Você está na página 1de 2

‘Aqidah sebagai Fondasi Utama Agama Islam

oleh Riza Hakim Fazlurrahman Zaini, 1006667560

‘Aqidah menurut bahasa Arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, al-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang berarti
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah yang artinya mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah terminologi yang umum, ‘aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, ‘Aqidah
Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah subhanahu wa ta’ala
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk
serta mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’
(konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah
maupun amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta
ijma’ Salafush Shalih.

Salafush Shalih adalah generasi pertama dan terbaik dari ummat Islam, yang
pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Rasulullah dan
menegakkan agama-Nya. Salafush Shalih terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in
dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan
Allah.

‘Aqidah menempati posisi paling penting dalam ajaran Islam. Ia ibarat fondasi dalam
sebuah bangunan. Bila ‘aqidah seseorang rusak, rusak pula seluruh bangunan Islam yang ada
di dalam dirinya. Bila ‘aqidahnya runtuh, runtuh pula seluruh bangunan keislamannya.
Bahkan bagian-bagian Islam yang berupa syari’at, mu’amalah, dan akhlak tak mungkin dapat
ditegakkan dalam masyarakat Muslim sebelum ‘aqidah mereka lurus dan mengakar kuat di
hati sanubari. ‘aqidah sangat menentukan tegaknya syari’at Islam dan akhlak kaum
Muslimin. Dalam Rukun Islam, bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan
benar selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah atau syahadat
merupakan poin pertama dan menjadi pilar utama sebelum pilar-pilar lain.
Begitu besarnya pengaruh dan peranan ‘aqidah ini terhadap ajaran Islam yang lain
sehingga ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
lebih dari sepertiganya berbicara tentang ‘aqidah. Dan selama tiga belas tahun pertama di
Makkah Rasulullah hanya mendakwahkan ‘aqidah saja. Bahkan sejak awal dakwah hingga
akhir hayatnya, beliau tetap mendakwahkan tauhid ini.

‘Aqidah Islam yang tercermin di dalam ‘aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah memiliki
sejumlah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ‘aqidah manapun. Hal itu tidak
mengherankan, karena ‘aqidah tersebut diambil dari wahyu yang tidak tersentuh kebatilan
dari arah manapun datangnya.
1. Sumber Pengambilannya adalah Murni; Hal itu karena ‘aqidah Islam berpegang pada
Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ Salafush shalih. Jadi, ‘aqidah Islam diambil dari
sumber yang jernih dan jauh dari kekeruhan hawa nafsu dan syahwat.
2. Berdiri di atas Fondasi Penyerahan Diri kepada Allah dan Rasul-Nya; Hal itu karena
‘aqidah bersifat ghaib, dan yang ghaib tersebut bertumpu pada penyerahan diri. Islam
tidak akan berdiri tegak melainkan di atas fondasi penyerahan diri dan kepasrahan.
Jadi, iman kepada yang ghaib merupakan salah satu sifat terpenting bagi orang-orang
mukmin yang dipuji oleh Allah Ta’ala.
3. Sesuai dengan Fitrah yang Lurus dan Akal yang Sehat; ‘aqidah Ahli Sunnah wal
Jama’ah sesuai dengan fitrah yang sehat dan selaras dengan akal yang murni. Akal
murni yang bebas dari pengaruh syahwat dan syubuhat tidak akan bertentangan
dengan nash yang shahih dan bebas dari cacat. Sedangkan ‘aqidah-’aqidah lainnya
adalah halusinasi dan asumsi-asumsi yang membutakan fitrah dan membodohkan
akal.
4. Sanadnya Bersambung kepada Rasulullah , Para Tabi’in, dan Imam-imam Agama,
baik dalam Bentuk Ucapan, Perbuatan, maupun Keyakinan (I’tiqad); Tidak ada satu
pun di antara pokok-pokok Ahli Sunnah wal Jama’ah yang tidak memiliki dasar atau
landasan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau riwayat dari generasi Salafush shalih.

Daftar Pustaka
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2010. Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i
http://s1.islamhouse.com/data/id/ih_books/single/id_mokhtseer_creed_of_ahul_alsunnah_a_a
ljama.pdf

Você também pode gostar