Você está na página 1de 7

23 November 2010

Ikhtisar Perekonomian Mingguan


Irlandia Menggoyang Eropa, Investor Risk Averse

Irlandia mengikuti jejak Yunani menerima bailout dari IMF dan World Bank. Hal
ini menimbulkan kekuatiran akan kebutuhan serupa bagi negara-negara Eropa
lainnya (khususnya Portugis, Spanyol dan Italia). Jika hal ini terjadi, maka
pemulihan ekonomi Eropa akan lebih lambat dan resiko terjadi resesi kembali
Anton Hendranata meningkat.
Ekonom/Ekonometrisi
anton.hendranata@danamon.co.id
Kondisi Eropa yang kurang baik juga dirasakan oleh AS. Perekonomian
domestik AS yang lemah makin diikuti oleh data tren inflasi inti yang turun
sangat tajam, terendah sepanjang sejarah perekonomian AS. Kalau tren inflasi
ini terus berlangsung, maka terjadinya deflasi tinggal menunggu waktu saja.
Anton Gunawan
Ekonom Kepala Goncangan Irlandia menyebabkan investor bersifat risk averse. Penguatan mata
anton.gunawan@danamon.co.id
uang kawasan negara berkembang terhambat. Sebagian besar mata uangnya
melemah terhadap Dolar AS, termasuk Rupiah. Dalam seminggu ke depan,
Rupiah diperkirakan akan masih sedikit melemah seiring dengan masih tidak
menentunya situasi di Eropa dan ketegangan baru di Korea.
Helmi Arman
Ekonom/Analis Pasar Obligasi Terkoreksinya Rupiah juga dialami oleh pasar obligasi Indonesia. Imbal hasil
helmi.arman@danamon.co.id
namon.co.id obligasi pemerintah mengalami koreksi tajam dengan kenaikan 50-75bps
seminggu yang lalu, sebelum rebound dengan cepat. Dengan mencuatnya
resiko-resiko eksternal dan penetrasi asing yang tinggi di pasar obligasi,
volatilitas imbal hasil bisa kembali meningkat dalam waktu dekat ini.

Irlandia Menggoncang Eropa


Selagi dilanda krisis utang, Irlandia akhirnya setuju menerima bailout dari IMF dan
World Bank, mengikuti jejak Yunani enam bulan yang lalu. Kejadian ini menimbulkan
kehuatiran adanya kebutuhan serupa bagi negara-negara Eropa lainnya seperti:
Portugis, Spanyol, dan Irlandia.

Sebelum paket bailout Irlandia disetujui, aksi jual terhadap obligasi pemerintah
Irlandia begitu marak yang menyebabkan naik tajamnya imbal hasil obligasi negara
tersebut (Gambar 1). Rentang CDS 5-tahun untuk negara-negara Eropa lainnya
terutama Irlandia, Yunani, dan Portugis juga melonjak tajam sejak akhir Oktober 2010
(Gambar 2).

Kondisi ini memberikan tekanan di bursa Eropa, tren kenaikan indeks harga saham
sedikit terkoreksi dan bergejolak (Gambar 3). Indeks harga saham Euro Stoxx 50
tercatat pada level 2.845 per tanggal 19 November 2010 dari 2.890 per 9 November.
Begitu juga dengan mata uang Euro yang telah mengalami tren penguatan akibat
melemahnya Dolar AS. Pergerakannya tertahan dan mengalami koreksi (Gambar 3),
setelah mencapai level yang cukup tinggi EUR 1,42/USD per 4 November 2010
menjadi 1,38/USD per 22 November (depresiasi sebesar 3,1%). Investor bersifat risk
averse, kembali memburu aset finansial yang berisiko rendah (safe haven) berbasis
Dolar AS.

Negara-negara Uni Eropa dan IMF akhir minggu lalu sepakat memberikan paket
bailout senilai 80 – 90 miliar Euro untuk menanggulangi krisis perbankan Irlandia.
Namun yang menjadi fokus perhatian sekarang adalah apakah kebijakan pengetatan
yang telah disetujui Irlandia bisa benar-benar di-implementasikan; khususnya setelah
partai-partai oposisi disana menyatakan keberatan dan menyerukan pemilu dini. Jika
penanganan defisit fiskal dan utang di kawasan Uni Eropa agak lambat dan berlarut-
larut, bukan tidak mungkin pemulihan perekonomian Eropa akan semakin lambat dan
kondisi terburuknya adalah Eropa masuk ke dalam jurang resesi kembali.

