
yang besar dan melengkung kedalam mulutnya. aahh kurasakan kehangatan lidah dalam
mulutnya. Lalu aku berkata Aduh Rg, jangan kena gigi dong sakit, nanti lecet Lalu s
ambil kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang ker
as, ia jilati melingkar, ke kiri , ke kanan , lalu dengan perlahan ia tekan kepalany
a ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin kedalam mulutnya.
Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terben
am dalam mulutnya. Sampai terdengar suara Ohk!.. aduh Eml, cuma bisa masuk sepere
mpat Lalu aku menjawab Ya sudah Rg, sudah deh jangan dipaksain, nanti lu muntah Ku ta
rik tubuhnya, dan kurebahkan ia di bangku belakang (tengah) Kijang Roverku. Lalu
ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mu
lai lembab dan agak basah. Lalu aku pegang batang kemaluanku, aku arahkan ke lub
ang kemaluannya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, aku tekan l
agi agak perlahan, kurasakan sulit kemaluanku menembus lubang kemaluannya. Aku d
orong lagi perlahan, ku perhatikan wajah Rgn dengan matanya yang tertutup rapat,
ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah berkata sstt aahh , Eml, pelan-pel
an ya masukinnya, sudah kerasa agak perih nih Dan aku pun dengan perlahan tapi pas
ti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Rgn, aku berupaya un
tuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang kewani
taan Rgn. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan, aku dorong batan
g kemaluanku agak keras, dan terdengar dari kemaluanku Rgn suara Srrph! Aku lihat
ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Rgn, tampak olehku batang kemaluanku baru
setengah terbenam kedalam kemaluannya. Rgn tersentak kaget, dan aku pun demikia
n. Lalu Rgn bertanya Aduh Eml, suara apaan tuh? Aku menjawab dan menenangkan Rgn Ng
gak apa-apa, sakit nggak? Lalu Rgn menjawab Sedikit Lalu aku berkata Tahan ya.., sebe
ntar lagi masuk kok dan kurasakan lubang kemaluan Rgn sudah mulai basah dan agak h
angat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Rgn sudah mulai keluar, dan si
ap untuk berpenetrasi. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan
tiba-tiba agar Rgn tidak sempat merasakan sakit, dan ternyata usahaku berhasil,
aku lihat wajah Rgn seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar bia
sa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka da
n mengeluarkan suara sshh sshh Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya
yang sensual Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Ku tekan lagi batang kemal
uanku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, ku perhatikan batang k
emaluanku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam lubang kemaluan Rgn, ko co
ba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok , kesimpulannya, batang ke
maluanku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam lubang kemaluan
Rgn. Dan Rgn pun merasakannya. Ini aku ketahuai karena Rgn pun berkata kepadaku A
duh Eml, sudah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut gue sudah kerasa agak
eneg nih, eneg-eneg nikmat , gila , aduh , barang lo gede banget sih Ml
Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu k
e kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kura
sakan betapa nikmat rasanya kemaluan Rgn, dalam benak pikiranku ternyata lubang
kemaluan Rgn masih sempit, ini mungkin karena ukuran batang kemaluanku yang menu
rut Rgn besar, panjang dan kekar. Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur,
perlahan tapi pasti, dan Rgn pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoy
ang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang kekiri, Rgn goyang kekanan, bila kut
ekan pantatku Rgn pun menekan pantatnya. Namun itu semua aku lakukan dengan perl
ahan namun teratur dan pasti, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku un
tuk Rgn, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan
dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Rgn merenggut rambutku, sesekali ku
rasakan tangannya mendekapku dengan erat. Tubuh kami berkeringat dengan sedemiki
an rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami seda
ng merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku
kedepan kebelakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat dimeni
t ke dua puluh kalau aku tidak salah, Rgn berkata Aahh Eml , agak cepet lagi sediki
t goyangnya , gue kayaknya sudah mau keluar nih Rgn mengangkat kakinya tinggi, melin
gkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian sem
akin erat , semakin erat , tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencak
ar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingku sebelah kanan, lalu terdengar j
eritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku Eml aahh mmhhaahh Aahh . Ku
asakan lubang kemaluannya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit batang k
emaluanku, aahh gila ini nikmat sekali baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bi
sa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih ce
pat lagi keatas kebawah dan , tubuhku mengejang lalu Rgn berseru Eml , cabut , keluarin
di luar . Dengan cepat kucabut batang kemaluanku lalu sedetik kemudian kurasakan ke
nikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan aahh ahh Aku mengerang tertahan Ngghh nggh
ku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air
maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku, stchroot
th stchrootthh scrothh craatthh , sebagian menyemprot wajah Rgn, sebagian lagi ke pay
udaranya, kedadanya, terakhir keperut dan pusarnya Kami terkulai lemas berdua, sa
mbil berpelukan, lalu kudengar Rgn berkata Eml , nikmat banget making love sama lu,
rasanya beda sama kalau gue gitu sama Ptt. Enakan sama lu, kalau sama Ptt, gue
jarang keluar, tapi baru sekali gitu sama lu gue bisa keluar, barang kali karena
barang lo yang gede bangeth ya? Gue nggak bakal lupa deh sama malam ini, gue ak
an inget terus malem ini, jadi kenangan manis gue . Aku hanya tersenyum dengan lel
ah dan berkata Iya Rg, gue juga, gue nggak bakal lupa .
Aku antar Rgn pulang ke rumahnya dibilangan Tn Abg. Kami pulang dengan kenangan
manis yang tak dapat kami lupakan selama-lamanya.
TAMAT

BAR 01
# Kamis, 19 November 2009
Bar itu terletak di sudut kota, bagian paling gelap dari Jakarta. Bar itu bisa b
uka mulai dari pagi hingga pagi lagi, tanpa pernah kelihatan tutup. Hampir selur
uh pengunjungnya adalah laki-laki pemabuk, preman, pembuat onar. Wanita, sangat
jarang, atau bisa dikatakan tidak pernah datang atau mengenali tempat itu. Mulai
dari pukul 12 siang, sejumlah preman sudah mulai minum-minum, membuat pengunjun
g yang peminum biasa cepat-cepat pergi meninggalkan bar itu. Empat dari mereka b
ermain bola sodok dan yang lima lainnya sedang berbicara dengan Rony. Sekitar pu
kul tujuh malam seorang sosok wanita masuk. Ia sama sekali tidak cocok dengan te
mpat itu.
Selly, wanita itu, sudah dijanjikan akan dijemput oleh pacarnya sekitar pukul tu
juh, dan pacarnya mengatakan agar ia berpakaian seksi dan sensual. Bagi Selly se
ndiri, itu bukan masalah. Ia menghabiskan sepanjang sore berbelanja dan berdanda
n. Ia kemudian mengenakan gaun malam hitam. Bagian dadanya lumayan rendah membua
t belahan dadanya terlihat, tapi tidak terlalu banyak. Buah dada Selly tidak bes
ar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH se
kalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun malam itu. Selly terl
ihat tinggi karena di kakinya ia memakai sepatu dengan hak setinggi sepuluh sent
i. Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut Selly, membua
t kaki Selly yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya ga
un yang ia pakai, Selly harus berjalan perlahan, masuk ke dalam bar itu. Rambut
Selly yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya. Secara keseluruhan
penampilan Selly membuat bar itu semakin terasa panas.
Pacarnya bilang bahwa ia akan menjemput Selly untuk makan malam, tapi sekarang S
elly sendiri tidak yakin apakah memang tempat ini yang dimaksudkan, setelah mata
nya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali un
tuk bisa sampai ke tempat ini. Selly yang tidak melihat teman kencannya, memutus
kan untuk memesan soft drink dan menunggu sebentar. Selly menghampiri tempat dud
uk kosong di sebelah meja bola sodok, dan duduk di situ berharap teman kencannya
akan segera datang dan membawanya pergi dari situ.
Keempat orang yang sedang bermain bola sodok memandanginya sejenak dan mengenali
Selly, mereka berkata bahwa mereka adalah fans berat Selly dan mengajaknya untu
k ikut dalam permainan bola sodok mereka. Dengan sopan Selly mengucapkan terima
kasih dan menolak tawaran itu, dan mengatakan bahwa ia sedang menunggu temannya.
Masing-masing dari keempat orang itu menatap Selly untuk beberapa saat, dan Sell
y sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati
bibir mereka setiap kali mata Selly beradu pandang dengan mereka. Setelah minum-
minum beberapa gelas kemudian, suasana semakin menakutkan bagi Selly. Mereka ber
diri di sebelah Selly sambil mengusapi selangkangan mereka menunggu giliran untu
k menyodok bola. Mereka mulai melontarkan kata-kata jorok seakan-akan Selly tida
k ada di situ.
Hei Non, gimana kalo lo buka kaki lo, jadi kita bener-bener punya lubang beneran
buat disodok! seseorang dari mereka berkata.
Gimana kalo kita nyanyi sama-sama di ranjang Non? yang lain menimpali.
Selly berusaha mengacuhkan mereka, tapi mereka terus melontarkan kalimat-kalimat
jorok itu. Selly memutuskan untuk menunggu teman kencannya di luar sehingga ia
tidak harus melihat orang-orang itu. Tapi seseorang segera mendekatinya dan mene
mpatkan tangannya di bahu Selly serta mendorongnya duduk kembali sementara ia se
ndiri duduk di sebelah Selly.
Taruhan yuk?!, Kalo gue bisa masukin bola di sudut itu, lo kulum punya gue di mul
ut lo! katanya keras, sambil kemudian menjilat dan mencium telinga Selly.
Selly hanya bisa memandangi dia dengan mulut terbuka tak percaya. Ia sama sekali
tidak percaya mendengar perkataan laki-laki itu. Seumur hidupnya belum pernah a
da orang yang berbicara sedemikian vulgar kepadanya. Ketika Selly tidak mengatak
an apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Selly, merabai pahanya
dan berusaha membuka kaki Selly. Selly meronta dan memandang sekelilingnya denga
n tatapan memelas mohon pertolongan. Orang yang lain kemudian berteriak bahwa se
karang giliran laki-laki itu untuk main. Ketika laki-laki itu bangkit, Selly mer
asa lega, tapi tidak lama. Laki-laki lain menggantikan orang itu dan dua orang l
ainnya menghadangnya di depan. Laki-laki yang bertaruh tadi menyodok bolanya. Ia
kemudian melemparkan tongkatnya ke atas meja, memandang Selly sambil menyeringa
i, dan perlahan berjalan mendekati Selly.
Lo utang satu kali sama gue! katanya singkat.
Rony segera berlari mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang menarik Selly yan
g meronta dan menjerit, dari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata k
alau Selly bisa berteriak sekuat tenaga, tapi tetap akan melayani mereka apapun
yang terjadi! Wajah Selly memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk
melepaskan dirinya. Selly berkata, dirinya tidak membawa banyak uang, tapi mere
ka bisa mengambil kartu kredit dan semua uang yang ada di dompetnya kalau mereka
melepaskan dirinya. Laki-laki yang menang taruhan tadi hanya tertawa dan menuru
nkan ritsluiting celananya.
Gue nggak butuh duit lo! Lo bisa simpen duit lo! Tapi yang pasti lo nggak bakalan
bisa nyimpen badan lo cuma buat lo sendiri! katanya.
Selly akan segera diperkosa beramai-ramai. Selly hanya mempunyai dua pilihan. Me
lawan dan berharap bisa melarikan diri, atau berusaha rileks dan berdoa mereka t
idak melukai dirinya. Ketika Selly melihat sepuluh orang mengeliling dirinya, Se
lly menyadari ia harus menyerahkan dirinya.
Tiba-tiba, Selly dipaksa untuk berlutut. Rony tadi memegang rambut dan kepala Se
lly hingga tidak dapat bergerak. Laki-laki yang bertaruh tadi maju mendekati Sel
ly. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Selly untuk segera mengulu
mnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokan gigi Selly dan mel
anjutkan memperkosa mulut Selly. Rony tadi mendorong kepala Selly ke depan. Laki
-laki di depan Selly memajukan penisnya mendekati muka Selly. Ketika penisnya su
dah tegang dan keras, ia menjepit hidung Selly untuk membuat Selly membuka mulut
nya.
Ketika Selly kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mend
orong penisnya ke dalam mulut Selly. Laki-laki itu berhenti begitu bibir Selly t
elah melingkar di penisnya dan membiarkan Rony di belakang Selly membantunya. Ro
ny tadi mulai mendorong dan menarik kepala Selly. Kepala Selly bergerak maju dan
mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Selly yang berwarna merah menempel d
i batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggo
rokannya Selly tersedak, tapi Rony tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk
lebih dalam di tenggorokan Selly. Selly dipegangi hingga tak bergerak dengan pe
nis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama la
in.
Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian.
Kata laki-laki di depan Selly.
Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Sell
y sayang? tanya yang lain.
Tentu aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau?! Liat aja tuh b
ibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan? kata Rony sambil melihat dari ba
hu Selly.
Laki-laki pertama tadi lalu mendorong Rony untuk menjauh. Tangannya kemudian men
jambak rambut Selly dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kemba
li bergerak keluar masuk di mulut Selly. Semua orang dapat mendengar suara dahi
Selly yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Selly yang terdengar setiap kal
i penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem ia mendorong kepala Selly hingga hid
ung Selly terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas.
Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Selly. Dan dari sudut mulut Sell
y sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Selly. Kemudian
orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh d
ari leher Selly ke atas gaun hitam yang dikenakan Selly. Ketika akhirnya ia mena
rik penisnya dari mulut Selly, Selly megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batu
k memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Selly sementara yang lain mulai melepaskan pakaian
mereka. Selly sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia men
galami shock karena sperma yang disemburkan masuk ke dalam mulutnya, tapi mereka
tetap memeganginya.
Ketika semuanya telah telanjang bulat, ia diangkat dan diletakan di atas meja bo
la sodok dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegan
gi tangan dan kakinya. Kaki Selly terbuka lebar dan tubuhnya telentang, lampu di
atas kepala Selly membuat matanya terpejam karena silau. Rony mendekat dan naik
ke atas meja.
Perlahan ia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Selly. Yang lain hanya bisa
memandang iri pada penis Rony yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang
mendapat kesempatan pertama. Rony memerintahkan orang di dekat kepala Selly unt
uk mengangkat kepala Selly hingga Selly bisa melihat ketika penis Rony mulai mas
uk ke vagina Selly. Orang yang memegangi kaki Selly berusaha membuka kaki Selly
lebih lebar, tapi terhalang oleh gaun yang dikenakan Selly. Rony langsung menari
k gaun tersebut robek hingga pinggang Selly.
Orang-orang berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Selly di bawah gaunn
ya. Ia mengenakan stocking warna hitam dengan celana dalam sutra berenda yang mi
rip dengan bikini. Orang yang memegang tangan Selly lalu menarik gaun bagian ata
s, terlihatlah BH warna hitam yang menutupi separuh dari buah dada Selly. Puting
susu Selly tampak mencuat dari balik BH yang tipis dan berenda itu.
Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngulum punya dia! Kata
Rony.
Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya? Lo anggep kita nggak pantes lo layanin,
gitu? Jadi lo pikir cuma Roy yang berhak nidurin lo? Lo dandan kayak gini biar
Roy napsu sama lo kan? Asal lo tau aja Selly, buat sementara waktu Roy atau siap
apun juga nggak bisa nidurin lo! Karena mereka semua musti nunggu lo selesai nge
layanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo! .
Selly terpana, menyadari nama teman kencannya adalah Roy! Roy yang mengajak diri
nya makan malam! Roy yang meminta agar Selly berpakaian seksi! Roy yang memintan
ya agar menunggu di bar ini Roy telah menjual tubuh Selly untuk para preman ini!
Bersambung ke bagian 02

BAR 02
# Kamis, 19 November 2009
Sambungan dari bagian 01
Setelah menarik lepas celana dalam dan BH Selly, Rony menyuruh orang-orang yang
memegangi Selly melepaskannya. Selly berusaha meronta dan menendang Rony, tapi i
a kalah cepat. Rony langsung memegang kedua pergelangan tangan Selly yang rampin
g dengan satu tangan dan menekannya di atas meja dekat kepala Selly, sementara i
a menempatkan pinggulnya diantara kedua kaki Selly. Rony kemudian berusaha membu
ka kaki Selly dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke
vagina Selly dengan bantuan tangannya yang masih bebas. Dengan satu kali dorong
an, Rony dengan keras memasuki vagina Selly. Selly menjerit sekeras-kerasnya, da
n makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Rony memperkosa dirinya. Rony sen
diri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Selly. Ia menyeringai setiap ka
li Selly menjerit kesakitan.
Ketika Rony sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Selly dengan
mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tub
uh Selly. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Selly dan mengisapi puting sus
unya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Seseo
rang menutup mulut Selly dengan tangannya sehingga seluruh jeritan Selly hanya b
erupa erangan tak jelas. Kaki Selly diangakat tinggi-tinggi dari atas meja semen
tara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Selly. Seseorang berusaha
membuka belahan pantat Selly dan sesuatu yang basah dimasukkan ke liang duburny
a. Dua buah penis menampari wajah Selly, mengenai pipi dan matanya.
Beberapa menit kemudian jeritan Selly hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Ro
ny memperkosa Selly tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudi
an, Rony menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Selly, ia m
engerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga. Kepala Selly terdongak dan j
eritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Selly yang masih
tertutup oleh tangan. Rony mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali,
dan penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Selly. Sperma, bercampur dengan
darah, mulai mengalir keluar dari vagina Selly. Sperma Rony menyembur tanpa hen
ti, hingga mengalir dan tergenang di atas meja bola sodok. Laki-laki yang lain k
emudian melepaskan pegangan mereka pada diri Selly dan bertengkar mengenai gilir
an siapa selanjutnya.
Selly hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh Rony, kaki dan tangannya m
asih terbuka lebar, ia menangis histeris. Satu-satunya yang telah Selly jaga, mu
lai dari SMA, universitas, hingga kini, adalah keperawanannya. Selly ingin menyi
mpan keperawanannya itu untuk malam pertama di hari pernikahannya. Ia telah dipe
rkosa dan keperawanannya telah hilang.
Gila! Dia masih perawan! Gue taruhan si Roy pasti nggak tau soal ini! Artis kayak
lo masih ada yang perawan juga ya Selly, gue pikir lo udah kasihin ke produser
lo! kata Rony.
Ia menatap Selly yang masih terus menangis.
Udah dong Selly, jangan nangis terus! Perawan lo udah ilang sekarang, nasi udah j
adi bubur! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget!
Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagipula kita baru
aja mulai! katanya pada Selly.
Rony kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Sell
y menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vagina Selly. Seorang
laki-laki segera naik ke atas meja setelah Rony turun. Ia tidak terlalu terburu
-buru. Sekarang, Selly dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuk
a dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercer
min di wajah Selly, ketika ia merasa tubunnya seperti dirobek oleh penis yang ma
suk.
Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi
, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka! bentak ora
ng itu.
Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata.
Selly akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia
tidak punya pilihan sama sekali. Selly hanya bisa menyerahkan dirinya dan melaya
ni mereka hingga selesai. Sekarang Selly hanya berharap ia bisa keluar dari situ
hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alam
i.
Selly kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cep
at berakhir. Ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah di
lihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang
pria cepat mencapai orgasme.
Selly kemudian melingkarkan tangannya ke leher laki-laki yang ada di atas tubuhn
ya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu. Selly lalu meling
karkan kakinya ke tubuh laki-laki itu dan menggosokan kakinya yang terbungkus st
ocking ke pinggul dan pantatnya. Walaupun rasa sakit masih terus menyerang kewan
itaan Selly, Selly terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan me
nariknya hingga penis laki-laki itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Selly, dib
arengi oleh Selly dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Selly mengusapi r
ambut laki-laki itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia me
nciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan
ia menikmati semuanya. Selly berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah
dilihatnya, berusaha membuat laki-laki yang sedang memperkosanya segera mengala
mi orgasme.
Berhasil! Ia menyemburkan spermanya ke dalam vagina Selly yang sudah terisi oleh
sperma Rony. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian
laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Selly. Sell
y berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya Selly tidak bis
a lagi menahan semua itu. Ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah keh
abisan tenaga melayani laki-laki itu. Selly lalu menangis dan memohon pada semua
nya agar melepaskan dirinya. Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada
Selly keras-keras hingga Selly menjerit kesakitan.
Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi! be
ntaknya pada Selly.
Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Selly. Selly s
udah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpej
am erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. I
a sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan pen
isnya ke muka Selly. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Selly membuka matanya.
Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Selly. Seseorang memegangi kepala Selly
, hingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu. Ketika orang itu pu
as ia menarik rambut Selly dan menamparkan penisnya ke wajah Selly.
satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo sendiri yang masuk ke sini pake
pakaian kayak gini dan lo mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelay
anin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti Orang itu membentak Selly.
Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan S
elly sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisny
a keluar, merangkak di atas dada Selly, dan memyemprotkan sperma mereka ke selur
uh wajah dan buah dada Selly kemudian menarik rambut Selly untuk membersihkan pe
nis mereka. Dan ketika orang yang terakhir selesai Selly berbaring hampir tak sa
darkan diri.
Wajah, buah dada, dan puting susu Selly seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu m
engalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Selly. Selly tidak
bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Selly harus bernafas
melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya. Rambut Selly yang kecok
latan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika o
rang-orang itu beristirahat sejenak, Selly hanya berbaring di atas meja bola sod
ok, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu or
ang selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Selly tampak memar, memerah, dan tera
sa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.
Dua orang menarik tubuh Selly turun dari meja bola sodok itu dan menyeretnya ke
kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Selly dengan kertas tisu yang ka
sar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Selly me
lihat meja bola sodok tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan. Di tengah ruang
an itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berd
iri mengelilinginya. Selly didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingg
a ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat t
ubuhnya. Selly merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendoo
rng dan mengangkat tubuhnya. Ketika Selly membuka matanya ia melihat seseorang t
elah berbaring telentang di bawah tubuhnya.
Orang itu adalah si Rony, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina S
elly kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Selly ditur
unkan mengarah ke penis Rony. Denga sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat l
ebih mudah masuk ke dalam vagina Selly. Dan Selly sendiri hanya mengerang, meras
akan kembali sakit walaupun tidak lagi menyengat ketika pertama kali ia diperkos
a oleh Rony tadi. Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain me
ndekati mulutnya. Selly dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak
akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke ten
ggorokan Selly dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Selly merasakan sebuah tan
gan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka b
elahan pantatnya. Selly panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu.
Dengan merangkak Selly membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorok
annya.
Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang! kata orang yang memasu
kan penisnya ke mulut Selly sambil tersenyum.
Ia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Selly yang terd
orong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di lian
g anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Selly, kemb
ali menyengat seluruh tubuhnya. Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang
tidak pernah dirasakan Selly sebelumnya. Pikiran Selly menjerit-jerit kesakitan,
sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis
yang keluar masuk. Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu m
ulai bergerak berirama. Tubuh Selly seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis it
u bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya. Dua orang kemudian mendek
at memegangi tubuh Selly hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lubang di tu
buh Selly, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu
mereka secara bersamaan. Kemudian dua orang terkahir tadi menarik tangan Selly,
melingkarkan jari-jari Selly di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengoc
ok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Selly, da
n menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.
Sekarang Selly sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tuj
uh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Selly untuk membuat me
reka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Selly sama sekali tidak bi
sa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Selly.
Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Selly. Selly terus
memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempe
rgunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera sel
esai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhn
ya.
Orang di anus Selly lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya k
eluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia me
lumasi penisnya dan memasukannya ke anus Selly. Lalu orang di mulutnya menyembur
kan sperma, membuat Selly tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga men
elan sperma orang itu. Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, ya
ng kali ini lebih besar. Selly berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak s
abar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak. Ia mendorong pen
isnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggor
okan Selly. Selly kemudian merasakan getaran dari tubuh Rony di bawahnya dan cai
ran hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantik
an posisi Rony tadi.
Orang-orang tadi bergantian memperkosa Selly di seluruh lubang yang ada, ia teru
s menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wa
jahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Selly.
Ketika Selly melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya d
an kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali mas
uk ke dalam vagina Selly, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.
Penis lain kembali masuk ke vagina Selly. Selly kembali memejamkan matanya, ia s
ekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, yang semakin tinggi ketika penis
lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Selly melihat sebuah peni
s diarahkan ke wajahnya. Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik
kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang
tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.
Sepanjang malam Selly terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat
bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali. Dan keti
ka orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Selly, tubuh Selly tetap tak
bergeming dalam posisi merangkak, Selly lalu mengangkat wajahnya berusaha melih
at orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap dan tubuhnya jat
uh tersungkur tak sadarkan diri.
TAMAT

ANTARA JAKARTA DAN BANDUNG 01


# Jumat, 13 November 2009
Laki-laki brengsek!, Merry mengumpat seraya menekan pedal gas Cielonya dalam-dal
am. Ia saja melewati pintu tol menuju Bandung, tapi pikirannya masih mengingat k
ejadian siang tadi ketika ia melihat Rendy, tunangannya sedang menyuapkan sesend
ok makanan ke seorang wanita di sebuah café. Ketika Merry mendekati mereka wajah R
endy langsung pucat dan tergagap-gagap ia menjelaskan yang diyakini oleh Merry t
idak ada satupun yang bisa dipercaya.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk berakhir pekan ke Bandung. Melupakan kekesa
lan hatinya. Ia langsung berangkat sepulang kerja, setelah mengepak keperluan se
cukupnya untuk berakhir pekan, Merry langsung berangkat menuju rumahnya yang ada
di pinggiran kota Bandung.
Setelah beberapa saat keluar dari pintu tol, dan hari sudah gelap, sekitar pukul
8 malam. Tiba-tiba mesin mobilnya berbunyi aneh. Dan tanpa disangka-sangka asap
mengepul dari kap depan mobilnya menutupi dan mesin mobilnya langsung terbatuk-
batuk dan berhenti. Dengan sisa-sisa tenaga, mobil itu berhasil dkemudikan ke pi
nggir jalan oleh Merry yang kebingungan dan panik melihat asap yang mengepul dar
i depan.
Merry masih berusaha untuk menyalakan lagi mesin mobilnya, tapi sia-sia. Shit! Mer
ry keluar dari mobil dan menemukan dirinya ada di pinggir jalan yang gelap, sumb
er cahaya hanya dari bulan purnama yang sedang bersinar. Hampir tidak ada mobil
yang lewat, sedangkan tidak ada tanda-tanda di sekitar situ ada rumah penduduk.
Damn, gue musti nginep di mobil, sialan! , Merry menendang ban mobilnya. Udara seki
tar situ agak panas, untung Merry hanya mengenakan t-shirt dan celana pendek, se
hingga panasnya udara tidak begitu mengganggunya. Sedangkan untuk makanan, ia su
dah mempersiapkan bekal untuk selama di perjalanan, biarpun seadanya tapi cukup
untuk mengganjal perut.
Tapi Merry masih tetap berharap akan ada mobil yang lewat yang bisa membawanya k
e bengkel atau wartel sehingga ada yang bisa menjemputnya. Rupanya Merry tidak u
sah menunggu terlalu lama. Tak berapa lama terdengar suara deru kendaraan mendek
at, lalu terlihat sepasang lampu, makin lama makin terang dan terlihat sebuah mo
bil box mendekati tempat Merry. Merry langsung berdiri di tepi jalan dan melamba
i-lambaikan kedua tangannya.
Haaii! Tolong Saya! . Box itu berhenti dan minggir dua orang keluar. Yang satu berb
adan hitam dan besar serta berotot, sedangkan yang satu lagi botak, dengan badan
kekar. Merry sempat ragu-ragu menghadapi kedua orang yang tampaknya kasar-kasar
itu, tapi dirinya sangat membutuhkan tumpangan, dan ia berdoa agar tidak terjad
i apa-apa.
Ada yang bisa saya bantu, Non? , tanya Botak dengan sopan, sementara Hitam diam dan
hanya tersenyum tipis.
Mobil saya tau-tau keluar asepnya. Terus mesinnya mati nggak mau jalan lagi .
Sial banget ya Non , jawab Botak sambil melirik kaki Merry yang panjang.
Bener. Padahal saya musti sampe ke Bandung hari ini juga. Bapak-bapak bisa bantu
saya? .
eeh, bisa Non, mungkin kepanasan atau ada yang bocor. Bisa pinjem kuncinya Non? .
Merry merogoh saku celana pendeknya dan memberikan kunci Cielo-nya. Saking legan
ya ia tidak melihat Hitam dan Botak bertukar pandang dan menyeringai.
Tunggu sebentar ya Non. Kita mesti periksa dulu mobilnya , kata Botak sambil meneri
ma kunci dari Merry. Merry memberikan senyumnya yang paling manis sebagai tanda
terima kasih, dan ia lalu berjalan-jalan sekitar situ melemaskan kakinya yang ka
ku selama mengemudi.
Waduuh! , Botak berteriak ketika asap menyembur keluar dari kap yang ia buka.
Selama lima menit kemudian mereka berdua menunduk di mesin mobil Merry sambil be
rbisik-bisik. Sekali Merry bertemu pandang, dan Merry tersenyum. Mereka membalas
nya, lalu kembali memandang satu sama lainnya. Beberapa saat Merry sedang melamu
n sambil memandang sebuah pohon di depannya ketika suara Botak dari belakangnya
membuat ia terlompat kaget.
Aduh, Saya sampe kaget Pak! .
Begini Non, mobilnya emang rusak, tapi temen saya ini bisa betulin. Gimana, Non m
au nunggu dibetulin? kata Botak sambil menunjuk Hitam.
Oh! Merry merasa lega, Betul? Bisa dibetulin? Kalo begitu silakan pak dikerjakan. M
akasih sekali Pak! .
Cuma , kata Botak Kami minta ,ya , sedikit imbalan atau , Botak tidak menyelesaikan kali
nya sementara Hitam sekarang menyeringai.
Oh iya Pak. Ten, tentu Pak. Bapak jangan kuatir . kata Merry. Ia sendiri heran meng
apa ia merasa begitu gugup.
Berapa biayanya, nanti saya bayar. Juga nanti ada uang lelah untuk Bapak ber
Merry terheran-heran melihat kedua laki-laki dihadapannya tertawa terbahak-bahak
.
Ada apa? tanyanya bingung. Ada yang salah? .
Itu bukan imbalan yang kami minta nona manis! mendengar nada suara Botak, Merry la
ngsung sadar yang yang diingikan oleh mereka berdua atas dirinya. Dadanya berdeb
ar keras, keringat dingin mulai keluar. Ini pasti mimpi, katanya dalam hati. Mer
eka pasti hanya bergurau. Matanya melihat suasana sekitarnya, gelap, tidak orang
lain, tidak ada kendaraan yang lewat. Tidak ada.
Sa, sa, saya nggak mengerti maksud Bapak!, Saya.. , Merry berusaha menenangkan diri
nya. Wajah si Botak dan Hitam langsung berubah sinis.
Tentu saja Non tau , kata Botak dengan tenang.
Perempuan cantik kayak Non, sendirian, dan butuh bantuan dari kita , Hitam kembali
tertawa sementara mata Merry membelalak tidak percaya pendengarannya.
Tentu saja ada yang lebih baik dan bagus daripada dibayar dengan uang. Betul ngga
k Cing? .
Merry perlahan-lahan mundur, Sa, sa, sa tetap nggak nge,ngerti , berusaha agar tida
k terdengar ketakutan. Merry merasa putus asa melihat Botak dan Hitam perlahan-l
ahan maju mendekati dirinya.
Air mata meleleh ke pipi Merry, Tung, tunggu sebentar Pak! Jangan! Merry terus mun
dur sementara jarak antara dirinya dan kedua laki-laki itu makin dekat.
Lebih baek Non buka celana Non sekarang!
Itu saat pertama terdengar suara keluar dari mulut Hitam. Merry langsung shock d
an tidak dapat menguasai diri lagi. Toloong! Toloong! , Merry berteriak dan berbali
k lari sekuat tenaga.
Anehnya kedua laki-laki itu tidak langsung mengejarnya. Merry menyadari kecil ke
mungkinan ada mobil yang akan lewat yang akan menolongnya. Tapi ia tidak mau han
ya berdiri dan menyerah diperkosa oleh kedua laki-laki itu. Nafas Merry mulai te
rengah-engah setelah ia sudah jauh berlari dari Botak dan Hitam. Ketika ia menol
eh Merry melihat Botak dan Hitam masuk ke box mereka dari menyalakan mesin. Merr
y semakin panik dan ketakutan menyangka mereka akan menabrakkan mobil itu pada d
irinya.
Merry terus berteriak minta tolong sambil terengah-engah menyadari mobil itu mak
in mendekatinya. Akhirnya mobil itu menjejeri dari sebelah kanan, dan Botak memb
uka jendela sambil meneriakinya.
Lari terus Non!, Terus!, Cepeten Non! TerusS! , Merry berusaha mempercepat larinya
sambil terus berteriak, Jangaan! .
Tiba-tiba box itu berhenti tiba-tiba, Merry terus berlari. Nafasnya hampir putus
, terengah-engah, menangis tersengal-sengal. Keringat membanjiri tubuhnya. Menya
dari box tadi berhenti mengejarnya, ia sedikit merasa lega mengira mereka melepa
skan dirinya. Ia terus berlari, berusaha mencari tanda-tanda seseorang yang bisa
dimintai tolong. Mata Merry mulai berkunang-kunang, karena tubuhnya belum perna
h dipaksa berlari secepat ini, Merry berusaha untuk tidak jatuh tersungkur dan p
ingsan.
Tapi dari arah belakang kembali terdengar dencit roda, dan dalam sekejap box tad
i kembali ada disampingnya, lalu tiba-tiba pintu samping box terbuka dengan kera
s menghantam tubuh Merry yang sedang berlari limbung.
Merry merasa tubuhnya terlempar dan berputar sesaat sebelum akhirnya jatuh ke ja
lan berbatu. Tubuh Merry berguling-guling sebelumnya berhenti menabrak pohon di
pinggir jalan tersebut. Dalam kesakitan dan ketakutannya, Merry berusaha bangkit
lagi tapi ia langsung tersungkaur antara sadar dan tidak.
Kemudian ia merasa tubuhnya diangkat dan dimasukan ke bak belakang box tadi. Tub
uhnya gemetar, jatuhnya tadi tidak menyebabkan luka hanya Merry merasa sakit dan
pusing dikepalanya. Lewat matanya yang kabur, ia melihat Botak menyuruh Hitam u
ntuk kembali ke mobilnya dan melepaskan nomor polisinya, dan kemudian membakarny
a.
Nona manis ini nggak butuh mobil lagi. Soalnya dia kan udah ikut kita .
Jangan, jangan bakar mobil saya. Saya mohon! , Merry berusaha berteriak, tapi yang
keluar hanya kata-kata lemah, sambil berusaha bangkit.
Hei, nona manis ini masih bisa ngomong! Botak lalu menampar pipi Merry, membuatnya
ia tergeletak kembali ke lantai box tadi sambil menangis.
Tak lama, Hitam kembali sambil membawa nomor polisi mobil Merry. Dari kejauhan,
terlihat cahaya api yang berkobar membakar mobil Merry, termasuk semua yang ada
di dalamnya. Sekarang tak seorangpun tahu, milik siapa mobil tersebut atau tidak
seorangpun dapat mencari kemana pengemudi mobil itu. Kemudian Merry merasa, tan
gan seseorang mengikat kedua tangannya erat-erat di depan, setelah itu giliran k
akinya, sementara Merry hanya bisa berharap dirinya mati saat itu juga. Setelah
selesai mengikat Merry, mereka berdua keluar dan menutup pintu belakang box itu.
Dan sesaat kemudian, mesin mobil itu menyala dan mulai melaju. Merrypun jatuh p
ingsan dalam gelap.
Merry berusaha membuka matanya, dan perlahan-lahan sadar bahwa dirinya tidak ada
di dalam box tadi. Dirinya terbaring di tanah berumput. Hari sudah malam, dan a
da api unggun didekatnya berkobar membuat sekitarnya bersinar terang. Tali yang
mengikat tangan dan kakinya sudah tidak ada. Merry memandang sekelilingnya dan k
embali ketakutan melihat dua penculiknya sedang duduk didekatnya di atas sebuah
batu. Botak memegang sebuah pisau yang besar, sementara Hitam mengacungkan sebua
h pistol.
Sudah bangun Non? , sindir Botak.
Sekarang kita mulai pesta kita! , Mereka langsung tertawa sementara Merry menjerit
ketakutan.
Ma, ma, mau apa kalian? .
Merry sudah putus asa. Dirinya sudah dikuasai seluruhnya oleh Botak dan Hitam, s
emua identitasnya terbakar bersama mobilnya. Dan tidak ada seorangpun dari teman
dan saudaranya tahu kemana ia pergi, karena rencananya ini semua dilakukannya s
ecara tiba-tiba. Tangis Merry mulai terdengar lagi, terisak-isak dihadapan laki-
laki yang tanpa belas kasihan terus memperhatikan dirinya.
Kita nggak bakalan menyakiti kamu Non , jawab Botak, Selama Non menuruti semua perin
tah kita. Semua. Ngerti Non? .
Merry hanya mengangguk sambil menundukan kepala.
Saya nggak bisaenger Non! , bentak Botak.
Saya mengerti , Merry menjawab disela tangis.
Saya mengerti tuan! , bentak Botak lagi.
Saya mengerti Tuan , ulang Merry ketakutan.
Sekarang coba Non berdiri!
Perlahan Merry berdiri, sambil terus menundukan kepalanya.
Lepasin semua pakaian Non! .
Y,y,ya Tuan , Merry menarik t-shirtnya ke atas.
Pelan dong! , kata Botak kesal.
Kita mau menikmati juga! .
Putus asa, Merry menuruti perintah Botak, perlahan-lahan menarik t-shirtnya ke a
tas melalui kepalanya. Buah dadanya terlihat ditutupi oleh BH yang halus dan ber
warna putih. Dengan tangis yang makin keras, ia melepaskan BH tapi dan menjatuhk
annya ke tanah. Sekarang Merry berdiri dengan dada terbuka, payudaranya yang bul
at terlihat jelas disinari cahaya api unggun. Botak dan Hitam bersuit-suit dan b
ertepuk tangan kegirangan. Muka Merry memerah mendengar komentar-komentar Botak
dan Hitam. Baru dua kali ia bertelanjang di depan laki-laki, pertama kali di dep
an Achmad, tunangannya yang ternyata sekarang berkhianat. Celananya sekalian Non!
perintah Botak.
Bersambung ke bagian 02

