Você está na página 1de 6

HASIL WAWANCARA

NARA SUMBER: IBU CH PURNAMI (KADER LANSIA)

Program lansia merupakan program pelayanan kesehatan bagi


lansia (usia >45 tahun). Program lansia dilaksanakan di tingkat RW. Untuk
RW 5 (terdiri dari 4 RT) Brontokusuman program lansia dilaksanakan pada
tanggal 19 setiap bulannya. Program lansia di RW 5 kelurahan
Brontokusuman telah dilaksanakan dari tahun 2008. Jumlah lansia yang
terdata di RW 5 adalah 210 lansia. Akan tetapi untuk setiap kegiatannya
baru diikuti oleh 30 lansia. Kegiatan yang dilaksanakan saat program
lansia antara lain penimbangan berat badan, pemeriksaan tensi,
pemeriksaan dan konsultasi kesehatan, serta pemberian makanan
tambahan. Untuk kegiatan tambahan juga ada kegiatan senam lansia.
Untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan oleh bidan dan
setiap tiga bulan sekali dilakukan oleh dokter dari puskesmas. Jika
pasien/anggota lansia memerlukan obat maka akan diberi obat sesuai
penyakitnya. Akan tetapi jika obat yang dibutuhkan tidak tersedia dalam
program lansia, petugas kesehatan akan memberikan rujukan resep ke
puskesmas. Dalam program lansia juga didukung oleh pemberian kartu
jamkesmas untuk lansia yang belum memiliki jaminan kesehatan dari
instansi manapun. Adapun kriteria untuk mendapatkan kartu jamkesmas
antara lain:

1. Lansia yang berusia >60 tahun.


2. Status ekonomi rendah (miskin).
3. Mempunyai kasus penyakit resiko tinggi (penyakit yang berat).
4. Lansia yang memiliki KTP dan C1 kota Yogyakarta.

Dalam setiap bulannya, kegiatan lansia harus mengirimkan laporan


kegiatan ke puskesmas Mergangsan. Hal-hal yang harus dilaporkan antara
lain:

1. Jumlah anggota.
2. Jumlah anggota dengan KMS (Kartu Menuju Sejahtera).
3. Jumlah yang hadir.
4. Kemandirian, kategori A (bantuan penuh), B (kadang dibantu
kadang tidak), C (mandiri).
5. Kondisi mental emosional.
6. IMT (tingkat kegemukan).
7. Tekanan darah.
8. Penderita anemia.
9. Penderita kencing manis.
10.Penderita gangguan ginjal.
11.Jumlah yang diobati.
12.Jumlah yang dirujuk.

HASIL WAWANCARA DENGAN RESPONDEN

Responden 1

a. Nama : Ibu Kedah


b. Tanggal lahir : 31 Desember 1928
c. Alamat : Brontokusuman MG III/ 358 Mergangsan
d. Sejak kapan anda mengikuti program lansia? Dari awal
program tahun 2008.
e. Sejak mengikuti program lansia, sudah berapa kali anda
hadir? (SA)
( ) Tidak pernah (0 kali)
( ) Jarang (1-11 kali)
(v) Sering (12-24 kali)
f. Pelayanan kesehatan apa yang anda terima saat lansia? (MA)
(v) Tensi
(v) Penimbangan
(v) Pemeriksaan kesehatan
g. Bagaimana pelayanan tenaga medis saat pemeriksaan
kegiatan?
( ) Sangat Baik
(v) Baik
( ) Buruk
h. Bagaimana pelayanan kader lansia saat kegiatan lansia?
( ) Sangat Baik
(v) Baik
( ) Buruk
i. Bagaimana khasiat obat yang anda terima pada saat
memeriksakan diri di pelayanan kesehatan lansia?
( ) Manjur
(v) Kurang manjur
( ) Tidak manjur

