Você está na página 1de 6

BAB I

‘PENDAHULUAN’

I.1 Latar Belakang

Dunia sastra kini telah banyak dilingkupi dengan beraneka ragam


bentuk karya-karyanya, baik itu yang tradisional maupun yang modern.
Sebut saja, novel, cerita pendek, dongeng, dan sebagainya. Namun, ada
salah satu bentuk sastra yang kini berangsur-angsur mulai menghilang.,
yaitu hikayat.
Hikayat termasuk salah satu karya sastra Melayu Klasik. Hikayat
adalah cerita kuno sejenis roman yang menceritakan kehidupan putra raja
yang gagah perkasa beserta putri yang cantik yang bersifat khayal. Cerita
lengkap dalam hikayat dimulai dari cerita tentang nenek moyang para tokoh
yang berasal dari kahyangan. Peristiwa-peristiwa diceritakan secara
mengagumkan berhubungan dengan kesaktian dan pengalaman-
pengalaman yang berbahaya. Pada umumnya cerita berakhir dengan
pertemuan antara putra raja dengan kekasihnya. Bahasa dalam hikayat
kadang-kadang sulit dipahami. Dalam menceritakan kisahnya, hikayat
menggunakan bahasa Melayu yang kini sudah jarang digunakan dalam
percakapan sehari-hari. Ini merupakan salah satu faktor mengapa sekarang
hikayat kurang populer dalam kehidupan masyarakat khususnya di
kalangan remaja.
Dalam makalah ini, tema hikayat sengaja diangkat kembali agar kita
tidak lagi menganggap hikayat sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman,
karena sesungguhnya hikayat mempunyai keunikan tersendiri dalam
menyampaikan amanah-amanahnya yang tentunya sangat berguna dalam
kehidupan bermasyarakat.

I.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang seluk-beluk hikayat yang mungkin selama ini
sudah mulai hilang., karena dalam makalah ini akan membahas mengenai
definisi hikayat dan unsur-unsur yang menyusunnya.
BAB II
‘PEMBAHASAN’

II.1 Definisi Hikayat

Hikayat merupakan cerita kuno sejenis roman yag melukiskan


kehidupan putra raja yang gagah perkasa beserta putri yang cantik yang
bersifat khayal.

Ciri-ciri hikayat :
~ Isinya menceritakan tentang kehidupan di istana atau kerajaan
~ Ceritanya selalu berakhir dengan kebahagiaan
~ Menggunakan bahasa Melayu yang sulit dipahami
~ Memulai kisahnya dengan kata-kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah,
hatta atau tersebutlah
~ Disusun dengan unsur instrinsik dan ekstrinsik
~ Diikutsertakan dengan pantun
~ Berbingkai-bingkai :
artinya berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh seseorang setelah hal
ihwal orang yang bercerita itu diceritakan.

II.2 Analisis Hikayat


1. Hikayat Asli

Judul Hikayat : PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG


Penerbit : Balai Pustaka

a. Unsur Instrinsik
♥ Tema
Kisah ini memaparkan kisah bertema kehidupan sosial

♥ Topik
Hikayat ini menceritakan tentang penyelesaian masalah antara si
Bungkuk dan si Panjang oleh Mashudulhakk yang terkenal arif dan
bijaksana.

♥ Alur
Hikayat ini menggunakan alur tunggal karena hanya menceritakan
satu episode kehidupan saja.
♥ Latar
Latar waktu dari hikayat ini tidak dapat diketahui secara terperinci
karena memang tidak dijelaskan dalam cerita. Sedangkan latar tempat
dari cerita ini adalah di sebuah dusun yang merupakan tempat tinggal
dari Masyhudulhakk.

♥ Tokoh

~Masyhudulhakk
watak : arif, bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang
sulit.

~ Si Bungkuk
watak : baik, penyayang dan pantang menyerah.

~ Istri Si Bungkuk
watak : pembohong dan tidak setia

~ Si Panjang
watak : cerdik dan licik

♥ Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam hikayat ini adalah sudut
pandang orang ketiga serba tahu karena pengarang seolah-olah serba
tahu sehingga pengarang dapat mengemukakan segala tingkah laku
dan pikiran semua tokoh.