ANTARA JAKARTA DAN BANDUNG 02


# Jumat, 13 November 2009
Sambungan dari bagian 01
Perlahan, Merry membuka kancing depan celananya dan perlahan menurunkannya, akhi
rnya celana itu jatuh di kakinya, lalu dengan air mata meleleh di pipi Merry men
arik turun celana dalamnya, sehingga sekarang ia betul-betul telanjang bulat. Me
rry berusaha menutupi kemaluan dan buah dadanya dengan tangannya. Tapi Botak men
ggerak-gerakan pisaunya, menyuruh Merry menurunkan tangannya. Merry langsung men
urunkan tangannya, dan sekarang Botak dan Hitam berjalan mengelilinginya mengagu
mi tubuhnya.
Coba sekarang Non berlutut dan merangkak ke temen saya di sana! perintah Botak, da
n Merry menuruti perintahnya, ia merangkak dengan tangan dan lututnya mendekati
Hitam yang tinggi dan besar.
Nah, sekarang coba Non, masukin punya teman saya itu ke mulut Non. Jilatin sama i
sep, sampe dia keluar. Kalo nanti di keluar, Non musti telen semuanya, jangan sa
mpe ada yang kebuang. Dan ati-ati jangan sampe punya temen saya itu kegigit. Kal
o sampe kegigit, terpaksa saya potong puting susu Non!
Merry kembali shock, ia belum pernah memasukkan penis ke dalam mulutnya. Perasaa
nnya muak membayangkan memasukan penis ke dalam mulutnya, ia lebih ketakutan men
dengar ancaman Botak yang akan memotong puting susunya jika ia tidak menuruti pe
rintahnya.
Si, si, siap Tuan , jawab Merry sambil meraih kancing celana Hitam.
Tunggu , tiba-tiba Hitam berkata, membuat Merry berhenti kebingungan.
Minta ijin dulu dong Non! .
Merry menangis lagi, melihat dirinya sedang dilecehkan oleh kedua orang itu. Ia
takut sekali akan terus-menerus mengalami ini.
Bo, bo, boleh saya jilat punya Tuan? , Merry berusaha mengeluarkan suara ditengah i
sak tangsinya. Pipi Merry tampak berkilat-kilat basah oleh air mata.
Yah, silakan deh , jawab Hitam.
Soalnya Non sopan sekali sih mintanya. Jari-jari Merry gemetar berusaha melepaskan
kancing celana Hitam, setelah berhasil restleting celana Hitam langsung terbuka
dengan sendirinya. Melihat apa yang keluar dari celana itu, tidak heran restlet
ing celana tadi tidak bisa menahan apa yang ada di dalamnya. Celana dalam Hitam
sudah turun dengan sendirinya tidak mampu menahan penis Hitam yang sudah tegang
sekali. Di depan mata Merry, penis itu mengacung dengan panjang sekitar 25 cm, d
engan urat-urat yang menonjol. Penis itu tampak berkilau-kilau ditimpa cahaya ap
i unggun. Kepala penis itu sendiri berdiameter sekitar 8 cm. Hitam tertawa melih
at wajah Merry memucat melihat penisnya.
Lho, Non, katanya mau.. , kata Hitam tidak sabar. Tidak tahu bagaimana memulainya,
Merry memajukan wajahnya dan menempelkan bibirnya yang mungil ke kepala penis ta
di, dan mulai menciuminya. Merry terus menciumi selama beberapa saat, kemudian i
a mengeluarkan lidahnya lalu ia menjilati batang penis Hitam. Sambil menelan lud
ah, Merry sekarang membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukan kepala penis tadi
ke dalam mulutnya, sedangkan lidahnya terus menjilati. Nafas Hitam sekarang sema
kin berat dan terengah-engah, sementara itu Merry terus menjilati kepala penisny
a, sesaat dirasakannya sesuatu yang asin di ujung penis Hitam. Merry berusaha me
lupakan apa yang baru dijilatnya, sambil menutup matanya erat-erat, bibirnya men
empel disekeliling penis tuannya yang baru.
Hitam mulai mengerang. Dengan tangan kanannya Merry memegang batang penis Hitam,
sementara kepalanya bergerak maju mundur berirama dengan berusaha membuka rahan
gnya lebar-lebar agar giginya tidak bersentuhan dengan kepala penis Hitam. Bibir
Merry terus menggosok-gosok maju mundur pada kepala dan batang penis Hitam, sed
angkan lidahnya terus begerak menjilati dan membasahinya. Hitam sekarang semakin
keras mengerang, Merry ketakutan mendengar erangan Hitam menyangka ia telah ber
buat salah dan menyakitinya. Tapi Hitam terus membiarkan bibirnya menggosok-goso
k penisnya. Terus, terus, terus sampai akhirnya.
Hitam tiba-tiba memegang rambutnya dan mendorong kepala Merry hingga wajah Merry
bersentuhan dengan pinggulnya. Hitam menyemprotkan sperma masuk ke dalam mulut
Merry. Merry belum pernah merasakan sperma sebelumnya, ia tak berdaya menelan se
mua cairan kental yang terasa asin yang dalam sekejap memenuhi mulutnya, dan den
gan leluasa masuk ke dalam perutnya.
aararaagghh! , erang Hitam, sementara Merry kembali menangis tak berdaya berusaha m
enelan semua sperma yang terus keluar dari penis Hitam.
Telen semua!, Semuaakkhahh! .
Lalu pegangan Hitam pada rambutnya perlahan mengendor dan aliran sperma yang kel
uar melambat dan akhirnya berhenti. Selama beberapa saat Merry masih memasukan p
enis Hitam dalam mulutnya, takut akan berbuat salah dengan mengeluarkan penis si
Hitam tanpa perintah. Tapi Hitam akhirnya menarik keluar penisnya dari mulut Me
rry. Merry langsung membungkuk terengah-engah menghirup udara, beberapa kali ber
usaha menelan sisa-sisa sperma yang masih menempel di lidah dan langit-langit mu
lutnya, dan Hitam yang juga terengah-engah, berusaha berbicara.
Kita bener-bener nemuin emas di sini , Ia tertawa.
Tubuh Merry berkeringat walaupun sebernarnya udara sekitar situ cukup dingin.
Nona manis ini bener-bener hebat! , lanjut Hitam.
Oke nona manis , Botak maju.
Giliran saya sekarang! , Melihat tidak ada yang bisa dilakukannya, dan berharap bil
a ia menuruti perintah mereka ia akan dibebaskan Merry berlutut di depan Botak d
an berkata. Tuan, bolehkan saya memuaskan Tuan? .
Tentu saja boleh! , jawab Botak sambil menyeringai. Merry kembali membuka celana Bo
tak dan tak lama kemudian keluarlah penis Botak di depan wajah Merry. Penis Bota
k tidak sebesar milik Hitam, tapi kepala penisnya sangat besar dan berwarna ungu
. Merry melakukan kembali apa yang baru saja ia lakukan terhadap Hitam, menciumi
, menjilati penis Botak sampai Botak mengerang mencapai puncak kenikmatan.
aakkhh! aakkhh! Teruusshhkk! aakkhh! Botak berteriak dan spermanya keluar deras m
asuk ke mulut Merry. Sperma Botak terasa lebih pahit dari milik Hitam, tapi tida
k sebanyak yang dikeluarkan oleh Hitam, Merry berusaha untuk menelan semua caira
n kental pahit itu ke dalam perutnya.
Botak menarik keluar penisnya, sementara Merry tersungkur dan menangis tak berda
ya, berharap mereka berdua puas dan melepaskan dirinya, tapi ternyata harapan ya
ng sia-sia. Hitam berdiri di hadapan Merry, mata Merry terbelalak melihat penis
Hitam sudah tegang dan mengacung kembali.
Berdiri! , perintah Hitam.
Ya Tuan! , Merry berdiri sambil menghapus tangis yang mengalir di pipinya.
Naik ke belakang box dan berbaring telentang .
Iya Tuan, saya naik Tuan , Merry naik ke belakang box.
Di lantai box itu sudah tergelar kasur tipis. Merry pasrah menyadari sekarang di
rinya akan segera diperkosa oleh kedua orang itu. Sambil menangis Merry merangka
k naik dan berbaring telentang di atas kasur, gemetar ketakutan dan kedinginan.
Sekarang Hitam merangkak ke atas tubuh Merry, Merry ngeri, aku bisa sesak nafas
jika ia menindihku. Tuhan, tolong saya Tuhan. Tapi yang dilihatnya cuma wajah Hi
tam yang menyeringai.
Hitam memajukan pinggulnya, dan Merry langsung menjerit kesakitan ketika kepala
penis Hitam mulai membuka bibir vaginaya. Dia tidak pakai kondom, Merry tersadar
, dia akan menghamiliku! Ketakutan akan dihamili oleh Botak, Merry terus menangi
s ketika penis Hitam terus masuk menyakiti vaginanya.
Aduuhh, Sakiitt! Sakit Tuaan!, Merry menjerit-jerit.
Tuhaan! Sakiitt! , Tapi Hitam terus bergerak makin cepat dan keras, makin lama maki
n dalam penis Hitam masuk ke dalam vagina Merry. 10, 15, 20 dan 25 cm penis Hita
m masuk!
Saakiitt! , jerit Merry.
Ampuunn! Ampuunn! .
Jeritan Merry hanya menambah semangat Hitam. Ia makin keras menghentak-hentak, p
inggul dan pantat Merry terbanting-banting di lantai box. Penis Hitam hampir seb
esar pergelangan langan Merry, dan seluruhnya bergerak keluar dan masuk vagina M
erry yang masih sempit. Merry merasa bagian bawah dirinya seperti tersobek-sobek
, tak terlukiskan sakit yang dirasakan oleh Merry, sakit sekali sehingga Merry m
erasa akan mati saat itu juga. Hitam terus memperkosa Merry, sampai Merry terlal
u sakit dan lelah untuk bisa berteriak, tiba-tiba Hitam berguling dan mengangkat
tubuh Merry hingga terbaring di atas perutnya. Merry terbaring terengah-engah d
engan penis Hitam yang masih masuk seluruhnya. Hitam lalu memegangi pantat Merry
dan mulai bergerak lagi, sekarang lebih perlahan tapi masih tetap menyakitkan.
Merry masih menangis di atas dada Hitam, sementara Hitam terus memompa keluar ma
suk. Sebelum Merry berhasil bernafas dengan normal kembali, dirasakannya sebuah
kepala penis mendorong tepat di liang anusnya yang kecil dan rapat.
Ya Tuhan, ya Tuhan! Jangaann! , Merry melolong ketika penis Botak mulai menembus ma
suk anusnya senti demi senti. Ya Tuhan, jangan Tuhan. Aku diperkosa dua orang se
kaligus! Tolong Tuhan, jerit Merry dalam hati. Dengan satu dorongan final, penis
Botak terbenam seluruhnya dalam anus Merry.
aarrhhkkhh! , Merry menjerit dan menjerit.
Sakiit!, Sakiit! Sakiit! Ampuunn! , Tapi Botak dan Hitam terus bergerak keluar masu
k, sampai akhirnya Merry hanya bisa merintih sakit, . Sakit, . Sakit
Dan akhirnya Merry merasakan hentakan pinggul Hitam dan cairan hangat terasa mem
enuhi vaginanya. Hitam telah mencapai orgasme, Merry mengetahui itu dan ia menya
dari dirinya akan hamil karena saat itu adalah saat suburnya. Merry sudah tidak
mampu lagi bergerak ketika Botak, juga dengan keras dan brutal mencapai puncak d
an meyemprotkan spermanya dalam anus Merry. Dan, kedua laki-laki itu dengan tere
ngah-engah terbaring lemas dengan Merry tepat berada ditengah-tengah mereka. Per
lahan Merry merasakan batang kejantanan yang masih bersarang di dalam liang kewa
nitaan dan juga duburnya telah mengecil, dan mereka terlelap kelelahan. Sedangka
n Merry, jatuh pingsan di atas tubuh Hitam, dan ditindih oleh Botak, sementara s
perma meleleh keluar dari vagina dan anusnya serta perlahan mengering.
Dengan tubuh berkeringat karena teriknya matahari, tubuh Merry terbaring di atas
perutnya dengan tangan kaki terikat pada dua buah batang pohon. Sekarang ia ber
baring seperti huruf X di atas rumput dan pasir. Ketika ia mengangkat kepalanya
dilihatnya Hitam dan Botak ada di dekatnya, kembali Merry memohon-mohon untuk di
kasihani, Tuan, saya mohon Tuan, jangan sakiti saya lagi Tuan. Saya akan lakukan
apa saja yang Tuan suruh. Saya janji Tuan! .
Botak maju ke depan dan Merry langsung ketakutan melihat Botak memegang sebuah l
ogam yang panjang dan lentur, mirip dengan sebuah antena radio mobil.
Saya tau Non pasti nurut sama kita. Yang kita mau adalah denger nona manis dan ca
ntik macem Non menjerit-jerit minta ampun .
Tapi kenapa Tuan? tapi Botak cuma tersenyum. Merry langsung meronta-ronta ketika d
irasakannya tangan Botak mengusapi pantatnya.
Jangan! Ampuun, Jangan pecut Saya , Tuann! Ampuun! , Merry berusaha melepaskan diri d
ari ikatan. Halus sekali , Ia mendengar Botak berkata. Sebuah jeritan melengking ket
ika pecut logam tadi mendarat di pantat Merry.
aaiaiaiaahh! , Merry menjerit. Dan sekali lagi pecut itu mendarat dan jeritan terde
ngar lagi.
Sekitar sepuluh kali Botak mengayunkan pecutnya, tapi pada pecutan yang kelima M
erry sudah tidak mampu lagi menjerit karena kehabisan tenaga dan nafas. Ketika t
angan Botak kembali meraba pantatnya sakit kembali menyengat dan Merry merasakan
darah meleleh mengalir turun keluar dari tempat Botak mengayunkan pecutnya.
Segera setelah itu, tangan Merry dilepaskan dari batang pohon dan diikat menjadi
satu di depan. Sementara kakinya dilepaskan sama sekali. Lalu ia didorong hingg
a jatuh telentang dan saat itu juga dirasakannya cairan hangat kental jatuh di a
tas wajahnya. Ternyata dengan menyiksanya dengan pecut tadi Botak mencapai punca
k kenikmatan dan menyemprotkan spermanya ke wajah Merry.
Setelah itu Merry ditarik berdiri, dan Hitam berkata, Non, kita mau ngundang Non
ke rumah kami. Sekitar 3 kilo dari sini. Di sana ada beberapa temen kami, yang t
entu juga pengen berkenalan sama Non. Kami pikir mereka pasti suka sama Non, suk
a sekali malah! .
Merry kembali gemetar dan pucat, mereka akan memperkosanya lagi, dan sekarang bu
kan hanya dua orang tapi banyak orang. Merry langsung jatuh berlutut.
Jangan, saya mohon Tuan, jangan bawa saya Tuan! Jangan, ampun Tuan! Merry berkata
sambil menangis.
Hush, hush, hush, inget kata saya. Non nurut apa yang kami bilang . kata Botak samb
il menarik tangan Merry untuk berdiri lagi. Merry tidak berkata-kata lagi, ia ha
nya masih terus menangis. Sementara itu Hitam mengikat tali yang ada di tanganny
a dengan sebuah tali yang lain dan ujung tali tersebut diikatnya ke bemper belak
ang mobil box mereka. Pertama Merry kebingungan melihat itu, tapi ia tersadar, Ja
ngan, jangan, saya tidak sanggup .
Botak dan Hitam terus masuk ke dalam kabin box dan Botak berkata, Cuma 3 kilo Non
. Non pasti bisa . Sambil tertawa ia menyalakan mesin. Merry berdiri dengan limbun
g karena kesakitan akibat pecutan Botak, berusaha menahan dirinya agar tidak amb
ruk jatuh. Box tadi maju dan tangan Merry tertarik ke depan, dan tubuhnya tertar
ik dan terbanting ke depan. Box itu berhenti, dengan putus asa Merry kembali ber
usaha berdiri. Box tadi mulai maju dan di belakang Merry mulai berlari kecil men
yeberangi padang rumput yang berbatu dan luas, sambil menyeringai kesakitan, den
gan tubuh telanjang, putus asa.
Merry berusaha menghilangkan pikiran itu, sementara box tadi terus melaju di ter
ik matahari.
TAMAT

AKU DIPERKOSA TIGA ORANG GADIS


# Rabu, 11 November 2009
Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan ben
tuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi en
tah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku
berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran
. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-
temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti
pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarny
a banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.
Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah
raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pak
ai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan k
aki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak jug
a yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-j
alan menghirup udara yang masih bersih.
Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai te
rasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang
masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak
yang bermain dengan gembira.
Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk
di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia m
engenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar da
n rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadan
ya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pend
ek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup lelua
sa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika
dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.
Lagi ada yang ditunggu? , tegurnya tiba-tiba.
Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawa
b dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
Tidak , Eh, kamu sendiri..? ,aku balik bertanya.
Sama, aku juga sendirian , jawabnya singkat.
Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini buka
n hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa
membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat d
an padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik mempe
rhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejau
h itu.
Jalan-jalan yuk , ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
Kemana? , tanyaku ikut berdiri.
Kemana saja, dari pada bengong di sini , sahutnya.
Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yan
g indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kak
i di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-ti
ba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu men
ggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa de
tik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.
Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begit
u halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah meng
ge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
Eh, nama kamu siapa ? , tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
Angga , sahutku.
Akh.., kayak nama perempuan , celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
Kalau aku sih biasa dipanggil Ria , katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. P
adahal aku tidak memintanya.
Nama kamu bagus , aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.
Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku ,· k
atanya meminta.
Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihata
n jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan.
Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati ya
ng sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjal
an-jalan sambil mencari kenalan baru.
Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak ? , ujarnya menawarkan, sambil menunjuk g
erobak tukang bubur ayam.
Boleh , sahutku.
Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi p
erutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu ri
ang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang
pandai membuat suasana jadi akrab.
Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara ma
tahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman
teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria
yang mengajak pulang lebih dulu.
Mobilku di parkir disana , katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup ba
nyak terparkir.
Kamu bawa mobil ? , tanyaku heran.
Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum , katanya bera
lasan.
Kamu sendiri ?
Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
Ikut aku yuk , ajaknya langsung.
Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju k
e mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masi
h cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam
mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan ala
mat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu s
ampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya
aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.
Ayo.. , Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya.
Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapn
ya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
Tunggu sebentar ya , kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.
Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seor
ang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tid
ak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-g
adis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.
Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan
salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjan
g. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku be
nar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu c
epat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.
Aku dulu , Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini , kata Ria tiba-tiba sambil
melepaskan baju kaosnya.
Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, ta
pi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku
berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan
pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya
luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara d
ekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai
gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluanny
a. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi
tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya R
ia yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menangg
alkan penutup tubuhnya.
Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian ? , aku membentak kaget.
Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hemb
usan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Ta
pi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bag
iku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi waja
h dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.
Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasak
an jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-rem
as bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-
geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yan
g kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya b
isa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.
Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasuka
n setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan s
etengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta
dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang bias
anya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.
Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pin
ggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya ya
ng kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur
tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percay
a, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita
penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuas
an dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggun
akan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membaya
ngkannya.
Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Mes
kipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan y
ang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang
vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikma
tan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus me
nggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku bena
r-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan
. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara c
epat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerak
an mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku mera
sakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemp
rot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan
tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.
Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia diban
tu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih
dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tanga
nnya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini
membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa
untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap da
lam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan pe
nisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vagi
nanya yang sudah berisikan batangan penisku.
Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih koko
h, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepu
luh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-
tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasa
kan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria
melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan va
gina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku s
eperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vag
inanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku.
.
Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku.
Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggan
tikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi dari
pada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak
sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmat
an dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai
kepuasan yang diinginkannya.
Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm
aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini ?
Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pula
ng dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mere
ka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditingga
l seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan d
an kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justr
u membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan
berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.
Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau me
lepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap sa
at mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan merek
a menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali ti
dak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh oba
t perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai
kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalka
n ranjang dan kamar ini.
Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranja
ng ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun
mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu s
eperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mer
eka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membu
nuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan sau
dara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.
Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan lia
r ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi han
ya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama
sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka sela
lu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani
nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku
benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri da
ri cengkeraman gadis-gadis binal itu.
Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini,
aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihat
an. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat
dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum dii
si makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.
Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bu
kan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung m
enghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-ben
ar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku
untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku m
engenakannya.
Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan , katanya sambil berlalu meninggalkan k
amar ini.
Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring na
si dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, memb
uat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habi
s berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai
terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.
Bapak ini siapa? , tanyaku
Saya pengurus rumah ini , sahutnya.
Lalu, ketiga gadis itu.. , tanyaku lagi.
hh , Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak , katanya dengan nada sedih.
Bapak kenal dengan mereka? , tanyaku.
Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menya
ngka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang
tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian sepert
i ini tidak terulang lagi , katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.
Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih,
aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu
. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir
taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba me
renungi semua yang baru saja terjadi.
Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang
terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi
buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian i
tu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu me
nyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan
suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.
TAMAT

DI TEPI SUNGAI ITU


# Senin, 9 November 2009
Cerita ini terjadi kurang lebih lima tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desemb
er 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 perempuan) melakukan pendakian
gunung. Rencananya kami akan merayakan pergantian tahun baru di sana. Sampai di
tempat yang kami tuju hari telah sore, kami segera mendirikan tenda di tempat ya
ng strategis. Setelah semuanya selesai, kami sepakat bahwa tiga orang lelaki har
us mencari kayu bakar, sisanya tetap tinggal di perkemahan. Aku, Robby, dan Doni
memilih mencari kayu bakar, sedangkan Fadli, Lia dan Wulan tetap tinggal di ten
da. Baru beberapa langkah kami beranjak pergi, tiba-tiba Wulan memanggil kami, k
atanya dia ingin ikut kelompok kami saja (alasannya masuk akal, dia tidak enak h
ati sebab Fadli adalah pacar Lia, dan Wulan tidak ingin kehadirannya di tenda me
ngganggu acara mereka). Karena Fadli dan Lia tidak keberatan ditinggal berdua, k
ami (Robby, Doni, aku dan Wulan) segera melanjutkan perjalanan.
Ada beberapa hal yang perlu aku ceritakan kepada pembaca tentang dua orang teman
wanita kami. Lia sifatnya sangat lembut, dewasa, pendiam dan keibuan. Sifat ini
bertolak belakang dengan Wulan. Mungkin karena dia anak bungsu dan ketiga kakak
nya semua lelaki, jadi Wulan sangat manja, tapi terkadang tomboy. Tapi di balik
semua itu, kami semua mengakui bahwa Wulan sangat cantik, bahkan lebih cantik da
ri Lia.
Tidak berapa lama, sampailah kami pada tempat yang dituju, lalu kami mulai mengu
mpulkan ranting-ranting kering. Sambil mengumpulkan ranting, kami membicarakan a
pa yang sedang dilakukan Fadli dan Lia di dalam tenda. Tentu saja pembicaraan ka
mi menjurus kepada hal-hal porno. Setelah cukup apa yang kami cari, Robby mengus
ulkan singgah mandi dulu ke sungai yang tidak berapa jauh dari tempat kami berad
a. Wulan boleh ikut, tapi harus menunggu di atas tebing sungai sementara kami be
rtiga mandi. Wulan setuju saja. Singkat kata, sampailah kami pada sungai yang di
tuju. Aku, Robby dan Doni turun ke sungai, lalu mandi di situ. Wulan kami suruh
duduk di atas tebing dan jangan sekali-kali mengintip kami.
Ketika sedang asyik-asyiknya kami berkubang di air, tiba-tiba kami mendengar Wul
an menjerit karena terjatuh dari atas tebing. Tubuhnya menggelinding sampai akhi
rnya ia tercebur ke dalam air. Cepat-cepat kami berlari mencoba menyelamatkan Wu
lan (kami mandi hanya menanggalkan baju dan celana panjang, sedangkan celana dal
am tetap kami pakai). Robby yang pandai berenang segera menjemput Wulan, lalu me
nariknya dari air menuju tepi sungai. Aku dan Doni menunggu di atas. Sampai di t
epi sungai, tubuh Wulan basah kuyup. Sepintas kulihat lengan Robby menyentuh bua
h dada Wulan. Karena Wulan memakai T-Shirt basah, aku dapat melihat dengan jelas
lekuk-lekuk tubuh Wulan yang sangat menggairahkan.
Wulan merintih memegangi lutut kanannya. Aku dan Doni terpaku tidak tahu apa yan
g harus kami lakukan, tapi Robby yang pernah ikut kegiatan penyelamatan dengan s
igap membuka ikat pinggang Wulan lalu mencopot celana jeans Wulan sampai lutut.
Wulan berteriak sambil mempertahankan celananya agar tidak melorot. Sungguh, saa
t itu aku tidak tahu apa sebenarnya yang hendak Robby lakukan terhadap Wulan. Se
galanya berjalan begitu cepat dan aku tidak menyimpan tuduhan negatif terhadap R
obby. Aku hanya menduga, Robby hendak memeriksa luka Wulan. Tapi dengan melorotn
ya jeans Wulan sampai ke lutut, kami dapat melihat dengan jelas celana dalam wul
an yang berwarna off-white (putih kecoklatan) dan berenda. Kontan penisku bangun
.
Robby memerintahkan aku dan Doni memegangi kedua tangan Wulan. Seperti dihipnoti
s, kami menurut saja. Wulan semakin meronta sambil menghardik, Rob, apa-apaan sih
.., Lepas.., lepas! Atau saya teriak .
Doni secepat kilat membungkam mulut Wulan dengan kedua telapak tangannya. Robby
setelah berhasil mencopot celana jeans Wulan, sekarang mencoba mencopot celana d
alam Wulan. Sampai detik ini, akhirnya aku tahu apa sebenarnya yang sedang terja
di. Aku tidak berani melarang Robby dan Doni, karena selain aku sudah merasa ter
libat, aku juga sangat terangsang saat melihat kemaluan Wulan yang lebat ditumbu
hi rambut-rambut hitam keriting.
Wulan semakin meronta dan mencoba berteriak, tapi cengkeraman tanganku dan bungk
aman Doni membuat usahanya sia-sia belaka. Robby segera berlutut di antara kedua
belah paha Wulan. Tangan kirinya menekan perut Wulan, tangan kanannya membimbin
g penisnya menuju kemaluan Wulan. Wulan semakin meronta, membuat Robby kesulitan
memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginanya. Doni mengambil inisiatif. Dia la
lu duduk mengangkangi tepat di atas dada Wulan sambil tangannya terus membungkam
mulut Wulan. Tiba-tiba Wulan berteriak keras sekali. Rupanya Robby berhasil mer
obek selaput dara Wulan dengan penisnya. Secara cepat Robby menggerak-gerakkan p
inggulnya maju mundur. Untuk beberapa menit lamanya Wulan meronta, sampai akhirn
ya dia diam pasrah. Yang dia lakukan hanya menangis terisak-isak.
Doni melepaskan telapak tangannya dari mulut Wulan karena dia merasa Wulan tidak
akan berteriak lagi. Lalu dia mencoba menarik T-Shirt Wulan ke atas. Di luar du
gaan, Wulan kali ini tidak mengadakan perlawanan, hingga Doni dan aku dapat mele
paskan T-Shirt dan BH-nya. Luar biasa, tubuh Wulan dalam keadaan telanjang bulat
sangat membangkitkan birahi. Tubuhnya mulus, dan buah dadanya sangat montok. Mu
ngkin ukurannya 36B.
Doni segera menjilati puting susu Wulan, sementara aku melihat Robby semakin kes
etanan mengoyak-ngoyak vagina Wulan yang beberapa saat yang lalu masih perawan.
Aku sangat terangsang, lalu aku mulai memaksa mencium bibir Wulan. Ugh, nikmat s
ekali bibirnya yang dingin dan lembut itu. Aku melumat bibirnya dengan sangat be
rnafsu. Aku tidak tahu apa yang sedang Wulan rasakan. Aku hanya melihat, matanya
polos menerawang jauh langit di atas sana yang menguning pertanda malam akan se
gera tiba. Tangisnya sudah agak mereda, tapi aku masih dapat mendengar isak tang
isnya yang tidak sekeras tadi. Mungkin dia sudah sangat putus asa, shock, atau m
ungkin juga menikmati perlakuan kasar kami.
Tiba-tiba aku mendengar Robby menjerit tertahan. Tubuhnya mengejang. Dia menyemp
rotkan sperma banyak sekali ke dalam vagina Wulan. Setengah menit kemudian Robby
beranjak pergi dari tubuh Wulan lalu tergeletak kelelahan di samping kami. Doni
menyuruhku mengambil giliran kedua. Aku bangkit menuju Vagina Wulan. Sepintas a
ku melihat sperma Robby mengalir ke luar dari mulut vagina Wulan. Warnanya putih
kemerahan. Rupanya bercak-bercak merah itu berasal dari darah selaput dara (hym
en) Wulan yang robek. Tanpa kesulitan aku berhasil memasukkan penis ke dalam vag
inanya. Rasanya nikmat sekali. Licin dan hangat bercampur menjadi satu. Dengan c
epat aku mengocok-ngocok penisku maju mundur. Aku mendekap tubuh Wulan. Payudara
nya beradu dengan dadaku. Dengan ganas aku melumat bibir Wulan. Doni dan Robby m
enyaksikan atraksiku dari jarak dua meter. Beberapa menit kemudian aku merasakan
penisku sangat tegang dan berdenyut-denyut. Aku sudah mencoba menahan agar ejak
ulasi dapat diperlama, tapi sia-sia. Spermaku keluar banyak sekali di dalam vagi
na Wulan. Aku peluk erat Tubuh Wulan sampai dia tidak dapat bernafas.
Setelah puas, aku berikan giliran berikutnya kepada Doni. Aku lalu duduk di samp
ing Robby memandangi Doni yang dengan sangat bernafsu menikmati tubuh Wulan. Kar
ena lelah, kurebahkan tubuhku telentang sambil memandangi langit yang semakin me
nggelap.
Beberapa menit kemudian Doni ejakulasi di dalam vagina. Setelah Doni puas, terny
ata Robby bangkit kembali nafsunya. Dia menghampiri Wulan. Tapi kali ini dia mal
ah membalikkan tubuh Wulan hingga tengkurap. Aku tidak tahu apa yang akan diperb
uatnya. Ternyata Robby hendak melakukan anal seks. Wulan menjerit saat anusnya d
itembus penis Robby. Mendengar itu Robby malah semakin kesetanan. Dia menjambak
rambut Wulan ke belakang hingga muka Wulan menengadah ke atas. Dengan sigap Doni
menghampiri tubuh Wulan. Aku melihat Doni dengan sangat kasar meremas-remas bua
h dada Wulan. Wulan mengiba, Aduhh , sudah dong Ro , ampun , sakit Rob . Tapi Robby dan D
oni tidak menghiraukannya.
Oh, sempit sekali , teriak Robby mengomentari lubang dubur Wulan yang lebih sempit
dari vaginanya. Setiap Robby menarik penisnya aku lihat dubur Wulan monyong. Seb
aliknya saat Robby menusukkan penisnya, dubur Wulan menjadi kempot. Tidak lama,
Robby mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Setelah puas, sekarang giliran Don
i menyodomi Wulan. Melihat itu aku jadi kasihan juga terhadap Wulan. Di matanya
aku melihat beban penderitaan yang amat berat, tapi sekaligus aku juga melihat s
isa-sisa ketegarannya menghadapi perlakuan ini.
Setelah Doni puas, Robby dan Doni menyuruhku menikmati tubuh Wulan. Tapi tiba-ti
ba timbul rasa kasihan dalam hatiku. Aku katakan bahwa aku sudah sangat lelah da
n hari sudah menjelang gelap. Kami sepakat kembali ke perkemahan. Robby dan Doni
segera berpakaian lalu beranjak meninggalkan kami sambil menenteng kayu bakar.
Wulan dengan tertatih-tatih mengambil celana dalam, jeans, lalu mengenakannya. A
ku tanyakan apakah Wulan mau mandi dulu, dan dia hanya menggeleng. Dalam kereman
gan senja aku masih dapat melihat matanya yang indah berkaca-kaca. Kuambil T-Shi
rtnya. Karena basah, aku mengepak-ngepakkan agar lebih kering, lalu aku berikan
T-Shirt itu bersama-sama dengan BH-nya. Robby dan Doni menunggu kami di atas teb
ing sungai. Setelah Wulan dan aku lengkap berpakaian, kami beranjak pergi mening
galkan tempat itu. Robby dan Doni berjalan tujuh meter di depanku dan Wulan.
Di perkemahan, Fadli dan Lia menunggu kami dengan cemas. Lalu kami mengarang cer
ita agar peristiwa itu tidak menyebar. Untunglah Fadli dan Lia percaya, dan Wula
n hanya diam saja.
Tepat tengah malam di saat orang lain merayakan pergantian tahun baru, kami mele
watinya dengan hambar. Tidak banyak keceriaan kala itu. Kami lebih banyak diam,
walau Fadli berusaha mencairkan keheningan malam dengan gitarnya.
Esoknya, pagi-pagi sekali Wulan minta segera pulang. Kami maklum lalu segera mem
bongkar tenda. Untunglah sesampainya di kota kami, Wulan merahasiakan peristiwa
ini. Tapi tiga bulan berikutnya Wulan menghubungiku dan dia dengan memohon memin
ta aku bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku sempat kaget karena belum tentu
anak yang dikandungnya itu adalah anakku. Tapi raut wajahnya yang sangat mengiba
, membuatku kasihan lalu menyanggupi menikahinya.
Satu bulan berikutnya kami resmi menikah. Wulan minta agar aku memboyongnya meni
nggalkan kota ini dan mencari pekerjaan di kota lain. Sekarang anak kami sudah dap
at berjalan. Lucu sekali. Matanya indah seperti mata ibunya. Kadang terpikir unt
uk mengetahui anak siapa sebenarnya anak kami ini. Tapi kemudian aku menguburnya d
alam-dalam. Aku khawatir kebahagiaan rumah tangga kami akan hancur bila ternyata
kenyataan pahitlah yang kami dapati.
Akhir Desember 1997 kami menikmati pergantian tahun baru di rumah saja. Peristiw
a ini kembali menguak kenangan buruknya. Matanya berkaca-kaca. Aku memeluk dan m
embelai rambutnya. Beberapa menit kemudian, dalam dekapanku dia mengaku bahwa se
belum peristiwa itu terjadi, sebenarnya dia sudah jatuh cinta padaku. Dia ikut m
encari kayu bakar karena dia ingin bisa dekat denganku.
Ya Tuhan, aku benar-benar menyesal. Pengakuannya ini membuat hatiku pedih tak te
rkira.
TAMAT

