Você está na página 1de 13

TUGAS MATA KULIAH

KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH

NUJU PRIYONO

E 0110 2110

DOSEN PENGASUH
DHIAN PUSPA NAGARA, S.SOS, M.SI
BAB I PENDAHULUAN
Dr. Angela Dorothea Merkel
Ia lahir di Hamburg, Jerman, 17 Juli 1954, terlahir dengan nama Angela Dorothea Kasner adalah
putrid dari pasangan Horst Kasner dan Herlind Jentzsch. Ayahnya seorang pendeta Lutheran
yang berasal dari Berlin dan pada tahun 1954 ayahnya mendapat panggilan untuk melayani
gereja di Quitzow, dekat Perleberg sehingga akhirnya keluarganyapun pindah ke Templin.
Merkel sendiri dibesarkan di daerah pedesaan, sekitar 80 km sebelah utara Berlin di Republik
Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang berhaluan Komunis. Ibunya seorang guru yang berasal
dari Danzig.

Ia adalah Kanselir Jerman saat ini. Sebagai ketua Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) ia juga
memimpin koalisi di Parlemen Jerman bersama partai politik partai kubunya, yaitu Uni Sosial
Kristen (CSU) dan Partai Demokrat Bebas (FDP, yang berhaluan liberal), yang terbentuk setelah
penyelenggaraan Pemilu Federal 2009.

Merkel yang terpilih menjadi anggota Parlemen Jerman mewakili Mecklenburg Pomerania Barat
telah menjadi Ketua CDU sejak tahun 2000 dan Ketua kelompok partai CDU-CSU di parlemen
pada periode 2002-2005. Ia adalah Kanselir perempuan pertama Jerman dan orang pertama
bekas warga negara Republik Demokratik Jerman yang memimpin Jerman setelah reunifikasi
Jerman. Ia juga merupakan perempuan pertama yang memimpin Jerman sejak negara itu menjadi
sebuah Negara kebangsaan yang modern pada 1871. Merkel juga termasuk salah satu dari
Kanselir Termuda sejak Perang Dunia II. Menurut Majalah Forbes, ia merupakan seorang
wanita paling berkuasa di dunia dan wanita ketiga dalam kapasitasnya sebagai Ketua G8. Pada 1
Januari 1987, ia menjadi wanita kedua dalam jabatannya sebagai Ketua G8 setelah Margaret
Thatcher.

Seperti kebanyakan murid di Jerman Timur, Merkel menjadi anggota gerakan pemuda yang
resmi dan dipimpin komunis Pemuda Jerman Bebas. Belakangan ia menjadi anggota dewan
distrik dan sekretaris untuk agitasi dan propaganda di Akademi Ilmu Pengetahuan di organisasi
tersebut..

Ia sekolah Templin dan melanjutkan kuliah di Universitas Leipzig mendalami Ilmu Fisika dari
tahun 1973 hingga tahun 1976. Merkel belajar sekaligus bekerja sebagai ahli kimia dan fisika di
Institut Pusat Kimia Fisika dari 1978 hingga 1990. Setelah lulus dengan gelar doktor dalam
fisika, ia bekerja dalam bidang kimia kuantum. Gelar Doktornya diperoleh pada tahun 1986
dengan disertasi tentang Akselerasi Partikel Dengan Hidrokarbon Sederhana.

Pada tahun 1989, ia terlibat dalam gerakan demokrasi yang kian marak setelah runtuhnya
Tembok Berlin. Ia bergabung dengan partai baru bernama Demokratischer Aufbruch. Setelah
pemilihan umum yang pertama dan demokratis (dan satu-satunya) di negara Jerman Timur, ia
menjadi wakil juru bicara dari pemerintahan sementara yang baru sebelum penyatuan kembali di
bawah Lothar de Maiziere. Pada pemilihan umum pertama setelah penyatuan kembali Jerman
pada Desember 1990, ia terpilih sebagai anggota Bundestag dari sebuah daerah pemilihan yang
mencakup distrik Nordvorpommem dan Rugen, serta kota Stralsund. Partainya kemudian
bergabung dengan CDU di Jerman bagian barat dan Merkel menjadi Menteri Urusan Perempuan
dan Pemuda dalam kabine Helmut Kohl. Pada 1994, ia diangkat sebagai Menteri Lingkungan
Hidup dan Keamanan Reaktor Nuklir, yang membuat ia semakin menonjol secara politis. Ia pun
memiliki sebuah platform untuk membangun karier politiknya. Sebagai salah seorang anak emas
Kohl dan menteri termuda di kabinetnya, ia biasa disebut Kohl sebagai "das Mädchen" ("sang
gadis").

