Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Irlandia mengikuti jejak Yunani menerima bailout dari IMF dan World Bank. Hal
ini menimbulkan kekuatiran akan kebutuhan serupa bagi negara-negara Eropa
lainnya (khususnya Portugis, Spanyol dan Italia). Jika hal ini terjadi, maka
pemulihan ekonomi Eropa akan lebih lambat dan resiko terjadi resesi kembali
Anton Hendranata meningkat.
Ekonom/Ekonometrisi
anton.hendranata@danamon.co.id
Kondisi Eropa yang kurang baik juga dirasakan oleh AS. Perekonomian
domestik AS yang lemah makin diikuti oleh data tren inflasi inti yang turun
sangat tajam, terendah sepanjang sejarah perekonomian AS. Kalau tren inflasi
ini terus berlangsung, maka terjadinya deflasi tinggal menunggu waktu saja.
Anton Gunawan
Ekonom Kepala Goncangan Irlandia menyebabkan investor bersifat risk averse. Penguatan mata
anton.gunawan@danamon.co.id
uang kawasan negara berkembang terhambat. Sebagian besar mata uangnya
melemah terhadap Dolar AS, termasuk Rupiah. Dalam seminggu ke depan,
Rupiah diperkirakan akan masih sedikit melemah seiring dengan masih tidak
menentunya situasi di Eropa dan ketegangan baru di Korea.
Helmi Arman
Ekonom/Analis Pasar Obligasi Terkoreksinya Rupiah juga dialami oleh pasar obligasi Indonesia. Imbal hasil
helmi.arman@danamon.co.id
namon.co.id obligasi pemerintah mengalami koreksi tajam dengan kenaikan 50-75bps
seminggu yang lalu, sebelum rebound dengan cepat. Dengan mencuatnya
resiko-resiko eksternal dan penetrasi asing yang tinggi di pasar obligasi,
volatilitas imbal hasil bisa kembali meningkat dalam waktu dekat ini.
Sebelum paket bailout Irlandia disetujui, aksi jual terhadap obligasi pemerintah
Irlandia begitu marak yang menyebabkan naik tajamnya imbal hasil obligasi negara
tersebut (Gambar 1). Rentang CDS 5-tahun untuk negara-negara Eropa lainnya
terutama Irlandia, Yunani, dan Portugis juga melonjak tajam sejak akhir Oktober 2010
(Gambar 2).
Kondisi ini memberikan tekanan di bursa Eropa, tren kenaikan indeks harga saham
sedikit terkoreksi dan bergejolak (Gambar 3). Indeks harga saham Euro Stoxx 50
tercatat pada level 2.845 per tanggal 19 November 2010 dari 2.890 per 9 November.
Begitu juga dengan mata uang Euro yang telah mengalami tren penguatan akibat
melemahnya Dolar AS. Pergerakannya tertahan dan mengalami koreksi (Gambar 3),
setelah mencapai level yang cukup tinggi EUR 1,42/USD per 4 November 2010
menjadi 1,38/USD per 22 November (depresiasi sebesar 3,1%). Investor bersifat risk
averse, kembali memburu aset finansial yang berisiko rendah (safe haven) berbasis
Dolar AS.
Negara-negara Uni Eropa dan IMF akhir minggu lalu sepakat memberikan paket
bailout senilai 80 – 90 miliar Euro untuk menanggulangi krisis perbankan Irlandia.
Namun yang menjadi fokus perhatian sekarang adalah apakah kebijakan pengetatan
yang telah disetujui Irlandia bisa benar-benar di-implementasikan; khususnya setelah
partai-partai oposisi disana menyatakan keberatan dan menyerukan pemilu dini. Jika
penanganan defisit fiskal dan utang di kawasan Uni Eropa agak lambat dan berlarut-
larut, bukan tidak mungkin pemulihan perekonomian Eropa akan semakin lambat dan
kondisi terburuknya adalah Eropa masuk ke dalam jurang resesi kembali.
Di tengah masih buruknya prospek perekonomian disana, aliran arus modal asing
akan terus menyerbu kawasan negara berkembang (Emerging Markets) karena
fundamental ekonomi yang bagus dan menariknya imbal hasil investasi. Oleh karena
itu, penguatan mata uang negara berkembang terhadap Dolar AS bisa berlangsung
lagi pada tahun 2011, meskipun dalam waktu dekat ini mata uang Asia mungkin
mengalami koreksi.
Rupiah Melemah
Secara rata-rata, selama seminggu yang lalu Rupiah melemah 0,65% (Gambar 5)..
