Você está na página 1de 27

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny.”T” KB SUNTIK DEPO PREGESTIN


DI BPS Ny. SULASTRI, Amd.Keb
PANEKAN, MAGETAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas


Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh :

SUSANTI
NIM. P27824208037

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN
MAGETAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny.”T” P10001 dengan KB Suntik Depo Progestin


Di BPS Ny. Sulastri, Amd.Keb
Panekan, Magetan

Disetujui tanggal, Juni 2010

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

SITI WIDAJATI, S.Pd, MMKes SULASTRI, Amd.Keb


NIP. 19480420 197101 2 001 NIP. 19750407 200604 2 022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan pada
Ny.”T” dengan KB Suntik Depo Progestin di BPS Ny. Sulastri, Amd.Keb. Panekan,
Magetan.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
lapangan di Program Studi Kebidanan Magetan.
Dalam menyusun laporan ini, penyusun mendapat bantuan, bimbingan dan
saran dari pembimbing. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Nani Surtinah, SST,SSiT,M.Pd., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Magetan.
2. Ibu Sulastri, Amd.Keb., Selaku Pembimbing Praktek.
3. Ibu Siti Widajati, S.Pd,MMKes., Selaku Pembimbing Akademik.
4. Ibu Tulis, yang bersedia menjadi obyek dalam pembuatan Askeb KB ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Askeb ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun
memohon kritik dan saran dari pembaca untuk dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca.

Magetan, Juni 2010

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
BAB I LANDASAN TEORI
A. Pengertian .............................................................................................. 1
B. Macam-macam Kontrasepsi Suntik KB menurut Syaifuddin
(2006: MK-41) ...................................................................................... 1
C. Penggunaan Kontrasepsi ....................................................................... 1
D. Mekanisme Kerja menurut Hartanto (2004: 166) ................................. 2
E. Indikasi dan Kontraindikasi .................................................................. 2
F. Efek Samping dan Penanggulangannya, menurut Hartanto
(2004: 169)............................................................................................. 3
G. Keuntungan dan Kerugian KB Suntik, Menurut Saifuddin
(2006: MK-42) ...................................................................................... 4
H. Pengkajian ............................................................................................. 5
I. Diagnosa Kebidanan ............................................................................. 8
J. Perencanaan .......................................................................................... 8
K. Implementasi ......................................................................................... 11
L. Evaluasi ................................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ............................................................................................. 13
B. Diagnosa Kebidanan ............................................................................. 19
C. Perencanaan .......................................................................................... 19
D. Pelaksanaan ........................................................................................... 20
E. Evaluasi ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
1. KB suntik adalah suatu cara kontrasepsi yang tersedia dalam laritan
mikrokristaline, dimana setelah satu minggu penyuntikan 150 mg, tercapai
kadar puncak sampai 2-3 bulan, lalu menurun kembali (Hartanto, 2004:165).
2. KB suntik (depo provera) adalah suntikan medrolesi progesteron astat yang
biasanya diberikan pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan, segera setelah
keguguran dan pada masa intervas sebelum sebelum hari ke-3 haid
(Wiknjosastro, 2007:921).
3. KB suntik Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan suatu
progestin yang mekanisme kerjanya menghambat sekresi hormon pemicu
filikes (FSH) dan LH serta lonjakan LH (Varney, 2007:481).

B. Macam-macam Kontrasepsi Suntik KB menurut Saifuddin (2006:MK-41):


1. Depo provera 150 mg, depo provera berisi progestin, mengandung 150 mg
DMPA (Depot Medrxy Progesterone Asetat).
2. Noristerat 200 mg, noristerat berisi progesterone 200 mg norethindrone
enanthate (Saifuddin, 2006:MK-41).

C. Penggunaan Kontrasepsi Suntik


1. Depo provera diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular
dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan kurang dari 1 minggu atau lebih dari 1 minggu dari
patokan tiap 3 bulan.
2. Pemberian kontrasepsi suntikan noristerat untuk injeksi berikutnya diberikan
setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu,
disuntikkan secara intramuscular (Saifuddin, 2006:MK-45).
D. Mekanisme Kerja, menurut Hartanto (2004:166):
1. Primer, Mencegah Ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogeneus tidak berubah,
sehingga memberi kesan prosen terjadi di hipotalamus daripada kelenjar
hipofise. Pada pemakaian depo provera, endometrium menjadi dangkal dan
atropi dengan kelenjar-kelenjar tidak aktif.
2. Sekunder
- Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
- Membuat endometrium menjadi kurang layak/baik untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi.
- Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba falopi.