Menurut sebuah artikel yang dimuat dalam Der Spiegel, latar belakangnya di bekas Republik
Demokratik Jerman sangat menguntungkannya dalam politik pasca-reunifikasi. Selama 36 tahun
pertama dalam hidupnya, ia mengasah kecakapannya dalam menyembunyikan pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan batinnya sesuatu yang penting untuk bisa bertahan dalam sebuah
masyarakat karena dalam setiap ruangan bisa hadir seorang informan Polisi Keamanan Negara
(Stasi), dan khususnya bagi seorang anak pendeta. Berbicara dengan bahasa Inggris yang hampir
sempurna dan memberikan komentar tentang latar belakangnya sebagai seorang ossi, ia berkata:
"Siapapun yang mempunyai pesan yang ingin disampaikannya, tidak membutuhkan “make up”.
Selain fasih dalam bahasa Inggris, Angela Merkel juga fasih dalam bahasa Rusia.

Perjalanan Karier
Ketika pemerintahan Kohl dikalahkan dalam pemilu 1998, Merkel ditunjuk sebagai Sekretaris
Jenderal CDU. Dalam posisi ini, Merkel menyaksikan serangkaian kemenangan Kristen
Demokrat dalam enam dari tujuh pemilihan umum provinsi pada 1989 saja, dan dengan
demikian mematahkan kekuatan koalisi SPD-HIjau di Bundesrat, dewan legislatif yang mewakili
Lander. Setelah skandal partai, yang melibatkan banyak tokoh terkemuka CDU (terutama sekali
Kohl sendiri dan ketua partai waktu itu Wolfgang Schauble, pengganti pilihan Kohl sendiri),
Merkel mengkritik bekas mentornya, Kohl, dan menuntut permulaan baru untuk partainya tanpa
Kohl. Ia terpilih untuk menggantikan Schäuble, dan menjadi perempuan pertama yang menjadi
ketua partainya, pada 10 April 200. Terpilihnya Merkel mengejutkan banyak pengamat, karena
kepribadiannya merupakan kontras dari partai yang dipimpinnya: Merkel adalah seorang
Protestan yang berasal dari daerah Jerman bagian utara yang dominan Protestan, sementara CDU
adalah sebuah partai yang secara social sangat konservatif dan didominasi lelaki, dengan akar
Katolik yang kuat, serta akar kekuatannya di Jerman bagian barat dan selatan.
Setelah Merkel dipilih sebagai ketua CDU, ia ternyata cukup populer di antara masyarakat
Jerman dan menjadi favorit penantang Kanselir Gerhard Schroder dalam Pemilu tahun 2002.
Namun, ia sendiri tidak populer di dalam partainya sendiri, dan khususnya dengan partai
mitranya, (Uni Sosial Kristen atau CSU yang berbasis di Bavaria), dan karena itu Merkel
disingkirkan melalui manuver-manuver politik oleh pemimpin CSU Edmund Ruediger Stoiber,
yang telah memperoleh kesempatan lebih dulu untuk menantang Schröder namun membuang-
buang keunggulannya dalam jajak pendapat hingga kalah tipis. Setelah kekalahan Stoiber pada
2002, selain peranannya sebagai ketua CDU, Merkel menjadi pemimpin oposisi konservatif di
Majelis Rendah Parlemen Jerman, Bundestag. Saingannya, Friedrich Merz, yang telah menjabat
sebagai pemipin parlemen sebelum pemilu 2002, disingkirkan untuk memberi jalan kepada
Merkel.

Kekalahan Partai Demokratik Sosial (SPD) pimpinan Kanselir Gerhard Schroder pada pemilu
negara bagian bulan Mei 2005 di Nordhein-Westfalen yang merupakan pendukung tradisional
partai CDU membuat langkah Schroeder meminta pelaksanaan pemilu. Presiden Horst Kohler
kemudian membubarkan kabinet pada bulan Juli 2005 dan diputuskan pemilu diadakan pada 18
September 2005. Pada pemilu itu, CDU meraih 226 kursi parlemen dan sebanyak 222 kursi
diraih oleh SPD. Kedua partai ini kemudian sepakat membangun koalisi besar.