♥ Amanat
Dalam hikayat ini tersirat suatu amanat yang sangat berguna bagi
kehidupan kita sehari-hari. Hikayat ini mengajarkan kita agar selalu
bersikap jujur dalam bertindak, karena bagaimana pun juga sesuatu
yang benar pasti akan mengalahkan sesuatu yang bathil.
b. Unsur Ekstrinsik
♥ Nilai Agama
Hikayat ini mengajarkan kita agar selalu jujur dalam bertindak.
Janganlah sekali-kali kita melakukan perbuatan dusta dan berbuat
curang, karena itu semua termasuk ciri-ciri orang yang munafik
dan Allah SWT sangat membenci orang yang munafik. Selain itu,
kita juga diajarkan untuk selalu bersyukur terhadap apa yang telah
kita miliki. Jangan pernah kita merasa iri ataupun dengki terhadap
sesuatu yang tidak kita miliki, karena sesungguhnya, apa yang kita
miliki saat ini, yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita
adalah memang yang terbaik untuk diri kita.

♥ Nilai Moral
Nilai moral yang dapat kita petik dari hikayat ini adalah agar kita
selalu bertindak di jalan yang benar. Janganlah sekali-kali kita
memutar balikkan fakta, mengatakan bahwa yang salah itu benar dan
sebaliknya, karena bagaimanapun juga kebenaran akan mengalahkan
kebathilan. Walaupun sulit, kebenaran pasti akan menemui jalannya.

2. Hikayat Terjemahan

Judul : DOSA dan PAHALA


Penerbit : Balai Pustaka

a. Unsur Instrinsik
♥ Tema
Kisah dalam hikayat ini bertemakan kehidupan sosial.

♥ Topik
Kisah dalam hikayat ini menceritakan tentang seorang raja dan
hambanya yang dipertemukan secara tak sengaja. Juga tentang
seorang raja yang dengan tulus mengampuni kesalahan hambanya.

♥ Alur
Hikayat ini menggunakan alur maju dalam menguraikan konflik-
konfliknya. Cerita hikayat ini diawali dengan kesalahan seorang
hamba akibat ketidaktelitiannya nyaris membuat telinga rajanya
putus. Namun, setelah berpikir matang-matang raja pun
memaafkannya dengan syarat hamba tersebut harus meninggalkan
negerinya. Akhirnya, setelah berapa lama berpisah, secara tak
sengaja keduanya pun dipertemukan kembali.

♥ Latar
Cerita dalam hikayat ini terjadi di dua buah negeri yang bernama
Negeri Yaman dan Negeri Rinji.

♥ Tokoh
~ Raja Yaman
watak : pemaaf, arif dan bijaksana

~ Ibraha
watak : rajin dan bijaksana

~ Raja Rinji
watak : arif dan bijaksana

♥ Sudut Pandang
Dalam hikayat ini dipakai sudut pandang orang ketiga serba tahu di
mana pengarang mengetahui semua pola dan tingkah laku semua
tokoh dan pengarang bertindak sebagai pencerita.

♥ Amanat
Palajaran yang dapat kita petik dari hikayat ini adalah sudah
menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk saling memaafkan
kesalahan baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja secara
ikhlas dan tulus. Suatu saat Allah SWT pasti akan memberi balasan
yang setimpal di dunia dan akhirat.

b. Unsur Ekstrinsik

♥ Nilai Agama
Nilai agama yang dapat kita ambil dari kisah ini yaitu melarang kita
untuk bersifat dendam. Kita dianjurkan untuk senantiasa mau
memaafkan kesalahan orang lain dengan ikhlas, karena suatu saat
Allah SWT pasti akan membalasnya dengan sesuatu yang setimpal baik
di dunia maupun di akhirat.
BAB III
‘PENUTUP’

III.1 Kesimpulan
♥ Hikayat adalah cerita kuno sejenis roman yang menceritakan
kehidupan kerajaan.
♥ Hikayat dilengkapi pula dengan unsur instrinsik dan ekstrinsik.
♥ Hikayat sulit untuk dipahami karena menggunakan bahasa Melayu.
Namun, hikayat sarat akan nilai-nilai kehidupan.
♥ Dari segi isi dan unsur di dalamnya, hikayat asli dan terjemahan
tidak jauh berbeda.

III.2 Saran
Sebagai pelajar yang memiliki rasa cinta tanah air sudah sepatutnya
kita melestarikan kebudayaan untuk membaca hikayat. Meskipun
sekarang kita hidup di zaman yang serba modern, tapi tetap saja
kita tidak boleh melupakan kebudayaan tradisional kita yang juga
sarat akan pendidikan dan merupakan identitas kepribadian
bangsa kita.

Você também pode gostar