E. Indikasi dan Kontraindikasi


Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:
1. Usia reproduksi.
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan, abortus, banyak anak.
6. Perokok, tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah.
7. Menggunakan obat epilepsi, tuberkulosis.
8. Sering lupa bila menggunakan pil.
9. Anemia defisiensi besi (Saifuddin, 2006:MK-43).
10. Remaja (16 tahun) sampai wanita usia 40 tahunan dari nuligravida sampai
granda multipara. (Varney, 2007 : 482)
Kontraidikasi Suntikan, antara lain:
1. Kehamilan.
2. Karsinoma payudara.
3. Karsinoma traktus genetalia.
4. Perdarahan abnormal uterus.
5. Diabetes melitus disertai komplikasi (Hartono, 2004:169).

F. Efek Samping dan Penanggulangannya, menurut Hartanto (2004:169):


1. Gangguan haid pada akseptor dapat berupa:
a. Amenore
b. Perdarahan berat, ireguler, bercak.
c. Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah.
d. Insiden yang tinggi dari amenorea diduga karena atrofi endometrium.
Penanggulangan :
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi suntik.
b. Bila perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh kontrasepsi suntikan,
maka tindakan yang harus diambil:
- Pemberian tablet ekstradiol 25 mg 3x1 sehari untuk 3 hari atau 1 pil
oral kombinasi per hari untuk 14 hari.
- Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk
melakukan dilatasi atau kuretasi.
2. Berat badan bertambah.
a. Pemberian konseling medik sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi
suntikan.
b. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar antara 1-5 kg
dalam tahun pertama.
c. Depo provera merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya.
3. Sakit kepala
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi
suntikan.
b. Terjadi pada 1-17% akseptor.
4. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit
peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
a. Hampir tidk ada efek ekanan darah atau sistem pembekuan darah maupun
sistem fiorinolitik.
b. Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL,
kolesterol dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler, HDL kolesterol yang rendah dapat menyebabkan
timbilnya ateroslerosis sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total
tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.