SAAT ITU
# Rabu, 18 November 2009
Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denga
nku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-
perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya denga
n ceritaku ini.
Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan
aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei 99 kemarin, aku ada meeting di Surab
aya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan t
ingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Seh
abis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya.
Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai j
uga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin. Acara pesta tersebut berlangsun
g sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan
dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa di
a naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tah
unan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan b
uatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementa
ra di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak
ada.
Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali
-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahuny
a si Vinvin main serobot saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-
kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan s
edikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kental yang bik
in aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih kepingin denganku, teru
s aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mung
il kemerah-merahan itu. Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memel
ukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam ha
ti ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan
cemberut merasa kalah duluan. Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, ku
tarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya b
esar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tan
ganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dad
anya, Vinvin berteriak, Sstt aahh dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah
masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadan
ya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sa
mpai dia menggelinjang keenakan dan suara yang sstt sstt aahh Setelah itu tanganku
pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihat
an bugil tapi masih pakai CD.
Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarn
ya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadan
ya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidu
r Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, eh
h ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama
CD-ku sampai aku bugil ria. Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepan
jang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinv
in. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina
Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak, Aa
kkhh eegghh Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas sep
rei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya
saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kus
odok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku te
ruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti dire
mas-remas dan hangat-hangat basah.
Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya
dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik pen
isku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya
geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-pejam keenakan sambil
teriak, Sstt aahh sshh egghh Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja a
ku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya, Bleesshh Vinvin berteriak, aahh.. Kira-k
ira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa lici
n hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat
sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. T
erus kusuruh Vinvin menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti
gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau
orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali s
embari memelukku kencang-kencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya d
ia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya. Sekilas ku
lihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami b
erdua kemudian bertanya Bagaimana tadi? Aku senyum saja sambil penisku masih kutan
capkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku.
Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja.
Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentan
gi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tida
k ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lum
atan bibirku dan remasan tanganku.
Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya semp
oyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere semen
tara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya
sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-n
ya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celana
nya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai mu
ka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah
itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Rere b
ertanya kalau dia mau diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevag
inanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil m
atanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginan
ya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah, Aahh , sementara aku sibuk meremas-r
emas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan keliha
tan puting buah dadanya semakin munjung keatas.
Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vag
inanya. Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin
tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedor
ong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras, aakkh sakit Sonny, a
pa-apaan kamu , sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya
menahan pinggulku. Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar
saja, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere
biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit sambil menggi
git bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur
nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu beberapa m
enit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil
tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rer
e sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisk
u pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali. Tib
a-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai
bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong, Nya
ntai saja, terusin biar aku yang nemuin , tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku y
ang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri
dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya
vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh.
Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin
cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggun
gku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteri
ak aagghh , kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat k
eluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat. Rupanya dia orgasme beruntun,
setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambi
l mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku am
bil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-
muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama gerakanku semakin kupercepat
sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah
mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengik
uti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot leb
ih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar
kutarik penisku biar ejakulasi di luar. Dia malah menahan pantatku biar nggak d
itarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil
teriak, Aargghh.. eegghh.. , kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi d
i dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan
aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku dan
kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek
karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-t
iba tadi.
Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rer
e itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama
kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku, Mau kenalan nggak sama teman
ku? aku jawab, Masa aku bugil begini mau dikenalin , Cuek saja, lagian tadi aku sama
dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi , aku bengong saja terus Vinvin membisik
an sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere mem
bisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich. Lalu Vinvin
dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebent
ar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin
kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi)
supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa i
ni. Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengang
guk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas ke
palanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja
Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pin
dah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode k
e aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam br
a punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh
seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau diterusk
an, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ
supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan t
etap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak Jangan ,
lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku
biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahany
a yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau
peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hi
ngga aku kesulitan. Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa
sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habi
s itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat
ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Ch
rist agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerak
an pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku se
keras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak terta
han selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih a
gak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat pe
nisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan be
berapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ ke
mbali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai
melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah
nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku se
makin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh b
uah dadanya yang masih terbungkus bra. Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vi
nvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan peganga
n tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit b
ibirnya sambil terus melihatku yang lagi ngerjain Christ dengan ganas, lalu Vinvin
ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras samb
il kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta
desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan
aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekenca
ng-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggul
nya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil me
nggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sem
entara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yan
g keluar dari vaginanya tadi. Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai l
emas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami b
erempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.
TAMAT

TUGAS DARI PERUSAHAAN


# Minggu, 15 November 2009
Aku saat itu sedang ditugaskan oleh perusahaan X di mana aku bekerja ke Tokyo un
tuk beberapa hari, melakukan negoisasi dengan mitra perusahaannya di Jepang. Aku
didampingi oleh wakil bagian keuangan, sebut saja Dodi. Mengingat perjalanan ka
li ini agak lama, aku berinisiatif mengajak suamiku Rio, sekaligus untuk berlibu
r dengan biaya sendiri. Suamiku dan Dodi dapat dengan cepat akrab, mengingat mer
eka mempunyai hobi yang sama yaitu makan dan selisih umur yang dekat. Ia 27, Dod
i 28, sedangkan aku 30 tahun. Semua berjalan lancar, namun ada kenangan tersendi
ri bagiku di akhir perjalanan ini.
Sore itu kami bertiga pulang dari salah satu restoran di kawasan Ginza, menghadi
ri good-bye party dari perusahaan yang aku kunjungi. Rupanya Sake yang disuguhka
n agak mempengaruhi kesadaranku, meskipun tidak sepenuhnya. Waktu kami berdua he
ndak masuk kamar, suamiku memberikan kunci kamar pada Dodi, agar ia dapat mendah
ului masuk. Ia berbisik padaku bahwa akan ada kejutan, dan nikmati sajalah katan
ya. Aku bingung terus terang saja.
Setelah beberapa saat Dodi mempersilakan kami masuk. Ia menyambut kami di dalam
dengan memberikan sebuah bungkusan.
Mbak ini ada hadiah dari kami berdua. Aku menerima bungkusan itu dan menoleh ke Rio
yang tersenyum. Terimalah..
Setelah kubuka ternyata isinya sebuah kimono sutera tipis berwarna merah. Waduh
ini sih seksi sekali pikirku.
Terima kasih ya semua
Kemudian Dodi mohon diri untuk kembali ke kamarnya.
Mas aku coba ya aku sembari masuk ke kamar mandi. Kimono itu pas sekali di tubuhku. T
api sangat tipis sekali. Pakaian dalamku bisa terlihat sangat jelas. Lalu aku me
ncopot BH dan CD-ku, lagian kenapa dipakai tidur sama suami sendiri. Samar-samar
aku mendengar pintu dibuka, tapi aku tidak sampai berpikiran kalau ada orang ya
ng masuk.
Setelah itu aku keluar, langsung menghadap ke suamiku yang sudah berkimono juga
di kursi depan TV. Wow Hanya itu komentarnya. Rio selalu tegang jika melihat titsku,
begitu juga saat itu. Penisnya kelihatan menyembul dari balik kimononya. Rin.. Co
ba kamu lihat di belakangmu katanya sambil tersenyum. Aku sudah nggak enak saja sa
at itu.
Benar saja, saat aku balik kanan, Dodi sudah berada di belakangku naked! Gila mem
ang, lagian kapan dia masuk? 1001 pertanyaan memenuhi kepalaku. Dodi cengar-ceng
ir saja sambil memelototi tits-ku. Mbak.. jangan marah ya Rio setuju kok.
Sepertinya aku terpana waktu dia ngomong itu dan melangkah mendekat. Nafasku kia
n cepat saat ia mengulurkan tangannya untuk menanggalkan kimonoku.
Ahh sangat indah Mbak Aku sempat melihat ia tegang begitu melihatku naked.
mm.. sama besarnya dengan Rio pikirku. Aku diam saja saat ia menempelkan tubuhny
a ke tubuhku. Penisnya yang besar dan tegang terasa menekan di daerah hutan ku. Tan
gannya meraba-raba dan kemudian meremas-remas tits-ku, sementara leherku ditelus
uri oleh bibirnya. Perasaanku sangat excited banget. Ini kemudian mendorongku un
tuk bereaksi dengan memeluknya, membuatnya semakin menekankan tubuhnya padaku. A
ku merintih saat jilatannya semakin menurun dari leher, dada, hingga clitoris, n
ikmat rasanya. Ia kemudian bermain-main dengan clit-ku, dijilatinya area vaginak
u dengan lidahnya yang lihai itu, sementara tangannya meremas-remas pantatku.
Kenikmatan ini semakin memuncak saat kurasakan tangan suamiku mempermainkan tits
-ku dari belakang! Aku dapat merasakan penisnya menekan diantara pantatku, ohh
Ada perasaan nikmat yang luar biasa yang kemudian mendorongku untuk merintih-rin
tih lebih keras, saat remasan dan jilatan kedua lelaki itu semakin dipercepat. A
ku berteriak lirih saat perasaan untuk organsme muncul, kutekankan kepala Dodi k
e vaginaku, sementara suamiku menahan tubuhku yang bergetar agar tidak jatuh.
Kemudian suamiku mengubah posisiku untuk menjilati penisnya, sementara Dodi bera
da di bawahku. Aku menduduki penis Dodi. Saat penisnya menerobos vaginaku, matak
u terpejam merasakan kenikmatan. Benda panjang dan keras itu bergesekan dengan d
inding vagina dan clit-ku. Belum lagi perasaan itu lewat aku sudah merasakan pen
is suamiku di dalam mulutku. Suamiku sangat suka ujung penisnya kugigit-gigit ri
ngan. Tangan Dodi memegangi pinggulku dan mengontrol gerakanku atas penisnya.
Setelah beberapa saat aku rasakan sperma suamiku yang manis memenuhi mulutku, be
gitu juga cairan hangat yang kurasakan dalam vaginaku. Malam itu kami sempat tid
ur bertiga dalam kehangatan.
TAMAT

OH SUKABUMI
# Kamis, 12 November 2009
Waktu itu tahun 1988 saat saya baru saja menjadi mahasiswa semester satu sebuah
perguruan tinggi komputer terkenal di Depok (di sebelah sebuah universitas neger
i beken). Seluruh mahasiswa baru ketika itu diwajibkan ikut kegiatan Jambore dan
Bakti Sosial (Jambaksos) yang diadakan di sebuah areal perkemahan di daerah Suk
abumi, Jawa Barat.
Pada hari yang ditentukan, siang hari kami semua bersiap-siap di kampus tercinta
, kemudian segera diberangkatkan dengan menggunakan beberapa truk bak terbuka. S
etelah menempuh perjalanan lebih kurang tiga sampai empat jam, diakibatkan ada s
alah satu truk yang salah jalan sehingga semua truk lain harus diam menunggu sej
enak di suatu tempat, akhirnya kami tiba di tempat tujuan kami. Hari sudah mulai
gelap. Kulihat sekeliling kami. Uh, seram juga. Suasana sunyi dan gelap, maklum
di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak penduduknya. Yang terdengar hany
a suara mesin diesel truk yang cukup berisik. Akhirnya dengan konvoi truk satu p
ersatu, kamu menuju tempat terbuka sebagai tempat parkir truk-truk yang kami tum
pangi tersebut. Sudah sampai?, Belum! Kami masih harus berjalan kaki lagi bebera
pa jauh melalui jalan setapak untuk mencapai tempat di mana kami akan mendirikan
tenda-tenda kami.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat kami memasuki areal perkemahan. Wah
! Ternyata areal perkemahan sudah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup
besar kekuatannya, yang sudah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului
kami ke sana satu hari sebelumnya. Mereka juga telah mendirikan dua buah MCK dar
urat. Satu khusus cewek dan satu khusus cowok. Dengan tubuh sedikit letih akibat
perjalanan yang cukup jauh, kami pun mendirikan tenda masing-masing dengan bimb
ingan beberapa orang panitia. Satu tenda diisi oleh satu grup yang terdiri dari
empat sampai lima orang. Cewek dan cowok pisah tenda. Katanya sih, takut terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan! Saya memang sial, grup saya semuanya terdiri dar
i anak-anak yang belum saya kenal. Saya memang orangnya pemalu dan agak penakut,
sehingga kurang cepat dalam bergaul. Setelah makan malam dan sedikit waktu isti
rahat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikut
nya. Briefing inilah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama itu.
Tengah mengikuti briefing, tiba-tiba saya merasa ingin pipis. Saya ragu-ragu unt
uk turun ke MCK yang didirikan di tepi sungai yang mengalir dekat perkemahan kam
i. Saya yang memang dasar penakut, urung ke MCK tersebut. Habis jalan ke sana cu
kup jauh lagipula gelap sekali. Sementara untuk meminta dampingan salah seorang
panitia malu rasanya. Akhirnya saya putuskan pergi ke balik semak yang sekelilin
gnya sepi dan agak tersembunyi serta agak jauh dari kerumunan orang-orang yang s
edang mengikuti briefing.
Ah , Lega rasanya setelah saya mengeluarkan seluruh isi kandung kemih saya. Mungki
n kalau ditampung di botol, setengah liter ada. Saya memang menahan pipis dari w
aktu masih di daerah Bogor saat perjalanan menuju kemari. Apalagi ditunjang oleh
dinginnya udara pegunungan di sini sampai ke sumsum tulang.
Hi hi hi hi , Hei, ngapain kamu di situ?! Tampak dua orang panitia datang ke arah sa
ya sambil cengengesan. Saya mengenal mereka, yang satu namanya Alfa (bukan nama
sebenarnya), yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan yang rambu
tnya hitam pekat dipotong pendek adalah Pratiwi (juga bukan nama sebenarnya). Ke
dua-duanya tinggi tubuhnya hampir sama. Sama-sama cantik dan sama-sama sensual.
Payudara merekapun termasuk berukuran besar dan membulat, dengan milik Pratiwi s
edikit lebih besar ketimbang milik Alfa. Ini kelihatan dari balik kaus oblong cu
kup ketat yang mereka kenakan. Mereka berdua adalah anggota seksi P3K.
Saya , saya lagi buang air, Kak , jawab saya dengan takut-takut. Tapi Alfa dan Pratiw
i malah mendekati dan melompat turun ke tempat persembunyian saya yang letaknya
sedikit di bawah areal perkemahan itu.
Kenapa kamu pipis di sini, hah?, Bukannya kita sudah punya MCK sendiri di sana? , t
anya Alfa.
Habis, saya takut, Kak. Saya masukkan penis saya dan saya naikkan kait retsleting
celana saya. Alfa dan Pratiwi tertawa melihat perbuatan saya.
Eit! Ini garasi jangan ditutup dulu , kata Pratiwi sambil meremas selangkangan saya
. Ouch! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup.
Wow! Fa, lihat, doi nggak pake celana dalam! , Saya memang jarang mengenakan celana
dalam bila pergi ke mana-mana.
Mana, Wi? Gue mau lihat , sahut Alfa mendekati selangkangan saya. Pratiwi memberi t
empat kepada Alfa. Alfa memasukkan tangan kanannya ke dalam celah ritsluiting sa
ya. Dia mengelus-ngelus senjata saya dengan tangannya yang hangat, membuat saya
mulai menggelinjang menahan nikmat.
Wi, doi belum disunat! Kamu pernah main sama penis yang belum disunat? , Alfa menge
luarkan penis saya dari dalam sangkarnya. Pratiwi hanya mengangkat bahunya saja.
Eh, Oom Senang. Ini hukuman kamu karena sudah buang air sembarangan! Sekarang kam
u diam aja yah! , kata Alfa sedikit melotot.
Alfa mendekatkan penis saya ke mulutnya. Beberapa detik kemudian mulutnya telah
asyik melumat penis saya. Ah, penis saya itu semakin mengeras. Ini menambah keas
yikan tersendiri bagi Alfa yang terus mengulum penis saya yang meskipun tidak te
rlalu panjang namun berdiameter cukup besar. Mata saya hampir mencelat keluar se
waktu Alfa menjilat-jilati ujung penis saya yang tegang menjulang. Gelitikkan li
dahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpen
dam.
Fa! Bagi dong gue! Jangan kamu habisin sendiri! , Pratiwi tidak mau kalah. Ia menga
rahkan tangannya ke belakang pinggang saya, lalu dipelorotkannya celana panjang
saya ke bawah sehingga menampakkan penis saya yang tampak sudah siap tempur. Din
ginnya udara malam yang menusuk kulit paha saya yang telanjang tidak terasa, ter
hapus oleh kenikmatan yang sedang saya alami di selangkangan saya. Kemudian Prat
iwi mendekatkan bibirnya yang ranum dengan sapuan lipstik tipis ke penis saya. L
alu dengan lahapnya mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan jilata
n lidah mereka yang bertubi-tubi, membuat tubuh saya seperti tersentak-sentak me
rasakan kenikmatan yang aduhai ini.
aah , Kak , saya sudah mau keluar , kata saya mendesah-desah. Tapi Alfa dan Pratiwi tida
k mempedulikannya. Mereka masih asyik menjelajahi seluruh permukaan selangkangan
saya dengan mulut dan lidah mereka yang seperti ular. Akhirnya dengan dua-tiga
kali kedutan, saya memuntahkan seluruh cairan kental isi penis saya ke wajah Alf
a.
Ma Maaf, Kak. Saya nggak sengaja. Alfa bukannya marah melainkan malah tersenyum sen
ang. Dijilatinya air mani saya yang ada di wajahnya.
Mengetahui bahwa dirinya tidak kebagian cairan nikmat saya, Pratiwi menjulur-jul
urkan lidahnya ke arah wajah Alfa. Ia ikut menjilat-jilati wajah Alfa seperti me
minta bagian. Alfa tampaknya mengalah. Tiba-tiba bibirnya yang merah merekah men
cium bibir Pratiwi. Dan Pratiwi pun membalasnya. Sementara tangannya mulai merem
as-remas dua tonjolan bulat yang ada di dada Alfa.
Ah.. Wi Terusin Ah Persetujuan Alfa ini membuat Pratiwi melanjutkan kegiatannya. Ia m
elepaskan kaus oblong yang dikenakan Alfa. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke
balik BH Alfa yang berwarna putih. Diremas-remasnya payudara mulus Alfa yang bu
lat membusung. Sesudah itu tangannya beralih ke punggung Alfa. Dibukanya pengika
t BH Alfa. Dan tak terhalangi lagi payudara Alfa yang indah seperti buah mangga
harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan d
ikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar. Tanpa mau melepaskan kesemp
atan emas ini, mulut Pratiwi langsung melumat puting susu Alfa yang mulai menega
ng. Dengan lidahnya yang menjulur-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting s
usu yang menggairahkan itu. Sekali-sekali disedotnya puting susu itu, membuat ma
ta Alfa mendelik kenikmatan.
Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi s
udah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.
Sekonyong-konyong Alfa melepaskan diri dari jamahan Pratiwi. Ia memandangi teman
nya dengan wajah seperti memohon. Pratiwi pun memahami apa maksud Alfa. Ia menan
ggalkan semua pakaian yang dikenakannya, lalu merebahkan tubuh bugilnya yang mul
us di rumput dengan beralaskan pakaian yang telah dilepasnya tadi. Mulut Alfa la
ngsung menyergap payudara Pratiwi yang berukuran besar laksana buah pepaya bangk
ok tapi tampak kenyal dan kencang. Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian payud
ara temannya yang memang indah dan membusung itu, termasuk celah-celah yang memb
elah kedua bukit kembar dengan ujungnya yang mencuat tinggi itu. Dengan mahir Al
fa menggesek-gesekkan ujung lidahnya yang basah ke ujung puting susu Pratiwi yan
g tinggi dan keras, membuat Pratiwi menggerinjal keras sementara mulutnya mendes
is-desis bak ular yang siap menerkam mangsanya. Sementara tangan kirinya menelus
uri selangkangan Pratiwi. Ia mempermainkan clitoris memerah yang ada di bibir va
gina Pratiwi. Diusap-usapnya daging kecil pembawa nikmat itu dengan halusnya den
gan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun pantat Pratiwi yang bahe
nol itu. Kemudian dengan sekali gerakan, Alfa menyodokkan jari telunjuk, jari te
ngah, dan jari manisnya sekaligus ke dalam vagina Pratiwi, membuat tubuh temanny
a ini terhentak keras ke atas. Pratiwi tampak memejamkan matanya merasakan kenik
matan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Alfa memainkan
ketiga jarinya itu masuk-keluar vagina Pratiwi, makin lama makin cepat.
Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong say
a menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Dengan sedikit r
asa takut dan ragu-ragu, saya pegang pinggang Alfa. Setelah menyadari tidak adan
ya penolakan, membuat rasa keberanian saya timbul, ditambah oleh rasa aneh di se
langkangan saya yang sudah minta untuk dilampiaskan. Saya membuka retsleting cel
ana panjang Alfa kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam
yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Seketika itu juga tercium aroma khas n
an segar dari selangkangan Alfa yang terpampang bebas. Tanpa menunda-nunda lagi,
saya segera menghunjamkan penis saya ke dalam vagina Alfa dengan keras dari bel
akang, membuat cewek itu menjerit kecil, Ouuhh
Ah , terusin , lebih kencang , lebih dalam ,. Ouhh , Desah-desahan penuh kenikmatan dari
a membuat saya tambah bernafsu. Saya semakin mempertinggi intensitas masuk-kelua
rnya gerakan penis saya di dalam vagina Alfa, mengakibatkan tubuh molek gadis it
u berguncang-guncang dengan keras. Kedua payudaranya yang menggantung molek di d
adanya dan ikut bergoyang-goyang mengimbangi guncangan tubuhnya sedang dilumat o
leh Pratiwi. Puting susunya yang menjulang itu tengah diisap-isap oleh temannya,
semakin membuat Alfa mendesah-desah hebat. Sementara di bagian bawah, saya masi
h mempermainkan penis saya terus-menerus di dalam vaginanya, membuat Alfa kehila
ngan keseimbangan. Tubuhnya yang putih dan mulus jatuh menindih tubuh Pratiwi ya
ng ada di bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kita.
uuh , Kak , Saya sudah mau keluar , Mau , di dalam , atau , di luar ? , Saya merasakan sud
k mampu lagi menahan gejolak yang ada di burun saya.
hh , Di dalam aja , Ouhh , jawab Alfa sambil terus menggerinjal.
Akhirnya permainan kita usai sudah, diakhiri dengan ditembakkannya lagi cairan-c
airan kental berwarna putih dari penis saya ke dalam vagina Alfa. Saya dengan pe
nis masih berada di dalam vagina Alfa terkulai lemas di samping tubuh cewek itu
yang dengan lemas masih menindih tubuh Pratiwi yang kelihatannya kurang puas.
Kamu masih punya hutang lho sama gue , kata Pratiwi mengingatkan saya. Saya tidak m
enjawab, hanya mengangguk saja.
Lima menit lamanya kami terdiam. Setelah itu kami bangkit dan membereskan pakaia
n kami kembali, bersamaan dengan selesainya acara briefing malam itu. Dengan men
gendap-endap setelah menengok ke sekeliling terlebih dahulu kami bertiga keluar
dari tempat persembunyian kami, kemudian dengan perasaan sepertinya tidak pernah
terjadi apa-apa, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung denga
n teman-teman lainnya.
Eh, kamu tadi ngapain bertiga sama Kak Tiwi dan Kak Alfa? , tanya salah seorang tem
an saya satu tenda. Saya hanya tersenyum penuh arti.
TAMAT

SAYA SEORANG ISTRI YANG DIRAYU 01


# Selasa, 10 November 2009
Nama saya Diana. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berb
uat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya
yang baru saya hadapi baru-baru ini.
Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Say
a menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hi
dup berkecukupan. Niko adalah seorang pengusaha yang sedang meniti karir.
Karena kesibukannya, dia sering pergi keluar kota. Dia kasihan kepada saya yang
tinggal sendiri dirumah bersama anak saya yang berusia 2 tahun. Karenanya ia lan
tas mengajak adiknya yang termuda bernama Roy yang berusia 23 tahun untuk tingga
l bersama kami. Roy adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidu
pan rumah tangga saya bahagia, hingga peristiwa terakhir yang saya alami.
Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut saya normal saja. Saya tidak tah
u apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Mema
ng di SMA saya mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja. Say
a tidak tahu apa yang dinamakan orgasme.
Saya memang menikmati seks. Saat kami melakukannya saya merasakan nikmat. Tetapi
tidak berlangsung lama. Suami saya mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit.
Kemudian kami berbaring saja. Selama ini saya sangka itulah seks. Bahkan sampai
anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki
-laki yang lucu.
Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya saya yang membersihkan semua r
umah dibantu oleh Roy. Roy adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganten
g dari suami saya. Suatu ketika saat saya membersihkan kamar Roy, tidak sengaja
saya melihat buku Penthouse miliknya. Saya terkejut mengetahui bahwa Roy yang sa
ya kira alim ternyata menyenangi membaca majalah begituan .
Lebih terkejut lagi ketika saya membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama
Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman se
ks seseorang. Saya seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan
bahasa Inggris yang cukup baik.
Saya tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me makan bagian
yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada m
ereka. Sejak saat itu, saya sering secara diam-diam masuk ke kamar Roy untuk men
curi-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.
Suatu ketika saat saya sibuk membaca majalah itu, tidak saya sadari Roy datang k
e kamar. Ia kemudian menyapa saya. Saya malu setengah mati. Saya salting dibuatn
ya. Tapi Roy tampak tenang saja. Ketika saya keluar dari kamar ia mengikuti saya
.
Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk dis
amping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyad
ari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang
seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia me
njelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.
Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangan
nya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya
adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang bar
u dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita
melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.
Ia kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya la
lu menyingkap daster saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam
saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong
kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tanga
n saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang s
angat lain.
Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya
. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia ma
sih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian anak saya menangis, saya meronta
dan memaksa ingin melihat keadaan anak saya. Barulah ia melepaskan pegangannya.
Saya berlari menemui anak saya dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.
Ketika saya kembali dia hanya tersenyum. Saya tidak tahu harus bagaimana. Ingin
saya menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa saya pada awalnya.
Tetapi niat itu saya urungkan. Toh ia tidak memperkosa saya. Saya lalu duduk di
sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama saya berdiam diri.
Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa saya adalah seorang wanita b
aru. Ya, saya memang merasakan bahwa saya seakan-akan wanita baru saat itu. Pera
saan saya bahagia bila tidak mengingat suami saya. Ia katakan bahwa perasaan yan
g saya alami adalah orgasme. Saya baru menyadari betapa saya telah sangat kehila
ngan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami saya.
Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami saya pergi keluar k
ota lagi dan anak saya sedang tidur. Saya akui saya mulai merasa bersalah karena
sekarang saya sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbua
t hal yang lain.
Saya duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belaj
ar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Saya lalu men
cari akal supaya dapat berbicara dengannya. Saya kemudian memutuskan untuk menga
ntarkan minuman kedalam kamar.
Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya katakan supaya dia
jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Ketika s
aya permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang
hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak saya ngobrol. Saya duduk ditempat tid
ur lalu mulai berbicara dengannya.
Tidak saya sadari mungkin karena saya lelah seharian, saya sambil berbicara lant
as merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang ta
ngannya memegang tangan saya sambil bicara. Saat itu pikiran saya mulai melayang
teringat kejadian beberapa hari yang lalu.
Melihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Saat saya sadar, tangannya
telah berada pada kedua belah paha saya, sementara kepalanya tenggelam diantara
selangkangan saya. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini saya tidak melawan sama sekali
. Saya menutup mata dan menikmati momen tersebut.
Nafas saya semakin memburu saat saya merasakan bahwa saya mendekati klimaks. Tib
a-tiba saya merasakan kepalanya terangkat. Saya membuka mata bingung atas maksud
tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenak
an bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat saya menutup mata tadi.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan saya hanya menganga saja seperti orang bodoh
. Saya lihat ia sudah tegang. Oh, betapa saya ingin semua berakhir nikmat sepert
i minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sementara tubu
hnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh saya.
Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster saya. Saya
telanjang bulat kini kecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya.
Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya katakan apa sih maun
ya. Dia hanya tersenyum.
Saya mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya men
gatakan bahwa saya tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cep
at saya membuka kutang saya, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa.
Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh saya kembali dan mulai mengisapi putin
g susu saya sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangk
angan saya dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan saya.
Selama kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tidak pernah melakukan hal-hal
seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka,
mulai, keluar, selesai. Saya merasakan diri saya bagaikan mutiara dihadapan Roy
.
Kemudian Roy mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur t
ubuh saya terasa panas sekarang. Kemudian saya rasakan alatnya mulai mencari-car
i jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Ketika semu
a sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bersemangat.
Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada saya. Saya hanya b
isa memejamkan mata saya. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalu
ngkan kedua tangan saya pada lehernya. Saya membuka mata saya. Ia menatap mata s
aya dengan sejuta arti. Kali ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin kar
ena gemas melihat saya, bibirnya lantas kembali memagut.
Oh, saya merasakan waktunya telah tiba. Kedua tangan saya menarik tubuhnya agar
lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi saya saat itu. Ini dibuktikannya d
engan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Kemudian saya mende
ngar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan saya merasakan kemaluan saya di
penuhi cairan hangat.
Sejak saat itu, saya dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami saya pergi
keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah me
ngalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, saya selalu memaksanya untuk mel
akukan oral seks kepada saya. Tanpa itu, saya tidak dapat hidup lagi. Saya benar
-benar memerlukannya.
Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, d
ia tetap bersedia melakukan oral seks kepada saya. Saya benar-benar merasa sanga
t dihargai olehnya.
Ceritanya dulu suami saya Niko punya komputer. Kemudian oleh Roy disarankan agar
berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami say
a setuju saja. Pernah Roy melihat saya memandangi Niko saat dia menggunakan inte
rnet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu.
Niko yang mendengar lalu menyuruh Roy untuk mengajari saya menggunakan komputer
dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal t
ekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang menge
rti mau ngapain lagi.
Saat itulah Roy lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pe
rtama kali baca saya terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. T
etapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru d
ua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur sa
ya walaupun dalam keadaan sedih.
Saya tidak mengerti program ini. Hanya Roy ajarkan kalau mau menulis tekan tombo
l ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-ceri
ta sama dia kalau kemarin saya sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah
sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar
sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.
Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduan
ya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami
saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh
Roy kepada saya.
Suami saya tidak pernah curiga sebab Roy tidak berubah saat suami saya ada di ru
mah. Tetapi bila Niko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaiman
a istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya men
olak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakuka
nnya ditempat tidur dimana saya dan Niko menjalin hubungan yang berdasarkan cint
a.
Saya katakan dengan tegas kepada Roy bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya me
ngangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. S
aya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah.
Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar te
rkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas alat nya. Sa
ya menolak, tetapi dia terus memaksa saya. Karena saya tetap tidak mau menuruti
kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.
Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjad
i pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak mel
akukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia te
lah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.
Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih me
nginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melak
ukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya.
Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan
sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangk
an beban pikiran.
Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan
baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan h
ubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semam
pu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.
Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik
. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri per
hatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak meng
erti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk h
al-hal seperti itu.
Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali unt
uk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam
berteman. Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman p
ria yang mendekati saya.
Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa
kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kal
ah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu
saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.
Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suam
i saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya j
uga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Niko orangnya jujur dan
sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya m
elihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.
Tetapi Roy sendiri menurut saya sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, ba
nyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa be
lajar di teras depan rumah kami. Roy selain ganteng juga pintar menurut saya. Ti
daklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.
Saya merasa saya ditinggalkan. Roy tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hu
bungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabi
skan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung
masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur.
Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Roy masuk
ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan
ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tem
pat tidurnya. Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa y
ang harus saya perbuat.
Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan b
ahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-r
agu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak hidup begitu lid
ah saya menyentuhnya. Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya
dengan menggunakan lidah saya.
Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana s
eorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukka
n penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tid
ak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, ken
apa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih.
Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wani
ta berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang d
ilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulu
tnya. Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse mili
knya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak h
igienis.
Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kema
uannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila
sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bu
kan pada liang senggama saya.
Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bah
wa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membaya
ngkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tid
ak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. M
asalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan sek
s.
Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafa
snya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepa
t juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusah
a mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. S
aya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut mu
ntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.
Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya
sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut k
alau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat
tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat nene
knya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.
Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu
-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat
sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta
secara ganas.
Bersambung ke bagian 02

SAYA SEORANG ISTRI YANG DIRAYU 02


# Selasa, 10 November 2009
Sambungan dari bagian 01
Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terleb
ih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apaka
h menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tida
k, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa ti
dak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang menyehatkan . Hanya say
a jadi tidak ambil pusing lagi.
Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katan
ya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran
bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terke
jut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bi
la dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak b
isa membayangkan untuk memakainya.
Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarny
a apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu.
Saya bilang No way . Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang ba
hwa itu sekarang menjadi seragam saya setiap saya akan bercinta dengannya.
Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat
saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seks
i. Saya menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga saya menggunak
an pakaian jeans di luar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa.
Efeknya sungguh di luar dugaan saya. Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny sek
ali.
Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya.
Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh t
ubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercin
ta bagaikan tidak ada lagi hari esok.
Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehny
a. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian i
ni bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan
pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Niko) sebab jumlahnya sudah termasuk
banyak. Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Roy.
Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu k
ecantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna h
itam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang b
erwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga
lebih membangkitkan selera.
Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Roy kepada saya. Saya merasakan
semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa
yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang
saya cintai. Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium p
erbuatan saya dan Roy.
Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak d
apat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang i
ni.
Suatu ketika, Roy pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak segant
eng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cuk
uran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Roy memperkenalkan tem
annya kepada saya yang ternyata bernama Bari.
Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara
tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang serin
g main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Say
a mulai menganggap Bari sebagai teman.
Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan d
engan saat dimana Niko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mer
eka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman kera
s. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.
Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan
saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena a
nggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya
hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa
kantuk, saya merasa sangat seksi.
Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Roy lantas menyarankan agar say
a pergi tidur saja. Saya menurut. Roy lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya
heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Roy dihadapan Bari. Padahal
Bari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir d
engan benar lagi.
Kata Roy, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke
kamarnya. Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin me
lawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Roy mulai melucuti
pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa
tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tid
ak membawa hasil apa apa.
Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Roy mulai membuka
pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mul
ai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lam
a bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa s
aat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya.
Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya.
Kini kami melakukannya dalam missionary position . Begitulah istilahnya kalau saya
tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya
hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sem
pat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya d
iangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan
dalam posisi seakan hendak merangkak.
Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluru
h badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangk
at tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kem
auannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kew
anitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoy
angkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.
Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali d
ia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya tera
sa menghunjam-hunjam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabka
n saya lupa diri.
Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak
memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin mengga
li kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Roy juga
mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama
tampaknya.
Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payuda
ra saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara
tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya
sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.
Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Sa
ya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sediki
t kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipka
n dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan sa
ya. Saya tidak ingin mesin saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Roy.
Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan say
a. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa j
adi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut
saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lu
tut saya diatas tempat tidur.
Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehing
ga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai meni
kmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melep
askan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya me
maksa. Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.
Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh saya.
Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam ob
at saat dikamar mandi? Ah, saya tidak peduli, sebab saya merasakan kenikmatan ya
ng teramat sangat.
Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan say
a dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang
ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya.
Kini saya dapat melihat bahwa Roy berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat t
idur dihadapan saya.
Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah Saya menoleh kebelakang. Bari! Bari tan
pa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali
, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya menco
ba bangun dari tempat tidur. Tetapi
Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya dan menahan saya untuk b
erdiri. Sementara itu Roy memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah ingin me
nangis saja.
Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan n
afsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini
semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus.
Roy bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Bari men
ekan saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciuma
nnya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaks
a masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sement
ara Bari memeluk kami bertiga.
Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diin
ginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan
kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak
berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkansaya melambung di luar batas im
ajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya
datang dengan beruntun.
Tetapi Roy tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada dog style p
osition . Roy menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Te
tapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka men
gaduh. Roy memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.
Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yan
g satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semak
in menghunjam. Saya hampir tersedak. Roy yang tampaknya mengerti kesulitan saya
mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.
Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan
dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami
orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuy
ung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan
pergi ke kamar saya.
Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas samb
il mengangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membu
at saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercamp
ur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada
selangkangan saya.
Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Roy tidak berbicara sepatah katapun
. Bari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berd
iam diri.
Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepa
da Roy. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya me
njebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Sa
ya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Roy.
Hingga pada suatu kesempatan, Roy berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat meny
esali perbuatannya. Dikatakannya bahwa threesome adalah salah satu imajinasinya se
lama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa h
arus menjebak saya. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan someone specia
l .
Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. S
aya tidak peduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama
kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.
Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga sua
tu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dip
ikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat saya d
uduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap.
Itu adalah candle light dinner saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pe
rnah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta
maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saya tidak
tahu harus bagaimana.
Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Ha
nya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya
ke kamar tidurnya.
TAMAT