Danamon Economic & Market Research 1


Deflasi Membayangi Perekonomian AS
Sementara itu di AS, kekuatiran terjadinya deflasi kembali meningkat. Inflasi inti yang
merupakan komponen dari inflasi umum terus menunjukkan penurunan yang
signifikan sejak kuartal III 2008. Inflasi inti tahunan tercatat pada level 0,6% pada
bulan Oktober 2010 (Gambar 4), terendah dalam sejarah perekonomian AS. Jika kita
tengok ke belakang sejak tahun 2000 sampai sekarang, rata-rata inflasi inti tahunan
berada pada level 2,1%.

Rendahnya inflasi inti ini menunjukkan buruknya fundamental ekonomi AS.


Permintaan domestik terlihat sangat lemah, sehingga tingkat pengganguran bertahan
pada level tinggi 9,6% pada bulan Oktober 2010. Oleh karena itu, sangat beralasan
kalau Bank Sentral AS berupaya keras untuk mendorong pemulihan perekonomian
domestiknya dengan kebijakan quantitative easing (QE)-nya (tahap I sebesar 1,7
triliun USD dan tahap II sebesar 600 miliar USD), yang akan dilakukan hingga
semester pertama tahun depan.

Di tengah masih buruknya prospek perekonomian disana, aliran arus modal asing
akan terus menyerbu kawasan negara berkembang (Emerging Markets) karena
fundamental ekonomi yang bagus dan menariknya imbal hasil investasi. Oleh karena
itu, penguatan mata uang negara berkembang terhadap Dolar AS bisa berlangsung
lagi pada tahun 2011, meskipun dalam waktu dekat ini mata uang Asia mungkin
mengalami koreksi.

Rupiah Melemah
Secara rata-rata, selama seminggu yang lalu Rupiah melemah 0,65% (Gambar 5)..
Namun demikian, pelemahan Rupiah relatif rendah dibandingkan dengan pelemahan
mata uang regional. Ruppe dan Won mengalami pelemahan yang cukup signifikan,
masing-masing sebesar 1,88% dan 1,83%. Pelemahannya, jauh di atas rata-rata
indeks mata uang Asia yang hanya 0,63%.

Dalam tiga bulan terakhir sejak Agustus 2010, walaupun rupiah relatif stabil terhadap
dolar, analisa nilai tukar rata-rata tertimbang atau REER (Gambar 6) menunjukkan
nilai Rupiah cenderung melemah terhadap mata uang negara-negara mitra dagang
Indonesia. Sehingga bila Dolar AS kembali melemah terhadap mata-mata uang
global, rupiah masih memiliki ruang untuk menguat terhadap dolar tanpa
mengorbankan daya saing ekspor Indonesia. Namun dalam seminggu ke depan,
Rupiah mungkin akan mengalami tekanan melemah terhadap Dolar AS dengan
adanya ketidakpastian di Eropa serta munculnya ketegangan militer baru di Korea.

Obligasi Rupiah Akan Cenderung Fluktuatif


Minggu lalu, imbal hasil obligasi tenor menengah-panjang naik sebesar 50 – 75bps
namun kembali rebound dengan cepat. Secara umum, imbal hasil obligasi rupiah
masih relatif tinggi di kawasan Asia; dan fundamental ekonomi yang relatif baik
(terjaganya inflasi dan surplus perdagangan) akan terus mengundang capital inflow
ke pasar obligasi. Kami perkirakan imbal hasil obligasi 10-tahun akan menurun ke
arah 7 persen sebelum akhir kuartal pertama tahun depan.

Namun dalam waktu dekat ini, resiko kenaikan imbal hasil terlihat cukup tinggi di
tengah prospek berlanjutnya gejolak-gejolak eksternal (yakni ketegangan baru di
Korea dan masih besarnya kekuatiran krisis di Eropa). Tingkat penetrasi asing di
pasar obligasi Indonesia cenderung tinggi (30% dari total obligasi yang beredar), dan
daya tampung investor domestik, bilamana terjadi koreksi, masih terlihat rendah.

Danamon Economic & Market Research 2


Kami memilih untuk menunggu hingga imbal hasil obligasi 10-tahun berada diatas 8%
sebelum memulai kembali mengambil posisi long.