G. Keuntungan dan Kerugian KB Suntik, menurut Saifuddin (2006:MK-42):


1. Keuntungan
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia >33 tahun sampai menopous.
h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
i. Menurunkan krisis anemia bulan sabit.
j. Mencegah beberapa penyebab radang panggul.
2. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid.
b. Klien sangat tergantug pada tempat yankes.
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
d. Tidak melindungi dari PMS dan HIV/AIDS.
e. Kenaikan BB.
f. Terlambat kesuburan setelah penghasilam pemakaian.
H. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi dan sudah
menikah (multipara dan yang telah memiliki anak) (Saifuddin,
2006:MK-41).
2) Cocok untuk usia 20-35 tahun sampai perimenopouse.
3) Cocok untuk laktasi, karena tidak menekan produksi ASI.
(Saifuddin, 2006:MK-42)
b. Keluhan Utama
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
- Siklus haid yang memendek/memanjang.
- Perdarahan yang banyak/sedikit.
- Perdarahan tidak teratur/perdarahan bercak spotting.
- Tidak haid sama sekali.
2) Peningkatan berat badan + 1-2 kg/bulan.
3) Timbul jerawat.
4) Keputihan.
5) Menurunnya libido.
6) Pusing dan sakit kepala (Saifuddin, 2006:MK-42)
c. Riwayat Kesehatan
Tidak diperboehkan pada ibu dengan riwayat karsinoma payudara,
karsinoma traktus, perdarahan abnormal uterus. (Hartanto, 2004:169)
d. Riwayat Obstetri
Peggunaan KB suntuk depo prevera bisa diberikan pada ibu menyusui
yang membutuhkan kontrasepsi sesuai, telah banyak anak tapi masih
belum menghendaki tubektomi, tidak sedang hamil, setelah abortus dan
melahirkan.
e. Riwayat KB
Ibu yang sebelumnya menggunakan KB hormonal maupun non-hormonal
dapat menggunakan KB suntik. (Saifuddin, 2006:MK-44)
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
- DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus
yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya. (Hartanto, 2004:171)
- Kadar progesteron yang berlebihan dapat menyebabkan
bertambahnya nafsu makan. (Wiknjosastro, 2006:548).
2) Eliminasi
Dilatasi ureter oeh pengaruh pregetin, sehingga timbul statis dan
berkurangnya waktu pengosongan kandung kencing karena relaksasi
otot. (Hartanto, 2004:124)
3) Istirahat/Tidur
Gangguan tidur yang dialami ibu akseptor KB suntik sering
disebabkan karena efek samping dari KB suntik tersebut (pusing, sakit
kepala, mual).
4) Aktifitas
Rasa lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktifitas karena
mudah atau sering pusing dan cepat lelah, serta depresi. (Depkes RI,
1994:73)
5) Kehidupan Seksual
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
vagina dan menurunkan libido. (Saifuddin, 2006:MK-42)
6) Latar Belakang Sosial Budaya
Kontrasepsi suntik dipandang dari sudut agama, baik itu Islam,
Kristen, Katolik, Budha, Hindu diperbolehkan asal bertujuan untuk
mengatur kehamilan bukan untuk mengakhiri kehamilan. (Depkes RI,
1994:75)
7) Keadaan Psikologis
KB suntik progestin dapat menyebabkan perubahan body image, yaitu
peningkatan berat badan, jerawat, alopesia (botak). (Depkes RI,
1994:75)
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
Pengguna KB suntik hormonal, tekanan darah <180/110 mmHg.
(Saifuddin, 2006:MK-43).
2) Berat Badan
Dapat meningkat 1-5 kg dalam tahun pertama, tetapi dapat pula
menurun. (Hartanto, 2004:171)
b. Pemeriksaan Fisik
- Muka : Pada penggunaan agak lama akan timbul flek-flek,
jerawat pada pipi dan dahi, muka tidak sembab.
- Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih,
kelopak mata tidak bengkak.
- Leher : Tidak ditemukan penegangan vena jugularis, tidak
terjadi pembengkakan pada kelenjar limfe dan tyroid.
- Dada : - Pernapasan normal, tidak ada wheezing, ronchi
pada paru-paru, tidak ada bunyi jantung tambahan.
- Buah dada simetris, tidak membesar, tidak tegang,
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada cairan
abnormal, putting susu tidak ada tarikan ke dalam,
tidak ada hyperpigmentasi aerola dan papila, kulit
payudara tidak mengkerut seperti kulit jeruk, tidak
ada benjolan pada axila. (Depkes RI, 1995:7)
- Abdomen : - Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada benjolan
pada adneksa.
- Tidak ada nyeri tekan dan lepas.
- Tidak ada hiperpigmentasi linea alba, tidak ada
strie.
(Depkes RI, 1994:81)
- Genetalia : Penggunaan KB suntik hormonal kemungkinan terjadi
albus dimana jika kebersihannya kurang, dapat
menyebabkan infeksi. Tidak ada pembengkakan
kelenjar skene dan bartholini.
(Depkes RI, 1994:75)
- Ekstremitas : Pada akseptor yang mempunyai bakat varices akan
menimbulkan varices karena pengaruh hormonal.
(Depkes RI, 1995:8)
3. Analisa Data
Dari pengkajian data subyektif dan data obyektif dapat dirumuskan suatu
kemungkinan diagnosa atau masalah yang timbul.

I. Diagnosa Kebidanan
P>10001, umur 15-49 tahun akseptor KB suntik jenis ….., jumlah anak …., keadaan
umum baik, tidak ada kontraindikasi untuk diberikan KB suntik, dengan masalah:
a. Gangguan rasa nyaman (pada genetalia) berhubungan dengan sekresi vagina
yang berlebihan.
b. Gangguan rasa nyaman (pusing) berhubungan dengan pengaruh hormonal.
c. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.

J. Perencanaan
1. P…….., umur 15-49 tahun akseptor KB suntik jenis ….., jumlah anak ….,
keadaan umum baik, tidak ada kontraindikasi untuk diberikan KB suntik.
Tujuan :- Tidak ada keluhan atau efek samping yang berat.
- Ibu suntik sesuai jadwal.
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian ulang mengenal KB suntik pada ibu.
R/ Menggali pengetahuan ibu tentang KB suntik.
b. Jelaskan efek samping dan alternatif tindakan.
R/ Ibu mampu mengenali efek samping dan alternatif tindakan.
c. Beritahu ibu datang kembali untuk suntik KB sesuai dengan jadwal.
R/ Jadwal penyuntikan yang terlambat dapat menyebabkan kadar hormon
dalam tubuh menurun yang memungkinkan resiko terjadi kehamilan
sangat besar.
(Suryono, 1996:176)