PAGI DI ITALY
# Senin, 9 November 2009
Nama saya Vivian, umur 25 tahun, kulit putih bersih dan bentuk badan yang penuh
lekuk (dada 36B, pinggang 28, pinggul 36,5 inch). Saya bekerja sendiri, mengelol
a pabrik garment keluarga dan orang tua saya sekarang tinggal di Singapore. Saya
tinggal bebas sendirian di sebuah apartemen di daerah Jakarta Barat.
Saya selalu merasa agak berbeda sebagai wanita yang lahir di bumi timur ini kare
na saya sangat menikmati seks semenjak pengalaman pertama saya. Saya banyak memb
aca buku-buku erotis dan selalu terbuka untuk mencobanya. Bagi saya, seks adalah
kesenangan yang ingin saya dapatkan setiap saat saya sedang mood. Seks juga bag
i saya tidak mesti dengan suami atau hanya pacar saja. Kalau lagi kosong, saya s
uka ke café-café yang bertebaran di ibukota ini sambil mencari-cari. Siapa tahu ada
lelaki ganteng yang bisa menolong saya memuaskan nafsu yang besar ini.
Saya baru kenal Erick sekitar 3 bulan di O Reylis café dan baru saja tidur pertama k
ali dengannya awal bulan Juli ini. Pengalaman pertama dengannya sangat mengesank
an karena ternyata Erick juga sangat liar di tempat tidur, saya seperti bertemu
pasangan yang serasi untuk pertama kali, dan dia juga dapat bertahan cukup lama,
malam itu saya tiga kali orgasme. Hmm , lumayan. Dan bagi Erick, malam itu dia me
ndapat pengalaman yang tak terlupakan . Saya tidak keberatan sama sekali dengan ora
l seks dan saya rasa telah melakukan tugas saya dengan baik. Erick seorang pengu
saha, ia mengimpor sepatu dan tas dari Italy dan Spanyol. Kebetulan weekend kema
rin Erick ada bisnis meeting di Italy, jadi saya di ajak juga olehnya ke sana.
Kami tiba di Italy jam 11.30 malam waktu setempat dan karena berjam-jam di atas
pesawat plus perbedaan waktu jadi kami berdua langsung tergeletak di tempat tidu
r, kecapaian. Pagi itu saya bangun lebih dulu daripada Erick. Saya suka memandan
g wajahnya yang sedang tidur, begitu tenang tapi tetap macho. Erick punya badan
yang kekar, kulit agak kecoklatan, tapi yang paling saya suka dari wajahnya yait
u rambut di sekitar rahangnya, hmm Saya mulai mengelus rahangnya, terus ke leher
dan dadanya (Oh ya, kami terbiasa tidur tanpa busana), sesudah itu tangan saya m
ulai turun ke daerah pangkal pahanya dan mengelus kemaluannya yang lembut terkul
ai. Puas dengan tubuhnya, saya bangun dan pergi ke kamar mandi. Saya sedang meng
gosok badan saya dengan busa bersabun ketika saya merasakan kehadiran Erick di b
elakang tubuh saya.
Oww , Erick, apa yang kamu lakukan kata saya, sambil saya bisa merasakan kemaluannya
menjadi keras pas di atas belahan pantat saya yang putih dan bulat. Mungkin kare
na pemandangan itu juga dia menjadi sangat terangsang. Erick sering bilang bahwa
pantat sayalah bagian terindah dari tubuh saya, putih, bulat dan nungging menan
tang, katanya. Kemudian Erick mengambil busa dari tangan saya dan mulai menggoso
k badan saya. Shh , santai saja, saya mau mandiin kamu katanya. Kemudian Erick mulai
menyabuni saya, seluruh tubuh mulai dari leher, terus ke dada saya , dengan gerak
an memutar Erick menggosokkan busa itu ke kedua bukit saya perlahan. Puting saya
langsung mengeras dan berwarna merah jambu kecoklatan tanda saya mulai terangsa
ng, mata saya tertutup menikmatinya kemudian saya merasa bibir Erick sudah mengu
lum bibir saya dan kita saling berpagutan dengan hotnya. Saya ambil busa itu dar
i tangan Erick kemudian gantian saya yang menggosok seluruh tubuhnya. Karena say
a sudah terangsang, liang kewanitaan saya terasa panas, cepat-cepat kita bilas t
ubuh kami berdua kemudian saya menjilati puting Erick. Lidah saya bergerak memut
ari putingnya dan setelah keras, saya gigit perlahan sehingga terdengar erangan
Erick. Perlahan sambil dibawah pancuran saya berlutut di depan kemaluannya dan m
ulai menjilati kepalanya, saya gerakkan lidah saya mendorong lubang di kepala pe
nisnya agak cepat sampai dia mengerang antara geli dan nikmat lalu saya masukkan
semua penisnya di dalam mulut saya dan saya hisap dengan gerakan cepat.
Erick sangat suka kalau saya hisap penisnya dengan cepat dan kuat, Oh, Viv , kamu h
ebat, ayo , goyang, cepat! Erick sudah mengerang sedemikian dahsyat, perlahan saya
kurangi gerakan lidah dan sedotanku. Saya jilati lagi kepala penisnya lalu saya
kejutkan dengan sekali isapan yang dalam dan keras lalu saya berdiri. Saya angka
t kaki sebelah saya ke atas pinggangnya lalu saya pegang penisnya dan saya arahk
an ke dalam liang senggama saya yang sudah basah sejak tadi Mulanya agak sulit ma
suk karena liang kewanitaan saya agak sempit tapi Erick terus menggoyangkan ping
gulnya maju mundur sehingga basah kuyup liang kewanitaan saya lalu blesh , masuklah
semua kemaluan Erick ke dalam liang senggama saya sambil Erick mengangkat kedua
kaki saya keatas pinggulnya. Aduh, enaak sekali rasanya bercinta dengan penisnya
yang besar. Oh Erick, nikmat sekali , ah , goyang terus sayang, yang dalam sayang, a
duh besar deh, nikmat yang lagi, lagi begitulah kita saling bergerak naik turun.
Saya tak mampu menguasai perasaan nikmat di dada sehingga erangan kenikmatan ter
us terdengar dari mulut saya. Terus yang, terus hampir oh, hampir, lagi.. lagi.. o
h, aku mau keluar, aku udah nggak kuat lagi yeah, oh , oh , Ohh Satu jeritan dahsyat sa
ya lontarkan karena orgasme yang begitu intens dari Erick. Sementara Erick tidak
sedikit pun melambatkan goyangan pinggulnya tapi justru mempercepatnya, saya ta
hu badan Erick sudah mulai bergetar nikmat. Desah Erick, Tunggu sebentar lagi say
ang, oh, saya juga mau keluar. Oh, oh, kita keluarin barengan.. ohm , ohm , yes, yes
,.. nikmat kan sayang? Tanya saya sambil terus menjilati daerah-daerah sensual E
rick, sementara Erick agak menunduk mencari puncak bukit saya kemudian dihisap d
an digigitnya dengan gemas. Lalu desahnya kemudian, Oh, aku mau keluar sayang.. , l
alu saya merasa aliran hangat di dalam liang kewanitaan saya, Erick sudah selesa
i juga. Oh ya saya lupa bilang bahwa kami sangat berisik kalau bercinta. Apakah
mungkin karena kita berdua cukup ahli dan sama buasnya? Kami lalu merampungkan k
egiatan kami, membilas lalu saling mengelap badan dengan handuk. Tok.. tok.. oh,
sarapan datang, Erick memakai baju mandinya lalu keluar membukakan pintu, saya d
engar dia bilang Terima Kasih.. lalu pintu ditutup, saya keluar bugil dan langsung
disambut dengan ciuman Erick yang hangat, kami berciuman lumayan lama. Untuk per
mainan kita yang menyenangkan .
TAMAT

SEKRETARIS BOSS
# Rabu, 11 November 2009
Saya bekerja di sebuah perusahaan export-import di daerah Kuningan, di tempat ke
rjaku, sekretaris bosku (sebut saja namanya Ina) kalau melihat gelagatnya termas
uk bispak , tapi karena segan sama bos, saya tidak pernah berani macam-macam sama d
ia.
Suatu hari bosku pergi ke luar kota dan dia menugaskan saya untuk mengerjakan tu
gas yang agak confidential sehingga dia menyuruhku mengerjakan tugas di ruangannya
, sedangkan untuk bahan-bahan tugasnya dia menyuruhku minta sama si Ina karena d
ia yang tahu persis file-filenya ada di mana. Tadinya saya tidak ada pikiran mac
am-macam sama si Ina, tapi anehnya si Ina seperti mancing-mancing saya, kalau me
mberi file atau memberi tahu sesuatu mukanya selalu mendekat ke mukaku apalagi s
aat itu bajunya memperlihatkan belahan dadanya, mau tidak mau pikiran saya langs
ung ngeres.
Maka ketika dia sekali lagi menyodorkan file ke saya, langsung kupegang tanganny
a lama dan kuremas-remas, Ina tidak menolak sama sekali, malah dia membalas meme
gang leherku sambil mengusap-ngusapnya, saya makin kalap dan tanganku segera pin
dah ke pahanya, si Ina kelihatannya tidak mau kalah dia langsung memeluk saya. S
aya benar-benar sudah lupa diri kalau saat itu saya masih di kantor, maka langsu
ng saja saya cium dia, saya lumat bibirnya dan saya masukin lidah ke dalam mulut
nya, si Ina juga membalas memainkan lidahnya, sementara tanganku sudah naik lebi
h lanjut ke dalam celana dalamnya, saya pegang-pegang klitorisnya yang makin lam
a makin mengeras dan liang kewanitaannya makin membasah. Tangan diapun sudah mas
uk ke celanaku dan meremas-remas penisku yang makin lama makin menegang.
Saya jilati telinganya dan dia melenguh Arghh seolah-olah sedang menikmati permain
an ini, lama-lama kelihatannya dia sudah tidak tahan akhirnya saya pelorotkan ce
lana dalamnya dan dia juga membuka celana saya, terus dia tiduran di atas meja d
engan posisi mengangkang liang kewanitaannya seolah menantang dengan bulunya yan
g berwarna kecoklatan diantara pahanya yang putih mulus, saya sudah tidak sabar
lagi saya masukkan penis ke dalam liang senggamanya, dia mengerang entah sakit a
tau nikmat, lalu saya dorong lebih dalam lagi dan seterusnya dengan gerakan yang
makin lama makin cepat sementara tanganku memegang buah dadanya yang masih keny
al. Setelah sekian lama akhirnya dia tidak tahan tiba-tiba tangannya mencengkram
tanganku dan kukunya melukai tanganku, sementara saya sendiri juga sudah hampir
ke puncak dan akhirnya keluarlah sperma yang kutunggu-tunggu arghh aku berteriak
demikian juga si Ina, untung ruangan bossku kedap suara.
Akhirnya selesailah permainan ini, bersamaan dengan itu terdengar suara ketukan
di pintu, saya dan Ina cepat-cepat membereskan pakaian, dan membuka pintu, terny
ata security kantor saya lagi patroli, karena teman-teman yang lain sudah pulang
, untung pertempurannya sudah selesai, kalau tidak kan saya bisa dipecat heehehh
ehe.
TAMAT

KENIKMATAN
# Kamis, 12 November 2009
Setelah Pelajaran Berharga , kualitas aktivitas bersenggama kami semakin membaik wa
laupun dari segi kuantitas belum seperti yang saya harapkan. Namun ada saat-saat
yang tidak kuduga, istriku tercinta sudah suka meminta bahkan tidak ragu-ragu u
ntuk memulai.
Seperti dini hari ini, istriku tiba-tiba memeluk dan meraba. Karena tidak ada pi
kiran ke arah itu, saya diamkan dan tetap mencoba untuk tidur kembali. Makin lam
a rabaannya menuju daerah sensitifku, akhirnya ku balikkan badan dan berhadapan
muka. Dia memelukku makin erat dan menciumi pipiku.
Ma , apa-apaan ini? , tanyaku dengan rasa senang.
Mama mau dong , bisiknya mesra.
Mau apaan, masih dingin nich , jawabku sambil balas meraba daerah sensitifnya.
Mau neng , oneng , oneng , sambil menarik penisku keluar sarangnya.
Ugh , istri saya mulai meremas dan mengocok penisku.
Ma , 69 yuk , ajakku mesra
Nggak ah , nanti saja kalau baru mandi , balasnya sambil memainkan penisku.
Kalau begitu ayo mandi , bisikku.
Tadi katanya masih dingin , bisiknya menimpali.
Siapa yang nggak kepanasan kalau diginiin , sambil menyingkap bibir kemaluannya. Uh ,
Papa nakal , balasnya dengan agak genit.
Nakal untuk Mama khan , kucoba meraih payudaranya dari balik blus yang dipakainya.
Jangan , itu punya Tari (nama putri kami) , cegahnya sambil mencekal tanganku mencapa
i payudaranya.
Kan ini milik Papa rajukku.
Papa, Tari kan susah nenennya. Nanti malah tidak mau lagi , timpalnya genit.
Tapi Papa kan nggak ngerokok ini bujuk saya, tetapi usaha itu tetap tidak berhasil.
Hampir istriku mogok, untuk saat ku masukkan jari tengah ke kewanitaannya, istri
ku terangsang kembali dan merapatkan kedua pahanya. Kusibakkan pahanya dengan me
masukkan kakiku, dan istriku makin melebarkan kakinya mempersilakan penisku mema
suki gerbangnya. Akhirnya masuklah penisku dengan sukses menghantarkan kenikmata
n yang tidak terkatakan. Ma , kalau tahu kawin itu nikmat, mengapa tidak dari dulu-
dulu kita kawin yah godaku sedikit nakal.
Enak saja jawab istriku sambil merem-melek menikmati goyangan yang tidak ada pengat
urnya.
Sambil tetap goyang pinggul dengan semangatnya, saya cium muka istriku dengan me
sra. Ku coba meraih putingnya yang masih terbungkus blus. Karena tidak ada usaha
pencegahan, akhirnya blus itu ku lepaskan dengan bantuannya.
Pa , ayo nenen Pa , pintanya mesra.
Mana nenennya , godaku sedikit nakal.
Papa nakal yah , sambil menghantarkan putingnya ke mulutku seperti hendak menenenkan
Tari. Tanpa menunggu permintaan kedua kalinya, kuserbu putingnya dengan penuh s
emangat, istriku turut membantu dengan membusungkan dadanya agar semua payudaran
ya merasakan hisapan mulutku.
Pa goyang dong Pa pinta istriku, mendengar permintaan itu dan tahu istriku mau orgasm
e, ku percepat goyangan pinggulku yang diikutinya dengan melingkarkan kakinya ke
kakiku.
Ugh , akhirnya istriku sampai dan langsung tergeletak lemas.
Mama sudah sampai yach , bisikku pelan.
Iya, Papa belum? , balas istriku.
Kok nggak ada yang nyemprot? , godaku mesra.
Ayo , Papa ingat yang di cerita 17Tahun itu yach , Papa ragu? , balasnya sambil mencubi
t bahuku.
Akhirnya ku akui istriku memang tidak menyemburkan cairan orgasmenya, namun yang
pasti istriku merasakan orgasme juga. Kadang bisa berkali-kali bila memang seda
ng terangsang.
TAMAT

RASANYA
# Kamis, 12 November 2009
Saya punya kisah nyata, begini , saya punya teman-teman cewek di sini (Amerika)..,
nah diantara teman-temanku ada yang bernama Lia, yang baru 19 tahun. Dia tingga
l berdua di apartement mewah dekat kampusku, saya senang bergaul dengan mereka s
oalnya mereka baik dan sedikit vulgar kalau bicara, jadi asyiklah , nah suatu saat
saya sedang ke apartemen mereka dan mulailah bercerita-cerita.
Eh Lia apa kabar cowok kamu , saya mulai bertanya.
Saya masih kangen nih soalnya kan baru minggu kemarin dia pulang, sekarang saya k
esepian lagi nih , desahnya.
Tenang aja, kan di sini ada saya dan teman-teman yang lain, iya kan , jawabku.
Iya tapi kan sekarang tidurnya sendiri , jawabnya enteng.
Eh.., gimana pelayanan cowok kamu , tanyaku sambil bercanda.., eh Lia malah jawab s
erius
Gini Sin , saya bingung sama barang cowok saya, punyanya besar lho kemarin saya uku
r panjangnya 17 cm tapi kenapa saya kok tidak pernah bisa merasakan orgasme ya p
adahal dia sudah bertahan 15 menit , oh nasib, nasib , Bisiknya dengan muka sedikit s
edih.
Eh kamu beneran mau tahu rasanya orgasme gimana, kalau kamu mau saya bisa bantu,
tidak usah sampai penetrasi kok , jawabku sambil tersenyum
Mau , jawabnya cepat.
Tapi syaratnya kamu mesti tenang dan berusaha untuk menikmatinya oke , jawabku.
Cepat saja kubuka kancing bajunya satu persatu , terlihat payudaranya yang kecil t
api montok dan putih. Lalu kucium dia mulai dari bibirnya yang tipis terus turun
ke leher dan kumainkan putingnya yang masih kecil itu. Dia mengerang kegelian d
an kelihatannya dia sudah mulai terangsang. Lalu mulai kumasukkan tanganku ke ro
k mininya, dan ternyata liang kewanitaannya sudah basah. Saya mainkan clitorisny
a dan sedikit sedikit kumasukkan jariku, dia terlihat enjoy sekali.
Mau saya cium memek kamu Li..? bisikku pelan.
Mau, jawabnya cepat.
Lalu kubuka celana dalamnya dan terlihat jelas liang kewanitaannya, begitu basah
dan merah. Akhirnya kucium dan kumainkan dengan lidahku.
Gimana rasanya sudah naik belum, tanyaku.
Iya nikmat kayaknya saya bisa deh, katanya sambil mengerang.
Sin masukin aja yah, bisiknya manja.
Oke, jawabku singkat, secepat kilat kukeluarkan penisku yang sudah menegang. Saya
setubuhi dia dari depan dengan kedua kakinya terbuka, saya mainkan dia sampai 10
menit, kemudian dia bilang Kok saya belum bisa sih , katanya mendesah.
Tenang Li , kita ganti posisi sekarang kamu di atasku , balasku mesra.
Nah ini baru nikmat , katanya.
Setelah 10 menit, dengan posisi itu belum ada tanda-tanda dia akan orgasme, wala
upun posisi itu menurut buku seks paling nikmat buat cewek. Nah saya ingat penga
laman pertamaku waktu bikin puas temanku yang lain.
Li ini gaya yang paling nikmat, saya di belakangmu dan kamu rapatkan kakimu , bisik
ku mesra, segera saja terasa liang kewanitaannya yang semakin rapat dan Lia teru
s berteriak keenakan.
Terus Sin teruss , saya hampir nih , ahh , desahnya terdengar sampai ke luar kamar.
Gimana , tanyaku.
Wah nikmat sekali rasanya yah , terlihat mukanya yang lucu itu kelihatan senang sek
ali.
Boleh aku yang keluar , tanyaku.
Boleh yang cepat ya , pintanya. Lalu saya kocok penisku sampai saya keluar di dalam
liang senggamanya, terlihat dia panik.
Sin kok di dalam sih nanti saya hamil gimana , bisiknya dengan sedikit protes.
Tenang aja , jawabku, kan ada Pil KB nanti saya beli di apotek , terlihat dia tenang da
langsung memelukku.
Wah kamu hebat Sin, sudah bertahun-tahun aku meginginkan ini, terima kasih , ucapny
a berulang-ulang sambil menciumku.
Wah ternyata barang yang lebih kecil lebih oke yah , ucapnya. Kontan saja saya mera
h mukanya dan tertawa.
Nah biar cuma 13 centi tapi yang penting permainannya kan? , godaku nakal, dia meng
angguk malu dan tertawa lucu sekali.
Cup cup besok lagi ya , bisiknya.
TAMAT

MALAM MINGGU
# Jumat, 13 November 2009
Aku bernama Iwan Budi, saya adalah pemilik PT. Prima, yang bergerak di bidang ko
mputer. Sebenarnya saya telah memiliki seorang istri yang setia dan telah memili
ki beberapa orang anak. Mungkin karena istri saya sendiri terlalu pasif dalam me
lakukan hubungan badan, maka saya mulai tidak berselera kepadanya. Saya memiliki
seorang sekretaris yang bernama Yanti, ia masih muda dan berparas cukup cantik.
Karena hubungan intim dengan istri kurang memuaskan, maka saya mulai mencari-ca
ri wanita lain. Ke Lokalisasi saya takut kena penyakit AIDS, karena itu saya mul
ai tertarik dengan Yanti.
Hari sabtu, seperti biasanya para karyawan kerja cuma sampai jam satu siang. Tap
i saya telah menyuruh agar Yanti lembur saja karena banyak surat-surat yang belu
m terselesaikan. Pada saat itu waktu telah menunjukkan pukul tiga lebih seperemp
at, kami (saya dan Yanti) hanya berduaan saja di kantor. Saya masih bimbang, mam
pukah saya menyeleweng dengan sekretaris sendiri ?, saya takut ia menolak dan saya
akan sangat malu. Oh !! Ternyata setan lebih kuat, saya mulai mengadakan aksi per
tama, saya dekati dan pegang pundaknya, ia menatap wajah saya dan pada saat itu
kami beradu pandang dan ia tersipu malu.
Saya tanya, Apakah nanti malam kamu ada acara?
Tidak ada jawabnya datar.
Saya semakin berani beraksi, aku pegang tengkuknya, ia diam saja, lalu aku bisik
kan rayuan dan dia tertawa kecil. Aku sebenarnya masih muda dan cukup ganteng, m
aka dengan mudah sekretarisku itu jatuh dalam pangkuanku, dan selanjutnya dia pu
n sepertinya telah lama menaruh hati padaku, maka ketika aku ajak dia makan mala
m, ia setuju saja.
Malam minggu, malam yang panjang bagi kita semua. Malam itu setelah makan malam
di restaurant Chinese food, maka mobil panther warna merahku meluncur ke arah ma
nggarai untuk mengantar Yanti pulang. Tapi rupanya setan datang lagi, maka aku m
engajak Yanti ke Motel, ternyata dia juga nurut saja.
Setelah sampai di Motel, dia lalu mandi, dan aku telah memakai baju tidur. Sebag
ai orang yang baru pertama kali menyeleweng, maka aku gemetar ketika dia duduk d
i sisi tempat tidur, dia hanya dililit selembar handuk, lalu dia tersenyum kecut
dan aku pun membalas senyumannya. Aku rangkul dia, kuciumi seluruh bagian tubuh
nya, lalu kujilati liang kewanitaannya yang sepertinya masih suci karena bentukn
ya masih indah diselimuti bulu halus dan warna memeknya masih merah muda bergera
jul lembut. Kuhisap liang kewanitaannya dan ia pun mengerang menahan nikmat yang
mungkin baru kali ini ia rasakan. Tidak lama kemudian menyemburlah cairan cinta
dari liang kewanitan seluruh cairan itu aku sedot dan telan , oh terasa manis dan
nikmat, ia pun berkelonjotan menahan nikmat.
Setelah puas dengan acara jilat memek, maka akupun mulai beraksi membuka seluruh
baju tidurku dan kutarik dia ke tengah tempat tidur dan aku pun merayap diatas
tubuhnya lalu menghepaskan posisi penisku tepat di bibir kemaluannya. Setelah te
pat menempel, maka ku ayunkan secara teratur maju dan mundur yang disertai bunyi
deritan ranjang, ia memberi respon dengan menghentak-hentakkan pantatnya dan me
nggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sehingga rambutnya acak-acakan. Ketik
a kemaluanku sebetulnya agak sulit masuk ke liang senggamanya karena liang sengg
amanya masih perawan, jadi masih sempit.
Setelah 20 menit melakukan aksi, dia menjerit pelan dan memeluk diriku erat seka
li, rupanya ia orgasme lagi. Setelah ia orgasme maka lorong kewanitaannya tambah
licin lagi dan 15 menit kemudian, aku mulai merasakan adanya cairan yang memaks
a keluar dari kemaluanku, aku tekan kuat-kuat penisku sehingga membentur bagian
yang paling dalam dari liang kewanitaan wanita dan akupun mencapai orgasme sehin
gga liang senggama Yanti banjir dengan cairan maniku. Setelah itu tubuhku terasa
lemas tak berdaya, tapi hati ini sangat puas karena baru saja menikmati liang k
emaluan perawan.
Malam makin larut, Yanti telah terlelap. Aku masih belum tidur, karena aku masih
suka memandangi tubuh Yanti yang putih mulus tanpa busana di sisiku. Aku termen
ung, melamun dan akhirnya aku teringat akan anak dan istriku yang telah aku boho
ngi bahwa ada rapat di luar kota, Lelaki macam apakah aku ini?
Aku manusia yang kotor seperti binatang, tapi aku tak kuasa menahan nafsu , pikira
n berdosa terus berkecamuk di otakku sampai akhirnya akupun terlelap juga.
TAMAT

IDA YANG MALANG


# Minggu, 15 November 2009
Sebut saja nama saya Asuk, sekarang kuliah di Sydney, setahun yang lalu sebelum
saya kuliah disini, saya pacaran sama cewek namanya Ida. Dia orangnya manis, pun
ya body bagus serta supel. Hubunganku dengan Ida tidak disetujui oleh kedua oran
g tua kita karena perbedaan agama dan ras. Saya pacaran dengannya backstreet sel
ama tiga bulan, bagiku dia cewek yang paling baik yang pernah saya temui. Lama-k
elamaan orang tuaku tahu hubungan saya dengan Ida, terus orang tuaku marah besar
, dan mau memisahkan kita berdua dengan mengirimku ke Sydney untuk kuliah. Saya
tidak bisa menolak amanat orang tua, terus saya terpaksa bilang sama Ida kalau h
ubungan kita tidak bisa dilanjutin dan saya di suruh belajar di Sydney.
Sehari sebelum keberangkatanku ke Sydney, saya janjian mau ketemu Ida di PIM unt
uk berpamitan kepadanya. Waktu itu saya lihat wajahnya kelihatannya lesu banget,
saya tanya kenapa dia menangis dan bilang kepadaku kalau dia tidak mau berpisah
denganku. Setelah itu saya mengantarkannya pulang ke rumahnya, waktu itu rumahn
ya kosong, orang tuanya sedang pergi dan saudaranya ke sekolah. Saya masuk ke ru
ang tamunya dan Ida pamit pergi ke dapur untuk membuat minuman. Waktu di dapur,
Ida memanggilku, lalu saya datang menghampirinya. Lalu dia memandangiku dan menc
ium bibirku, saya kaget karena saya belum pernah berciuman dengannya di bibirnya
, biasanya cuma cium pipi. Kita berciuman kurang lebih lima menit, lalu saya mer
asa kalau penisku bangun dan saya mendengar napasnya mendesah. Lalu dia mengajak
ku masuk ke kamarnya.
Saya teringat film biru yang pernah kutonton bersama teman-teman, lalu kubuka ka
ncing bajunya satu persatu dan kulihat payudaranya yang bersembunyi di dalam BH-
nya. Saya sepertinya sudah kemasukan setan dan tidak memikirkan lagi apa akibatn
ya, terus kubuka BH-nya dan dia diam saja. Saya hisap payudaranya yang indah sep
erti di film biru yang pernah saya tonton, terus dia menggeliat keenakan. Setela
h itu kubuka pakaiannya dan kubuka celana jeans-nya, saya lihat bodynya yang bah
enol, ku akui kalau bodynya bagus banget, tidak kalah sama bodynya Cindy Crawfor
d. Saya ciumin badannya sampai perut, lalu kubuka CD-nya, kulihat bulu kemaluann
ya yang lebat membuatku makin terangsang. Lalu kucium liang kewanitaannya, bauny
a yang amis membuatku makin gila, lalu kujilati liang kewanitaannya, dan dia ter
iak kegelian. Lama-kelamaan kemaluannya makin basah, lalu ku tanya dia rela tida
k saya perawanin, dia mengangguk dan bilang dia tidak rela berpisah denganku dan
mau memberi sesuatu yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupnya.
Tanpa pikir panjang lagi, kumasukkan penisku ke dalam liang senggamanya, ternyat
a memasukinya tidak segampang seperti di film biru yang pernah saya tonton. Lama
-kelamaan akhirnya penisku berhasil memasuki ke dalam liang surganya, dan dia be
rteriak kesakitan, lalu saya berhenti sebentar untuk menenangkannya. Setelah ten
ang saya gesek penisku perlahan-lahan di dalam liang senggamanya, dia diam menah
an sakit, tetapi lama-kelamaan dia mengeluarkan desahan yang membuatku makin ber
nafsu. Badannya bergeliat seiring dengan gerakan penisku di dalam liang kewanita
annya. Tidak lama kemudian badannya seperti kejang dan tangannya memeluk badanku
erat-erat, terus saya merasa ada cairan hangat yang keluar dari liang surganya
dan penisku seperti di pijit-pijit. Beberapa detik kemudian, saya merasa kalau s
aya sudah mau mencapai klimaks dan akhirnya spermaku keluar dengan derasnya di d
alam liang kewanitaannya. Setelah itu saya berbaring di tempat tidurnya beberapa
saat karena kecapean.
Tanpa saya sadari kalau orang tuanya sudah pulang dan saya bersama Ida masih dal
am keadaan bugil, lalu mamanya masuk ke kamar Ida untuk menanyakan mobil siapa d
i luar. Mamanya masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan memergoki saya la
gi berpakaian dan mamanya saat itu juga teriak memanggil Papa Ida. Lalu papanya
menampar muka Ida dan menyuruhku pulang waktu itu juga. Saya lihat Ida menangis
dan saya sepertinya merasa bersalah, tetapi papanya mengusirku, dengan berat hat
i saya angkat kaki dari rumah itu.
Besoknya saya langsung meninggalkan Jakarta dengan perasaan bersalah. saya perna
h mencoba untuk menghubunginya, tetapi tidak di perbolehkan oleh orang tuanya. S
ekarang perasaanku masih dihantui oleh perasaan bersalah karena merenggut kegadi
sannya dan meninggalkannya.
TAMAT

NANI GADISKU DARI KAMPUNG


# Minggu, 15 November 2009
Kala itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga, sedang seoran
g gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai pengasuh anak-
anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja.
Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja, maklum aku
walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi sekalipun belum pernah mengenal
wanita secara khusus apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan men
untut ilmu lebih utama untuk masa depan. Apalagi setelah aku selesai kuliah dan
langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar
background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena dia hanya lulus SD se
hingga aku kurang peduli bila aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri. Namun
dari hari kehari Nani si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga
kebersihan kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta wal
aupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku cukup sibuk ker
ja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru.
Rupanya gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat
dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah la
in. Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung
untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena harus
menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal
aku dan si gadis Nina itu di rumah.
Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pa
da suatu pagi ketika gadis itu sedang menyapu kamarku yang kebetulan aku sedang
bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai. Sebagai mana p
osisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduhh , rupanya perh yang sed
ang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yang menakjubkanku. Dua buah melon y
ang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi ga
dis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena pa
yudaranya yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada r
endah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara itu denga
n leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku.
Menjelang dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil merin
tih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit. Dengan gerak re
fleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia rasakan. Sambil tetap
merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kam
arnya dengan tetap merintih memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. Kusuruh
dia rebahan dan memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku
ambilkan dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya.
Tetapi tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga m
embuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya dan sambil i
kut mengurut juga. Dan nampak sedikit agak berkurang rintihannya, sambil masih t
etap kuurut perutnya. Kepanikanku mulai hilang dan aku mulai sadar lagi akan kei
ndahan payudara gadis itu bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama
aku urut tadi mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan denga
n tiba-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman berhiaskan b
uah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini untuk m
engusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diant
ara buah-buah itu sambil memetik-metik putingnya.
Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku
untuk terus dan terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sad
ari bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila sedan
g terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi ikut mengeras
tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat ker
ja, namun untuk sementara tertunda. Eehh Mas.. gelii.. tapi nikmat, aahh.. eehmm a
duuhh nikmat mass.. Posisi dia saat itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tib
a dia menyandar ke dadaku sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-en
dus leherku.
Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut kami
saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah dengan penuh naf
su, sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang subur itu untuk meningkatk
an kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikma
tan itu dengan ditandai kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan di
lanjutkan ke kancing-kancing blousenya.
Kembali kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh seo
rang gadis yang hanya mengenakan CD-nya. Namun untuk saat itu juga aku terperanj
at, Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlam
bat , kataku. Kami saling tertegun pandang dan saling senyum tertahan dan kemudian
kami berpeluk cium, sambil aku berkata, Entar aku berangkat dan aku segera kemba
li, hanya untuk minta ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana? .
He.. eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas? .
Kenapa Nan tanyaku.
Mas kemot dulu dong buah dadaku, ntar baru boleh berangkat .
Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan terpaksa aku kemot
putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah dadanya sampai hampir merata b
ekas kemotan di kedua buah dadanya, sampai-sampai si Nani tak percaya keganasank
u. Kami saling melepas pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama
terpendam.
Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati.
Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku bergega
s pulang lagi. Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi pada j
am-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku membuka pintu depan yang tida
k terkunci, dan langsung kukunci saat aku masuk. Tetapi pintu-pintu kamar tertut
up. Maka yang pertama aku tuju adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju
kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja.
Aku buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana dalam
ku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang mendekapku dan
ohh, menakjubkan , rupanya sedari tadi dia aku tinggalkan, dia tidak lagi kenakan
bajunya sambil terus menunggu di kamarku. Maka kembali kenikmatan pagi itu aku t
eruskan lagi, dengan saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami m
asing hanya mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling berges
ekan merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut bercium
an, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Nani yang seolah
terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku. Sedangkan dadaku merasakan to
njolan buah dadanya yang lembut dan torehan puting susunya di dadaku. Tanganku b
ergerak dari punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas,
sedang tangannya tetap memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah
saling mengulum. Lama kami pada posisi berdiri Eeehh mmaas eehh eegh enaak sayang
ngg , teruss, teruss gelii egghh eenaak erangnya yang setiap saat keluar dari mulutn
ya.
Kegairahan pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan
tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di lantai kam
arku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang seadanya dan pas-pasan ya
ng pasti kurang pas untuk kegairahan petting yang memuncak di pagi itu.
Dengan leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu
hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk mengemot
puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok dan menggairahkan,
maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu untuk pertama kalinya. Mass
sayang terruss kemot pentilku.. mmaass gelii, geelii, eehm Mas nikmat.. terus jil
atin pentilku teruss aku peengin di jilatin terus pentilku.. . Dengan penuh gairah
pertama aku puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan d
emikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan daging di sel
angkangannya.
Aku kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan di t
onjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan penisku send
iri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati
puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Nina diantara belahan dagi
ng, namun tiba-tiba dia memekik A aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya .
Maka sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah dadanya s
ambil memilin-milin putingnya Mass he eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku di
remass-re eemas e eenak eeh ehghhm yangg geli . Penisku terus aku gesek-gesekkan dicela
elangkangan Nina, eeh,,eehh eehh eehh eeheh eh . Demikian lenguhannya setiap aku gesek
selangkangannya. Mas tarik CD-ku dan lepaskan celanamu , sampai pada ucapan Nina ters
ebut maka sementara kami lepas pergumulan itu sambil aku dengan ragu dan deg-deg
an menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara aku d
uduk dan dia mulai angkat kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalka
n pantatnya, sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata
serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan apa yang
disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit keriting dan bllaas
s, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat menganga semu pink dan semu ba
sah dengan sedikit leleran lendir dari lubang kenikmatan itu.
Nin.. kenapa sih tanyaku nakal, Apanya Mas sahutnya sambil senyum, Kalau dikemot-kemo
payudaranya sama pentilnya tadi . Aduh rasanya geli banget, rasanya kaya mau mati
saja tapi nikmat iih geli . Enggak sakit dikemot dipentilnya tadi tanyaku, Enak.. Mas
, rasanya pingin terus, kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya
pingin dikemot bareng-bareng sama mulut Mas. Terus di liang kewanitaanku jadi ik
ut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach bergidik. hhmm aku
nya. Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot? tanyaku penasaran. Iiih Mas nakal, ya..
Pingin lagi dong , sambil tangannya merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD,
memencet penisku yang menonjol dan juga meremas. Kalau adik Mas rasanya gimana t
uh kalau kupegang-pegang gini?, geli nggak? keingin-tahuannya besar juga. Sama nik
mat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh eh dengan penasa
ran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli rasanya.
Kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas? sambil dia pegang dan raba-raba buah
pelirku. Yah nikmat juga tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang tidak begitu p
utih tapi mulus. Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit, habis Mas kelihatannya c
uek saja , sambil dia senyum nakal menggoda. Brengsek juga nih anak batinku, nekat
juga ngerjain aku. Mas.. selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, ter
us gimana enaknya Mas? tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap teg
ak sedang aku memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang, Kita kelonan t
erus saja seminggu ini siang ataupun malam .
Kebetulan kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. Dia menggoda Te
rus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana don
g . Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar kenyang . Dia bangkit dan
memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerong
konganku. Sambil melepas dia berkata Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus
nanti mandi bareng . Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengul
um bibirnya dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya Mas.. k
alau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh M eghhmm aduuh nikmat Mas d
i memekku.. geli rasanya teruuss eeghh eghh . Dan aku rasakan clitorisnya semakin b
asah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut dari clitnya untuk kujilati ja
riku dan aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya. Ee
ehh.. eennak aahh.. aahh uuhhgg uughhg uuhh ehhehh saat jariku kembali menelusup ke
dalam lubang clitorisnya.
Lenguhan mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat tap
i aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggama
nya. Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah oleh
lendirku juga. Aku mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan
dengan clitorisnya tanpa dia sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yan
g dirasakan, saat lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, kembali dia terpekik
aahhuughh huu hu egghh aduh eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak k
uat, Mass Mas.. eghh.. egh hhgeehh Mas. sambil dia aku perhatikan pantat, paha, per
ut dan kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit
, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak h
ehehggheh ahh ehhehh huhh mass aku.. akuu rasanya eghh dan dia bangkit sambil menarik
CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak Mas masukkan Mas
.. eeghheghh dan dia angkat kakinya sambil telentang dia bentangkan lebar selangk
angannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya. Mas.. kocok Ma
s eghh Mas yang dalam kocok terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk .
Sambil menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku
aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi sudah menunggu
, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada batang penisku yang rasan
ya dikemot-kemot. Eehhgehhg teruss. teruss Mas maass nikmat kocok terus aduuh rasan
ya aku nggak kuat mass ada yang keluar eghh.. eeghh. eehhgg aduuhh.. mass ahhgg-agh
Nani aku aduh egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm nikmat terus sedot Mass
nikmat sekali nikmat dalam sekali. Aahh aduh hhaghhah Mass.., aku mau keluarrr . Aku
juga Nan ahhgh aku sudah mau keluar.. ahgghhah . Dan aku cabut penisku saat dia dem
ikian bergetar dan menyedot sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk meny
emburkan spermaku dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku, dia bangkit
dan menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku samb
il tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan lenguhannya yang tid
ak beraturan dimulutnya Cppokklep.. plekk.. clepk.. clkek.. cslckek bunyi mulutnya
mengemot dan menyedot penisku sementara aku terasa bergetar dan tenagaku berang
sur-angsur lemas, sampai dia menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih.
Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak t
erasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa agak pegal.
Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan
tanpa busana. Akhirnya kami mandi bersama dengan air yang sebelumnya kami. Itul
ah pengalaman pertama kaliku menikmati hubungan seks dengan seorang gadis kampun
g bernama Nani.
TAMAT