Namun demikian, pelemahan Rupiah relatif rendah dibandingkan dengan pelemahan
mata uang regional. Ruppe dan Won mengalami pelemahan yang cukup signifikan,
masing-masing sebesar 1,88% dan 1,83%. Pelemahannya, jauh di atas rata-rata
indeks mata uang Asia yang hanya 0,63%.
Dalam tiga bulan terakhir sejak Agustus 2010, walaupun rupiah relatif stabil terhadap
dolar, analisa nilai tukar rata-rata tertimbang atau REER (Gambar 6) menunjukkan
nilai Rupiah cenderung melemah terhadap mata uang negara-negara mitra dagang
Indonesia. Sehingga bila Dolar AS kembali melemah terhadap mata-mata uang
global, rupiah masih memiliki ruang untuk menguat terhadap dolar tanpa
mengorbankan daya saing ekspor Indonesia. Namun dalam seminggu ke depan,
Rupiah mungkin akan mengalami tekanan melemah terhadap Dolar AS dengan
adanya ketidakpastian di Eropa serta munculnya ketegangan militer baru di Korea.
Namun dalam waktu dekat ini, resiko kenaikan imbal hasil terlihat cukup tinggi di
tengah prospek berlanjutnya gejolak-gejolak eksternal (yakni ketegangan baru di
Korea dan masih besarnya kekuatiran krisis di Eropa). Tingkat penetrasi asing di
pasar obligasi Indonesia cenderung tinggi (30% dari total obligasi yang beredar), dan
daya tampung investor domestik, bilamana terjadi koreksi, masih terlihat rendah.
Sumber: Bloomberg (22 November 10) Sumber: Bloomberg (22 November 10)
Gambar 3. Irlandia Membuat Saham Eropa dan Euro Turun Gambar 4. Tren Inflasi AS Menurun
1.40 2,950
3.0 2.0
1.35 2,850
1.5 1.5
1.30 2,750
0.0 1.0
1.25 2,650
Gambar 5. Dolar AS Menguat; Apresiasi (+)/ Depresiasi (-) Gambar 6. Nilai Tukar Riil Efektif (RRER) Rupiah Melemah
125 20
2.0
Apresiasi(-)/Depresiasi(+) Rupiah
120 REER (sumbu kiri) 16
1.0
115 12
110 8
0.0
105 4
Sumber: Bloomberg (22 November 10) Sumber: Bloomberg (22 November 10)
Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) 6,3 6,1 4,5 6,0 6,4
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,8 8,6 7,9 7,2 6,9
Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) 32,8 22.9 35,2 36,6 35,7
Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) 2,5 0,1 2,0 1,1 0,4
Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) 56,9 51,6 66,1 95,2 105,4
Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) 9.419 10.950 9.400 8.950 9.150
Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) 9.136 9.678 10.399 9.050 9.155
Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) 8,00 9,25 6,50 6,50 7,00
Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) 6,6 11,1 2, 8 6,1 6,5
Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) -1,3 -0,1 -1,6 -1,4 -1,2
Peringkat utang oleh S&P BB- BB- BB- BB BB+
Sumber: BPS, CEIC, * Proyeksi Danamon
Kamus istilah
Indeks Dolar AS : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama, yang
terdiri atas enam negara maju (G6) yakni: Euro, Yen Jepang, Pound Sterling
Inggris, Dolar Kanada, Danish Krone Denmark, dan Swiss Franc. Indeks Dolar
populer dipakai untuk menggambarkan tren Dolar AS secara umum.
Indeks Asia : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap sepuluh mata uang
negara Asia: Yuan Cina, Dolar Hongkong, Ruppe India, Rupiah Indonesia, Won
Korea, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Dolar Singapura, Dolar Taiwan, Bath
Thailand.
Real Effective Exchange Rate : Nilai tukar Rupiah secara riil yang diboboti dengan perdagangan internasional
(REER) (ekspor+impor) dan inflasi mitra dagang suatu negara. REER digunakan untuk
melihat tingkat kompetitif ekspor barang suatu negara. Jika REER > 100 berarti
ekspor barang suatu negara makin kompetitif, sebaliknya ekspor barang kurang
kompetitif.
SERTIFIKASI ANALIS
Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat.
Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan / atau pendapat
yang diutarakan dalam laporan ini.
DISKLAIMER
Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, PT Bank Danamon Indonesia,
perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggung-jawab terkait dengan keakuratan dan
kelengkapan dari informasi dan / atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap
segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan / atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi
atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh
dianggap sebagai rekomendasi dari PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan
investasi, transaksi keuangan dan / atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang
menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum
dan keuangan profesional.