Setelah memenangi voting di Bundestag (Parlemen Jerman) pada 22 November 2005, akhirnya
Merkel resmi menduduki jabatan sebagai Kanselir Jerman. Dari 614 suara, ia meraih 397 suara
berbanding 202 suara menolak dan 12 suara abstain. Dengan kemenangan tersebut, ia tercatat
sebagai pemimpin pemerintahan kedelapan Jerman sejak berakhirnya Perang Dunia II. Ia
menggantikan Gerhard Schroeder yang tujuh tahun berkuasa bersama SPD dan Partai Hijau.

Kehidupan Keluarga
Angela Merkel dua kali menikah. Dari 1977 hingga perceraiannya pada 1982 ia menikah dengan
ahli fisika Ulrich Merkel. Sejak 1998 ia menikah dengan Profesor Joachim Sauer, ahli kimia di
Universitas Humboldt Berlin. Pernikahannya yang kedua baru dilakukan setelah ia hidup
bersama selama lebih dari satu dekade, setelah seorang kardinal konservatif mengkritik gaya
hidupnya sulit diterima di partainya yang konservatif dan mengkampanyekan nilai-nilai keluarga
dan perkawinan. "Kami menikah," demikian bunyi sebuah iklan kecil di harian Frankfurter
Allgemeine Zeitung tanggal 30 Desember 1998. Tak ada yang hadir dalam pernikahan itu, baik
orang tuanya maupun para sahabatnya. "Yang terpenting saya dan suami tahu itu terjadi," kata
Merkel seperti dikutip Reuters.
Kabinet Merkel
Kabinet Angela Merkel terbentuk pada 22 Nopember 2005

Angela Merkel : Kanselir

Franz Muntefering : Wakil Kanselir

: Menteri Perburuhan Dan Masalah Sosial

Thomas de Maiziere : Menteri Urusan Khusus Dan Direktur Kantor Kanselir

Frank-Walter Steinmeier : Menteri Luar Negeri

Wolfgang Schauble : Menteri Perencanaan

Franz Joseph Jung : Menteri Pertahanan

Brigitte Zypries : Menteri Kehakiman

Peer Steinbruck : Menteri Keuangan

Michael Glos : Menteri Ekonomi Dan Teknologi

Horst Seehover : Menteri Perlindungan Konsumen, Pangan Dan Pertanian

Ulla Schmidt : Menteri Kesehatan

Wolfgang Tiefensee : Menteri Transportasi, Pembangunan, Pengembangan Perkotaan

: Dan Pengembangan Jerman Timur

Ursula Von Der Leven : Menteri Urusan Keluarga, Warga Manula, Wanita Dan Pemuda

Annette Schavan : Menteri Riset Dan Pendidikan

Sigmar Gabriel : Menteri Lingkungan Hidup

Heidemarie Wieczorek-Zeul : Menteri Kerjasama Ekonomi Dan pembengunan

.
Biodata
Nama : Dorothea Angela Merkel

Tempat Tanggal Lahir: Hamburg, 17 Juli 1954

Kuliah : University Of Leipzig

Profesi : Fisikawan

Agama : Lutheranism

Suami : Ulrich Merkel (1977-1982) dan Joachim Sauer (1988-sekarang)

Partai Politik : Democratic Awakening (1989-1990)

: Christian Democratic Union (1990-sekarang)

Karier Politik : Anggota Parlemen untuk Bundestag (1990)

: Menteri Bidang Pemuda Dan Wanita (1991-1994)

: Menteri Lingkungan, Konservasi Alam Dan Keamanan Nuklir (1994)

: Kanselir Jerman (22 Nopember 2005-sekarang)


BAB II ANALISIS KEPEMIMPINAN ANGELA MERKEL
Angela Merkel Kanselir Jerman adalah wanita pemimpin yang telah menunjukkan prestasi
dibidang yang ia tekuni. Tidak ada salahnya jika kita belajar dari wanita pemimpin ini. Sebagai
pemimpin, Merkel adalah wanita pemimpin yang memiliki berbagai kelebihan di beberapa
bidang. Kelebihan apa yang dimiliki Merkel sehingga ia menjadi seorang pemimpin yang sangat
disegani di dunia?

Pemimpin Transformasional
Psychological Bulletin Vol. 129 No. 3 melaporkan bahwa berbagai penelitian dalam
kepemimpinan mengungkapkan bahwa wanita pemimpin umumnya mempraktikkan prinsip
kepemimpinan transformasional. Salah satunya Angela Merker. Pemimpin yang
transformasional antara lain adalah pemimpin yang berorientasi pada pendukung, prinsip, dan
perubahan.