Responden 2

a. Nama : Ibu Jumidah Darmanto


b. Tanggal lahir : 31 Desember 1928
c. Alamat : Brontokusuman MG III/ 352 Mergangsan
d. Sejak kapan anda mengikuti program lansia? Dari tahun
2009.
e. Sejak mengikuti program lansia, sudah berapa kali anda
hadir? (SA)
( ) Tidak pernah (0 kali)
( ) Jarang (1-11 kali)
(v) Sering (12-24 kali)
f. Pelayanan kesehatan apa yang anda terima saat lansia? (MA)
(v) Tensi
(v) Penimbangan
(v) Pemeriksaan kesehatan
g. Bagaimana pelayanan tenaga medis saat pemeriksaan
kegiatan?
( ) Sangat Baik
(v) Baik
( ) Buruk
h. Bagaimana pelayanan kader lansia saat kegiatan lansia?
( ) Sangat Baik
( ) Baik
(v) Buruk
i. Bagaimana khasiat obat yang anda terima pada saat
memeriksakan diri di pelayanan kesehatan lansia?
( ) Manjur
(v) Kurang manjur
( ) Tidak manjur

Responden 3

a. Nama : Ibu CH Sumaria


b. Tanggal lahir : 24 Mei 1952
c. Alamat : Brontokusuman MG III/ 358
Mergangsan
d. Sejak kapan anda mengikuti program lansia? Belum
pernah ikut. Alasan: merasa sehat, tidak perlu cek
kesehatan, waktu tidak ada.
e. Sejak mengikuti program lansia, sudah berapa kali
anda hadir? (SA)
(v) Tidak pernah (0 kali)
( ) Jarang (1-11 kali)
( ) Sering (12-24 kali)
f. Pelayanan kesehatan apa yang anda terima saat
lansia? (MA)
( ) Tensi
( ) Penimbangan
( ) Pemeriksaan kesehatan
g. Bagaimana pelayanan tenaga medis saat pemeriksaan
kegiatan?
( ) Sangat Baik
( ) Baik
( ) Buruk
h. Bagaimana pelayanan kader lansia saat kegiatan
lansia?
( ) Sangat Baik
( ) Baik
( ) Buruk
i. Bagaimana khasiat obat yang anda terima pada saat
memeriksakan diri di pelayanan kesehatan lansia?
( ) Manjur
( ) Kurang manjur
( ) Tidak manjur

ANALISIS DATA EPP

*harapan-kenyataan

Pada program jaminan kesehatan untuk lansia, diharapkan agar


tingkat kesehatan lansia meningkat setelah mengikuti program. Akan
tetapi kenyataannya tidak demikian yang terjadi di RW 5 RT 15
Brontokusuman, Yogyakarta. Dari hasil wawancara baik kepada kader
lansia sebagai narasumber maupun 4 responden peserta lansia
menunjukkan bahwa program lansia belum sepenuhnya mampu
mengatasi masalah kesehatan para lansia.

Responden memaparkan bahwa masih banyak kekurangan seperti


jumlah obat yang hanya untuk 3 hari, pelayanan tenaga medis yang
kurang memadahi karena bukan dokter tetapi bidan puskesmas, hingga
jadwal pelaksanaan program yang kurang efektif yaitu pukul 11.00 siang.
Selain itu, petugas tensi juga kurang terampil dalam melakukan
penensian. Hasil tensi menjadi kurang valid.

Untuk khasiat obat yang diberikan saat lansia juga kurang manjur.
Obat yang diberikan hanya bisa diminum untuk 3 hari. Pasien yang belum
sembuh harus membeli obat sendiri di puskesmas. Ada pula yang lebih
memilih jamu tradisional untuk mengobati sakit enzim.

Dalam pelayanan kesehatan, peserta lansia tidak dikenakan biaya


akan tetapi hanya mengisi kas lansia seikhlasnya. Ketika pemeriksaan
oleh dokter puskesmas 3 bulan sekali, setiap peserta lansia harus
membawa KMS maupun kartu jamkesmas, jika tidak harus membayar Rp.
2000,00 sebagai pengganti administrasi pendaftaran.

