Você está na página 1de 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT


karena limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya referensi dan waktu.
Namun, berkat keseriusan dan kerja keras akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan juga.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang berdaya guna di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi teman-teman dan
kalangan umum untuk dijadikan sebagai salah satu referensi
pembelajaran dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan yang
diharapkan dapat menginspirasi untuk berbuat yang lebih baik lagi di
masa depan.

Makassar November 2010


Penyusun:

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Asal usul manusia
B. Asal usul manusia menurut islam
C. Tahapan kejadian Manusia :
1. Proses kejadian manusia pertama (Adam)
2. Proses kejadian manusia kedua (Hawa)
3. Proses kejadian manusia ketiga (semua keturunan adam dan
hawa)
D. Kisah nabi Adam dan Hawa
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
Pendahuluan
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu

2
permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan
oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang
asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung
teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal
dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang
sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia
seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-
penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan
Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses
evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan
informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama
yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Adalah amat
penting untuk memahami dengan gamblang bagaimana asal usul manusia
yang sebenarnya.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka
bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-
shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun
tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan

3
secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan
berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi
dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya
berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru
sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Dalam hal ini
membuat kita beranggapan bahwa manusia kehilangan harkat dan
martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan
paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan
yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk
lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia
Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah
sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk
manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah
menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi
semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi
kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar.Dia juga telah
menundukkan bagi kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah
telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan
atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang
menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa
nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang
telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat

4
memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan
yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-
makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal
yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.

Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Manusia
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :
Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka
apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Muqadimah:
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu
permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan
oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang
asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung
teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal
dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang
sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia
seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-
penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan
Meghanthropus.

6
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi
manusia tersebut.
Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang
terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa
Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah
termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang
ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah
keterkaitannya ?
B. Asal Usul Manusia menurut Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang
enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah
satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu
pengetahuan.
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak
perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran
keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka
tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman
kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-
pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah
tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan,

7
dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang
mereka nyatakan.

C. Tahapan kejadian manusia :


1. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk
yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di
dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al
Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan
manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah
Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan)
dari tanah". (HR. Bukhari)
2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia
ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan
manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan

8
kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati
firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) :
36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di
dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat
banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara
tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui
perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang
telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan
generasinya.

9
3. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam
dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam
dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau
menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) :
12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan
dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya
pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama
empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat

10
kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah
menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu
tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam
Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan
yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon
(sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka
terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita)
di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk
manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio
secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955,
tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini
sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau
mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al
Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga
mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami
para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan
hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk
ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin

11
jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang
perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom
zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh
ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah)
menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin)
bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung
yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok
dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS.
Az Zumar (39) : 6)

D. Kisah nabi Adam dan Hawa


Agama Islam percaya akan kisah Nabi Adam dan Hawa yang
disebutkan pada Al Baqarah ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang
digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab.
Ayat 30 berbunyi sebagai berikut:

12
Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat,
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi".
Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-
Mu?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".

Dari ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan


bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan
membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam
perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga
dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia.
Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan
dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .
Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan
pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari
sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai
perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada
diantara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap
akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah.
Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33) ini:
Dia mengajari Adam tentang nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah

13
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu benar!" Mereka menjawab,
"Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau,
Engkaulah Yang Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana". Dia (Allah)
berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda-
benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama
benda-benda itu, Dia (Allah) berfirman, "Bukankah sudah Ku-katakan
kepada kamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan".

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada


malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya khalifah ini potensi
pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini yang bisa
membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di
muka bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan
berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan
potensi yang diberikan kepada manusia maka manusia akan sanggup
menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun malaikat mempunyai
ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tapi tanpa
potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa
malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.

14
Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh
Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia
yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang
boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati
yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan
pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak
makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon
untuk tidak boleh didekati.
Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia
melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya
manusia terhadap godaan setan. Allah tidak membiarkan Adam dalam
kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat
yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa
bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya,
tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk
menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi
manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa
bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari
Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya
kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.
Pencipta Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

15
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

PENUTUP
Kesimpulan
Dewasa ini proses terbentuknya manusia dapat diamati meskipun secara
bersusah payah. Menurut pengamatan secara Biologi dapat diketahui bahwa manusia
dilahirkan oleh ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak
pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.Dan kemudian di dalam rahim ibu,
embrio berkembang menjadi janin.
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa manusia diciptakan
oleh Allah berasal dari tanah sebagaimana yang telah dilampirkan dalam Al-Qur`an
dan manusia sesuai dengan hakikatnya menurut islam adalah sebagai pengelola atau
penjaga bumi,serta manusia juga merupakan penerus ajaran agama yang telah turun
temurun dilaksanakan oleh para ulama sebelum kita.

16
Awal peciptaan manusia itu adalah sari sari pati tanah asli seperti dalam surat
Al Mu’minun ayat 12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Para ahli tafsir menafsirkan bahwa sari pati tanah
itu sudah merupakan proses penyaringan dan bukan dari tanah biasa sebagaimana
yang kita fikirkan. Ini sangat sesuai dengan kemuliaan yang diberikan oleh Allah
S.W.T kepada manusia. Dari aspek lain dipaparkan juga adalah kebesaran Allah
S.W.T dalam penciptaan makhluknya dan Dia sebagai Khaliqnya.
Dan dalam ayat lain di sebutkan peciptaan itu dari tanah liat dalam surat Asshaffat
ayat 11. Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang
lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat(As-Shaffat 11

17
DAFTAR PUSTAKA
ia.faithfreedom.org/forum/buktikan-kalau-adam-manusia-pertama-
t37891/
http://www.f-adikusumo.staff.ugmIslam
http://id.wikipedia.org/wiki/Mitos_
http://google.co

18

Você também pode gostar