2. Masalah I : Gangguan rasa nyaman (pada genetalia) berhubungan dengan


sekresi vagina yang berlebihan.
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.
Kriteria :- Ibu tidak basah/lembab pada genetalia.
- Ibu mengenali tanda keputihan yang masih normal.
Intervensi :
a. Jelaskan faktor penyebab dari keputihan.
R/ Keputihan merupakan salah satu efek samping KB suntik.
b. Anjurkan menjaga kebersihan, terutama daerah genetalia.
R/ Vagina yang lembab tempat baik untuk berkembang biak kuman.
c. Pakai celana dalam dari katun dan sering ganti tiap kali basah.
R/ Celana dalam dari katun membantu menyerap keringat dan mencegah
vagina lembab.
d. Kenalkan macam bau keputihan (penyakit) yang perlu diketahui.
R/ Deteksi dini adanya kelainan dan pencegahan komplikasi.
e. Anjurkan untuk menghubungi tim medis bila timbul komplikasi.
R/ Bantu deteksi dini adanya keganasan.
(Suryono, 1996:177)

3. Masalah II : gangguan rasa nyaman (pusing) berbeda pengaruh hormonal


ditandai dengan pasien sejak menjadi akseptor KB suntik,
kepalanya terasa pusing.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi (pusing berkuran/hilang)
Kriteria :- Ibu tidak mengeluh pusing
- Ibu dapat beraktifitas seperti biasanya.
- Tanda-tanda vital normal.
T : 110/60 – 120/80 mmHg
N : 80 – 110 x/menit
R : 16 – 24 x/menit
S : 36,5 – 37,50C
Intervensi :
a. Kaji lanjut tentang keluhan pusing pasien.
R/ Membantu menegakkan diagnosa, menentukan langkah selanjutnya
untuk pengobatan.
b. Lakukan konseling dengan memberi penjelasan pada akseptor bahwa rasa
pusing tersebut bersifat sementara.
R/ Akseptor mengerti bahwa salah sati efek samping dari KB hormonal
adalah pusing.
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi bila rasa pusing datang.
R/ Teknik distraksi dan relaksasi membantu menurunkan ketegangan otot
dan merupakan cara yang efektif untuk mengurangi rasa nyeri.
d. Jelaskan faktor penyebab pusing.
R/ Akseptor mengerti pusing merupakan efek samping dari KB suntik.
(Suryono, 1996:179)

4. Masalah III : Gangguan body image berhubungan dengan perubahan


bentuk tubuh.
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan bentuk tubuh.
Kriteria :- BB dalam batas normal tidak boleh lebih dari 5 kg dalam
satu tahun pertama.
- Ibu tampak lebih tenang.
Intervensi :
a. Lakukan pendekatan pada klien dan identifikasi masalah yang dihadapi.
R/ Meningkatkan harga diri, sehinga ibu mampu mengungkapkan
masalahnya.
b. Jelaskan pada ibu tentang:
- Penyebab dari peningkatan berat badan.
- Cara mengatasinya.
R/ Ibu lebih kooperatif mengenai penjelasan dari petugas.
c. Anjurkan untuk mengurangi makan-makan berlemak.
R/ Diet yang baik membantu mengurangi berat badan.
d. Libatkan pasangan dalam memberikan penjelasan mengenai keadaan
klien.
R/ Dukungan suami akan meningkatkan semangat ibu.
e. Lakukan aktifitas olahraga secara teratur.
R/ Pembakaran lemak dapat dilakukan dengan olahraga secara teratur.
(Suryono, 1996:178)

5. Masalah IV : Gangguan haid sehubungan dengan spotting.


Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan pola haidnya sekarang.
Kriteria :- Ibu tampak lebih tenang.
Intervensi :
a. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai pada pengguna
KB suntik.
R/ Salah satu efek samping dari KB suntik adalah spotting/perdarahan
bercak.
b. Jelaskan bahwa spotting tidak perlu pengobatan.
R/ Spotting bukan salah satu penyakit, tetapi pengaruh dari hormon.
c. Jelaskan kelebihan spotting dibanding haid.
R/ Spotting mengurangi resiko anemia, karena darah yang dikeluarkan
lebih sedikit dibanding darah haid pada umumnya.
(Saifuddin, 2006:MK-4)

K. Implementasi
Tindakan asuhan yang kita lakukan terhadap klien sesuai dengan masalahnya
mencakup tindakan mandiri dan kooperatif dengan melibatkan klien dan keluarga
secara langsung untuk mencapai hasil sesuai kriteria yang diinginkan.
(Cunningham, 2006:1714)