Setelah melakukan pemeriksaan, sebelum pulang para peserta


lansia juga mendapatkan makanan tambahan. Makanan tambahan ini
diambilkan dari kas lansia. Jenis makanan tambahan yang diberikan
biasanya berupa bubur sumsum, arem-arem. Program lansia sejauh ini
dirasa cukup membantu karena peserta lansia tidak perlu pemeriksaan
rutin jauh-jauh ke puskesmas. Biayanya pun dirasa cukup murah dan
meringankan beban ketika sakit.

Menurut data dari kader lansia, jumlah lansia di RW 5 adalah 210


jiwa. Akan tetapi baru sekitar 30 warga lansia yang mengikuti kegiatan.
Kebanyakan warga yang tidak ikut beralasan bahwa masih merasa sehat,
tidak ada keluhan kesehatan, dan sering tidak ada waktu. 3

Kritik

1. Program kesehatan lansia ini kekurangan kader, karena kader yang


aktif cuma satu.
2. Peserta program juga sedikit, karena tempat mengumpul para
lansia jauh, jadi aksesnya sulit. Terkendala oleh kekuatan dan
kemampuan para lansia.
3. Obat yang diberikan sangat terbatas (hanya beberapa butir obat
saja dan maksimal untuk tiga hari), sehingga tidak jarang obat
sudah habis tapi sakit belum sembuh. Selebihnya lansia tetap harus
ke puskesmas.
4. Tidak adanya kas/dana yang dimiliki program. Sehingga kebutuhan
kesehatan pun tidak bisa tercover secara maksimal.

Saran

1. Melakukan kaderisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas


dan kuantitas kader
2. Tempat pemeriksaan bisa bergilir dari rumah ke rumah, sehingga
para lansia bisa lebih mudah mengakses pelayanan tersebut
3. Apabila memungkinkan, bisa juga pelayanan dilakukan secara door
to door. Artinya, petugas yang mendatangi para lansia. Ini terutama
ditujukan bagi lansia yang sudah mengalami kesulitan bepergian
(bed rest)
4. Obat yang diberikan kepada lansia sebaiknya sesuai dengan yang
kebutuhan, tidak hanya terbatas untuk tiga hari saja.
5. Sebaiknya setiap bulannya para lansia (atau bahkan kader)
mengumpulkan uang untuk kas. Tidak perlu dalam jumlah besar,
maksimal lima ribu rupiah saja. Ini dimaksudkan untuk penyediaan
obat, fasilitas kesehatan (timbangan, alat tense darah), tambahan
nutrisi, dll
6. Selain obat-obat kimia, kader bisa juga menyediakan obat berupa
jamu/obat-obat tradisional.

Kesimpulan

Kegiatan kesehatan lansia yang dilakukan di daerah


brontokusuman ini kurang sukses. Hal ini dapat dilihat dengan sedikitnya
jumlah peserta yang berpartisipasi menggunakan pelayanan kesehatan
lansia. Selain jumlah peserta yang sedikit, akses menuju tempat kegiatan
lansia yang jauh dan kader kesehatan yang sedikit juga turut
mempengaruhi keberhasilan program ini.

Pelayanan kesehatan yang diberikan, seperti obat-obatan, kurang


memadai dan mengakomodasi kebutuhan untuk mengobati sakit yang di
derita oleh para lansia. Agar program kesehatan lansia ini sukses, ada
baiknya jika jumlah kader pelayanan kesehatan ini ditambah jumlahnya,
sehingga bisa diadakan pelayanan keliling. Dimana pelayanan keliling ini
dilakukan oleh para kader yang dating ketempat para lansia, sehingga
para lansia tidak perlu berjalan jauh menuju tempat pelayanan kesehatan.

Pemilihan kader juga harus yang mau bekerja keras serta


komitmen dalam menjalankan tugasnya. Lebih baik lagi apabila kader ini
seseorang yang ramah.

Você também pode gostar