PESONA KOTA
# Senin, 16 November 2009
Aku adalah seorang Computer Engineer yang selalu dinas keliling Indonesia guna mel
ayani customer perusahaan tempatku bekerja. Satu saat tepatnya bulan Juni 1994,
aku ditugaskan ke kota Y. Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku langsung
naik becak dan melintas jalan M yang cukup terkenal lalu meminta kepada tukang
becak untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai cukup fasilitas. Aku menurunk
an tas koperku di depan hotel M. Setelah cukup istirahat aku berniat ingin sarap
an, karena semalam di kereta api aku tidak makan. Namun ketika keluar dan akan m
engunci pintu kamar, aku terkejut melihat beberapa wanita memakai pakaian swimsu
it melintas di belakangku. Ada apa gerangan? , dalam hati aku bertanya.
Rasa ingin tahuku begitu besar, sehingga membuat perutku rasanya menjadi kenyang
. Aku coba mengikuti para wanita tersebut dari belakang dan , woww , betapa bahenoln
ya pantat mereka. Sesaat aku berhenti dan , ternyata mereka adalah pengujung biasa
yang hanya ingin latihan fitness.
Beberapa saat aku memperhatikan mereka, dan ketika itu juga terdengar suara wani
ta menggoda menyapaku Mau fitness juga Mas? , aku mencoba berbalik badan , ya ampun!,
seorang wanita memakai swimsuit warna pink dengan body yang aduhai dan mempunya
i rambut lurus terurai hingga pundak menghampiriku sambil tersenyum.
Wah senyumnya begitu menggoda pikirku dalam hati , hingga aku sejenak terdiam bagai
patung tapi biji mataku berjalan dari atas ke bawah memperhatikan wanita terseb
ut yang mempunyai kaki begitu panjang dan indah. Ohh , tidak!, hanya lihat-lihat sa
ja , jawabku.
Mas , dari Jakarta? wanita tersebut kembali bertanya.
Iya , saya sedang tugas ke sini, dan kebetulan saya menginap di hotel ini, anda sen
diri sedang apa disini? aku memberanikan diri balik bertanya.
Sebenarnya aku ke sini mau fitness, tapi sudah full , jadi aku mengubah rencana ing
in berenang saja, kebetulan kolam renangnya bersebelahan dengan ruangan fitness .
Kesunyian memecahkan pembicaraan kami sejenak , dan Oh, ya.., Bambang namaku.., kam
u siapa? , aku mencoba berkenalan.
Namaku Vina , aku juga orang Jakarta, aku kuliah di sini, aku sering ke hotel ini h
anya untuk fitness dan berenang jawab Vina.
Kalau begitu kita sama-sama saja ke kolam renang, aku coba mengajak.
Emang Mas Bambang mau berenang juga , tanya Vina. Aku terkejut sambil menelan ludah ,
gawat! aku kan nggak bisa berenang yachh , ,pikirku dalam hati. Oh, tidak , tidak! ka
mu saja yang berenang, aku pesan makanan dan minuman, kebetulan aku belum sarapa
n , jawabku sambil memanggil pelayan.
Oke dech kalau begitu , Vina sekalian minta minuman berenergi boleh nggak..? .
Langsung aku jawab, Boleh-boleh , mau berapa botol? , Byuurr Vina menjatuhkan badanny
a ke kolam , aku pesan satu botol saja yach , jawab Vina manja dari dalam kolam.
Setelah 30 menit Vina baru beranjak dari kolam renang dan langsung glek.., glek.
., glek.., satu botol kecil minuman berenergi langsung kering diteguk Vina. Panta
s Vina mempunyai body begitu aduhai, dan pasti mempunyai gairah seks yang tinggi ,
aku mengira-ngira.
Mas Bambang berapa lama di sini? , tanya Vina sambil mengusap-usap rambutnya dan me
njatuhkan pantatnya di kursi malas di sampingku.
Enggak lama kok, hanya 2 hari jawabku berbohong, padahal aku harus 1 bulan menetap
di kota Y, karena tugas yang akan aku lakukan cukup berat.
Angin sepoi-sepoi mengusap pembicaraan kami berdua, rasanya kami sudah cukup akr
ab meskipun perkenalan kami baru berlangsung beberapa jam dan tak terasa waktu m
enunjukan pukul 10 pagi.
Kamu mandi dan ganti pakaian di kamarku saja , aku memberanikan diri memberi tawara
n pada Vina yang sejak tadi melonjorkan badannya dengan tangan ke atas sehingga
dengan bebas bulu ketiaknya menari-nari tertiup angin.
Boleh dech , jawab Vina singkat. Sampai di kamar, timbul rasa birahiku karena tergod
a bentuk tubuh Vina yang menggigit seluruh persendianku.
Mas , nanti malam aku boleh ke sini nggak?, karena sekarang aku mau kuliah dulu, Ma
s juga kan mau tugas dulu kan..? , tanya Vina ketika keluar dari kamar mandi denga
n pakaian sudah rapi. Pertanyaan Vina itu sekaligus mengundang ribuan setan memp
engaruhi pikiranku mencari akal untuk merayu Vina agar dapat aku setubuhi. Boleh ,
datang saja , jawabku sambil memegang pundak Vina yang mempunyai umur 21 tahun tin
ggi badan 163 cm. Vina diam saja saat aku pegang pundaknya, malah dia menatapku
tajam. Aku tak berdaya akan tatapan matanya yang begitu indah. Suasana hening , da
n perlahan aku goyangkan kepalaku untuk mencoba menyentuh bibirnya.
Jangan Mas , aku sudah pakai lipstik, nanti berantakan lagi jawab Vina menolak denga
n halus. Aku jadi penasaran, tapi aku yakin dari tatapan matanya tersembunyi ada
kesan frustasi dalam diri Vina, tapi aku tidak mau mencoba berusaha tau ada apa
sebenarnya yang terjadi tehadap diri Vina. Karena pikiranku sudah kacau termaka
n keindahan lekuk tubuh Vina yang begitu menggoda.
Ting tong , ting tong , ting tong , tepat pukul 7 malam suara bell kamar berbunyi 3 kali
, aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka , wuuaahh kulihat Vina berdiri mani
s dengan mengenakan gaun tipis panjang warna biru muda dengan tali kecil di pund
ak hingga terlihat anggun. Terlihat bercak dua bulatan BH di dadanya dan celana
dalam mungil yang tembus pandang tersorot lampu utama saat aku nyalakan.
Mau mengajak jalan ke mana yach ? Kalau ke disco tidak mungkin, pasti makan malam,
sebab Vina mengenakan pakaian resmi untuk pesta , dalam hati aku bertanya-tanya.
Silakan masuk , aku masih pakai handuk dan mau ganti pakaian dulu, aku baru selesai
mandi , jawabku sambil menarik tangan Vina yang mulus putih bersih.
Blaakk! pintu kamar kututup dan , terkejut aku tiba-tiba jemari lentik nan lembut me
megang jemariku yang kasar yang setiap hari memegang obeng dan solder ketika aku
mengunci pintu. Aku berbalik badan dan sambil berdiri langsung aku belai rambut
Vina yang halus lurus terurai , aku teruskan belaianku ke wajah Vina yang berbent
uk oval dan terlihat ada rasa penyesalan bercampur keputus-asaan juga keinginan
untuk melakukan persetubuhan yang paling melekat , kulanjutkan belaianku menyusuri
pundak , Ohh Mas , jawab Vina lirih sambil memejamkan matanya isyarat meminta untuk d
icium. Aku tatap bibirnya tidak berwarna merah muda lagi saat Vina pakai di sian
g hari tadi, mungkin ini menandakan aku boleh menciumnya. Aku dekap Vina dengan
mesra seperti layaknya seorang istri di malam pertama. Dengan lembut aku hunjamk
an ciuman dengan deras ke bibir Vina yang tipis menggoda. Tak disangka , Vina memb
alas dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku dan memainkannya dengan lihai.
Aku segera membelai dan menciumi tengkuk leher panjang Vina sampai pundak dan , ti
ng..!, aku lepas tali gaunnya, hingga gaun terusan sampai kaki itu terjatuh ke l
antai.
Kini hanya BH ukuran 36B tanpa tali ke pundak yang ada di hadapanku siap aku man
gsa. Ahh , ouuhh , Mass , beri aku kepuasan.. terdengar suara Vina meminta dengan pasrah
yang saat itu juga terdengar degupan jantung Vina yang berdetak keras dengan na
fas terengah-engah apalagi disaat aku mencoba membuka BH-nya yang yang tipis ber
warna putih. Wooww , indah sekali buah dada Vina yang menonjol ke depan dengan put
ing kecil dan dikelilingi aurora yang kecil pula dan penuh kehangatan itu.
oouuhh , Mass , isap , isap dong Mass pinta Vina memelas.
Aku langsung melahap dua buah gunung kembar itu dengan hisapan dan jilatan yang
liar sehingga membangunkan kemaluanku yang bersembunyi di balik handuk, sepertin
ya kemaluankupun sudah tidak sabar menggedor-gedor dan menjatuhkan handuk hingga
aku kini telanjang bulat. Aku semakin gencar melancarkan serangan ke seluruh tu
buh Vina yang wangi khas parfum true love, aku meremas buah dada kiri Vina dan m
enjilati buah dada kanan Vina sambil memeluk dan mengelus-eluskan tanganku di pu
nggung Vina sampai ke pantat. Vina mendengus keenakan dan membuang kepalanya ke
belakang dengan otomatis dadanya membusung ke depan dan makin tampak pula keinda
han buah dadanya yang menonjol membesar. Terus Mass , ouugghh , yang keras isapnya Ma
ss , Vina memaksa.
Perlahan aku pelorotkan celana dalam Vina yang tipis berwarna putih dan berbunga
di tengahnya hingga dengkul dan tanpa dikomando aku telah benamkan kepalaku di
hadapan liang kewanitaan Vina yang tersembunyi dibalik bulu-bulu halus yang leba
t tak terkira. Ohh , honey , please go on , ouuhh , sepertinya Vina kurang bebas, akhirn
ya dia pelorotkan sendiri celana dalamnya sampai kini dia benar-benar bugil tanp
a sehelai benangpun menempel di tubuh indahnya itu. Sambil berdiri Vina membuka
kakinya lebar-lebar untuk menyerahkan lubang kenikmatannya yang menganga agar se
gera dijilat.
sstt , sluupp , eehhmm , ohh Vina betapa sempitnya memekmu , pikirku yang terus membungku
dan menjilati clitoris Vina yang nangkring di pintu gua yang penuh misterius na
mun penuh kenikmatan itu.
uugghh , oouuhh , eehhmm Vina mendesah dan , sseerr , cairan madzi membanjiri liang kewa
aan yang membuatku semakin mudah meluncurkan kemaluanku untuk menembus liang kew
anitaan Vina. Kebangkitan birahi Vina makin membara dan mulai memutar-mutarkan p
antatnya yang gempal dan bulat seirama dengan jilatan lidahku yang lincah menari
-nari di sekitara clitoris dengan sekali-sekali memasukan lidahku ke dalam gua y
ang gelap gulita. Vina menggelinjang keenakan. Aku begitu merasakan kenikmatan b
egitupun Vina yang menarik-narik rambutku dengan ganas , bagai seorang wanita yang
sudah lama haus menantikan kenikmatan yang tiada tara itu. Oohh , honey masukin ce
pat kemaluannya , pinta Vina tak sabar sambil menjatuhkan kedua tangannya ke sofa
dan menjulurkan pantatnya ke belakang dengan kaki mengangkang.
Kini Vina dalam posisi berdiri menungging kebelakang siap menerima kemaluanku da
ri belakang. Sleebb , kemaluanku menembus lorong gelap menuju singgasananya dengan
perlahan.
oouuhh , nikmat sekali Maass , terus perlahan Maass , acchhkk , jangan berhenti Maass Vi
memohon lirih, diputar-putarkan pantatnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya, seh
ingga rasa geli menyelimuti kemaluanku yang keluar masuk di liang senggama Vina
yang sempit tapi lembut. Aku semakin mengganas tatkala aku dengar desahan Vina y
ang tiada hentinya.
Oouugghh , acchhkk , yang cepat , yang keras , Mass , Mass , oouugghh , Maass ! . Seerr ,
h mengguyur kemaluanku yang masih berdiri tegak dengan panjang 14 Cm dan diamete
r 3.5 cm itu. Sehingga terdengar bunyi clep , clep , liang surga Vina mulai becek, V
ina mengeluarkan kemaluanku dan , slupp , sluupp , sstt , Vina langsung melahap kemaluan
ku dan mengisap dengan rakusnya, sesekali dia julurkan lidahnya untuk menjilati
dua buah biji kemaluanku hingga lubang anus yang membuatku mengelinjang kegelian
.
Setelah puas memainkan kemaluanku, sepertinya Vina meminta kembali untuk diseran
g dan dia menarikku ke kamar mandi hingga ke bath tab dengan memegang kemaluanku
. Aku seperti kerbau dungu yang mau menuruti perintah tuannya, namun jika kerbau
yang ditarik hidungnya, tapi aku yang ditarik kemaluanku yang sedang menegang.
Vina membuka kran air dingin tanpa air panasnya, jadi terasa dingin sekali tatka
la kami berdua menjatuhkan diri kedalam bath tab tersebut , namun tidak mengecilka
n semangat kemaluankku yang masih terus menjulang tegang. Vina menutup air kran
setelah bath tab terisi sedikit sekedar membasahi alas bath tab. Vina kembali me
njilati kemaluanku , selangkanganku. Aku tidak mau kalah, akhirnya aku bangkit dan
aku tidur kembali membalikkan tubuhku sehingga kepalaku kini berada tepat di de
pan liang kewanitaan Vina yang telah dari tadi menganga minta dijilat. Dalam kea
daan posisi 69, Vina berada di bawah dengan kaki merenggang diangkat ke sisi-sis
i bath tab, Vina mengangkat pantatnya sambil digoyang-goyang dengan dengan cepat
karena semakin geli oleh jilatan lidahku yang menusuk-nusuk hingga dalam.
oouuhh , Maass , masukin sayang , aku sudah nggak tahan nich , Vina mengeluh minta dimasu
in.
Akhirnya kami merubah posisi, giliran Vina yang berada di atas, sedang aku di ba
wah. Dengan posisi berjongkok Vina langsung menangkap kemaluanku dan menuntunnya
masuk kedalam lubangnya yang sudah basah dengan campuran madzi dan air kran jug
a air ludahku. Sleebb , sleebb , perlahan Vina menaik-turunkan tubuhnya sambil memeg
ang dadaku yang plontos tanpa bulu sedikitpun. Aku lihat mata Vina merem-melek k
eenakan sambil mengigit-gigitkan bibirnya yang mungil itu dengan sesekali mendes
ah. Aahh , acchh , oouucchh , Mass , nikmat sekali, kamu hebat mass , bisa bikin aku puas
ouuhh! acchh ! uuhh , baru kali ini aku merasakan kepuasan , oouugghh ! , Vina mengerang m
erasakan kenikmatan yang tiada tara. Vina semakin mempercepat gerakannya dan ter
dengar suara bleb.., bleb.., yang begitu keras antara pantat Vina yang besar den
gan pahaku, berpadu dengan suara teriakan Vina yang meminta ampun merasakan ngil
u atas gesekan kemaluanku dengan liang kewanitaan Vina.
Mass , aku mau keluar lagi , kita keluarin sama-sama yach say..? , pinta Vina lagi meme
las dengan suara sedikit gemetaran menahan rasa nikmat yang segunung.
uugghh , honey , aku mau keluar , ayo sayang.., lebih cepat, lebih cepat lagi sayang , ou
ugghh ! , aku mendengus. oouuhh..,. aacckkhh !! , Vina berteriak keras sambil menggaruk d
adaku kuat-kuat merasakan kenikmatan dunia yang hebat itu. Cret.., cret.., cret ,
cret , cairan maniku membasahi lubang kenikmatan Vina dan terasa becek sekali, tap
i rasa itu menghilang dengan secara mendadak kemaluanku yang masih mendarat di l
ubang kemaluan Vina dipijit dengan keras oleh liang senggama Vina yang kembang k
empis. Terima kasih ya Mas , sudah memberi kepuasan kepada Vina ucapan Vina membisik
di telingaku dan Vina langsung terkulai lemas di atas tubuhku dan tanpa sadar d
ia terbaring lelap dengan keadaan telanjang bulat, indah dan mulus sekali tubuhn
ya walau sudah 3 kali orgasme, bau aroma True Love-nyapun tetap melekat di tubuh
nya. Aku peluk tubuhnya dengan mesra dan akupun mulai tertidur, sebelumnya aku b
uka penyumbat air bath tab supaya airnya mengalir keluar dan tidak menggenang di
dalam bath tub. Kalau airnya nggak dibuang bisa masuk angin aku , apalagi dalam ke
adaan capek begini , pikirku dalam hati
Kamipun tertidur lelap sampai pagi di dalam bath tab. Ternyata Vina wanita yang
kawin diusia muda dan melanjutkan kuliah di kota Y , tapi tidak pernah mendapatkan
kepuasan seks dari suaminya, karena kemaluan suaminya lama sekali untuk bangun,
sehingga kadang-kadang Vina sudah mencapai 3 kali orgasme sebelum rudal scud sua
minya bangun dan masuk ke liang kewanitaan Vina. Jadi masih bisa dihitung baru 5
kali kemaluan suami Vina menyelam ke dalam liang senggama Vina. Pantes , memek Vin
a sempit seperti perawan , pikirku dalam hati. Dan semenjak itu setiap ada tugas k
e kota Y aku selalu mengambilnya, dan sebelum berangkat aku telepon Vina dahulu.
TAMAT

AKIBAT BERBUAT BAIK


# Senin, 16 November 2009
Aku tinggal di salah satu kota di Canada, kira-kira sudah hampir 6 tahun. Aku ti
nggal sendiri di salah satu gedung apartemen dekat down town area. Kamarnya satu
, ada ruang tamu, kitchen, balcon buat smoking, murah juga. Kadang teman-teman m
enginap, meminjam komputer, karena milikku pentium ii, dan semua software, games
etc aku punya. Jadi mereka betah nginep di sofa, atau bawa sleeping bed. Also,
aku punya 50 inch TV, DVD player, Video, games dan lain-lain, jadi tempat ini si
ip. Aku bukan orang yang berada banget,semua itu hadiah dari saudara-saudara yan
g ikut bahagia karena aku bisa sekolah disini. So, syukurlah.
Mungkin karena apartemen dan barang-barang electronic di rumahku, aku dikagumi w
anita-wanita orang putih di sini. Dikira aku loaded banget, alias rich boy. Jadi
banyak yang tidak nolak kalau aku ajak jalan. Bukannya mau show-off, but aku bi
sa mendapatkan perempuan yang aku mau kapan saja, tapi aku nggak mau perempuan y
ang mencintaiku karana harta kekayaanku.
Soal pacaran, aku tidak pernah punya berlangsung lama, karena aku salah gaul. Ti
ap-tiap wanita yang aku pacarin, semuanya mata duitan. Kalau tidak dibeliin bara
ng ini, atau itu, marah deh, terus mau putus. Jadi sudah kira-kira 2 tahun aku t
idak ada gandengan.
Terus satu hari, aku menang lotre $300. Aku pergi ngambil duitnya dari salah sat
u gedung lotre tersebut dan jalan menuju pulang. Waktu itu lagi agak dingin, sal
ju lagi turun sedikit-sedikit. Terus, waktu lagi jalan, tiba-tiba ada suara Excus
e me, spare some change? Aku lihat ke arah kiri, ada dua gadis lagi duduk di lant
ai depan Starbucks Cafe sambil tangannya di ulurkan ke arahku. Yang satu lagi ha
nya duduk merangkul kakinya.
Duh kasihan banget pikirku. Aku berhenti, meraba kantong celanaku, dan aku keluark
an 2 helai $5.
Ini, silakan , aku bilang.
Terima kasih Mas, kata gadis yang memegang uang.
Terima kasih kembali kataku lagi, sambil jalan pergi. Memang benar, setelah aku me
mberi uang tersebut, ada rasa yang hangat dalam hati. Sesampai di apartemen, aku
cari sleeping bag bekas dan beberapa baju tebel. Tapi saya lupa kalau semuanya
sudah kusumbang ke Salvation Army beberapa minggu yang lalu. Terus aku pikir, hm
m, sudah mau natalan, teman-teman pada pulang ke Indonesia, aku nggak ada teman
main , gimana kalau aku undang saja tu cewek.
Lalu aku pergi ke tempat kedua gadis itu. Tapi mereka sudah nggak ada lagi. Aku
lihat kiri dan kanan dan ternyata kedua gadis itu ada di depan McDonald s, sambil
megang kantong buat memesan makanan. Aku tunggu mereka di deket Starbucks Cafe,
dan sewaktu mereka melihatku lagi, si gadis yang aku kasih uang tadi senyum pada
ku dan bilang Hi, lagi ngapain Mas?, Traktir kita dong? sambil tertawa.
Aku senyum saja Oke, Nich beli aja . Si cewek yang aku kasih duitnya, namanya Lily
dan cewek yang satunya lagi ternyata adiknya, bernama Lianne. Lily berumur 17 da
n Lianne berumur 14. Mereka datang dari kota lain dengan cara hitchhike. Aku jon
gkok dengan mereka, ngobrol-ngobrol sebentar, sambil nebeng makan kentang goreng
nya yang di tawari Lianne.
Kurang lebih setengah jam kemudian, entah kemasukan apa, aku ajak mereka ke apar
temenku untuk menginap. Mereka kaget. Pertamanya sih pada nggak mau, tapi abis a
ku yakinkan, bahwa aku tinggal sendirian, tidak ada teman dan bla bla bla, merek
a akhirnya mau juga.
Sesampai di apartemenku, mereka ber wah.., wah.., wah. Aku dimintai handuk buat
mandi. Ternyata mereka nggak pakai baju tebal-tebal banget. Si Lily cuma memakai
t-shirt Marilyn Manson, sweater gap yang kotor dan jaket kulit, dan Lianne mema
kai lebih tebal, mungkin karena diberi sama Lily.
Dua-duanya memang cakep sih, kulitnya putih banget (habis orang putih sih), ngga
k tinggi banget, kira-kira 160 cm. Lily berambut pirang kotor (dirty-blonde) seb
ahu, dan Lianne berambut pirang terang, seleher lebih dikit, agak berombak. Aku
beri 2 pasang t-shirtku dan beberapa celana pendek milik bekas pacarku. Mereka m
asuk ke kamar mandi bersama dan dan aku cuek-cuek saja, habis adik-kakak. Aku si
apkan hot chocolate dan cookies.
Sehabis mereka keluar dari kamar mandi, waduh, cantiknya mereka berdua minus mak
e-up tebal, ikat rambut, dan garis-garis hitam di muka. Seperti mimpi degh. Belu
m pernah aku melihat kecantikan semacam itu. Mungkin di majalah, dan film, tapi
mereka ada didepanku. Lily memakai t-shirt GAP-ku yang berwarna putih, tanpa bra
, karna aku bisa melihat putingnya yang pink dengan jelas. Lianne memakai t-shir
t Planet Hollywoodku yang berwarna putih juga dan without bra.
Setelah itu kita ngobrol-ngobrol sambil minum hot choco. Lianne orangnya pendiam
, tapi senyum terus. Kalau Lily agak energetic dan bawel. Sewaktu kita ngobrol-n
gobrol, si Lianne berdiri dan berjalan menuju kulkas.
Mau Minum Champagne? tanyanya.
Boleh , kataku, Tapi.., kamu kan masih anak-anak kataku sambil tertawa karena aku pik
ir si Lianne cuma bercanda.
Dia buka botol champagne tersebut dan meminumnya sedikit, lalu dia bawa buat kak
aknya, Lily. Gile, dikirain becanda pikirku.
Beberapa jam kemudian, ruang tamuku berasa agak panas, soalnya heaternya rusak.
Aku meminta izin untuk tidur, tapi dipaksa temenin ngobrol. Aku suruh nonton TV
saja, tapi mereka tidak mau. Kelihatannya sih dua-duanyajuga sudah agak mabuk, s
oalnya pipi mereka merah banget, dan ngomongnya sedikit ngacau.
Terus aku suruh mereka tidur di kamarku yang queen-sized bed, dan aku tidur di s
ofa. Mereka menarikku untuk tidur dengan mereka. Waduh, rezeki, pikirku.
Aku ikut saja, tiba-tiba mabuk dan puyengku hilang! hehehehe, mungkin karena pik
iran kotor dan feeling bahwa aku akan score dengan mereka berdua.
Kita tiduran di ranjangku, terus aku memeluk Lily karena dia lebih deket dengan
tanganku. Aku menciumnya dan dibalas juga ciumanku. Tanganku bekerja dari rambut
nya, leher, sampai payudaranya yang lumayan besar buat anak 17 tahun. Kulepas T-
shirtnya dengan cepat karna sudah napsu banget Lama tidak dapat!
Kusedot-sedot dengan kencang puting susunya, dan Lily merintih rintih Aku meliri
k ke arah Lianne, ternyata dia berbaring sambil nontonin kita. Aku cuek saja dan
nerusin plorotin celana dan celana dalam Lily. Bulu kemaluannyamasih jarang-jar
ang dan berwarna pirang juga. Hmm.., lezat , sudah lama nggak dapat nih, pikirku s
ambil memainkan lidahku di liang kenikmatannya yang sudah merah. Kumainkan lidah
ku di clitorisnya dengan cepat, dan lily merintih rintih. Rintihannya semakin me
mbuatku buas. Aku keluarkan teknik cunnilingus yang diajari teman jepangku, tekni
k meminum air . Lily meraung raung seperti orang kesetanan, tangannya menjambak ra
mbutku dan pinggangnya naik turun. Setelah dia beberapa kali orgasme, aku cium s
eluruh tubuhnya sampai bibirnya. Terus dia berkata do my sister
Aku melihat ke arah Lianne dan dia sudah telanjang dan bermain dengan klitorisny
a. Aku cium dan sedot payudaranya yang masih belum matang (maklum 14 tahun), den
gan putingnya yang pink. Lianne menggigit bibir bawahnya, menahan rasa ekstasi.
Pelan-pelan kucium seluruh tubuhnya sampai ke arah liang kewanitaannya. Wah, mer
ah dan rapet banget! rezeki besar. Kumainkan lidahku di liang kewanitaannya, ber
main di clitorisnya. Lianne merintih-rintih. Aku keluarkan tehnik meminum airku
sampai lianne orgasme dua kali juga.
Kemudian aku berbaring dan kakak-adik itu menciumi seluruh tubuhku. Aduh, aku me
rasa duniaku akan hancur, saking enaknya. Sampai mereka lepas celana boxerku dan
bermain dengan penis dan bolaku. penisku nggak besar-besar banget sih, normal b
uat orang bule! he.., he.., he.., he.., kira-kira 7 inchi, tebal dan berurat. Me
reka berdua berebut penisku, dan akhirnya aku menarik Lianne buat duduk di mukak
u. Lianne membuka kakinya dimukaku dan aku bagai disurga! setelah Lianne orgasme
lagi, aku tidurkan dia di sampingku, dan aku suruh Lily untuk naik menunggangik
u.
Dengan pelan-pelan, Lily naik memasukkan penisku ke liang kenikmatannya dengan s
usah.
Setelah kusuruh dia membasahi penisku dengan ludahnya, akhirnya amblas juga peni
sku. Setelah masuk penisku semuanya, pelan-pelan aku naik turun dan bergerak mem
utar, sambil memijat-mijat payudara Lily yang tegak dan kenyal. Aku pelukLily sa
mbil menghunjam penisku dengan cepat. Lily berteriak teriak keenakan sambil curs
ing. Kusuruh dia berbalik, punggungnya menghadap dadaku. My favorite position. A
ku naik turun dengan cepat juga sambil aku menyuruh Lily untuk menggoyangkan pin
ggulnya sambil memijit-mijit payudaranya. Entah berapa kali aku merasakan sesuat
u yang hangat di penisku dan Lily berteriak, Aahh fuck shit!
Saya rasa dia orgasme sampai 3 kali! Aku jilat cairan kewanitaannya sampai bersi
h, terus pindah ke Lianne. Aku jilat dan basahi lagi liang kewanitaannya yang ma
sih merah dan berdenyut-denyut. Aku coba untuk memasukkan penisku tapi liang sen
ggama Lianne masih kecil banget. Aku naik ke mulut Lianne dan menyuruh buat meng
isap dan membasahi penisku. Dengan mata tertutup setengah sadar, dia melakukanny
a. Setelah cukup basah, aku coba lagi. Sempit banget! tapi senti demi senti masu
k semuanya juga Lianne meraung-raung kesakitan. Aku goyang pelan-pelan, sambil m
enyedot puting susunya yang masih pink dan muda banget, missionary style.
Terus aku menyuruhnya berbalik, doggie style, tanpa melepas penisku dari liang k
ewanitaannya. Aku dorong-dorong, memutar, naik turun seperti rodeo, sambil memel
uk tubuh Lianne yang meronta-ronta seperti ikan kehabisan air aku cium rambutnya
, menggigit gigit pelan bahunya dan memainkan jari-jariku di kelentitnya.
Sekitar 20 menit kemudian, setelah beberapa gaya dan setelah Lianne orgasme untu
k ke entah berapa kalinya, aku keluar juga. Aku tiduri mereka berdua side by sid
e dan memuncratkan spermaku ke muka mereka.
Sehabis itu kita tidur, tapi aku belum puas juga dengan Lianne yang liang kenikm
atannya sangat rapat. Dengan posisi 69 aku bermain dengan liang surganya, entah
sampai berapa lama.
Besoknya, di meja makan, kita ketawa-tawa dan bercanda-canda. Tapi malamnya, mer
eka bercerita apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Ternyata mereka di perkos
a oleh pacar ibu mereka, dan mereka lari dari rumah. Selama 5 hari penuh berpest
a seks, aku akhirnya menyuruh mereka untuk telepon pulang. Setelah lama aku buju
k, akhirnya mereka telepon pulang. Ibu mereka khawatir sekali dan ingin mereka p
ulang segera. Pacar ibunya sudah di tangkap oleh yang berwenang.
Aku beri $100 buat Lily dan Lianne, untuk uang saku dan ongkos naik bus. Setelah
itu, aku antar ke Bus Station, dan mereka said bye-bye dengan ciuman mesra di p
ipi kiri dan kanan.
TAMAT

PEMBANTUKU YANG MENGGAIRAHKAN


# Senin, 16 November 2009
Pada waktu pertama kali dia masuk, aku mulai tertarik melihat payudaranya yang m
ontok, ingin rasanya aku meremasnya dan memasukkan barangku ke miliknya.
Kemudian setelah satu bulan berlalu aku mendapatkan kesempatan, ketika itu badan
nya agak demam dan aku menawarkan diri untuk menggosoknya dengan balsem yang aku
punya. Dia pertama sich agak ragu, kemudian karena aku terus mendesak, dengan t
erpaksa dia mengijinkan aku mengerokinya. Aku buka ritsluitingnya dan aku mulai
mengeroknya. Boleh nggak kubuka BH kamu? tanyaku waktu itu. Untuk apa? tanyanya bali
k. Ya supaya saya bisa ngerok kamu dan menggosok badan kamu dengan balsem. jawabku
dan tanpa menanti jawaban serta ijinnya aku langsung buka BH-nya. Gila payudarany
a montok banget kataku dalam batin ingin rasanya aku meremasnya, kuperkirakan uku
rannya minimal 36B, lama kelamaan aku tak tahan dan meremasnya dan sialnya dia t
eriak Jangan gitu . Tapi karena nafsu telah menguasai batok kepalaku, tak kuat lagi
aku menghentikan tanganku yang masih terus menggerayangi dadanya yang ranum men
ggairahkan itu. Kemudian dia bangkit dari tempat tidur, membenahi pakaiannya dan
keluar kamarku, dia masuk ke kamarnya.
Setelah cukup lama dan dia tertidur, aku coba memeriksa kamarnya dan kebetulan d
ia lupa menguncinya, maka dengan leluasa aku dapat masuk dan menguncinya dari da
lam. Aku mendekatinya dan tampaknya dia hanya menggunakan BH dan CD saja dalam t
idurnya, entah mengapa. Aku mulai coba buka tali BH-nya, kucium bibirnya dan sam
bil meremas dadanya yang 36B.
Tiba-tiba dia terbangun Tuan saya akan berteriak bila Tuan tidak segera keluar dar
i kamar ini . katanya tiba-tiba dan sempat membuatku kaget, berani juga ini anak. S
ilakan saja kamu teriak, paling kamu kehilangan pekerjaanmu jawabku enteng. Dia m
ulai melemah dan tertunduk. Nah begitu lebih bijaksana kataku lagi sambil mulai me
raih dadanya, kuremas perlahan cukup lama, hingga dia mulai terbawa arus. Heehh era
ngnya saat itu. Aku mulai dengan membuka CD-nya dan tanpa basa-basi lagi hendak
memasukkan dalam liang kewanitaannya. Tuan jangan hentikan katanya tanpa aku tahu ma
ksudnya. Tuan, jangan hentikan atau Tuan, jangan , hentikan ! dua kalimat yang berbeda
ti hanya dapat diartikan dengan intonasi dan penekanan kata saat diucapkan. Tanp
a pikir lebih jauh karena barangku sudah siap tempur, aku pilih saja alternatif
pertama, yang maksudnya Tuan, jangan hentikan. Ya terus kalau maunya jangan hent
ikan. Aku mulai paksa dia dengan menindihnya, dia sedikit berontak, berarti masi
h malu dan penolakannya hanya basa-basi. Permainan permulaan dengan gaya tindih
sampai beberapa waktu baru kemudian aku perintahkan dia untuk nungging berpegang
an pada sisi ranjang dan aku tembak dari belakang. Sakit Tuan eehhmm rengeknya. Aku
makin nafsu dan aku goyang makin keras sampai dia pingsan. Aku nggak mau tahu ap
a yang dia rasakan, yang penting aku puas, siapa suruh punya badan bagus dan dad
a besar, kalau nggak mau ditiduri.
Aku cabut barangku dari lubangnya dan baru kutahu kali ini darah segar mengalir
dari lubang yang baru saja aku tikam, ternyata ach sebodo yang penting rasanya Bung
!!!
TAMAT