1. Berorientasi Pada Pendukung

Merkel adalah wanita pemimpin yang lebih berorientasi pada pendukung. Ia adalah wanita
pemimpin yang memberdayakan para pendukung dengan memberi kesempatan kepada orang-
orang yang ia pimpin untuk menyatakan pendapat dan memberi masukan. Ia juga melakukan
berbagai upaya untuk pengembangan diri. Selain memberdayakan pengikutnya, Merkel dalam
bertindak lebih banyak yang bertindak sebagai mentor daripada sebagai ”bos”. Ia memberi
petunjuk dan bimbingan yang diperlukan kepada para pendukung untuk melakukan pekerjaan
yang ditugaskan. Selain bertindak sebagai mentor, Merkel juga cenderung untuk memimpin
dengan memberi teladan kepemimpinan pada para pendukunng melalui sikap dan tindakannya.
Merkel sangat disiplin dan hal ini diterapkan dan dicontohkan kepada bawahan-bawahannya

2. Berorientasi Pada Perubahan

Banyak artikel yang dimuat majalah terkemuka dan Koran terkenal terbitan Jerman menyebutkan
bahwa kepemimpinan Merkel diarahkan pada perubahan. Tekanan sosial, budaya, dan ekonomi
mendorongnya telah untuk menunjukkan prestasi dua kali lebih besar dari pada para teman
teman sejawatnya yang mayoritas pria. Hal ini ia lakukan untuk mendapatkan perhatian dari
masyarakat sekitar. Terbukti saat ia berusaha disingkirka lewat maneuver-manuver politik lawan
politiknya kala itu. Namun dengan perubahan yang ia lakukan di negaranya, ia mampu
membawa Jerman menjadi Negara yang sangat disegani. Ia juga seringkali mempersembahkan
prestasi luar biasa seperti penghargaan yang diberikan oleh Presiden Barack Obama kepadanya
beberapa hari yang lalu berupa Medali Kebebasan. Merkel juga memberikan kontribusi dan
solusi yang luar biasa, yaitu yang membawa ”perubahan” signifikan bagi lingkungan. Peraturan
yang ia buat untuk melarang merusak hutan bagi masyarakat yang dulunya wilayah Jerman
Timur. Kemudian menyulap wilayah tersebut menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang
sangat indah. Merkel memotivasi para pendukung dan orang-orang di sekitarnya juga untuk
bersama-sama menciptakan perubahan bagi lingkungan tempat mereka berkarya. Ia memotivasi
para pendukung untuk senantiasa mencari alternatif dan ide-ide segar yang inovatif.
Merkel memuja dan sangat mengidolakan Mary Eugenia Charles dari Republik Dominika yang
menduduki posisi Perdana Menteri tidak lama setelah negaranya mendapat kemerdekaan dari
Inggris tahun 1978 yang melakukan banyak perubahan, terutama di bidang ekonomi
(memperbaiki ekonomi yang terpuruk selama masa prakemerdekaan) selama tiga periode
kepemimpinannya. Mary Robinson dari Irlandia juga banyak membawa perubahan di berbagai
bidang (hukum, politik, dan ekonomi) di negaranya.

3. Berorientasi Pada Prinsip

Banyak tokoh tokoh maupun masyarakat yang mengatakan bahwa Merkel adalah orang yang
sangat hati-hati dalam bertindak maupun dalam mengambil keputusan. Hal ini karena Merkel
adalah pemimpin yang sangat memegang prinsip yang telah ia perjuangkan. Salah satu cirri
pemimpin transformasional adalah berorientasi pada prinsip, artinya dalam bertindak dan
mengambil keputusan terutama karena didorong oleh prinsip yang diperjuangkan, bukannya oleh
kekuasaan yang diraih. Mereka menunjukkan semangat yang tinggi dalam mempertahankan dan
memperjuangkan prinsip yang mereka pegang. Dan salah satu cirri tersebut dipuntai oleh Angela
Melker.

