Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 1
PENDAHULUAN
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-
sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun
mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya
dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan
wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung
kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung
pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk
bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang
wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga
40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di
konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1.4. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk
kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon
yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat
sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian
tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian
mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.
Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan
tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri
untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir
yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah
berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak
yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah
banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium
menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi
tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan
menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio
didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium
akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
b. Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting
ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan
dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam
hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi
luteal dan pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga
memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid
adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid
dan terhadap faktor-faktor psikologis.
c. Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam
darah, yang akan menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental.
Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6
(piridoksin) yang dikenal sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi
mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan
kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan
depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah
prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat
mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap
siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan
mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita
yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi
atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic
acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi
(mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti
peradangan.
d. Manifestasi klinis
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah,
insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada
mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan,
gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejal fisik tersebut diatas.
e. Terapi
- Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari
sebelum haid
- Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap, jangan lebih dari 7 hari
- Pemberian diuretik selama 5 hari dapat bermanfaat
- Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang selama 7-10 hari
sebelum haid
- Psikoterapi suportif
2.3.2.2. Disminorea
a. Definisi
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat
wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan
dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal
adanya disminore primer dan sekunder.
b. Etiologi
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis
sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya
dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab tersering
disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.
c. Patofisiologi
• Pada disminorea primer :
Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami
regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron.
Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga
mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini
akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel
endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat
bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam
arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan
PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya
peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan
merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi
dan distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus
dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan
endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan
ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap
rangsang fisik dan kimia.
• Pada disminorea sekunder :
Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri,
stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan
kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri.
d. Manifestasi klinis
Disminore Primer
• Usia lebih muda
e. Terapi
• Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan
diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita.
Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan
olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
• Pemberian obat analgesik
Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat
diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan
istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk
mengurangi penderitaan.
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi
aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah
antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.
• Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-
benar disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
• Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer.
Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih
70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari
sebelum haid dan pada hari pertama haid.
b. Etiologi
• 40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan hebat saat
haid tidak ada patologi pada sistem reproduksinya dan hal ini
disebut perdarahan uterus disfungsional.
c. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin
releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan
Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan
folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan
leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan
folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium
agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.
Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus
luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan
stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal
dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar
esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
d. Manifestasi klinis
Menorrhagia yang berat dapat menyebabkan anemia.
Gejala lain yang dapat menyertainya antara lain :
1) Sakit kepala
2) Kelemahan
3) Kelelahan
4) Kesemutan pada kaki dan tangan
5) Meriang
6) Penurunan konsentrasi
e. Terapi
Terapi spesifik untuk menorrhagia diberikan berdasarkan :
1) Umur dan riwayat kesehatan
2) Kondisi sebelumnya
3) Toleransi pada terapi pengobatan spesifik
2) Amenore
a. Definisi
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore
adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih.
Klasifikasi amenore :
1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah
mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum
pasien mencapai usia 18 tahun
2) Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama menarche
3) Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas,
selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menapause.
b. Etiologi
1. Tertundanya menarke ( menstruasi pertama )
2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tidak
memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang
sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit /
himen imperforata )
3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan, diet
berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain – lain )
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau sindroma
Swyer ) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X )
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
c. Patofisiologi
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian
dari sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab
utama dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh
kelainan genetik. Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh
testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai
wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak
ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina
tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad,
yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan
seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea
menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH
dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan
kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan
progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan
menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang
merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas
karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma
pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab
amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana
terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi
ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini
menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap
rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau
prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom
seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya
hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang
wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks
sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan
hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
c. Manifestasi klinis
Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak
akan ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk
tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning
sickness dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi maka
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat
dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut
buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :
• Sakit kepala
• Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui )
• Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
• Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
• Vagina yang kering
• Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
d. Terapi
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebanya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas,
penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya
adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk
menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami
menstruasi ( amenore primer ) dan selama hasil pemeriksaan normal, maka
dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan untuk memantau perkembangan
pubertasnya.
WOC
PMS
Pusing kelelahan
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat sesak
nafas.
2. Blood
3. Brain
4. Bladder
5. Bowel
6. Bone
abdomen ↓
menunjukkan uterus↑
lebih dari ↓
DO: Iskemia
↓
• Wajah tampak
Nyeri haid
menahan nyeri
2 Intoleran aktivitas
DS:
Menstruasi
• Pasien
↓
menyatakan
Pendarahan
mudah lelah
↓
DO:
Anemia
• Nadi lemah (TD
↓
90/60 mmHg)
merasa gelisah ↓
• Pucat ↓
inisiatif ↓
Ansietas
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode 1. Menghemat energi untuk aktivitas
istirahat tanpa gangguan, dorong dan regenerasi seluler/ penyembuhan
istirahat sebelum makan jaringan
kebutuhan oksigen
• Tujuan:
INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat 1. Keterlibatan akan membantu pasien
dalam rencana perawatan merasa stres
berkurang,memungkinkan energi
untuk ditujukan pada penyembuhan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi
antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan
sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi
yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan
lamanya perdarahan.
Macam – macam gangguan menstruasi :
• Menurut gangguan siklusnya :
1. polimenore (sering)
2. oligomenore (jarang)
3. tidak teratur
4. amenore (tidak haid)
• Menurut gangguan perdarahan :
1. hypermenore (banyak)
2. hypomenore (sedikit)
3. spotting (perdarahan bercak)
• Perdarahan diluar haid (metroragia)
PERTANYAAN
1. Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase, yaitu
1. fase menstruasi
2. fase proliferasi
3. fase sekresi
4. fase iskemi
key : E
c. hipermenore
d. metroragia
e. spotting
key : A
key : A
10. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien disminorea adalah
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
4. Gangguan integritas kulit b.d inflamasi uterus
Key : A