SEMALAM DI ANYER
# Selasa, 17 November 2009
Minggu yang lalu, berdua dengan teman baikku, Farid, kita ber-week end di Anyer.
Kita tinggal di sebuah hotel di tepi pantai. Ketika kita berdua datang, tak ban
yak pengunjung yang ada, hanya dua orang turis bule.
Sabtu pagi itu, aku berniat jogging di pantai dan ketika aku berada di lobby, ak
u berpapasan dengan empat orang gadis yang hendak pergi berenang. Dalam hati, ak
u berkata akhirnya ada pemandangan bagus juga untuk week-end ini.
Salah satu gadis itu, benar-benar membangkitkan nafsu seksku dan aku merasa dia
tahu kalau aku tertarik padanya. Tingginya tak lebih dari 160 cm tetapi proporsi
badannya sungguh bagus, payudaranya menantang demikian juga pinggangnya yang ra
mping dan pantatnya yang padat. Dengan baju renangnya itu, kakinya terlihat jenj
ang dengan betis yang aduhai. Gadis itu berambut sebahu dengan sedikit cat berwa
rna pirang, kulitnya yang putih makin membangkitkan nafsu laki-lakiku.
Ketika aku selesai jogging, dengan sengaja aku melintas di kolam renang. Gadis i
tu duduk di pinggir kolam renang dengan kaca hitamnya, sementara teman-temannya
berenang kesana kemari, dia hanya memainkan air dengan kakinya. Aku duduk di bar
kolam renang dan memesan segelas es teh manis dan sandwich. Ketika aku memandan
g ke arahnya, dia secara sengaja menggosok-gosokkan telapak tangannya di kemalua
nnya, seolah menantang aku dan aku cuma bisa tersenyum kecil.
Dengan rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk menikmati sarapan sandwichk
u saja. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang berdiri di sebelahku dan ket
ika aku menoleh, ternyata gadis itu sedang tersenyum manis dan berkata, Haii boleh
saya ikutan nongkrong? . Aku menyahut dengan sedikit gugup, Oo.. boleh, dengan sen
ang hati . Akhirnya kami berkenalan, gadis itu bernama Indy dan dia bekerja di seb
uah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Jakarta. Sarapanku telah habis ta
pi kami masih ngobrol kesana kemari dan akhirnya ketiga temannya ikut bergabung.
Karena hari makin siang dan aku belum mandi pagi, aku pamit untuk kembali ke ka
marku dahulu dan sebelumnya kuberikan nomer kamarku ke Indy karena kami janji ke
temu untuk makan siang.
Aku pergi ke kamarku dan mandi. Sebuah ketukan di pintu terdengar dan kupikir te
manku Farid yang baru bangun mengajakku sarapan, dengan badan yang masih basah d
an handuk terlilit di pinggang serta menggerutu kubukakan pintu. Ternyata bukan
Farid yang ada di depan pintu, tetapi Indy dengan cepat aku meminta maaf karena m
enggerutu dan dia tersenyum dan berkata, Nggak apa-apa koq Ndre, aku cuma mau nump
ang mandi soalnya si Dini temanku itu kalau mandi lamanya bukan main, boleh kan? .
Aku persilakan Indy masuk dan dengan bercanda aku menyahut, Boleh ajaa kalau perl
u aku mandiin sekalian , Indy cuma tertawa dan mencubit bahuku.
Aku masuk lagi ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba saja Indy menerobos masuk, Indy m
au lho dimandiin serunya. Kemudian dia membuka handuk yang melilit di pinggangnya
, sementara itu penisku mulai ereksi. Aku sudah tak tahan lagi melihat gadis sek
si ini, segera saja kupegang tengkuknya dan kucium bibirnya yang menantang itu.
Indy tidak melawan, malah dia membalas ciumanku dengan memainkan lidahnya dimulu
tku, tangannya melepaskan handuk di pinggangku dan segera meremas-remas penisku,
akibatnya penisku makin mengeras dengan cepat.
Dengan tetap berciuman kulepaskan pakaian renangnya dan sekarang payudaranya yan
g menantang itu bebas untuk diremas. Indy menggerakkan badannya untuk berjongkok
dan aku kemudian mendudukkan badanku di closet. Dengan gerakan lidah yang ahli,
Indy menjilati batang kemaluanku, sementara jari jari tangannya bermain di ramb
ut dan biji kemaluanku. Jilatannya makin menggila dan akhirnya batang kemaluanku
masuk ke dalam mulutnya, Indy menghisap penisku seperti anak kecil mengisap es
mambo. Ketika dia menghisap kepala penisku, jari-jarinya menggosok-gosok batang
kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeli
at dan meremas-remas rambutnya. Beberapa saat kemudian, aku berkata, Indy, aku kl
imaks aahh dan Indy melepaskan mulutnya dari penisku tetapi tangannya tetap berger
ak mengocok penisku, akhirnya air maniku muncrat keluar. Aku merasakan sensasi d
an kenikmatan yang hebat.
Indy berdiri di depanku dan melepaskan baju renangnya yang masih melekat di ping
gangnya, sekarang aku benar-benar dapat melihat badannya yang putih mulus telanj
ang bulat di depanku. Dengan beralaskan handuk, Indy merebahkan tubuhnya di lant
ai dan aku segera berjongkok diatasnya. Payudaranya menjadi sasaran pertama kecu
pan bibirku, putingnya yang berwarna coklat tua kuhisap dan kumainkan dengan lid
ahku, sementara itu tanganku memainkan payudaranya yang lain secara bergantian.
Kadang-kadang kupindahkan kecupanku ke lehernya yang putih jenjang, Indy hanya m
enggeliat-geliat dan mendesah sensual. Kemudian tanganku mulai mencari sasaran l
ain, kuelus-elus dengan lembut liang kewanitaannya yang tertutup rambut yang tip
is. Jari tengahku mulai memasuki lubang kenikmatannya dan aku merasakan lubang y
ang mulai basah lembab, kudorong terus masuk jariku dan akhirnya kutemukan clito
risnya. Ketika kumainkan clitorisnya itu, Indy menggelinjang dan menjerit kecil,
Uuhhg.. oohh.. oohh , sementara bibir dan lidahku masih bermain di payudaranya yan
g makin mengeras.
Kubuka selangkangannya lebih lebar dan mulai kuciumi bibir kemaluannya sementara
tanganku masih bermain dengan clitorisnya. Sesekali kutarik keluar jariku dan k
ujilati serta kuhisap liang kewanitaannya itu. Ketika kumasukkan jariku lagi, ak
u merasakan ada cairan meleleh dari dalam liang kewanitaannya. Indy makin mengge
linjang dan kulihat dia mulai meremas payudaranya sendiri, erangannya makin kera
s terdengar, Ouughh.. oughh.. aahh . Kemudian kurubah posisiku menjadi 69, kuangkat
pantatnya sedikit dengan kedua tanganku dan aku mulai memainkan lidahku di lian
g kewanitaannya. Indy mengelus-elus penisku yang mulai ereksi lagi dan sekali-se
kali aku merasakan lidahnya bermain di penisku.
Ketika lidahku mulai memasuki sisi dalam bibir kemaluannya, Indy makin menggelin
jang dan kadang-kadang kurasakan badannya menegang. Aku tidak mendengar erangann
ya lagi karena penisku yang telah tegang telah berada di mulutnya lagi. Kutekan
lidahku di antara bibir kemaluannya dan aku merasakan badannya menegang, setelah
itu aku merasakan penisku tidak lagi dihisapnya. Diantara desahannya, Indy memi
nta aku segera menyetubuhinya, Ouuhh eemhh, Ndre ayo setubuhi aku, ouhh
Kurubah posisiku menjadi posisi push-up, selangkangan Indy telah terbuka lebar d
an dari liang kewanitaannya mengalir cairan yang hangat. Kuarahkan penisku ke li
ang senggamanya, dan kemudian kumasukkan penisku. Diperlukan sedikit usaha keras
untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, setelah itu penisku merasakan se
buah liang yang halus, hangat, basah dan menjepit erat batang penisku. Kutekan m
asuk terus batang penisku sehingga biji pelirku beradu dengan bibir kemaluannya.
Kusetubuhi Indy dengan gerakan yang stabil, penisku keluar masuk liang senggaman
ya yang makin membuat kita berdua tenggelam dalam kenikmatan. Bibirku bermain di
payudaranya dan kadang-kadang bertautan dengan bibirnya. Penisku dilapisi caira
n kenikmatannya dan ketika kutarik keluar, penisku terlihat mengkilap, bulu dan
pangkal penisku juga dibasahi oleh cairan yang keluar dari liang kenikmatan Indy
. Akhirnya kurebahkan tubuhku menindih tubuh Indy, gerakan penisku keluar masuk
liang senggamanya makin kupercepat dan tubuh kita makin keras bertaut. Aku mulai
merasakan akan datangnya orgasme, kuperlambat sedikit tempo persetubuhan dan ak
u juga merasakan tubuh Indy makin menegang, erangan dan lenguhannya makin keras
saja. Beberapa kata-kata keluar dari mulutnya, Terus dong masukin yang dalam lagi,
ouughh tekan yang dalem Ndree uuhhg lagii ooughh genjot Ndree .
Sementara bibir kita berciuman, aku tetap menyetubuhinya dengan bertenaga, penis
ku keluar masuk liang kewanitaannya yang masih menjepit erat batang penisku. Tak
lama kemudian, Indy menjerit, Ndree dan aku merasakan tubuhnya menegang dan Indy m
enjepit penisku semakin keras yang membuatku makin sulit menggerakkan penisku ke
luar masuk liang senggamanya, dan akibatnya gerakan penisku makin lambat. Jepita
n memek Indy yang makin keras itu disebabkan dia mulai mencapai klimaks dan memb
uatku makin terangsang. Kugerakkan penisku dengan lambat-lambat tapi bertenaga,
sehingga Indy benar-benar merasakan clitorisnya bergesekan dengan penisku.
Aku merasakan sensasi yang hebat ketika tubuh kita berdua sama-sama menegang men
capai klimaks, kita berdua saling memeluk dengan erat. Aku merasakan payudaranya
yang berisi terhimpit oleh dadaku, sementara penisku tertancap dalam-dalam di l
iang senggamanya yang menjepit keras. Setelah beberapa detik tubuh kita menegang
, penisku menumpahkan muatannya dan sesaat kemudian kita berdua terkulai lemas t
etapi dengan kepuasan yang sangat hebat. Kemudian karena penisku masih tegang, k
ugerakkan lagi keluar masuk liang kemaluan Indy dengan pelan dan lembut dan akhi
rnya kutarik keluar setelah melemas.
Kita berdua saling berciuman dan berpelukan, saling mengelus-elus tubuh yang ber
keringat ini. Setelah itu aku membantunya membersihkan badan, menyabuni tubuh ya
ng putih mulus itu dan membilasnya dengan air hangat. Kemudian setelah mengering
kan badan, kami berdua tidur dengan tubuh telanjang.
TAMAT
PACARKU YANG GANTENG
# Selasa, 17 November 2009
Sebelumnya perkenalkan namaku Lily, umurku 21 tahun, dan bekerja di sebuah perus
ahaan penerbangan asing di Bali. Aku sadar wajahku ini sangat cantik, terbukti s
ejak SMP hingga sekarang banyak sekali cowok-cowok yang naksir dan berusaha mend
ekati aku namun tidak ada yang serius, dan aku cuek saja, kalau memang mereka se
rius mau kenalan sama aku, mungkin aku akan berpikiran lain. Didukung dengan kul
itku yang putih bersih, tubuh yang langsing, rambut yang terurai panjang berwarn
a kemerahan waahh.. lengkap sekali fisikku ini.
Aku sama sekali belum pernah mencoba melakukan onani, atau semacamnya, maka itu
liang kewanitaanku masih sempit dan kecil, tanda aku masih perawan. Dan aku juga
punya sepasang buah dada yang bulat dan kenyal dengan puting susu yang berwarna
pink, serasi sama kulitku yang putih. Hingga pada akhirnya aku berkenalan sama
Edwin, anak Indo blasteran bule yang pernah sekolah di Australia, dia orangnya al
amakk guanteng sekali, body macho (sehingga berkesan melindungi), jantan, pokokny
a bikin aku nggak tahan. Dia bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di
bidang ekspor-impor, dan jam pulang kantornya bersamaan dengan jam pulangku (ma
lam hari), maka suatu hari aku minta Edwin untuk menjemput aku sepulang dari kan
tor, sepanjang perjalanan menuju rumahku, tak henti-hentinya aku mengagumi Edwin
, wajahnya, bodynya, semuanyaa sambil ngomong ngalur ngidul, akhirnya sampai juga
di rumah aku, and aku meminta (mungkin memaksa) Edwin agar mampir dulu, kebetul
an aku tinggal sendirian, akhirnya Edwin pun mau mampir dulu. Akhirnya aku mandi
dulu, sengaja aku bersihkan badanku sampai wangi, dengan sedikit menyemprotkan
sedikit parfum Gucci Envy favoritku ke seluruh badan, akhirnya aku pun keluar de
ngan memakai kaos tipe you can see tanpa memakai BH, dan rok mini dengan celana
dalam putih berenda.
Takut Edwin akan marah, karena meninggalkannya terlalu lama, aku berlari-lari ke
cil kearahnya, tampaknya Edwin melotot ketika aku sedang berlari, oohh dia terkes
ima sama buah dadaku yang bergoyang-goyang dengan hebatnya ketika aku lari tadi.
Gilaa kamu lari semuanya goyang-goyang, tegur Edwin yang aku sambut dengan tertawa
berderai-derai, Yaahh pikiran kamu sih ngeres terus! jawab aku sekenanya. Aku lalu
duduk di sebelah Edwin sambil menonton TV, bosen nggak kamu dirumah sendirian?? ,
tanya Edwin, bosen donk ahh!, namanya juga sendirian , jawab aku, tak terasa sambil
berbincang-bincang tangan aku terus menerus meremas-remas tangan Edwin yang bes
ar dan berbulu itu, dan rasanya nih batin sudah napsu banget, aku pandangin aza
wajah Edwin yang sedang sibuk bercerita, wajahnya tampaann sekali!, akhirnya aku
nggak tahan, aku cium bibir Edwin, aku jilatin bibirnya, akhirnya dia mengalah
dia juga buka mulutnya, sehingga aku makin bebas bertempur dengan lidahnya ahh nik
mat sekali, aku rasa waktu itu aku lagi dalam puncak birahi, perlahan-lahan kedu
a tangan Edwin aku angkat dan taruh di kedua buah dadaku, aku putar-putar di sit
u, Aarrgghh , Edwin melenguh, aku lalu menjilati pipinya, dan sambil tetap dalam pos
isi tangan Edwin di dadaku, aku langsung melepas bajuku, sehingga aku memperliha
tkan buah dadaku yang indah ke hadapan Edwin, perlahan jariku mulai sibuk melepa
s dasi, kancing kemeja dan singlet Edwin, aku senang sekali ternyata dada Edwin
bidang, dan keras, aku makin bernafsu, kulepas rokku, sehingga CD pinkku kelihat
an dan aku lepas memperlihatkan liang kewanitaanku, lalu jariku mulai sibuk mele
pas sabuk, celana panjang dan CD Edwin, tanpa permisi langsung saja kutarik CD E
dwin, sehingga penisnya yang sudah panjang dan keras berdiri tegak laksana tiang
bendera, kepala penisnya merah berdenyut-denyut bagai jamur raksasa, aku yang s
ejak lahir belum pernah sama sekali melihat penis pria, sangat terkesima saat it
u, akhirnya aku sudah nggak tahan, liang kewanitaanku sudah terasa senut-senut,
aku gesek-gesekkan liang senggamaku ke penis Edwin sambil badanku menindih badan
Edwin yang kekar, aahh ahh.. , aku berteriak karena aku sudah orgasme, liang kewani
taanku mengeluarkan cairan bening kental, aku lalu menghisap-hisap penis Edwin,
aku kulum, hisap, aku puterin lidahku di kepala penisnya, aahh Lil aku sudah nggak
tahan Lil Ahh , lenguh Edwin, lalu kami pun mengubah posisi, sekarang giliran Edwin
yang menindihku, pertama-tama Edwin menjilati liang kewanitaanku, dan rasanya ng
gak kalah sama jilatanku tadi yang mebuatku nggak tahan aduhh ampuunn Win cepet ent
ot aku Win entot aku , aku bereteriak-teriak memohon kepada Edwin, lalu aku melihat
Edwin memegang penisnya yang panjang dan besar itu lalu blass aku pun berteriak ke
ncang sekali, ooh my!!! Edwin menyetubuhiku dengan perkasa dan jantan, karena lia
ng kewanitaanku yang masih perawan dan sempit, agak susah payah Edwin memasukkan
penisnya yang besar, keringat kami pun bercucuran, wajah Edwin memerah, rasanya
nikmat, sakit, perih, senang, puas.. campur aduk jadi satu, akhirnya jess masuk s
udah penis Edwin ke liang senggamaku, cairan merah mengalir deras dari liang sen
ggamaku, itulah darah perawan pikirku, rasanya saat itu liang senggamaku menjepi
t keras penis Edwin, dan lumayan sakit rasanya sehingga aku meneteskan air mata,
namun nikmaatt sekalii Edwin pun mulai sibuk menggerakkan badannya maju mundur s
ambil berteriak arrghh arrgghh , sedangkan aku cuma bisa memelas Win ampuunn Win , aku
lu aktif menjilati ketiak Edwin yang berbulu dan beraroma jantan, badan kami pen
uh peluh akhirnyaa uuhh kami orgasme berbarengan, crett.. Crett Edwin memuncratkan s
perma-nya, rasanya keras sekali hingga sampai ke dalam perutku, sedangkan aku ra
sanya mengalami dua kali orgasme, aku senang sekali, rasanya aku sudah tidak sad
ar kalau masih berada di bumi, dan aku rela kalau akhirnya melahirkan anak-anak
Edwin. Edwin kelelahan, dan aku capai sekali rasanya sudah 3 kali aku orgasme, p
erlahan kami tertidur sampai pagi, dalam keadaan penis Edwin masih di dalam lian
g senggamaku.
Itulah pengalamanku, akhirnya hubungan kami tidak berlangsung lama, Edwin dimuta
sikan perusahaannya ke Australia, sedangkan aku dimutasikan ke kantor pusat di J
akarta, hubungan kami berakhir sampai disitu, rasanya aku sedih dan kecewa. Seka
rang aku masih sendiri, dan mengharapkan pria yang ganteng menemaniku.
TAMAT

SI CANTIK CHRISTINE
# Selasa, 17 November 2009
Kejadiannya ketika aku masih mahasiswa, kebeneran aku kuliah di Eropa, waktu itu
ada teman satu kuliah sebut saja namanya Christine (samaran) janjian datang ke
tempat apartemenku untuk melakukan tugas praktikum. Bel rumah berbunyi sekitar j
am 10 pagi pada hari Sabtu, saya yang habis mandi pagi dan hanya berbalut handuk
untuk menutup bagian bawahku, kubuka pintu untuknya. Wow seksinya ujarnya sambi
l mencium pipiku, badanku yang cukup tinggi besar menjadikan diriku sedikit memb
ungkukkan badanku untuk mencium pipinya yang memang selalu kami lakukan setiap k
ali kami bertemu. Hari Sabtu yang cukup cerah menjadikan Christine begitu terlih
at cantik dan seksi dengan rok pendeknya dengan punggung terbuka.
Kami bekerja dengan serius hingga hari menjelang sore. Selesai melaksanakan tuga
s-tugas, kami nonton tv sambil duduk dibawah bersandar pada tempat tidur. Mau min
um apa? tanyaku sambil berjalan menuju kulkas, Ada orange juice, coca cola atau ai
r putih? . Saya mau teh hangat , jawabnya sambil memegang pundakku. Aku sedikit terse
ntak ketika ia ada di belakangku. Sudah selama 2 tahun ia menjadi teman praktiku
mku, kami hanya sebatas teman satu kuliah dan dia juga sudah mempunyai pacar. Me
mang yang kutahu sekarang dia sedang mempunyai masalah dengan pacarnya itu. Kura
ngkul pundaknya sambil menuangkan air panas pada dua cangkir yang sudah kusediak
an. Mau pakai madu , kataku sambil kuambil dari dalam kulkas, aku buka tutup maduny
a dan dengan telunjukku kumasukkan pada botol tersebut untuk kucicipi. Coba dong ,
katanya sambil tanganku diraihnya dan mencicipi madu yang ada di telunjukku. Dad
aku mulai bergetar sambil melihat buah dadanya yang kubayangkan cukup montok. Kau
suka? tanyaku sambil kurangkul lebih erat dari arah belakang. Hmm nikmat sekali , k
atanya dengan suara hampir tidak terdengar. Tanganku yang masih memegang botol m
adu dengan tidak sengaja tertumpah pada dada Christine. Dia agak sedikit terkeju
t tetapi dengan tetap memegang tanganku diarahkannya tanganku pada payudaranya y
ang tertumpah madu sambil berkata, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang k
amu perbuat katanya dengan suara yang sangat mendesah. Sambil terus menggiringku
untuk meremas-remas buah dadanya yang tertumpah madu, kulepas bajunya dan buah d
ada tanpa BH terus kuremas dengan madu yang mengalir menuju pusarnya. Kejantanan
ku sudah tidak tertahankan lagi, kujilati buah dadanya yang penuh madu dia terpe
jam tanda menikmati permainan lidahku pada buah dadanya. Madu yang hampir habis
kujilati pada buah dadanya bertambah banyak yang dengan sengaja ia jatuhkan kemb
ali di dadanya. Madu mengalir dari buah dadanya hingga bagian liang kewanitaan y
ang sudah saya lepas celana dalamnya. Dengan tetap dalam posisi berdiri kujilati
tubuhnya dari bagian selangkangan hingga payudaranya. Tanpa kusadari kami sudah
dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi tetap berdiri dekat kulkas. Entah i
de datang dari mana Christine mengambil madu itu kembali sambil menyelupkan bata
ng kemaluanku pada botol madu yang mempunyai mulut botol yang cukup lebar, dingi
nnya madu langsung terasa pada batang kemaluanku. Diangkatnya batang kemaluanku
tersebut sambil dimasukkan pada mulutnya dan dengan ganasnya diisapnya batang ke
maluanku yang penuh dengan madu. Sambil terus mengisap batang kemaluanku, tangan
nya yang penuh madu megelus-ngelus kantung kemaluan hingga pantatku. Kantung kem
aluanku tak lepas dari jilatannya dan tangannya terus menggerayangi lubang dubur
ku. Badanku bergetar hebat, Pengalamanku ini memang yang pertama kali terjadi pa
da diriku yang memang tidak pernah mengenal permainan seperti ini. Tanpa kuduga
sama sekali dia memasukkan jari yang penuh madu pada lubang anusku sambil tidak
melepaskan batang kemaluanku pada mulutnya. Lubang anusku tidak luput dari jilat
an lidahnya yang terasa hangat. Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan tubuhnya yang
montok pada tempat tidurku, kumasukkan batang kemaluanku pada liang senggamanya
yang sudah begitu basah. Kupompa batang kemaluanku dengan irama musik yang terus
terdengan pada siaran TV. Musik dengan irama cepat menjadikanku bekerja dengan
ekstra. Kulihat kedua tangan Christine memegang ujung ranjang dengan mata terbel
alak dan nafas bagaikan kuda pacu disertai keringat mengalir disekujur tubuhnya
tanda kenikmatan yang didapatkannya. Sedangkan diriku sudah tidak dapat kutahank
an lagi,kutarik dan kusemprotkan air maniku pada tubuhnya. badanku roboh disampi
ng dirinya dan kami tertidur hingga esok pagi.
Christine dan aku tertidur tanpa sehelai benang pun hingga pagi hari. Kulihat Ch
ristine disebelahku menggeliat tanda ia terbangun. Badan Christine yang begitu m
ulus baru kusadari setelah hampir 2 tahun kukenal dia sebagai teman kerja prakti
kum kuliahku. Bagai seorang bocah kecil dielus-elusnya dadaku sambil matanya ter
us terpejam, sambil memegang batang kemaluanku dia berbisik baru kali ini ia men
dapatkan kenikmatan yang menjadikan dirinya bagaikan terbang menembus langit Tan
gan yang mungil masih terus mempermainkan batang kemaluanku. Kutahu bahwa ia ing
in melakukan sekali lagi, desah nafas tadi malam terdengar kembali dari bibirnya
yang mungil yang kini sedang menciumi dadaku. Kutetap diam untuk memancing rasa
penasaran yang menghinggapinya. Ciuman yang dia berikan sudah berubah menjadi j
ilatan-jilatan liar diseluruh tubuhku sambil berkata ingin seperti kemarin. Bada
nnya yang menggeliat-geliat diatas tubuhku terus menerus memintaku untuk menggar
apnya. Keinginanku memang timbul kembali, tetapi sengaja tak kuberi respon yang
berarti untuk melihat sejauh mana dia meminta padaku. Tangan yang sebelumnya mem
egang batang kemaluanku, kini memegang liang kewanitaannya sendiri sambil membal
ikkan badannya menghadap langit-langit dan tetap berada diatas tubuhku. Desah na
fas dan gerakan menjadi begitu brutal dan tidak terkendali, sambil terus memegan
g kemaluannya ia bangun dan menempelkan kewanitaannya pada bibirku untuk dijilat
inya. Badanku yang masih berbaring melihat dengan begitu jelasnya bagaimana dia
mempermainkan klitoris pada liang kewanitaannya di depan bibirku, wangi yang kha
s dan cairan bening membasahi liang senggamanya. Kurasa tangan yang mungil kemba
li memegang kemaluanku sambil kemudian diisapkan lewat mulutnya. Kini ia mengulu
m kemaluanku dengan begitu liar dan tangannya sambil memegang clitorisnya sendir
i yang berada tepat dibibirku. Keinginanku yang memang sengaja kutahan sudah tid
ak dapat dikelabuinya. Kini kumulai menjilati clitoris hingga lubang anus yang b
erada dihadapanku. Respon yang kuberikan menjadikan dia menjadi begitu bersemang
at, hingga rasanya hampir seluruh batang kemaluanku habis ditelannya. Kejadian t
adi malam dimana dia memasukkan telunjuknya pada lubang anusku, memberikan ide u
ntuk melakukannya padanya. Telunjukku yang cukup basah mulai ku usap-usap pada l
iang anusnya sambil tidak melepaskan jilatanku pada clitorisnya, kumasukkan telu
njukku perlahan pada lubang anusnya, terdengar geraman nikmat dari dirinya tanda
dia menikmati permainanku. Hampir seluruh telunjukku masuk kedalam anusnya, bad
annya bergetar hebat diiringi dengan suaranya bagai seekor kuda pacu dan balasan
dari permainan tangan dan mulutnya pada bagian selangkanganku.
Aku sudah benar-benar kehilangan kontrol kusuruh dia tetap pada posisinya tengku
rap dengan pantatnya siap untuk digarap. Kemaluanku yang cukup besar hampir lima
kali telunjukku kuarahkan pada lubang anusnya yang berada dihadapanku. Terasa s
eret tapi akhirnya masuk seluruh batang kemaluanku pada anusnya. Kulihat dia men
ggigit bantal untuk menahan birahinya yang sudah tidak terkendali. Saya dimintan
ya menggenjotnya walaupun agak sedikit seret, terus kulakukan hingga badanku ben
ar-benar bermandi keringat, kulihat juga tangannya masih memegang clitorisnya se
ndiri. Tenaga yang masih tersisa kuberikan padanya hingga kucapai klimaksku dan
kubiarkan air maniku mengalir di dalam lubang anusnya yang mengantarkan ia menca
pai klimaknya sebanyak tiga kali pada pagi ini.
Jam menunjukkan pukul 12 siang berarti hampir 3 jam kita menikmati permainan ini
, dengan sedikit tergesa ia mengenakan pakaiannya dan membiarkan diriku berbarin
g di tepi ranjang, kutahu ia mempunyai janji bertemu pacarnya jam 1 siang. Sambi
l menyisir rambutnya dia mengingatkan diriku untuk tidak lupa membawa tugas yang
harus dilaporkan Senin besok di Universitas.
Kini aku berusia 30 tahun dan bekerja pada sebuah instansi di Jakarta yang cukup
prestigius, rutinitas dan kekolotan lingkungan menjadikan diriku ingin mencari
partner untuk berpetualang (not commercial). Pengalaman ini menjadikan diriku se
lalu berkhayal untuk mengulangi.
Kejadian hari Sabtu dan Minggu yang kami lewati menjadikan diriku kehilangan kon
sentrasi dalam menghadapi kegiatan kampus, mungkin ini yang disebut jatuh cinta.
Beberapa kali dalam minggu terakhir ini kukatakan cintaku padanya tetapi hanya
senyum dibibirnya yang kudapat darinya. Hari ini adalah hari ujian terakhir kami
di kampus yang kemudian dilanjuti dengan libur musim panas selama kurang lebih
2 bulan. Kulihat dia memasuki ruang ujian dengan rambut terikat yang terlihat sa
ngat cantik sekali. Dua jam kami lewati ujian dengan konsentrasi penuh.
Diakhir ujian dia keluar dari ruangan dengan sangat tergesa-gesa, kulihat Michel
(pacarnya) menunggu didepan ruangan yang kupikir pasti mereka sudah berjanji un
tuk bertemu. Aku yang berniat akan bertemu dengannya terpaksa kubatalkan dengan
kecewa yang sangat mendalam, sebab kutahu pasti Christine akan pulang ke kota as
alnya yang kurang lebih 500 km dari kota kami. Tidak tahu apa yang mereka perbin
cangkan, kulihat mereka bergegas berjalan meninggalkan kampus dengan sangat terg
esa-gesa dengan raut wajah yang begitu tegang.
Ujian yang membuat kepalaku pecah, menimbulkan niatku untuk berjalan-jalan di pu
sat pertokoan untuk melepaskan segala beban yang aku alami. Aku harus menelepon
dia kataku, kucoba untuk menelponnya beberapa kali tidak ada nada jawab yang kup
eroleh. Entah sudah berapa kaleng Bir Heineken kuhabiskan untuk menghabiskan wak
tu di Café sambil terus kucoba untuk mengontak dia.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, aku harus pulang pikirku, dengan sedikit limbung
kuputuskan untuk pulang ke apartemenku. Pintu tidak terkunci, mungkin aku lupa
untuk menguncinya ketika kutinggalkan rumah. Kubersihkan diriku untuk bersiap ti
dur, dengan hanya berbalut handuk, kuberjalan ketempat tidur, dalam kegelapan ru
angan kamar kusandung sehelai baju wanita diatas karpet, setelah kusadar ada ses
eorang tertidur di ranjangku tertutup selimut. Dalam kegelapan kukenal parfum ya
ng dipakainya, kubuka selimut itu dengan sangat hati-hati, kulihat seseorang ter
baring tanpa busana membelakangi tubuhku. Aroma parfum yang dipakainya menyenang
kan diriku, pasti Christine yang berada di tempat tidurku, kurebahkan diriku dis
ebelahnya. kuusap punggungnya, dia tetap tidak bergerak, ku yakin pasti dia pura
-pura tidur. Usapan dan belaian pada punggungnya hingga hampir keseluruh tubuhny
a. Hasratku mulai naik, kumulai dengan menggoyangkan punggungku pada pantatnya d
engan tangan kualihkan pada payudaranya. Dia mulai mendesah tanda menikmati perm
ainanku. Aku yang sudah begitu kehilangan dia dalam seminggu ini menjadikan diri
ku begitu aktif menggarapnya, dengan masih tetap memunggungiku, kumainkan tangan
ku pada clitorisnya sambil kuciumi leher dan tengkuknya. Suara kuda liar yang ke
luar dari mulutnya sudah terdengar tanda dia sudah dalam keadaan terangsang. Ger
akan-gerakan pada pinggulnya seiring dengan gerakan tanganku pada clitorisnya, k
urasakan sangat hebat yang terasa pada alat kelaminku yang tertempel pada belaha
n pantatnya. Aku yang senang berfantasi dalam melakukan hubungan seksual, kuikat
tangan kiri dia pada sisi ranjang kiri demikian juga pada tangan kanannya pada
sisi yang lain. Dia tidak menolak apa yang aku lakukan padanya. Kini dia yang da
lam keadaan menghadap ke langit-langit dengan kedua tangannya terikat pada sisi
ranjang terlihat menunggu dengan begitu nafsunya apa yang akan aku lakukan. Kubu
ka selangkangannya dan mulai kujilati klitorisnya dengan begitu agresif yang kul
anjuti hingga bagian belakangnya. gerakan-gerakan binalnya yang terbatasi oleh k
edua tangannya yang tetap terikat dan dengan begitu sensualnya dia menjulurkan l
idahnya bagai seseorang yang kehausan. Kumengerti apa yang dia inginkan dan kuha
dapkan selangkanganku untuk dikulumnya. Berbagai posisi kita lakukan untuk menda
patkan fantasi yang diinginkannya. Sampai akhirnya dia memintaku untuk memasukka
n kelaminku pada liang senggamanya.
Dalam keadaan seperti itu kembali kunyatakan cintaku padanya dijawabnya agar bes
ok pagi untuk dibicarakannya. Kutetap bersikukuh untuk mendapat jawaban darinya,
dan tidak kuladeni apa yang dia minta untuk menggarapnya sampai selesai. Kutahu
memang jika dia sudah dalam keadaan terangsang dia tidak sanggup menahan kontro
lnya. Semua kata-kata porno dengan gerakan-gerakan yang begitu merangsang dengan
tangan tetap terikat merayuku untuk menggarapnya kembali. Wajahnya yang begitu
buas dengan mata yang menaklukkan hatiku, meluluhkan keinginanku untuk meminta j
awaban darinya. Akhirnya kuturuti dengan sangat perlahan kumasukkan batang kelam
inku yang sudah begitu kencang pada liang kewanitaannya. Dia teriak kecil tanda
kenikmatan yang didapatinya, kuteruskan goyangan pada alat kelaminnya dengan ira
ma cepat. Hampir 15 menit aku memainkan kelaminku pada liang kenikmatannya. Kuli
hat mata yang terbelalak keatas dengan kepala mendongak tanda ia menikmati klima
ksnya, Kuteruskan irama goyanganku dan tidak tahu berapa kali ia mencapai klimak
s, sampai akhirnya aku mencapai kepuasanku, kusemprotkan air maniku pada mulutny
a seperti yang ia minta, bagai seseorang yang kehausan dia menyambutnya dengan w
ajah puas. Kulepas ikatan pada kedua tangannya dan akhirnya kami tertidur hingga
esok pagi.
TAMAT