Berorientasi pada prinsip adalah pemimpin yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan
toleransi yang lebih tinggi atas krisis dan masalah yang mungkin harus mereka hadapi dalam
menjalankan tugas mereka. Beberapa contoh selain Angela Melker diantaranya adalah Ibu
Teresa, pejuang hak-hak kaum papa, dan Benazir Bhutto, pemimpin dari Pakistan menunjukkan
semangat tinggi dan ketahanan yang kuat terhadap masalah dan tekanan karena tindakan mereka
didorong oleh prinsip yang mereka perjuangkan. Margaret Thatcher dari Inggris juga sependapat.
Mantan Perdana Menteri Inggris ini mengatakan bahwa untuk memenangkan sebuah perjuangan,
seringkali kita harus bertarung lebih dari satu kali. Dalam memperjuangkan prinsip mereka
masing-masing, keempat wanita pemimpin ini banyak mendapat hambatan dan masalah. Penjara,
penyakit, penolakan, cercaan, kegagalan, dan tekanan dari pihak oposisi tidak memupuskan
semangat juang mereka
PEMIMPIN TRANSAKSIONAL
Penelitian yang diterbitkan Psychological Bulletin mengungkapkan bahwa selain berperan
sebagai pemimpin yang transformasional, para wanita pemimpin juga memiliki kelebihan
sebagai pemimpin yang transaksional. Diantaranya:

1. Komunikasi.

Diane Halpern, seorang profesor di bidang psikologi, mengungkapkan bahwa wanita memiliki
kelebihan dalam kemampuan berkomunikasi. Beberapa peneliti lain juga mendukung pendapat
Halpern dengan mengatakan bahwa wanita memiliki kemampuan berbahasa lebih baik dari pada
pria. Seorang Angela Melker selain seorang ahli fisika dan kimia terkemuka dinegaranya juga
bisa berbahasa Inggris, dan Rusia. Dalam menjalankan kepemimpinannya, para wanita
menggunakan kemampuan bahasa mereka untuk berkomunikasi dengan para pendukung. Dalam
berinteraksi dengan para pendukung, para wanita memilih dengan hati-hati kata-kata yang
mereka ucapkan. Kata-kata mereka jadikan senjata ampuh untuk menyampaikan pendapat,
memberi motivasi dan dorongan bagi anak buah. Mereka sadar bahwa kata-kata yang tepat
memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menggerakkan orang lain.
Misalnya: Isabela Peron dari Argentina dan Indira Gandhi dari India dikenal efektif dalam
menggunakan kemampuan berkomunikasi dan kekuatan kata-kata dalam memimpin.
Kemampuan berkomunikasi mereka telah terbukti ampuh dalam menggalang dukungan luas dari
berbagai pihak dan memotivasi rakyat untuk ikut berjuang bersama-sama dengan mereka.
Kemampuan berkomunikasi mereka juga telah berhasil membawa mereka untuk menundukkan
lawan dan memenangkan simpati kawan terhadap perjuang mereka, baik di tingkat nasional,
regional, maupun internasional. Hal ini cocok dengan kemampuan yang dimiliki oleh Melker.

2. Kerja Sama Tim.

Dalam berperan sebagai pemimpin, para wanita enggan untuk bertindak sendirian. Mereka
banyak menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Mereka sadar bahwa tujuan akan lebih mudah dicapai jika dilakukan dengan
dukungan dari banyak pihak. Mereka juga sadar bahwa masalah akan terasa lebih ringan jika
ditanggung bersama. Untuk itulah, dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan mereka, para
wanita lebih banyak menjalin kerja sama dalam tim dari pada melakukan segala sesuatunya
sendirian.
Misalnya: Anda tidak bisa berjabat tangan dengan tangan yang tertutup, demikian yang
diucapkan oleh Golda Meir, mantan Perdana Menteri Israel. Yang dimaksud Meir di sini adalah,
dalam bekerja sama, seorang pemimpin perlu menginvestasikan waktu dan usaha untuk membina
hubungan baik perlu dibina agar sang pemimpin bisa diterima dengan tangan terbuka. Kerja
sama tim juga diterapkan oleh Presiden Kumaratungga dari Sri Lanka yang senantiasa berusaha
menggalang kerja sama tidak saja dengan berbagai pihak di dalam negeri, tetapi juga dengan
negara-negara tetangga untuk mengatasi masalah, menciptakan stabilitas di bidang ekonomi,
politik, dan sosial dan menciptakan perdamaian di tingkat regional dan internasional. Bagaimana
dengan Melker? Ia adalah seorang negosiator ulung!
3. Terbuka