Danamon Economic & Market Research 3


Gambar 1. Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Irlandia Naik Tajam Gambar 2. Rentang CDS – 5 tahun Eropa Meningkat

Sumber: Bloomberg (22 November 10) Sumber: Bloomberg (22 November 10)

Gambar 3. Irlandia Membuat Saham Eropa dan Euro Turun Gambar 4. Tren Inflasi AS Menurun

1.50 3,150 6.0 3.0


Inflasi Umum (sumbu kiri)
SX5E (Eropa) USD/Euro (sumbu kiri)
1.45 3,050 Inflasi inti
4.5 2.5

1.40 2,950
3.0 2.0

1.35 2,850
1.5 1.5
1.30 2,750

0.0 1.0
1.25 2,650

1.20 2,550 -1.5 0.5

1.15 2,450 -3.0 0.0


Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun- Jul- Aug- Sep- Oct- Nov- Jan- Apr- Jul- Oct- Jan- Apr- Jul- Oct- Jan- Apr- Jul- Oct-
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 08 08 08 08 09 09 09 09 10 10 10 10

Sumber: CEIC Sumber: Bloomberg (22 November 10)

Gambar 5. Dolar AS Menguat; Apresiasi (+)/ Depresiasi (-) Gambar 6. Nilai Tukar Riil Efektif (RRER) Rupiah Melemah
125 20
2.0
Apresiasi(-)/Depresiasi(+) Rupiah
120 REER (sumbu kiri) 16

1.0
115 12

110 8
0.0
105 4

-1.0 Indonesia Korea 100 0


Malaysia Filipina
Singapura Thailand 95 -4
-2.0 India Indeks Asia
Indeks Dolar AS Eropa 90 -8
Japan 050607080910111201020304050607080910111201020304050607080910111201020304050607080910

-3.0 2007 2008 2009 2010


25 - 29 Okt 1 - 5 Nov 8 - 12 Nov 15 - 19 Nov

Sumber: Bloomberg (22 November 10) Sumber: CEIC (dihitung Danamon)

Danamon Economic & Market Research 4


Gambar 7. Imbal Hasil Obligasi RI Terkoreksi Tajam Gambar 8. Kurva Imbal Hasil Obligasi RI Cenderung Flat

Sumber: Bloomberg (22 November 10) Sumber: Bloomberg (22 November 10)

Danamon Economic & Market Research 5


Indonesia: Proyeksi Indikator-Indikator Perekonomian

2007 2008 2009 2010E* 2011E*

Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) 6,3 6,1 4,5 6,0 6,4
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,8 8,6 7,9 7,2 6,9
Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) 32,8 22.9 35,2 36,6 35,7
Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) 2,5 0,1 2,0 1,1 0,4
Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) 56,9 51,6 66,1 95,2 105,4
Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) 9.419 10.950 9.400 8.950 9.150
Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) 9.136 9.678 10.399 9.050 9.155
Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) 8,00 9,25 6,50 6,50 7,00
Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) 6,6 11,1 2, 8 6,1 6,5
Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) -1,3 -0,1 -1,6 -1,4 -1,2
Peringkat utang oleh S&P BB- BB- BB- BB BB+
Sumber: BPS, CEIC, * Proyeksi Danamon

Kamus istilah

Indeks Dolar AS : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama, yang
terdiri atas enam negara maju (G6) yakni: Euro, Yen Jepang, Pound Sterling
Inggris, Dolar Kanada, Danish Krone Denmark, dan Swiss Franc. Indeks Dolar
populer dipakai untuk menggambarkan tren Dolar AS secara umum.

Indeks Asia : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap sepuluh mata uang
negara Asia: Yuan Cina, Dolar Hongkong, Ruppe India, Rupiah Indonesia, Won
Korea, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Dolar Singapura, Dolar Taiwan, Bath
Thailand.

Real Effective Exchange Rate : Nilai tukar Rupiah secara riil yang diboboti dengan perdagangan internasional
(REER) (ekspor+impor) dan inflasi mitra dagang suatu negara. REER digunakan untuk
melihat tingkat kompetitif ekspor barang suatu negara. Jika REER > 100 berarti
ekspor barang suatu negara makin kompetitif, sebaliknya ekspor barang kurang
kompetitif.

Danamon Economic & Market Research 6


Riset Ekonomi dan Pasar Keuangan

Anton H. Gunawan Ekonom Kepala +62 21 5799-1466


anton.gunawan@danamon.co.id

Helmi Arman Ekonom / Analis Pasar Obligasi +62 21 5799-1563


helmi.arman@danamon.co.id

Anton Hendranata Ekonom / Ekonometrisi +62 21 5799-1563


anton.hendranata@danamon.co.id

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.


Menara Bank Danamon
Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E IV #6
Mega Kuningan, Jakarta 12950
INDONESIA
***
Facs: +62 21 5799-1048

SERTIFIKASI ANALIS
Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat.
Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan / atau pendapat
yang diutarakan dalam laporan ini.

DISKLAIMER
Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, PT Bank Danamon Indonesia,
perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggung-jawab terkait dengan keakuratan dan
kelengkapan dari informasi dan / atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap
segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan / atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi
atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh
dianggap sebagai rekomendasi dari PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan
investasi, transaksi keuangan dan / atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang
menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum
dan keuangan profesional.

Danamon Economic & Market Research 7

Você também pode gostar