TEMPAT KOST TEMANKU YANG


# Selasa, 17 November 2009
Cerita ini terjadi waktu aku datang ke wisudanya di Manggala Wana Bakti, nah set
elah selesai di wisuda ceritanya aku dan dia itu ke tempat kostnya di daerah Pal
merah. Nama temanku Tina (sudah disamarkan). Secara garis besar dia adalah seora
ng gadis yang cantik dengan ukuran dada 36B, lalu dengan tinggi 159 cm dan berat
48 kg, dan rambut hitam legam sepundak, memang 2 tahun lebih tua dari aku, aku
kenal sama dia pas waktu dia mengulang salah satu mata kuliah di semester 2 seja
k itu aku cukup akrab dengan dia, dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu pe
ngalaman misteriusku dengan Vita. Tina adalah anak seorang pengusaha sukses di B
ali, tapi karena dia ingin sekali kuliah jurusan komputer di Jakarta, akhirnya d
ia kost di dekat kampus, karena memang Tina tidak mempunyai keluarga di Jakarta
Sesampainya di tempat kostnya terus terang aku kagum banget karena rumah kost Ti
na itu bagus banget, memang sih Tina pernah bilang tempat kostnya tuh mahal seka
li satu bulan bayarnya sekitar 600.000-an tapi aku tidak menyangka bahwa rumah k
ostnya sebagus ini, soalnya biasanya dimana-mana tempat kost identik dengan ruma
h sederhana, tapi kali ini ternyata aku melihat sebuah rumah kost yang megah. Ak
hirnya terpaksa aku menyudahkan lamunkanku karena aku mendengar teriakan 3 orang
wanita, yang ternyata teman kostnya Tina, setelah itu aku dikenalkan Tina denga
n ketiga teman kostnya itu. Nama ke tiga anak kost itu ada Silvi, Anna, Sonia. S
ilvi adalah seorang wanita yang aku perkirakan berusia sekitar 23 tahun, cukup c
antik dengan rambut ikal sebahu. Anna seorang wanita berusia 22 tahun, mahasiswi
tingkat akhir di kampus yang sama dengan aku dan Tina, walaupun tidak terlalu c
antik tapi dada dan pantatnya terlihar padat dan menantang lalu Sonia seorang wa
nita yang berusia 24 tahun dan terlihat paling cantik diantara Silvi dan Anna.
Singkat cerita akhirnya kami berlima pesta pora merayakan wisuda Tina, memang ak
u sempat tanya ada berapa anak kost di rumah ini menurut mereka ada 5 orang semu
anya wanita tapi yang satu sekarang sedang pulang ke kampung halamannya. Lalu ak
u juga sempat tanya dimana majikannya, lalu kata mereka majikannya ada di Canada
, dan segala keperluan rumah sudah diserahkan kepada seorang pembantu rumah tang
ga yang sengaja disiapkan disana.
Lalu disela-sela obrolan kami, aku sempat melihat ada seorang gadis yang berusia
sekitar 21 tahun keluar dari dalam, aku pikir ini juga anak kost disini karena
dia terlihat amat cantik hanya bedanya kecantikan gadis yang baru kulihat ini le
bih alami dan natural. Dan rupanya Tina melihatku sedang memperhatikan gadis itu
sehingga dia berkata Hei Tom, sudah donk masa lu ngeliatin si Susi saja , Oh, jadi
dia namanya Susi toch, apa dia juga anak kost disini? tanyaku. Eh mereka semua ma
lah pada senyum, lalu Sonia bilang Tommy , Tommy , sudah aku bilang disini cuma ada 5
orang plus 1 pembantu, dan sekarang teman kami yang satu sedang pulang kampung! .
Jadi artinya Susi itu pembantu kalian donk , potongku dan mereka semua menjawab se
rempak Pinter , dan setelah itu mereka mengolok-ngolokku, karena menurut mereka aku
tuch naksir sama Susi.
Lalu mungkin gara-gara itu kami jadi ngelantur bercerita tentang Susi, dan akhir
nya mereka berempat mengajakku taruhan bisa tidak aku mengajak Susi yang masih v
irgin dan tidak pernah pergi sama laki-laki itu ML denganku. Aku sempat bilang l
u orang pada gila yach, tapi karena aku diolok-olok dan dikatain chicken, dll ak
hirnya aku sanggupin juga dech untuk mencobanya, lalu aku bilang Tapi dengan syar
at lu orang harus membantu rencanaku, dan kalau aku berhasil taruhannya apa donk
? dan akhirnya setelah mikir sejenak Sonia bilang Kalau kamu berhasil kamu boleh m
inta apa saja , Oke jawabku.
Lalu aku bilang, Aku punya rencana begini, nanti aku pura-pura sakit dan tidur di
kamar Tina, terus lu suruh dia tolong kerokin aku, lalu pas lagi di kerokin aku
akan suruh dia nyalahin VCD yang tentu saja isinya film bokep . Dan akhirnya Tina
dan Sonia yang menuju ke dalam mencari Susi, sedang aku Anna, dan Silvi menuju
ke kamar Tina, disana aku tiduran sambil pura-pura pakai balsem, dan seperti ora
ng masuk angin. Tidak beberapa lama kemudian, aku lihat Susi dan bersama Tina da
n Sonia, lalu akhirnya mereka berempat keluar tinggal aku dan Susi berdua di kam
ar. Lalu aku dengar ada suara yang sangat lembut menyapaku Ada apa Mas? , lalu deng
an gugup aku menyahut Nggak nich Mbak, saya sepertinya masuk angin, bisa minta to
long kerokin nggak yach? . Boleh Mas , jawab Susi lagi, lalu dia mengambil minyak kay
u putih dan uang logam seratusan, dan dia menyuruh aku membuka baju lalu dia mul
ai mengeroki badanku. Dan seperti rencanaku akhirnya aku meminta tolong padanya
mengambilkan remote, lalu aku menyalakan TV dan VCD.
Dan setelah menyala, langsung dech terlihat adegan syur di TV, dan aku merasakan
seketika itu juga uang logam yang dipegang Susi jatuh ke lantai, lalu aku bilan
g ke Susi. Sus, maaf yach saya mau nonton film ini soalnya besok pagi sudah harus
dikembaliin, kamu nggak pa- pa kan yach? . Lalu dengan gugup aku lihat dia bilang Ngg
akk pappaa kok, Mas , lalu aku tanya lagi Kamu pernah nonton film beginian Sus? , Dan
dia bilang belum pernah, Mas , lalu aku lihat dia mengambil duit logam dan kembali
mengerokiku dan aku kembali menikmati adegan syur di depan mataku, tapi lama ke
lamaan aku merasakan kerokan Susi semakin melemah dan nafasnya kian memburu dan
lalu aku pikir ini adalah saat terbaik untuk memulainya, lalu akhirnya tanganku
mulai menyentuh pahanya, dan karena tidak ada reaksi menolak lalu tangan aku mul
ai semakin naik dan akhirnya sampai di payudaranya dan lagi-lagi dia diam, lalu
aku langsung balik badan dan langsung memeluk dan menciumnya, dan karena dia mas
ih virgin dia agak lama baru membalas ciumanku, dan walaupun tampak kaku, aku me
rasakan kenikmatan tersendiri, setelah itu aku mulai perlahan-lahan membuka kaos
dan roknya, dan lalu aku mulai meremas-remas payudaranya yang hanya dilapisi ol
eh BH warna krem, dan aku lihat dia tuch meringis kenikmatan, dan setelah puas b
ermain di payudaranya tanganku segera kebawah dan meraba-raba CD-nya yang sudah
basah, lalu aku mulai mengesekkan jariku perlahan-lahan dan aku lihat dia tuch s
emakin menggelinjang kenikmatan, setelah itu aku membuka CD-nya dan kemudian mul
ai menjilat-jilat liang kewanitaannya, dan mencari clitnya.
Dan sewaktu lidahku bermain di dalam liang kewanitaannya tanganku kembali berger
ak ke atas dan membuka BH-nya dan bermain di atas payudaranya 15 menit kemudian,
aku sudahi permainanku di liang kewanitaannya, dan aku-pun mulai mencopot kemej
a dan celanaku di depan Susi, dan mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilak
ukannya Susi diam saja, dan pas aku menurunkan CD-ku, Susi berteriak kecil Ahh.. d
an aku jadi kaget, dan aku bilang Ada apa Sus? , dan dia bilang Saya ngeri ngeliat b
arang Mas . Dan lalu dengan senyum aku bilang tidak apa-apa, lalu aku bawa tangann
ya ke penisku, dan lalu dengan malu-malu dia memegang penisku dan mengocoknya pe
lan-pelan. Dalam hati aku berkata wah nich anak pinter juga, baru sekali nonton
BF tahu apa yang harus dilakukannya.
Dan tidak beberapa lama kemudian aku suruh dia mengisap penisku, tapi mula-mula
dia bilang nggak mau karena geli tapi karena terus di paksa akhirnya dia lakukan
juga. Dan untuk seorang pemula hisapan Susi cukup hebat (walaupun tidak sehebat
Vita), setelah puas aku lalu menyuruhnya udahan dan kemudian aku bersiap-siap u
ntuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, dan sesampainya di depan liang ken
ikmatannya dia langsung bangun dan bilang Nggak boleh donk Mas kan saya masih per
awan . Dalam hati aku berkata sial nich cewek bisa kalah dech aku, tapi akhirnya a
ku nggak kehabisan akal lalu perlahan-lahan aku bilang kalau dia nggak mau yach
sudah saya nggak masukin semua hanya ujungnya saja dan itu nggak merusak selaput
daranya. Akhirnya dengan perjuangan keras aku diijinkan untuk memasukkan kepala
penisku di liang surganya, dan lalu aku mulai memasukkannya perlahan-lahan. Dan
seperti dugaanku liang senggamanya amat sempit sehingga aku agak menemui kesusa
han memasukkan kepala penisku.
Dan setelah masuk aku mulai menarik dan memasukkannya perlahan-lahan, dan sepert
i dugaanku Susi keenakan, dan dia lalu berkata Mas masukkin semua donk masa kepal
anya doank! lalu dengan pura-pura bodoh aku bilang Kata kamu kepalanya saja, tapi
lalu dia bilang Nggak pa- pa dech Mas ayo donk cepat Mas! . Akhirnya aku memasukkan si
sa penisku ke liang kewanitaannya. Setelah masuk aku mulai menggoyangkannya, beb
erapa menit kemudian aku menarik penisku dan menyuruh dia nungging dan aku melak
ukannya dengan posisi dog style, sekitar 10 menit kemudian aku dengar Susi bilan
g Mas kok saya tiba-tiba mau pipis sich yach? terus aku bilang Kalau itu bukan pipi
s tapi tandanya kamu hampir orgasme . Dan aku suruh dia tahan sebentar karena aku
juga sudah mau keluar dan 3 menit kemudian aku keluar barengan dengan dia.
Setelah itu aku dan dia jatuh ke ranjang, dan aku sempat lihat spermaku yang ber
ceceran di lantai beserta beberapa bercak darah, setelah itu aku bilang terima k
asih ke dia, dan dia lalu keluar kamar dan aku pun ke kamar mandi untuk membersi
hkan badanku yang penuh dengan keringat.
Setelah aku selesai mandi, aku lalu keluar kamar dan aku nggak menemui Tina, dan
ketiga kawannya di ruang depan, dan aku sempat clingak-clinguk dech nyariin mer
eka, dan tiba-tiba aku dengar ada suara yang memanggilku dari arah sebelah kirik
u, Tom, sini donk Tom, kita juga mau ngerasain barang kamu donk . Spontan aku mengh
adap ke asal suara tersebut dan aku lihat Silvi yang sudah berada dalam keadaan
polos memanggilku di muka pintu kamarnya. Langsung dech adikku yang tadinya suda
h kembali tidur tegak lagi, dan segera aku menyamperi Silvi yang memang sudah me
nungguku, sesampainya di dalam kamar aku sampai kaget melihat ternyata di dalam
kamar itu bukan hanya terdapat Silvi saja tetapi juga ada Tina, Sonia, dan Anna,
hanya mereka bertiga masih berpakaian lengkap. Aku bilang ke Tina, Tuch kan Tin,
aku berhasil kan naklukin Susi Iya dech Tom, kita percaya sekarang . Setelah itu a
ku langsung bilang Ayo sekarang aku minta hadiahku . Lalu jawab mereka Eloe minta ha
diah apa? . Langsung dech otakku mikir minta apa yach, terus aku bilang Aku pengen
tidur bareng kalian bertiga sekaligus , dan reaksinya mereka berempat langsung ter
iak Yes, siapa takut memang itu kok yang kami harapkan , lalu Silvi sempat nambahin
, Tahu nggak Tom, kenapa aku bugil supaya lu nafsu lihat aku dan minta ML sama ak
u ternyata siasat aku berhasil, lagian tadi kan pas lu ML sama Susi kita pada ng
intip lho , dan aku langsung dech berpura-pura terkejut padahal sich aku tahu kok
he he he, tapi aku diam saja sok cool.
Setelah itu Anna, Tina dan Sonia mulai striptease di depanku sambil perlahan-lah
an membuka bajunya satu persatu sampai mereka semua benar-benar bugil, dan akiba
tnya adikku yang memang dari tadi sudah bangun jadi semakin tegak, dan setelah m
ereka selesai dengan baju mereka sendiri mereka dengan ganas langsung menyerbuku
, dan dengan penuh nafsu birahi, mereka mempreteli baju dan celanaku satu demi s
atu, dan ketika celana dalamku diturunkan mereka sempat terpesona melihat barang
ku, lalu tiba-tiba Tina menunduk dan langsung menjilat-jilat penisku sementara A
nna langsung mengarahkan liang kewanitaannya ke mulutku yang langsung saja kusam
but dengan jilatan-jilatan di sekitar liang kewanitaannya, sementara itu tangank
u menggerayangi payudara Sonia, sementara itu pula Sonia menjilat payudara Silvi
, lalu kami saling berganti-ganti posisi, setelah puas dengan gaya tersebut aku
mulai bangkit dan mula-mula aku mengarahkan penisku ke arah liang kewanitaan Tin
a, dan sumpah aku menemui kesulitan untuk memasukkan penisku tersebut tapi denga
n upaya keras akhirnya aku berhasil untuk memasukkannya, setelah beberapa lama a
ku dengar Tina merintih dengan keras dan akhirnya dia orgasme, lalu kucabut peni
sku dari liang senggamanya, dan aku sempat lihat ada bercak darah di penisku, da
n aku sempat tanya Tin, lu masih virgin yach? dan Tina menjawab katanya Kami beremp
at masih virgin Tom , busyet aku hoki benar dalam semalam dapat 5 cewek masih virg
in semua.
Lalu aku mulai mencoba memasukkan penisku ke liang kewanitaan Silvi, kali ini ak
u lebih pelan-pelan dan santai, walaupun sulit tapi tidak sesulit sewaktu aku me
masukkan penisku ke liang kewanitaan Tina, mungkin karena penisku sekarang sudah
basah, dan kulihat liang kewanitaan Silvi pun sudah sangat basah, lalu aku kemb
ali memaju mundurkan pantatku, sekitar 10 menit aku merasa bahwa spermaku akan s
egera keluar, lalu aku langsung menurunkan tempo goyanganku, dan segera aku mula
i mengalihkan permainanku ke arah payudara Silvi, setelah beberapa lama aku kemb
ali mulai mempercepat goyangan pantatku, tapi itupun tak bertahan lama karena 5
menit kemudian aku sudah ingin mengeluarkan sperma lagi, sebetulnya ingin aku ta
han tapi karena aku kasihan sama Silvi orgasmenya tertunda melulu, terpaksa aku
malah mempercepat laju permainanku dan 3 menit kemudian aku bilang sama dia Aku s
udah mau keluar nich, aku keluarin di dalam atau di luar? . Lalu dia jawab Di dalam
saja . Akhirnya aku dan dia keluar secara bersamaan.
Setelah itu aku merebahkan diri ke tempat tidur, tapi baru sepuluh menit aku tid
uran aku merasakan barangku saja yang dijilat-jilat, dan ternyata aku lihat kali
ini Anna yang menjilat-jilat barangku, akhirnya adikku bangun lagi dech dan aku
langsung melepas barangku dari mulutnya dan langsung mengarahkan barangku ke ke
maluannya, dan kali ini aku kembali menemui kesulitan, karena liang kewanitaan A
nna benar-benar sempit, dan kecil, penisku sampai perih rasanya, akhirnya dengan
sedikit paksaan aku berhasil juga memasukkan barangku ke dalam liang surganya,
sekitar 15 menit kemudian Anna teriak Tom, aku mau orgasme nich, dan aku langsun
g bilang Tunggu donk aku juga sudah mau orgasme nich . Akhirnya aku mempercepat pol
a permainan, dan akhirnya aku keluar barengan dia di dalam liang senggamanya. Se
telah itu aku langsung tiduran lagi, tapi aku liat kali ini Sonia menyamperi aku
dan bilang Tom giliran aku kapan? terus aku bilang besok saja yach aku cape nich . T
api sebagai jawabnya dia malah merenggut dan langsung mengocok-ngocok barangku,
dan secara perlahan barangku kembali bangun, setelah bangun secara maksimal, Son
ia lalu berdiri dan duduk tepat diatas barangku sambil tangannya perlahan membuk
a bibir kemaluannya, dan aku merasakan perih di sekitar barangku, karena Sonia m
emasukkannya dengan agak keras, setelah itu dia mulai mengoyang-goyangkan pantat
nya naik turun sambil sesekali dia mengoyang-goyangkannya ke depan dan ke belaka
ng, karena merasa nikmat sekali nggak sampai 10 menit aku merasa aku sudah mau o
rgasme, dan aku bilang ke Sonia Son, aku sudah mau orgasme nich , dan sebagai jawab
annya dia mencabut barangku dan mengulum kembali barangku dan akhirnya aku memun
tahkan spermaku di mulutnya dan kemudian diminum semua oleh Sonia Obat awet muda
katanya Dan aku sich tersenyum saja mendengarnya.
Nggak lama kemudian aku tidur bersama mereka berempat dalam keadaan bugil. Sekit
ar Jam 7 pagi aku bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi karena terus terang
badanku lengket semua keringatan. Lalu aku mulai mandi dan menyabuni penisku, mu
ngkin karena terkena tanganku eh adikku malah bangun lagi, dan ketika itu pintu
kamar mandi terbuka, lalu aku lihat Tina masuk ke dalam, dan kaget Gila lu Tom, m
au onani yach, ngapain Tom, sayangkan lu buang gitu saja, mending buat aku, lalu
setelah itu Tina nyamperin aku dan mulai memain-mainkan barangku sebentar lalu
dia mulai mengulum penisku, sekitar 15 menit dia mengulum penisku, sampai akhirn
ya aku mengeluarkan spermaku di dalam, dan kemudian diminum seluruhnya oleh Tina
, nggak beberapa lama kemudian dia malah nungging dan minta di fuck dengan posis
i doggy style, tadinya aku sudah mau nolak dan jelasin bahwa sebenarnya aku lagi
bersihin barangku bukan onani, tapi karena nafsu lihat pantat mulus akhirnya ak
u masukin juga barangku ke liang kewanitaannya, dan kali ini aku nggak sesulit s
ewaktu memasukkan barangku tadi malam, dan setelah puas dengan doggy style dia m
alah minta fuck dengan gaya monyet, dimana aku ngefuck sambil ngegendong dia, ya
ch sudah dech akhirnya aku lakukan juga permintaan dia, 5 menit kemudian aku mer
asa bahwa aku mau orgasme, dan dia bilang Yach sudah Tom keluarin di dalam saja,
aku pengen ngerasain sperma kamu kok Akhirnya aku keluarin juga dech spermaku di
dalam liang kewanitaannya, lalu setelah itu kita malah mandi bersama dan sekitar
pukul 9 pagi aku balik ke rumah dan tidur sampai malam.
TAMAT

INIKAH CINTA? ATAU..?


# Rabu, 18 November 2009
Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun seg
era mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikira
nku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani. Aku pulang k
erumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nont
on TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah ber
pakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.
Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..
Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu jawabku,
dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun seg
era mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya. Aku
segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar k
alau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. S
epanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.
Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak
. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani mera
sa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku deng
an kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton ngg
ak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati. Kita segera duduk denga
n tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan
mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan,
segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuma
n dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lida
hku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena t
idak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang s
ebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Ran
i. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, be
gitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dala
m mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.
Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin na
ik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berc
iuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tangan
ku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku
terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke b
alik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Aku elus-elus, pelan-pela
n, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin ce
pat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan
pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil men
desis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.
Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah a
jaa.. , rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.
Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh.. , katanya sambil mulai meraba celana
ku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudi
an tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku me
rasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung teg
ak. Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin.. , rintihnya dikupingku sambil mula
i digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sed
angkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan
meratakan cairannya. Rani.., teruskan sayang.. , kataku dengan ketegangan yang sema
kin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengur
ut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung s
ekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.
Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh.. , kataku dengan suara yang ngg
ak yakin, karena masih keenakan.
Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes.. , rengeknya
Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?! ajakku, dan ketika Rani menga
ngguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita kelu
ar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap
-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan
tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berde
nyut ketika dia bilang, Nanti aku boleh nyium itunya yah.. . Aku pengin segera samp
ai ke rumah.
Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Ra
ni membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping leherny
a. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan
pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku
ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.
Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya
, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya
segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turu
nkan dan semuanya teronggok di karpet.
Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seo
rang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku imp
ikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan
mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku,
dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. pen
isku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan p
erutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang
bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat de
ngan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungny
a, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani jug
a sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mu
lutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang
sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.
Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai
akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandan
gi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbu
ka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membua
t nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku. Aku me
lihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya
mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan menge
lusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemu
dian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, ke
mudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku s
emakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke
mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kem
udian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya.
Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku s
emakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku
merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan
semakin cepat, dan semakin cepat.
Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mul
utnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa m
enahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat ya
ng luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot
penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak m
erasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Ran
i masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya den
gan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpej
am.
Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali , kataku berbisik
Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu.. .
Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku mema
ndangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciu
mi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun d
an menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu
yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanga
nku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa
saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemud
ian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai
mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangka
ng. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan c
litorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan
ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitor
is serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang.
clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.
Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss , aahh.., sayaangg.. , mulutnya terus meracau sementar
a pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akup
un segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tep
at di selangkangannya. Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua t
anganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka
di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya. Lida
hku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya. Cairan surg
anya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan gana
s, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki,
terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku
sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar
dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku
sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.
Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii.. , rintihnya berulang
-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsu
ku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya. Se
karang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambi
l aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya
nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga me
rasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku
digeser-geserkan di clitorisnya.
Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..
aahh.., iya.., eennaakk sekalii.. .
Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosok
kan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya ak
u mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.
Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann.. ,rintihnya
Tahan dulu sebentar , Nanti juga ilang sakitnya.. , kataku membujuk
Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluark
an lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk ha
mpir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara. Pung
gungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku
keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lag
i. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya
ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan
, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras
sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Ki
ta tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mu
lut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tia
da taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka aku
pun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin ce
pat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.
Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh.. , rintihnya.
Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa.. , kataku sambil
terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penis
ku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangk
at dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam
. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat.. .
Raanii.., aku mau keluar niihh.. .
Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh .
Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang t
erangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras.
Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, ta
ngannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku
memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.
aahh , aahh.., aahh.. , kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berde
nyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya
masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas.
Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir.
Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-era
t, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya se
hingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.
aahh.., aahh.., aduuhh , kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang
keenakan.
Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang seng
gamanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai.
Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa
berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek
oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya m
emang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kami terus saling membelai,
dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelah
an dengan berpelukan.
TAMAT

BUKU ITU AKU PINJAM


# Rabu, 18 November 2009
Waktu itu aku masih SMA kelas satu, kebetulan aku punya tetangga wanita yang sek
olahnya di SMEA dekat sekolah. Dia itu 1 tahun diatas umurku. Orangnya putih, mu
lus rada bongsor, payudaranya lumayan gede, pinggulnya sedeng, pantatnya rada nu
ngging. Sewaktu aku habis pulang sekolah kulihat dia lagi santai-santai di depan
rumahnya, kuhampiri dia terus aku bilang : Da..! (namanya Farida) aku punya buku
bagus, lu mau liat nggak? dia bertanya, Buku bagus apa an Ga? . Pokoknya asyik sudah,
kalau lu baca kagak bakalan nyesel, yakin dech jawabku. Aku pinjem doong , Kalau mau
liat bareng sini sama aku.. aku menantangnya, eh tahunya dia bangun terus mendeka
tiku. Aku yang kebetulan memang sudah lama cari kesempatan buat megang-megang pa
yudaranya. Pas dia sudah di sampingku ku katakan lagi sama dia, Elo mau lihat, ta
pi lu jangan bilang-bilang sama siapa-siapa yah.. , Iya deh sudah gitu aku ajak dia
ke rumah tetanggaku yang kebetulan lagi kosong, memang biasanya aku suka nongkro
ng di rumah itu.
Pas sampai di halaman rumah tetanggaku itu aku mengajaknya ke teras depan. Teras
nya rada adem karena banyak pohon-pohon dan lagi tidak terlalu kelihatan dari ja
lan. Terasnya tidak punya bangku, jadi aku dan dia duduk di lantainya. Kemudian
kutunjukkan buku yang kumaksud, Buku Penthouse Dia sempat kaget! Tanpa disangka, Si
ni deketan lagi kalau mau lebih jelas aku bilang ke dia. Mungkin karena penasaran
juga dia merapatkan duduknya dekatku. Aku buka gambar-gambarnya, eh dia tambah
mau lihat lagi. Sudah begitu kupegang tangannya sambil aku remas-remas jarinya,
sementara tanganku yang satunya lagi membuka gambar lainnya. Dia kelihatannya ra
da terangsang juga. Kepalanya sampai nempel ke kepalaku sampai-sampai aku bisa men
cium wangi rambutnya. Tanganku lama-lama ngusap ke atas tangannya sampai ke bahu
nya, terus ke punggungnya, lama juga mengusapnya. Pas waktu itu ada gambar orang
wanita lagi ngisep barang cowok. Aku sempat bilang sama dia, Elo pengen nggak nger
asain kayak gitu? Dia diam saja, tapi aku tahu dia juga lagi kontrol nafsunya (na
pasnya kayak berat gitu). Tahu-tahu tanganku sudah sampai dan nyelusup lewat tan
gan t-shirtnya yang longgar, meremas-remas payudaranya (dia masih pakai BH). Put
ingnya sudah tegang. Barangku sendiri juga sudah tegang, kelihatan dari celana s
eragam SMA-ku. Aku mencium pipinya yang mulus, terus ke bibirnya. Rupanya dia ju
ga sudah tidak sabaran saat itu. Kami berciuman lama juga, lidahnya kumain-maink
an sampai ke langit-langit mulutnya eh.. dia tambah di luar kontrol. Aku lepas c
iumannya sambil tangganku melepas BH-nya dari belakang, nah sekarang dia nggak p
akai BH lagi. Kuangkat bagian depan t-shirtnya kukulum payudara kirinya, sementa
ra tangan kananku memainkan payudara satunya lagi.
Sambil gitu aku dorong dia supaya dia bisa tidur telentang biar aku gampang ngis
ap pentilnya. Berapa kali dia melenguh tanda dia juga suka. aku sudah nggak tau
bukunya sudah ada dimana deh..! payudaranya kujilati terus turun sampai ke perut
nya yang putih banget (aku belum pernah liat perut putih, waktu itu). Dia pakai
celana pendek jeans sementara tangan kananku sudah sampai ke ritsluiting jeansny
a siap-siap mau turunin celananya. Dia dorong kepalaku lebih kebawah lagi, sekar
ang kepalaku sudah ada didepan selangkangannya tapi masih ada celana dalamnya, j
eansnya sudah turun sampai ke dengkul. Aku tetap menjilati perutnya, tanganku du
a-duanya melorotin celana dalamnya. Uiih aku baru liat yang namanya memek tuch ka
yak gitu. Dia kayaknya juga makin nggak bisa kontrol rangsangan nya. Dia makin sese
pin kepalaku ke barangnya. Dia bilang : Sggh Ga aku sudah nggak tahan nih , tapi aku
masih bisa mengontrol lidahku untuk menjilati barangnya (bulunya sedikit dan rad
a bule). Kulebarkan pahanya pakai tangan dan terus kuhisap kelentitnya. Barangny
a sudah basah banget, kucolok pakai jari tengah ehh masih rapet loh!! aku sempat
nanya : Da lu masih perawan yah ? , dia nggak jawab tapi tangannya pegang tanganku dan
supaya jari tanganku bisa masuk lebih dalam lagi. Jariku sekarang keluar masuk
liang kewanitaannya dan tambah banjir tuh liang kewanitaannya. Dia masih pakai t
-shirt tapi bagian bawahnya sudah total telanjang. Kira-kira 2 menit aku gituin
dia kayaknya dia sudah mau klimaks, uuhh Ga saya mau keluar ga . Sambil ngomong gitu
dia jepit jariku sama pahanya. Ternyata dia sudah sampai, dan jariku masih di da
lam liang senggamanya merasa kayak di pijit-pijit. Kuperhatikan mukanya, kayakny
a dia rada malu sama aku, tapi juga puuaass kubangunkan dia terus aku bilang : Kam
u mau nggak mainin penisku? , dia nggak banyak omong langsung tangannya buka ritsl
uiting celanaku, dia dorong badanku supaya telentang dan dia tarik celana seraga
mku sampai ke paha, terus meloroti celana dalamku. Barangku dikeluarkan, terus d
ia usap-usap pakai tangannya, aku baru setengah tegang, dia bilang, Kok kamu puny
a kecil sih Ga..? , aku bilang : Aku masih belum lagi tegang Da , kocok dulu dong . Aku
lihat tangannya mulai mengocok penisku yang makin lama makin gede. Tiba-tiba kep
alanya maju sampai dekat penisku. Ehh mulutnya sudah menganga dan sudah mulai ngi
sep kepala penisku. Aku baru pernah merasakan penis dihisap, mulutnya menelan se
paruh batang, dia terus memompa sambil air liurnya di keluarin. Tangan kanannya
tetap megang batangku dan tangan satunya lagi pegang barangnya sendiri. Enggak l
ama di situ aku bilang sama dia : Da lu mau aku masukin yah ? , Sakit nggak sih? tanya
ya lagi, aku jawab : Aku nggak tau habis aku sendiri belum pernah sih! . Dia langsun
g stop ngisep dan berbaring telentang dan pantatnya dialasi majalah, sambil memb
uka pahanya lebar-lebar. Aku sempat melihat liang kewanitaannya yang merah muda
sudah basah, aku setengah berdiri, badanku menindih badannya. Tangannya megang p
enisku yang tegang 100 persen. Dia bimbing penisku untuk bisa masuk ke liang kew
anitaannya. Pas sudah mau masuk kira-kira sekepala penis, aku cabut lagi dia kaya
knya nggak tahan, dia tarik pinggangku, Ga jangan dilepas donng, aku nggak tahan S
ggh . Batangku sudah masuk 1/4 ke barangnya yang masih sempit tapi licin aku cabut
lagi, dia tarik lagi pinggangku, sekarang ini sudah 3/4 batang tenggelam ke lia
ng sengamanya. uuggh Dalam banget Ga , Belum semuanya Da masih ada sisanya teken lagi
h Uughh aku juga sudah nggak tahan untuk nggak masukin semuanya. Begitu semuanya m
asuk aku sempet denger kayak ada suara robek. Prreek begitu. Dia sempat menjerit
kecil, Ooougghh Riga barang kamu nikmat banget deehh. .
Aku sudah mulai kocok dia keluar-masuk liang senggamanya yang sempit. Aku nggak
sempet hitung berapa kali aku pompa dia. Lidahku memainkan lidahnya. Aku merasa
nggak lama lagi aku mau keluar, aku bilang : Aduuh.. Da.. Saya sudah mau keluar n
ih , Ouuggh Ga jangan dilepas ga saya juga sudah mau sampai lagi.. Ssgghh . Daa, nggak
han saya buang di dalam saja yah.. , Iyaah asal nggak dicabut ajaa . Enggak lama kelua
r deh spermaku, sreet Srett Srett, sambil aku teken biar lebih dalam ke liang kewa
nitaannya. Berbarengan waktunya dia juga klimaks oouughh Gaa saya juga keluar Ga . Sa
at itu aku ngerasa batang penisku seperti di pijat-pijat di dalam liang surganya
. Riga sperma kamu kok anget sih ngalir di barang saya . Aku cuma nyengir saja dia b
ilang begitu. Sehabis begituan kucabut penisku dari liang senggamanya, dan kuper
hatikan ada darah yang mengalir sedikit dari liang senggamanya, jatuh membasahi
majalah yang dijadikan alas. Ternyata itu adalah darah perawan Farida. Aku sempa
t melap barangku memakai celana dalamnya sebelum aku memakai celana lagi, dia ke
liatannya puas betul. Dia bilang : Riga.. ternyata ngewe itu nikmat ya , aku nggak
nyesel deh diperawanin sama lu, habis lu pinter sih muasin aku.. . Sehabis kejadia
n itu aku makin sering bersetubuh sama dia sampai dia pindah rumah kira-kira 2 t
ahun setelah kejadian pertamanya. Untungnya lagi biar aku keluarin sperma di dal
am, dia tuh nggak pernah hamil. Aku sempat tanya kenapa sih dia nggak pernah ham
il meski juga sering main sama aku, ternyata jawabnya kalau dia milih hari-hari
tidak subur kalau mau main. Untungnya lagi kejadian pertama itu adalah hari-hari
mendekati dia mau menstruasi. Sebab kalau nggak bisa lain lagi ceritanya.
TAMAT

KETIKA AKU BERSETUBUH DENGAN CYNTHIA


# Rabu, 18 November 2009
Aku punya pacar namanya Cynthia, anak kelas 2 SMU. Terus terang saja, seumur hid
up aku belum pernah ketemu wanita yang lebih cantik daripada Cynthia. Semua oran
g yang kenal dia mengakui kalau dia itu yang paling cantik, pokoknya kecantikann
ya absolut. Selama pacaran aku dengan Cynthia sudah peluk-pelukan, cium-ciuman b
aik pipi maupun bibir, nonton, ke pesta, semua sudah kecuali satu, aku belum per
nah melihat kemaluannya. Terus terang seumur hidup (waktu itu lho) aku belum per
nah melihat kemaluan cewek itu seperti gimana, gambar sama film porno tidak pern
ah aku lihat, apalagi yang aslinya.
Suatu kali Cynthia merayakan ulang tahunnya sama teman-temannya di villanya yang
mewah di Puncak, tentu saja Aku diundang. Dengar punya dengar, ternyata Cynthia
ini ditaksir sama laki-laki sekelasnya. Sialan nih anak, pikirku, apa dia nggak
kasih pengumuman kalau aku ini pacarnya? sudah gitu dia itu ngenalin aku ke tem
an-temennya sebagai kakak -nya. Aku omongin hal ini ke Cynthia saat di pesta itu ju
ga, tentu saja pas lagi berdua di kamar ganti pakaian, Cynthia merasa bersalah t
api eh , rupanya dia sudah punya rencana untuk memproklamasikan kalau aku itu paca
rnya, sekaligus bikin cemburu teman-teman sekelasnya he.., he.., he , ada-ada juga
nih cewek.
Ketika aku temui di kamar ganti dia memakai pakaian mirip piyama. Aku belum semp
at tanya-tanya Cynthia menyuruhku memakai pakaian yang serupa, tentunya versi la
ki-laki sambil memesan kalau di balik pakaian itu jangan pakai apa-apa lagi (jan
gan pakai pakaian dalam), katanya dalam rangka proklamasi percintaan kita ke anak-
anak , hehehe..
Aku buru-buru pakai piyama (sebut saja demikian yah , soalnya nggak tahu namanya) it
u tanpa tanya-tanya lagi dan segera menghampiri Cynthia yang sudah siap di depan
lilin dengan semua anak lain pada acara tiup lilin. Aku berdiri di belakangnya,
Cynthia mengalungi kedua tanganku ke dadanya , ya ampun , rupanya dia tidak memakai
pakaian dalam juga, pikirku. Pelan-pelan aku ereksi sudah nggak tahu Cynthianya
merasakan nggak, habis begitu dia tiup lilin, pada tepuk tangan, singkat cerita
, dia memberi sambutan singkat .
Sambutan -nya itu antara lain Cynthia mengucapkan terima kasih ke teman-teman yang
sudah memberi perhatian kepadanya, tapi pada akhirnya dia memilihku (Andri) seba
gai kekasihnya. Wow , ereksi berat deh aku tapi jangan khawatir, katanya, buat tema
n-teman yang sudah memberi perhatian, Cynthia punya sesuatu yang lain buat mereka.
Habis itu dia mengundang tiga teman laki-laki sama tiga teman wanitanya ini kebe
tulan saja tiga sama tiga. Aku diberi tahu bahwa tiga teman prianya itu adalah y
ang sudah terang-terangan menyatakan cinta kepadanya, dan tiga teman cewek itu ada
lah sohib-sohib terbaiknya. Sebenarnya banyak juga sih teman-teman yang lain yan
g suka kepadanya, cuma mereka tidak berani atau belum menyatakan.
Cynthia mengajak aku dan enam temannya itu ke kamar tidur, menutup pintu dan dia
mengajak aku berbaring di sana, di depan keenam temannya itu. Aku dasar orangny
a to the point tidak banyak tanya atau protes, Aku disuruh memeluk dan mencium b
ibirnya, ya aku ikuti saja permintannya. Cynthia merapatkan badannya ke tubuhku
sambil Ehh Ehh Ehh , teman-teman ceweknya mukanya sudah pada merah cekikikan semua , te
us tangannya membimbing tanganku masuk ke piyama -nya, membelai-belai dadanya , turun ,
turun , melepaskan tali piyama -nya , turun lagi , astaga , dia menarik tanganku , mendek
kemaluannya
Aku langsung kena tegangan tinggi deh waktu itu, piyamanya sudah seperempat terb
uka, tanganku sudah di dalam. Aku peluk tubuhnya, cium pipinya, antara sadar dan
tidak sadar aku teriak, Cynthia , Aku pengin lihat kemaluanmu , Biarkan aku melihat
alat kelaminmu !! . Cynthia buru-buru menutup lagi piyamanya, meninggalkan tanganku di
dalam, terkunci oleh kedua tangannya. Kulihat teman-teman prianya pada melotot se
mua mulutnya kebuka, demikian pula teman-teman ceweknya, mukanya pada merah pada
ketawa cekikikan malu.
Kaki Cynthia digerak-gerakan ke depan, dibimbingnya tanganku mendekap dan menggo
sok-nggosok kemaluannya lagi yang sudah basah, kaki dan badannya menggelinjang k
e sana ke mari keenakan. Semakin aku berusaha membuka piayamanya semakin dia meng
unci -nya rapat-rapat.
Akhirnya tanganku berhasil melepaskan diri dari tangannya , tapi masih di dalam, aku
berusaha kuat membuka piyamanya, kalau perlu sampai robek, sampai akhirnya dia k
alah dan kebuka deh tubuh kewanitaannya lengkap dengan buah dadanya yang ranum it
u dan tentu saja kemaluannya!!!
Teman-temannya pada teriak semua , aduh , baru sekali itu sudah aku melihat tubuh wa
nita lengkap dengan alat kelaminnya , Cynthia menggelepar di sana , ditangkap -nya bada
nku, dilepasnya tali piyamaku, dimasukkannya tangannya ke dalam piyamaku dan , di
kocok-kocoknya alat kelaminku (dia sudah mengerti ).
Aduhh , Enak banget pikirku. Teman-temannya pada ketawa semua, akhirnya di keluarkann
ya alat kelaminku , teman-teman ceweknya pada teriak semua dan tertawa terpingkal-
pingkal , sedangkan teman-teman prianya semakin melotot, membuka mulutnya lebar-le
bar dan menahan nafas, seolah tidak percaya pada apa yang mereka lihat.
Digosok-gosokkannya kepala alat kelaminku ke permukaan alat kelaminnya , dibukanya
piyamaku dan dipeluknya aku , aduhh , Aku tidak tahan lagi deh , antara sadar dan tid
ak sadar Aku teriak lagi, Cynthia , Aku pengin bersetubuh denganmu .
Dikuncinya bibirku rapat-rapat oleh bibirnya, dia melumat-lumat mulutku, aku ber
ontak sebentar buat teriak lagi, Cynthia , Biarkan aku menyetubuhimu .
Cynthia memasukkan batang kelaminku ke dalam alat kelaminnya. Astaga! mereka bers
enggama! teriak salah seorang temannya. Aku sudah di antara dua dunia gitu tidak
peduli lagi birahiku menjadi-jadi, bibirku terus dilumat-lumat, badan dan kakiny
a menggelepar-gelepar kenikmatan, demikian pula dengan kaki dan badanku antara s
adar dan tidak sadar aku merasakan seluruh batang kemaluanku sudah terbenam ke d
alam tubuhnya. Tubuh Cynthia terus mendekap tubuhku meminta lebih dalam lagi sep
erti anak singa yang sedang kelaparan meronta-ronta terus menyatukan tubuh kami
berdua. Akhirnya aku sudah tidak dapat menahan lebih lama lagi, aku teriak, Cynth
ia , biarkan aku menyemburkan air maniku ke dalam tubuhmu belum sempat dia menjawab,
akhirnya , creett , creett , creett tersemburlah semua air maniku ke dalam tubuhnya
Aduh nikmat sekali , teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal , aduh nikmat , akhirny
a lemaslah tubuhku dan tubuhnya sebentar kemudian pelan-pelan kucabut kelaminku y
ang melemas , air maniku mengalir keluar tubuhnya bersama dengan air wanita dan da
rah keperawanannya , nikmat sekali.
Lama kemudian kami bisa mengatur nafas lagi seperti tidak peduli akan sekeliling
kami dia mengajakku ke kamar mandi untuk taking shower membersihkan tubuh kami da
ri sisa-sisa sperma, air wanita dan darah keperawanannya. Cynthia menghubungi pe
mbantunya lewat interkom untuk mengganti sprei tempat tidur yang basah, setelah
bersih kami berdua keluar dengan piyama yang baru. Keenam temannya itu satu persat
u meninggalkan ruangan, sisanya entah tahu atau tidak apa yang terjadi aku tidak
terlalu peduli dan kamipun tidur pulas berpelukan dalam kenikmatan capai dan le
mas.
Akhirnya teman-temannya pamit pulang pada ketua panitia yang menyusun acara itu da
n kami tertidur sampai sore dan akhirnya kami berdua pun pulang kembali ke Jakar
ta.
TAMAT