Para peneliti juga mengungkapkan bahwa wanita pemimpin dalam melakukan tugas-tugas
kepemimpinannya umumnya bersikap lebih terbuka dalam hal membagikan informasi dan
tanggung jawab pada para pendukung mereka. Dengan keterbukaan ini mereka menanamkan
”kepercayaan” pada para pendukung. Hasilnya, para pendukung umumnya menjadi lebih loyal
pada pemimpin wanita mereka. Misalnya: Aung San Suu Kyi, pemimpin para pejuang demokrasi
dari Myanmar, memiliki banyak pengikut dan pendukung setia, karena keterbukaannya pada
rakyat. Sikap ini memupuk kepercayaan rakyat akan ketulusan Aung San Suu Kyi dalam
memperjuangkan nasib mereka. Begitu pula yang terjadi di Jerman. Seperti dijelaskan diatas,
Angela Melker adalah seorang wanita yang dibesarkan saat komunis berkuasa di Jerman Timur,
dan akhirnya dengan sikap terbukanya membawa ia sangat disayangi sekaligus disegani (bukan
ditakuti) oleh warga Jerman yang dulunya hidup terpisah dan berbeda haluan politik.

BAB III PENUTUP


Menjadi seorang pemimpin dengan aktifitas yang menuntut seseorang untuk selalu tetap energik,
bergerak, sigap, serta mengedepankan pikirannya kini tidak lagi menjadi monopoli kaum adam
saja. Pada abad ke-20 khususnya pada dekade akhir isu persamaan hak asasi manusia salah
satunya mengenai isu non diskriminasi gender antara kaum laki-laki (maskulin) dan perempuan
(feminin) secara lantang disuarakan. Selama ini budaya yang berkembang didunia cenderung
bersifat “patrilinialis” yang membuat kaum wanita merasa termarginalkan atau golongan kelas
dua setelah kaum pria. Khusus dibidang politik masuknya wanita dalam kancah perpolitikan
yang terbilang sebagai dunia yang penuh intrik, caci maki dan jauh dari “kehalusan” bisa
terbilang sesuatu yang tabu. Kita masih ingat dengan Margaret Thatcher dan Benazir Bhutto, di
dunia internasional kedua nama tersebut tidak diragukan lagi kepolpulerannya sebagai seoang
pemimpin wanita. Lalu di Indonesia ada Megawati yang mampu mengalahkan dominasi kaum
pria dalam kepemimpinan di negeri ini. Dan akhinya Angela Melker sebagai salah satu
pemimpin terkemuka dunia yang saat ini masih menjadi pemimpin sebuah negara maju (Jerman)
adalah bukti tak terbantahkan bahwa kaum wanita adalah kaum yang tak berbeda sama sekali
dengan kaum pria dalam hal kepemimpinan.

Ada dua faktor pendobrak perubahan kaum wanita dunia, pertama adalah adanya pengaruh
perubahan paradigma masyarakat dunia akibat dari pergerakan kaum feminis yang
memperjuangkan hak kaum wanita di berbagai negara. Keberhasilan gerakan kaum feminis yang
muncul dari eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet
pada tahun 1785 diselatan Belanda. Pada abad 19 dan awal abad 20 keberhasilan gerakan
feminisme mulai diterima masyarakat luas dengan gerakan yang mereka sebut Universal
Sisterhood.

Salah satu keberhasilan kaum feminin memasukan filosofinya ialah dengan ditandai banyaknya
konvensi internasional khususnya di bidang HAM yang memasukkan isu persamaan hak antara
kaum wanita dengan pria serta menolak diskriminasi gender. Dari hal tersebut mau tidak mau
suatu negara agar dikatakan sebagai negara yang beradab dan menjungjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan harus ikut meratifikasi berbagai konvensi internasional tersebut, misalnya ICCPR
Tahun 1966 (Internastional Covenant on Civil and Political Right) yaitu suatu konvensi
internasional dibidang perlindungan hak sipil dan politik. Adanya dasar perlindungan hukum
secara internasional tersebut menyebabkan suatu negara tidak terkecuali Indonesia menyesuaikan
Hukum Nasionalnya dengan memasukkan isu perlindungan HAM itu salah satunya tentang non
diskriminasi gender.

Setiap orang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan orang lain di bidang-bidang yang
berbeda. Demikian juga dengan wanita yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan pria di
bidang-bidang tertentu. Jika kedua golongan ini bisa saling belajar satu dengan lainnya, dan
saling mengisi dengan kelebihan masing-masing, tentunya banyak hal positif yang bisa diraih
dan banyak perubahan positif yang juga bisa diciptakan.

Você também pode gostar