Você está na página 1de 3

Ada apa dibalik Puasa?

Oleh Gendra Bagus

(Pengajar TPQ Jam’ul Fawaid)

Makan, minum dan juga hubungan biologis antara suami istri merupakan hal yang
alami dan naluriah sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tetapi kadang kala dorongan
batin dan nafsu seringkali tidak terkendali oleh manusia itu sendiri, jika itu terjadi maka
apa bedanya manusia dengan hewan? Sehingga, tidak ada cara lain untuk
mengendalikan hal hal tersebut kecuali atas dorongan mental, spiritual medis dan sosial,
sehingga tercipta tatanan yang mengembalikan hakikat manusia sebagai manusia yang
memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang sebaik baiknya.

Secara bahasa puasa berarti al Imsak yakni menahan dari melakukan sesuatu atau
meninggalkannya. Dalam dunia keagamaan puasa merupakan ritual ritual lama yang
telah dikerjakan berabad abad sebelum Islam datang. Penganut Hindu, Brahma, dan
Budha juga Nasrani pada masa lalu sudah mewajibkan puasa sesuai dengan aturan yang
tertera dalam kitab suci mereka. Dalam tinjauan medis, puasa adalah kondisi ketika
badan tidak mengkonsumsi makanan dalam beberapa saat atau beberapa hari. Dengan
demikian, jika tidak makan untuk alasan diet ataupun dalam istilah jawa tarak yakni
tidak makan jenis makanan tertentu maka juga dapat dikatakan puasa dalam
terminologi medis.

Kapan Puasa Dimulai?

Puasa Ramadhan baru diperintahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW pada
bulan Sya’ban ditahun ke 2 setelah hijrah. Mengapa puasa tidak disyari’atkan pada awal
kedatangan islam? Adalah karena misi utama awal Islam muncul adalah dakwah secara
hikmah (bil hikmah) dalah hal penanaman akidah, hal ini dapat kita ketahui dengan
adanya perbedaan karakteristik antara surat-surat makiyyah dan madaniyyah.

Mengapa dibulan Ramadhan?

Dalam tradisi bangsa Arab, terdapat kebiasaan ketika menamai sebuah bulan
dengan mengkait kaitkan fenomena yang terjadi di bulan tersebut, seperti bulan
Syawwal yang diambil dari kata Syaul yang berarti menganggkat. Karena di bulan ini
umumnya terjadi masa perkawinan unta. Dimana setiap kali menjelang perkawinan, unta
memiliki kebiasaan mengangkat ekornya. Sedangkan pada nama Ramadhan yang
berarti sangat panas karena cuaca berada pada puncak panas.

Menurut Muhammad Ar Razi ketika menafsirkan Al Baqarah 185 menyebutkan


bahwa ayat tersebut adalah sebagai alas an (‘illat) dipilihnya bulan Ramadhan sebagai
bulan puasa. Karena Allah memberikan beberapa keistimewaan pada bulan tersebut
dengan menurunkan tanda tanda paling Agung (ayat Rububiyyah), yakni Al Qur’an.
(Tafsir Al Kabir Al masyhur bi Mafaatih Al Ghaib).

Mengapa Puasa Di siang Hari?


Tujuan dan hikmah disyari’atkannya puasa adalah untuk meraih predikat orang
yang bertaqwa dan bersyukur. Semua itu dapat terwujud apabila puasa diletakkan pada
waktu yang tepat, yakni siang hari. Karena pada saat itulah manusia melakukan segala
aktivitasnya yang tentunya apabila tidak dilandasi dengan kesadaran Iman dan Islam
yang kuat niscaya puasa akan benar benar berat untuk dilakukan.

Hikmah Medis

Dalam tinjauan medis, puasa disiang hari yang merupakan pusat aktivitas justru
merupakan cara terbaik untuk membantu mempercepat proses pelarutan. Yakni, sebuah
proses penghancuran jaringan jaringa protein yang terkandung dalam daging dan urat.
Sebagaimana kita ketahui dalam hati, otot dan jantung bahkan dalam setiap sel manusia
yang tergabung dalam lemak, tersimpan zat yang berbentuk glukosa (zat gula). Ketika
tubuh tidak mendapatkan pasokan makanan, maka zat gula dalam tubuh akan diproses
menjadi tenaga oleh jantung. Dari sinilah terjawab bahwa mengapa manusia dapat
bertahan hidup selama 40 hari tanpa makan dan hanya membutuhkan air saja.

Memang diwaktu puasa asupan makanan yang masuk kedalam tubuh mengalami
pengurangan, tetapi hal ini tidak berdampak menurunnya gizi yang diserap oleh tubuh.
Justru sebaliknya, gizi yang diserap oleh tubuh kualitasnya lebih baik disebabkan organ
pencernaan tidak dibebani dengan tugas yang berat sehingga memungkinkan
penyerapan yang optimal.

Hikmah spiritual

Dengan berpuasa, seseorang mempertegas komitmen beragama untuk


memprioritaskan perintah Allah SWT. Dan mengalahkan keinginan hawa nafsu. Puasa
selain bertujuan untuk membuat seorang muslim bertaqwa juga menumbuhkan
perasaan senantiasa diawasi oleh Allah SWT. Ketika kita sendirian ditempat yang sepi
merasakan lapar dan dahaga, kita memiliki kesempatan untuk makan dan minum tanpa
sepengetahuan orang lain. Namun, keyakinan itulah yang mengalahkan segala hal yang
memperturutkan hawa nafsu.

Puasa juga melatih diri kita agar senantiasa bersyukur atas semua nikmat yang
telah diberikan oleh Allah SWT. Seseorang baru sadar betapa besar nilai sesuatu hal
pada saat ia kehilangan. Segala hal yang diperintah menjadi ringan apabila disertai
dengan cinta kasih kepada yang memerintah. Begitupun dalam ibadah puasa ini.

Hikmah Sosial

Dengan merasakan betapa menderitanya menahan lapar dan dahaga selama


berpuasa, akan menimbulkan kasih sayang, solidaritas dan kepedulian social terhadap
mereka yang hidup di dalam lingkaran kemiskinan. Pernah suatu hari nabi Yusuf A.S
ditanya, “Mengapa engkau rela merasakan lapar, padahal engkau telah memiliki
kekayaan dunia?” Beliau menjawab, “Aku takut bila diriku kenyang, maka aku akan lupa
kepada orang yang lapar.”
Dengan puasa, seorang akan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah
masyarakat yang hidup dalam komunitas sosial. Hidup bersama bersanding, dan
berkumpul dengan mereka. Sahur bersama, berbuka bersama dan menghadiri shalat
‘Ied bersama merupakan momentum kebersamaan bahwa Islam adalah benar benar
rahmatan lil alamin yang tidak hanya teori tetapi mutlak pengaplikasian dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan.

Selamat menjalankan puasa, semoga puasa kita ditahun ini benar benar
tumbuh atas kesadaran iman yang menghujam didalam hati, mutlak wujud
cinta kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Bukan sekedar euforia
ritual tahunan belaka…

Você também pode gostar