SAAT PERTAMA IKA MELIHAT BARANGKU


# Rabu, 18 November 2009
Aku punya murid les privat (SMU kelas satu) namanya Ika, maaf kalau ini nama ben
eran, Ika itu anak pertama dari dua bersaudara, aku tidak dekat-dekat amat sama
keluarganya yang lain, tapi kalau sama si Ika itu sebulan juga kami sudah dekat
seperti kakak beradik , dia nggak sungkan-sungkan menyandarkan badannya ke aku, bah
kan kepalanya aku elus-elus juga dianya tidak keberatan. Pokoknya seperti kata n
ovel itulah, Lha wong sama kakaknya sendiri
Aku pikir, aku sudah belai-belai rambutnya, sun pipi, apa lagi yah , kayaknya masi
h ada yang kurang gitu. Soalnya si Ika itu lagi mekar-mekarnya, ranum-ranumnya,
tapi soal cowok ya mungkin baru aku sendiri yang dia kenal, belum pas gitu kalau
belum aku kasih tahu (baca: lihat hehehe kejantananku).
Aku baru mikir-mikir bagaimana ngomonginnya. Aku diam-diam suka tegang kalau dia
duduk dekatku. Ya terang saja dia nggak tahu hal begitu, tiap pagi habis bangun
tidur sering ngebayangin gimana rasanya kalau kemaluanku dilihat sama Ika, ya s
ambil masturbasi sendirian.
Pucuk dicinta durian tiba, si Ika baru saja dapat pelajaran Biologi di sekolahny
a. Tahu tidak pelajaran Biologi kelas 1 SMU, organ reproduksi manusia..! Akunya
meledek, Ika kamu menggambarnya (organ reproduksi pria) kok bagus banget, emang s
udah pernah lihat yang benerannya? Dia ketawa cekikikan saja. Oh iya SMU Ika tuh mu
ridnya cewek semua , nggak ada cowoknya hehehe , terus dia cerita kalau dulu pernah a
da cowok masuk ke sekolahnya dia langsung ditelanjangin sama cewek-cewek, tentu
saja waktu itu Ika-nya belum di sana.
Ah Ika kamu jadi bikin Kak Rudi (namaku) penasaran saja
Penasaran apa emang Kak Rudi mau ditelanjangin ?
Asal di depannya Ika saja
Dia ketawa cekikikan
Boleh nggak Kak Rudi telanjang di depan Ika
Ika nggak menjawab, cuma cekikikan saja, terus aku terusin, habis nggak tahan ni
h. Bolehkan yaa Kak Rudi telanjang di depan Ika? Pliizz
Hihihi . Ika menjawab, Ya entar pas ulang tahunnya Kak Rudi saja
Aduh, aku nggak tahan benar deh , pengen waktu itu juga aku keluarin burungku tapi
aku tahan-tahan juga. Itu kejadiannya Bulan Januari, padahal ulang tahunku bulan
Februari, dari hari ke hari si Ika terus aku godain saja seperti Ka , entar Kak Ru
di telanjangnya (maksudnya di depan Ika) sampe Kak Rudi ngeluarin hormon yaa . Si I
ka tuh tidak tahu apa itu sperma, apalagi istilah orgasme atau yang kayak gituan,
makanya kubilang hormon gitu saja. Kalau sudah kugodain gitu paling-paling si Ikan
ya cuma hihihihihi saja. Kapan-kapan lagi saking tidak tahan kubilang Aduh Ika, Kak
Rudi sudah tidak tahan nih sekarang saja ya Kak Rudi telanjangnya . Entar saja deh ka
lau pas ulang tahun hihihi
Seminggu sebelum aku ulang tahun aku ngomong, Eh Ika, kamu tinggal seminggu lagi
deh bakal jadi cewek yang ngerti alat kelaminnya cowok , besoknya , Tinggal enam hari
lagi kamu jadi cewek yang ngerti punyanya cowok seminggu itu rasanya jadi kaya sea
bad deh, akhirnya sambil terengah-engah tiba juga deh hari ulang tahunku.
Aduh Ika , sebentar lagi kamu bakal ngeliat alat kelaminnya Kak Rudi deh Kak Rudi su
dah nggak punya apa-apa lagi buat Kak Rudi sembunyiin Eh tuh mukanya si Ika jadi m
erah padam gitu, maluu , aku juga nervous banget tiduran di tempat tidurnya, dia s
udah ketawa cekikikan gitu , aku pakai pakaiannya juga agar aku mudah terangsang g
itu.., wahh , nggak tahan deh kalau mesti lepas baju sama kaos oblong dulu, sehing
ga kuputuskan , kukeluarkan saja deh alat kelaminku yang sudah meronta-ronta tidak
karuan itu.
Aku lepas sabuk, kancing celana, aku turunin perlahan-lahan sampai tinggal celan
a dalam , aduh , nggak tahan banget, habisnya si Ikanya ketawanya semakin keras, muk
anya semakin merah dan lucu apalagi matanya yang mungil itu. Jadi membelalak sam
bil muter-muterin bola matanya, aku usap-usap kemaluanku yang masih kebungkus ce
lana dalam sampai besar banget seperti rudal Scud, tegak lurus siap-siap diluncu
rkan. Terus celana dalamku aku turunin pelan-pelan, aduh nikmat banget , nikmat , ni
kmat Ikaa ketawain terus dong teriakku, bentar lagi Ika ngeliat nih alat kelaminnya
k Rudi , sampai lepas deh celana dalamku keluar menantang alat kelaminku, batangnya
tegak lurus dan dan
Huahahaa , keras banget teriaknya si Ika, mukanya kocak banget, matanya membelalak,
mulutnya kebuka lebar, lucu banget hahh Seumur-umur baru kali ini dia melihat alat
kelamin pria dewasa, aaduh belum pernah aku merasakan kenikmatan yang kaya gitu.
Ika ini alat kelaminnya Kak Rudii teriakku. Aduh aku berusaha menunjukkan batang kel
aminku ke mukanya, biar dia bisa melihat sebesar-besarnya sampai mengerti.
Aku kocok-kocokan alat kelaminku sendiri. Ika seumur-umur baru sekali ini deh mel
ihat alat kelamin cowok.. hahaha hihihi kepingkel-pingkel dan cekikikan jadi satu.
Aku menggelinjang-gelinjang keenakan, menggeliat-geliat seperti cacing kepanasa
n. Sepuluh menit kemudian aku nggak tahan lagi, Aduh Kak Rudi sudah nggak tahan l
agi Ikaa teriakku sampai akhirnya Cruutt cruutt cruutt bagaikan lahar merapi tumpah
a air kejantananku. Oohh aduh nikmat nikmat ohh .
Si Ika masih cekikikan waktu aku selesai orgasme. Aduh aku merasa habis , rada menye
sal dan bersalah juga, aku melap kakiku yang ketumpahan mani dan aku bersihkan b
atang kelamin yang sudah rada lemas sampai bersih dan kering. Akhirnya kupakai l
agi celanaku, kututupi alat kelaminku sebagaimana mestinya. Si Ika ketawa-ketawa
kecil dan mukanya masih merah waktu semua itu berakhir .
Sudah deh Ika sudah jadi cewek yang mengerti alat kelamin cowok, dalam hal ini alat
kelaminku. Setelah cuci tangan kukasih sun manis di pipinya yang masih kemeraha
n menggeser ke depan sedikit yaa , sedikit lagi , sedikit lagi , sampai bibirku tepat
berada di ujung bibirnya, terus dia menundukan kepalanya, artinya tidak boleh ak
u lanjutkan.
Ya sudah nggak apa-apa. Aku juga sudah puas banget kok ngeliatin alat kelaminku
sampai kamu mengerti , kataku dalam hati.
TAMAT

CERITA CINTA
# Kamis, 19 November 2009
Nama saya Haviez (lelaki, red), dan akan berumur 25 tahun pada tahun ini, saya b
ekerja di perusahaan komputer ternama di kota Bekasi, sebagai sekretaris. Saya a
sli Jawa Tengah.
Cerita ini berawal pada tahun 1999 dimana perusahaan kami menyediakan layanan ku
rsus komputer dalam beberapa gelombang. Saat itu aku baru putus dengan kekasihku
yang bernama Leni. Ternyata dalam waktu yang tidak terlalu lama aku sudah bisa
melirik makhluk lain selain Leni tersayang yaitu Mia. Mia itu sederhana, yang aku
suka darinya adalah senyumnya yang manis, dan bentuk tubuh yang wah . Waktu itu aku
ingat sekali dia daftar diantar sama pria yang aku tebak dan pasti pria itu ada
lah kekasihnya.
Sehari, dua hari dan seterusnya akhirnya aku bisa dekat sama Mia soalnya instruk
turnya sendiri (Pak Indra) sudah aku hubungi supaya datang agak telat dan pulang a
gak cepat supaya Mia tanya ini itu tentang materi belajarnya. Namanya juga wanit
a kurang perhatian, sering banget dia malah curhat sama aku. Cerita ini itu tent
ang keluarga, teman, pacar. Nggak tahunya pacarnya itu (Asep), kurang perhatian
sama dia. Singkat cerita aku langsung ambil kesempatan dari situ, aku jadi serin
g anter dia pulang. Lama kelamaan sepertinya Mia mengerti sama gerak gerikku, ta
pi aku jelaskan kalau aku mengganggap dia seperti adik, padahal maunya lebih dar
i itu.
Beberapa bulan setelah kursusnya selesai kami masih sering telepon-teleponan unt
uk tanya kabar masing-masing. Aku ingat sekali waktu itu bulan puasa. Kantorku m
engadakan buka puasa bersama yang sebagian besar dananya aku tanggung sendiri. J
am 8.30 malam acara buka puasa bersama selesai, diruang itu makanan, gelas, piri
ng semua berantakan. Aku agak kesal melihat itu jadinya aku langsung tarik tanga
n Mia sambil bisik-bisik, Ke puncak yuk? kataku sambil berharap supaya dia mau. Mi
a emang anak yang alim tapi aku nggak kalah, setelah kira-kira 15 menit membujuk
, akhirnya dia mau dengan catatan nggak menginap itu saja Mia harus telepon bapa
knya. Akhirnya aku pinjamkan Nokiaku untuk minta ijin ke bapaknya, dan trim s God
bapaknya memberikan ijin.
Perjalanan ke puncak terasa cepat banget soalnya bulan puasa, mana ada yang ples
ir lagian waktu itu jam 10 malam akhirnya aku menghentikan Escudoku di dekat pon
dok teh sambil pura-pura tanya ini itu. Eh dasar memang dia itu anak alim jadiny
a dia cuma jawab yang perlu-perlu saja sambil menengok keluar jendelanya. Terus
sambil jengkel aku langsung starter mobilku sambil bilang Pulang ah! , terus dia ta
nya Emang kenapa sih, Viz? . Lagian kamu nggak ngerti sih! kataku kesal. Sambil jalan
menuju pulang, tahunya mobil ini langsung berhenti kira-kira 8 km dari tempat ka
mi parkir, ternyata mobil ini kehabisan bensin, apalagi pom bensin jauh dari sin
i.
2 jam menunggu mobil nggak ada satu pun yang membantu, tapi dalam hatiku senang
soalnya memang itu yang aku harapkan. Malam semakin larut nggak terasa udara mak
in dingin, sudah begitu Mia cuma pakai baju yang bisa dibilang bikin geregetan.
Dia pakai kaos ketat tanpa lengan dan rok warna hitam. Sambil pura-pura mengeluh
aku mikirin yang ngeres-ngeres. Aku mikirin gimana ya kalau aku bisa mencium bi
birnya yang mungil itu. Ternyata hujan turun deres banget. Akhirnya aku bilang s
ama dia, Mia, kayaknya kita nggak bisa pulang deh mendingan kamu telepon deh bapa
k kamu supaya mereka nggak kawatir . Tanpa ragu-ragu langsung saja Mia telepon, da
n bilang ke ortunya supaya nggak kawatir.
Hujan makin deras dan sepertinya nggak bakal berhenti sampai pagi nanti, akhirny
a aku bilang ke Mia, Mia tidur saja deh biar Haviez yang nunggu . Terus dia merem s
ambil merebahkan tempat duduknya. Aku bisa lihat semua, matanya, bibirnya, hidun
gnya, lehernya, dadanya, tangannya, sampai kaki aku perhatiin terus. Sampai ngga
k sadar aku sudah ngelus-ngelus pahanya. Keliatannya Mia kaget tapi langsung mer
em lagi karena melihat aku lagi. Dalam hati aku bertanya Nih anak ngasih isyarat
ya? . Terus aku coba remas tangannya yang ada didekat pinggangku, tapi dia diam sa
ja. Aku lihat Mia kayaknya kedinginan, terus aku tanya, Mia kedinginan ya? . Terus
dia jawab, Kak Haviez aku kedinginan nih.
Akhirnya aku nekat dengan jurus pertama yaitu meluk dia. Akhirnya Mia ada dipelu
kanku sambil menutup matanya sepertinya dia sangat menikmati pelukanku. Terasa h
angat sekali, sampai sekarang wangi rambutnya belum aku lupa. Lama berpelukan ak
hirnya kukecup dahinya dan Mia tersenyum sambil membalas kecupanku di pipi kirik
u. Sambil saling berpandangan aku bilang sama dia Mia, aku sayang kamu . Langsung k
ucoba kecup bibirnya yang tidak menggunakan lipstik tapi terlihat basah dan agak
terbuka, sepertinya memang telah menunggu kecupanku. Dia membalas kecupan pertam
aku dengan hebat sekali. Terasa sesekali menggigit bibirku, dan melumat lidahku.
Akhirnya dingin pun hilang dan kami pun menikmati kecupan yang sangat lama itu.
Perlu diketahui bahwa aku masih perjaka saat itu. Jantungku berdebar keras seper
ti mau meledak, aku nggak tahan penisku yang sudah berdiri dari sore sudah minta
makan. Setelah lama berciuman aku bertanya, Mia aku nggak tahan, kita Make Love
yuk? . Mia tertunduk diam tapi aku yakin dia mau. Jadinya aku tetap mulai dengan j
urus kedua. Pelan-pelan aku ciumi kaos hitamnya sambil sesekali menciumi putingn
ya yang sudah agak mengeras. Nafasnya tertahan.. hh.. eh eh eh.. hh.. hh.. Viez.
. Viez.. hh.. sudah dong katanya sambil menarik punggungku. Aku beranikan untuk
jurus berikutnya kuciumi dengan sangat halus sekali dari dahi, bibir, dagu, lehe
r, pinggang sampai paha sambil kuikuti gerakan pinggangnya yang indah dan harum
sekali. Perlahan kuangkat kaosnya dan kulepaskan kaos ketat itu. Tampaknya dia m
engijinkan akhirnya kuciumi dadanya sambil melingkarkan tanganku untuk melepaska
n BH-nya. Tapi kok susah ya? , dalam hatiku bertanya. Akhirnya dia mendorong tubuhk
u dan membuka sendiri BH-nya, sambil ngomong Gampang kok.. kak Haviez saja kurang
usahanya , terus menabrak tubuhku dan meneruskan percumbuan ini.
Dan pecumbuan ini masih berlangsung, aku membalikkan badannya sehingga punggungn
ya menempel pada dadaku tangannya melingkar di belakang leherku. Ku remas-remas
dadanya, memainkan putingnya yang tegang berwarna merah. Aku masih berpakaian le
ngkap, aku bosan dengan Fore Play ini, aku coba untuk melonggarkan roknya dan me
masukkan jemariku di luar CD-nya dan mencari-cari liang kewanitaannya sampai akh
irnya kutemukan walau masih di luar CD-nya. Ku tekan jariku perlahan, Mia merint
ih, Ahh.. jangan ka.. jangan.. ahh! sembari menggoyangkan pinggulnya yang aduhai. A
ku mulai panas, terus aku tekan jariku keluar masuk keluar masuk terus menerus a
khirnya Mia malah memegang tanganku dan memasukkan tanganku kedalam CD-nya, dia
bilang shhshshsh hshsh.. ini baru nikmat shsh.. Aku mulai paham terus kumainkan jem
ariku. Sambil aku pura-pura kepedesan biar dia terangsang. Agak lama juga kami be
rmain jari .
Mia melepaskan tanganku dan membalikkan tubuhnya mengahadapku. Pertama kali inil
ah kulihat tubuh indah, kulitnya yang halus, dadanya yang cukup lumayan menggema
skan, karena selama ini aku cuma membayangkan saja. Kini giliran Mia menggoda ak
u, Mia melepaskan kancing kemejaku satu persatu sambil mengecup bibirku perlahan
, indah sekali. Perlahan menuju kebawah Ia kecup dadaku inci demi inci kurasakan
nikmatnya, ohh. Ia lepaskan ikat pinggangku dan menurunkan retsleting yang suda
h tidak benar lagi letaknya. Ia menggigit-gigit kecil bagian itu, spontan aku te
rhentak tapi berikutnya aku merasakan kenikmatan luar biasa. Wow, sepertinya Mia
sudah lihay sekali adegan ini. Tanyaku dalam hati. Tanganku belum berhenti meme
lintir putingnya.. uhhssuhss terusshshsh, kataku.
Kurebahkan dia ditempat duduk belakang yang agak longgar, aku memang memberhenti
kan mobil agak kedalam jadi orang yang lewat tidak akan melihat apa yang tejadi
di dalam mobil, apalagi kaca mobilku gelap sekali. Kelihatannya Mia sudah Hot se
kali, dia terus mengeluh keenakan sambil memanggil-manggil lirih namaku. Viez..
Viez.. shhshsh sini ahh! Kulepaskan Cdnya yang berwarna hitam transparan, Mia ju
ga membantu melepaskan CD-nya tanpa melihat, ia hanya memejamkan matanya sambil
menikmati yang terjadi. Terbayang film biru yang pernah aku lihat, waktu itu san
g pria menciumi bagian selangkangan dan selanjutnya menjilati sekeliling alat ke
laminnya. Tanpa pikir panjang aku mulai meletakkan jariku di atas liang kewanita
annya dan mulai menciumi bagian itu. Mia merintih, gila.. gila.. nikmat banget..
shhshshshs terusin-terusin Viez.., kujilati bagian dalam kewanitaannya yang mema
ng sebenarnya terasa tidak enak tapi untuk Mia biarlah.
Sambil terus menjilati liang kewanitaannya, ia mulai mencoba menurunkan jeansku
dan menarik CD-ku yang memang agak longgar soalnya sudah beberapa bulan nggak be
li CD. Ia coba meraih penisku yang sedang marah besar. Ia mulai meremas, mengelu
s penisku, aku nggak tahan soalnya baru kali ini penisku dipegang sama wanita, a
hh shhshsh hhh nikmaatt.. shh.
Aku coba hentikan aksi pegang-pegangan ini aku mulai dari awal dalam keadaan Nak
ed, aku bisikkan perlahan, Boleh nggak aku masukin anuku ke anu kamu, boleh ya? sa
mbil melihat wajah mesumku. Mia cuma diam tapi dia langsung membelai halus penis
ku dan membimbingnya ke liang senggamanya. Dan menjelang memasuki liang surganya
kutanya lagi Are you sure? kutatap matanya yang sayu tanpa bilang apa-apa, dan bl
ess. Kumasukan seperempat penisku kedalamnya terasa nikmat sekali, begitu hangat
terasa darah segar keluar dari liang kewanitaannya, Mia teriak lirih ahh.. uhhs
shhs gila gila gila terus.. Viez.. masukin terus.. ahh.. hh ushhs. Dan aku lanjutka
n, kumasukkan setengah dari penisku. Aku juga merintih keenakkan. Mia lihay seka
li menggoyangkan pinggulnya dan mengencang kendurkan selangkangannya, membuatku
menggila. Aahh!! Kucoba meniru gaya film-film turun naik naik turun sampai akhir
nya aahh!! Aku mencapai puncaknya segera kucabut penisku dan mengeluarkan air man
iku ketubuhnya, hhsshh indah sekali teriakku! dan kupeluk erat sangat kencang se
kali tubuh Mia sambil membisikkan Mia, maukah kamu menikah sama aku, please? Mia m
engeluarkan air mata bahagianya. Ku kecup bibir hangatnya dengan halus, kami ter
tidur sehabis itu.
Keesokkan paginya aku sama Mia nggak puasa. Aku jalan kaki mencari pom bensin ya
ng ternyata cuma 10 meter dari tempat kami berhenti, aku sama dia cuma nyengir w
aktu itu. Sesampainya di Bekasi aku antar Mia kerumah dan bilang, Aku mau tanggun
g jawab buat kamu . Ku kecup dahinya dan selanjutnya meninggalkannya.
Dua minggu berikutnya aku terima surat undangan darinya ternyata dia sudah dijod
ohin sama pacarnya dan aku sangat terpukul waktu itu, akhirnya aku sendiri lagi.
Oh.. nasib.
TAMAT

KISAH CINTAKU
# Kamis, 19 November 2009
Tahun 1986 adalah tahun dimana aku mulai menikmati bangku kuliah di salah satu p
erguruan tinggi yang cukup bergengsi di kota B, kebetulan aku berkenalan dengan
dua orang gadis perantauan berasal dari kota C, yang satu bernama Yenni dan yang
satunya lagi bernama Nani, keduanya kost disekitar kampus. Pada awalnya aku jat
uh hati pada Yenni yang pendiam, mempunyai paras yang cantik, tinggi dan putih k
ulitnya dan aku sering main ketempat kostnya sehabis kuliah, di satu sisi Nani,
yang cerewet, yang mempunyai tubuh yang seksi, tetapi parasnya tidak begitu cant
ik (tapi manis juga), serta kulitnya yang putih, selalu membayangi hubunganku de
ngan Yenni.
Akhirnya Yenni mengalah dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada Nani untuk
lebih dekat denganku. Namun aku bersikap cuek saja terhadap Nani. Setahun enam
bulan sudah berlalu, hubungan kami masih biasa-biasa saja, alias tidak ada keser
iusan. Sampai satu saat ketika aku dan Nani berada di dalam kamar kostnya, Nani
menangis karena dia merasa sedih tidak bisa ikut pulang kampung bersama teman ko
st yang lainnya (kebetulan berasal dari satu daerah), aku merasa iba melihat dia
, sehingga tanpa sadar aku berkata kepada dia, bahwa aku menyayangi dia. Eh, bel
um selesai aku berkata dia langsung memelukku. (Padahal aku mau berkata bahwa ak
u menyayangi dia seperti layaknya aku menyayangi adikku sendiri). Akhirnya kami
berpelukan diselingi dengan berciuman.
Mulai saat itu Nani resmi menjadi pacarku, sebenarnya bukan rasa cinta yang aku
rasakan, melainkan rasa kasihan (alias kebablasan ngomong). Hari demi hari kami
lalui dengan penuh percekcokan, bahkan kadang-kadang dengan ancaman putus segala
. Suatu hari ketika aku berkunjung ke tempat kostnya Nani, kami bertengkar karen
a aku terlambat datang, Nani mengancam akan pergi, dan membiarkan aku sendiri di
kamar kostnya, pada saat dia berniat untuk meninggalkan aku, dengan sigap aku m
enarik badannya, namun apa daya tanpa sengaja aku menarik bajunya, dan braatt , ba
junya terbuka dan dua bukit mulus berukuran 32B yang masih tertutup bra yang ber
enda terlihat jelas. Aku tertegun sejenak (entah kagum, entah nyesel), sementara
penisku sudah mulai menggeliat, dan Nani menangis sambil menutup kedua buah dad
anya. Kami terdiam seribu bahasa, kemudian aku mulai mendekatinya dan memeluknya
, dan aku berkata dengan penuh penyesalan: nan, maafkan aku , Tapi ternyata Nani me
nunggu saat seperti ini, dia mulai menghujani aku dengan ciuman, sampai akhirnya
bibir Nani menyentuh bibirku. Mulailah dia mempermainkan lidahnya, serasa membe
rsihkan seluruh rongga mulutku. Akupun tidak mau kalah langkah, aku mulai membuk
a baju Nani, kemudian mencari kancing bra nani yang kebetulan berada di depan be
lahan buah dadanya, sehingga terlihat dua bukit yang mulus menyembul keluar. Wal
aupun kecil ukurannya, ternyata buah dada Nani cukup padat dan berisi. Mulai tan
ganku bergerilya disekitar buah dadanya, sementara mulutku masih sibuk dengan li
dahnya Nani. Aku mulai menundukan kepala dan mulai menciumi buah dada Nani, samb
il terkadang menggigit puting buah dada yang masih berwarna merah muda. Nani mul
ai menggeliat, kemudian aku angkat badan dia, dan aku tempatkan dia diatas singl
e bed-nya. Mulai aku menyosor kearah bawah, tapi Nani berkata Jangan Jay, kita ka
n belum menikah , tapi tangannya malah mendorong kepalaku mendekati dadanya, yang
masih menggunakan skirt warna hitam, dengan sigap aku lepaskan skirt button -nya dan
aku tarik ke bawah, terlihat olehku blacky colour underwear yang berenda sesuai
dengan branya, dan secara samar-samar aku melihat hutan berbentuk segitiga di ba
lik underwearnya dan sedikit basah di sekitar selangkangannya, aku mulai menjila
ti bagian sekitar selangkangannya, dengan bau yang khas dan sedikit pesing (makl
um kami melakukan jam 16.00, belum sempat mandi), dan Nani terus menggeliat samb
il berkata: Jay, oh , Pelan-pelan sayang.. (Dalam hati aku mengumpat sialan tadi bila
ng jangan sekarang sudah tahu gua malah nyuruh nerusin ), Nani mulai terangsang, b
adannya mulai menggelinjang tak karuan. Kemudian dia mulai menarikku naik keatas
ranjang, dan mulailah dia membuka kancing baju kemejaku, kemudian mulai mencium
i dadaku, pentilku dan turun menuju perutku. Tak lama kemudian dia mulai menyera
ng sarang penisku dengan terlebih dahulu membuka celana panjang dan Cd-ku, dan t
anpa disuruh, penisku langsung menyembul keluar dan menegang. Nani dengan sigap
(sepertinya dia sudah pengalaman) menyambar penisku. Dia mulai meremas-remas dan
mengocok penisku. Ketika akan melakukan sucking tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk
. Kami berdua spontan kaget mencari asset kami yang sudah terlepas. Akhirnya set
elah kami berpakaian (dalam 3 menit) pintu di buka oleh Nani (walaupun sedikit n
gos-ngosan dengan perasaan mengganjal). Ternyata teman kuliahnya bernama Suryawa
ti, yang datang jauh-jauh mau ngajak Nani belajar bareng.
Semenjak kejadian itu kami tidak pernah mengulang kembali perbuatan itu, sampai
satu ketika, pada saat Lebaran 1988 aku mengantar Nani pulang mudik ke kampung h
alamannya (kota C) dengan kendaraanku sendiri, kebetulan kendaraan umum yang men
uju kota itu sudah penuh oleh pemudik lebaran. Sesampai di kota C, aku mengantar
kan Nani ke rumah ortu angkatnya (karena dia sudah tidak punya ortu lagi, alias
Bapaknya meninggal dunia, ibunya kawin lagi dengan orang di kota S), aku disambu
t hangat oleh ortu angkatnya dan mereka meminta aku menginap di rumahnya. Tapi a
ku merasa risih, dan aku minta agar aku diperbolehkan tinggal di hotel saja. Set
elah berdebat masalah dimana aku tidur, akhirnya mereka menyetujui aku tinggal d
i Hotel. Aku mulai mencari hotel yang kira-kira sesuai dengan kantungku dengan d
itemani oleh Nani. Kebetulan aku mendapat hotel yang agak pinggiran kota, tapi t
ak apa, yang penting bersih dan murah. Setelah check in, pelayan hotel mengira a
ku dan Nani adalah suami istri. Den pengantin baru ya, kalau perlu apa-apa, Aden
bisa panggil bapak , kami menjawab dengan senyum, dan pelayan itu meninggalkan kam
arku setelah kuberi tips. Akhirnya aku dan Nani berdua di dalam kamar hotel ters
ebut. Tanpa aku sadari Nani sudah memeluk punggungku dan mencium tengkukku, teru
s tangannya bergerilya membuka kancing baju disekitar dadaku. Aku pikir Sialan ju
ga ni cewek , akhirnya aku membalikkan badanku kemudian menyambar bibirnya yang se
ksi, kemudian lidahku mulai berpetualang di dalam mulut Nani, tanganku mulai mem
buka ritsluiting baju terusan Nani, akhirnya risletingnya terbuka sampai punggun
gnya. Dengan sigap aku lepaskan bajunya, dan dia pun tidak mau kalah di lepas ba
juku, ikat pinggangku dan celana panjangku. Kami berdua dalam kondisi Siap tempur ,
aku gendong dia menuju ranjang yang berukuran king-size dan aku merebahkan dia
di atas ranjang. Mulai kubuka branya dan kujilati puting susunya dengan sekali-s
ekali diselingi dengan gigitan, Nani merintih Achh , Jay Jilati memekku, oh , Nani mem
intaku menuju ke daerah selangkangannya, aku mulai menciumi perutnya yang masih
kencang, kemudian aku lepaskan underwear nya, kulihat bulu kemaluannya yang halus
dan tebal bagaikan wool dari Inggris. Aku jilati daerah terlarang nya, aku jilati k
litorisnya, dan aku julurkan lidahku ke lubang kemaluannya. Nani menggelinjang h
ebat, sementara di sekitar liang kewanitaannya sudah mulai basah mengarah kepada
banjir, hampir 20 menit aku bermain di sekitar klitoris dan lubang kemaluannya,
Nani mengerang agghh dengan tubuhnya terangkat. Kemudian dia bangun menarikku dan
menciumi bibirku, sambil berkata Jay, I aku mencintaimu, kamu hebat Joy.. oh , Nani
mulai turun menciumi dan menjilati sekitar telingaku dan terus turun menuju lehe
rku, dan bergerak terus, terus , terus, menuju perut dan akhirnya dia membuka cela
na dalamku dan hup, penisku sudah berada di dalam mulutnya. Kemudian dia menghis
ap penisku dan menaik turunkan kepalanya. Sampai satu saat aku tidak tahan lagi
aku berteriak Nan, a.. aa ku mmaau keluar , eh bukannya dilepaskan malahan goyangan
nya bertambah hebat sehingga aku mengeluarkan biang anakku di mulut Nani. Kemudi
an setelah puas Nani menghisap penisku, dia membersihkan penisku dengan jilatan
lidahnya oh, serasa mau pecah dunia ini . Setelah beristirahat beberapa saat, Nani m
ulai membangunkan penisku lagi, dengan posisi 69 aku tidak mau kalah, aku mainka
n klitorisnya dengan tanganku, dengan lidahku. Kemudian Nani meminta aku memasuk
an penisku ke dalam kemaluannya Jay, fuck me please , please dengan penuh pengharapan
.
Akhirnya aku kasihan juga dan kumasukkan penisku ke dalam liang senggamanya yang
sudah basah, mulailah kami making love dengan berbagai macam gaya. Kemudian Nan
i memintaku memasukan penisku ke dalam anusnya, aku coba, tapi susahnya minta am
pun, akhirnya kuambil cairan memek milik Nani dengan telapak tanganku dan aku us
apkan pada penisku dan lubang anusnya. Setelah melalui perjuangan yang cukup lam
a akhirnya masuk juga, wah rasanya nggak bisa aku lukiskan, pokoknya asyik. Ketik
a aku akan mencapai orgasme, Nani bilang Jangan dulu sayang, kita keluarin sama-s
ama! , akhirnya aku cabut penisku dari lubang anus, kemudian aku masukan kembali k
e lubang senggama Nani, alamak, jauh rasanya, lebih enakan main di anus daripada
di liang kewanitaan, ngeploss banget. Sampai akhirnya aku mencapai puncak dan N
ani pun sama. Waktu aku bilang Naan, mm mma uu, kkeelluuaarr , tadinya aku mau menge
luarkan di luar tapi kaki si Nani menahan pantatku sambil menggoyangkan pinggang
nya yang semakin dahsyat, dan akhirnya aku tak kuat lagi creett creett creett , di ik
uti dengan teriakan Nani Agghh , sayangku . Tanpa sadar aku telah menyimpan deposito
di rahim Nani, dan kulihat Nani tersenyum puas.
TAMAT

BERCUMBU DI LOCOMOTIVE
# Kamis, 19 November 2009
Nama saya Adul Roman, kerja di Perusahaan Umum Kereta Api sebagai Pembantu masin
is (Stoker). Kerjaku ringan hanya membantu masinis melihat dan mengawasi sinyal
selama kereta dalam perjalanan. Awal kisah saya dan teman saya Yanto (masinis) m
embawa kereta api Argo Bromo dengan nomer chasis Locomotif CC 20322. Lokomotif D
ari Stasiun Jatinegara menuju stasiun Manggarai karena gerbongnya ada di manggar
ai. Setelah di gandeng di Manggarai kereta berjalan menuju stasiun Gambir untuk
melayani penumpang di Gambir.
Setibanya di gambir lokomotifnya di langsir sehingga sekarang lokomotif berada d
i selatan, yang sebelumnya berada di utara. Setelah itu saya melapor ke kepala s
tasiun untuk memberi tahu bahwa kereta siap untuk berangkat. Setelah itu saya me
nuju lokomotif kembali. Dalam perjalannan menuju lokomotif saya melihat cewek, w
ah body dan mukanya oke juga. Saya sapa dia Mbak mau ke mana, kok seperti orang b
ingung ? , Lalu dia membalas sapaanku, Mau ke Surabaya nggak punya karcis . Melihat kes
empatan ini saya langsung kontan mengajak dia naik di kabin lokomotif. Saya dan
cewek itu berjalan menuju lokomotif. Karena tangga naik ke lokomotif tinggi, say
a bantu cewek itu untuk naik ke loko, saya dorong pantatnya. Setelah itu cewek t
sb dan saya sudah berada dalam lokomotif.
Temanku Yanto (masinis) menegurku, Siapa tuh cewek, ? .
Saya jawab biasa Penumpang nggak punya karcis .
Lalu saya nanya ke cewek itu Nama kamu siapa, kok nggak beli karcis ? .
Dia menjawab namanya Lulu tujuannya Surabaya dan dia tidak punya uang untuk beli
karcis kereta api.
di dalam lokomotif hanya ada dua tempat duduk satu untuk Masinis di sebelah kana
n dan satu lagi untuk asisten masinis di sebelah kiri. Antara bangku masinis dan
bangku asitennya dibatasi oleh panel kemudi yang tingginya kurang lebih satu me
ter, sehingga antara keduanya hanya kelihatan kepalanya saja. Lulu itu duduk di
pangkuanku karena tempat duduk dalam lokomotif agak besar kurang lebih diametern
ya 50 cm. Sinyal berwarna hijau sebagai tanda Kereta siap berangkat, ketika kepa
la stasiun membunyikan sempritan (semboyan 40 dalam dunia perkereta apian) sebag
ai tanda kereta aman untuk jalan lalu saya bunyikan klakson lokomotif sebagai ac
knowledgement atau pengakuan bahwa perintah di terima. Kwooeengg , masinis Yanto mu
lai memutar handle tenaga sehingga terdengar suara mesin Diesel Lokomotif berder
u-deru. Kereta mulai berjalan.
Di dalam lokomotif jantungku berdebar debar dan kemaluanku tegang karena pantat
cewek itu menempel ke celanaku.
Saya ngomong ke cewek itu, kamu ke Surabaya tempat siapa ?
Teman , jawabnya.
Lalu saya ngomong lagi ,temannya cewek atau cowok .
Cowok , jawabnya.
Goncangan kereta membuat pantat Lulu menggesek-gesek penisku. Membuat batang pen
isku semakin mengeras. Karena dalam lokomotif gelap saya cium saja lehernya, waa
h Nih cewek diam saja padahal dia tahu kalau penisku sudah tegang berat.. Dan nem
pel di Celananya. Kemudian Lulu berkata jangan Mas Adul nanti ketahuan Masinis t
eman Mas Adul kan Lulu malu, saya jawab tenang saja nggak bakal dia tahu. Saya c
ium leher dan pipinya sambil tangan kiriku meraba-raba payudaranya dan tangan ka
nanku memegang klakson locomotif. Klakson ada dua sebelah kanan untuk masinis da
n klakson sebelah kiri untuk Asisten masinis. Setiap kali Lulu mendesah kenikmat
an, saya bunyikan klakson atau lonceng lokomotif agar tidak terdengar oleh masin
is.
Jam yang terpampang pada panel kemudi menunjukkan pukul 22:00. Saya tetap menciu
m pipi dan lehernya tangan kiriku masih bermain di payudaranya. Saya merasakan p
ayudaranya semakin keras. Lalu tangan kananku meraba-raba payudara sebelah kanan
dan tangan kiriku meraba pahanya yang masih terbungkus celana jean. Saya pijat-
pijat dengkulnya sambil badanku merapat ke tubuhnya sehingga menekan buah dadany
a. Tangan kiriku mulai meraba-raba selangkangannya yang masih menggunakan jeans
dan kadang jari-jari tanganku menusuk-nusuk sedikit.
Tanpa sadar, saya sejak tadi tangan Lulu meraba-raba batang kemaluanku. Saya wak
tu itu memakai celana biru, di bukanya retsleting celanaku dan tangannya meraba-
raba penisku yang masih terbungkus CD. Aduh nikmatnya saya berkata dalam hati. S
aya tidak mau kalah, saya buka retsleting jeansnya dan tanganku masuk ke dalam j
eansnya, tidak tahunya nih cewek tidak memakai Celana Dalam. Tanganku bisa merab
a liang kewanitaannya. Sambil meraba-raba saya dan Lulu berciuman. Bibirnya yang
indah saya lumat-lumat. Lulu makin lama makin keras dan cepat mengocok-ngocok b
atang kemaluanku dan tangan kiriku memainkan liang kewanitaannya. Saya gosok cli
torisnya dan ini membuatnya semakin basah. Lulu menggelinjang-gelinjang kenikmat
an. Itu semua saya lakukan terus sampai daerah Pekalongan. Setelah tiba di stasi
un pekalongan saya dan Yanto turun dari lokomotif karena di gantikan oleh masini
s dan asisten masinis dari Surabaya. Lulu tidak mau duduk di pangkuan Asistem ma
sinis dari Surabaya, dia memilih duduk di bawah dengan menggelar koran. Sebelum
kereta berjalan meninggalkan pekalongan Lulu memberi kartu nama yang berisi alam
at dan no telp.
Setelah itu Lulu sering naik kereta api di lokomotif dia selalu menelponku kapan
saya dinas membawa KA Argo Bromo
TAMAT

Você também pode gostar