L. Evaluasi
Merupakan hasil tahap akhir dari proses askeb untuk menilai tentang kriteria hasil
yang dicapai, apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam evaluasi dilakukan
dengan SOAP.
S : Data Subyektif
Yang didapatkan dari keluhan pasien.
O : Data Obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan.
A : Assesment
Berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan
tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan maupun masalah yang
baru.
P : Planning
Merupakan perencanaan lanjutan tindakan yang sudah dilakukan dengan
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang dicapai.
(Depkes RI, 1995:11)
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Obyektif
Tanggal pendaftaran : 30 Mei 2010 pukul 18.30 WIB
Tempat : BPS Sulastri, Amd.Keb
a. Biodata Istri Suami
Nama : Ny.“T” Tn.“N”
Umur : 22 th 27 th
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Swasta (Pedagang) Swasta (Pedagang)
Penghasilan : + Rp. 350.000,-/bln + Rp. 400.000,-/bln
Status Marital : Menikah Menikah
Lama/brp x menikah : 2 th/1 x 2 th/1 x
Alamat : Sadon 2/1, Panekan, Magetan

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan haidnya hanya sedikit (bercak merah) dan tidak teratur
siklusnya.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan tidak perna menderita penyakit dengan gejala sering
pusing, tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung berdebar-debar saat
beraktivitas, cepat lelah (jantung), banyak makan, banyak minum,
sering kencing (DM), tidak ada benjolah abnormal pada payudara
(kanker), tidak keputihan yang berlebihan, berbau, berwarna dan gatal
(PMS), tidak perdarahan abnormal uterus.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit dengan gejala sering
pusing, tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung berdebar-debar saat
beraktivitas, cepat lelah (jantung), banyak makan, banyak minum,
sering kencing (DM), tidak ada benjolah abnormal pada payudara
(kanker), tidak keputihan yang berlebihan, berbau, berwarna dan gatal
(PMS), tidak perdarahan abnormal uterus.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah menderita
penyakit dengan gejala sering pusing, tekanan darah tinggi
(hipertensi), jantung berdebar-debar saat beraktivitas, cepat lelah
(jantung), banyak makan, banyak minum, sering kencing (DM), tidak
ada benjolah abnormal pada payudara (kanker), tidak keputihan yang
berlebihan, berbau, berwarna dan gatal (PMS), tidak perdarahan
abnormal uterus.
d. Riwayat Kebidanan
1) Riwayat Haid
Ibu mengatakan setelah menggunakan KB suntik, siklus haid tidak
teratur dan hanya berupa spotting 1-3 hari, tidak disertai nyeri haid,
sebelum dan setelah haid terjadi keputihan, tidak gatal dan tidak
berbau serta jernih.
2) Riwayat Persalinan yang Lalu
Pada awal kehamilan, ibu mengeluh mual-mual dan pada akhir
kehamilan mengeluh sering kencing. Ibu mendapat tablet Fe dan
vitamin C. ibu ANC 2x pada TM I, 3x pada TM II dan 4x pada TM
III. Tidak terjadi komplikasi selama kehamilan. Ibu mendapat
penyuluhan tentang perawatan payudara, senam nifas, personal
hygiene, pola nutrisi, istirahat.
3) Riwayat Persalinan yang Lalu
Persalinan normal, ditolong bidan, BB : 3.500 gram, jenis kelamin
perempuan, langsung menangis, tidak terjadi perdarahan
hebat/komplikasi, plasenta lahir sendiri.
4) Riwayat Nifas yang Lalu
Tidak terjadi perdarahan atau infeksi selama masa nifas. Setelah bayi
lahir, langsung diberi susu formula karena ASI ibu belum keluar,
setelah ASI keluar, bayi diberi ASI sampai usia 19 bulan dengan
diselungi pemberian susu formula.
5) Riwayat KB
Klien menggunakan KB suntik depo progestin selama 1,5 tahun
setelah kelahiran anak pertama. Sekarang anak berumur 19 bulan, jenis
kelamin perempuan. Ibu menggunakan KB suntik dengan jarak 3
bulan sekali (depo progestin).
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
- Setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan:
Ibu makan sehari 2-3x dengan porsi sedang, dengan komposisi
nasi, lauk (tahu, tempe, telur, ayam, ikan), sayur (bayam, sawi,
wortel, kangkung), buah (jeruk, pepaya). Minum air 8-9 gelas per
hari.
- Selama menggunakan KB suntik:
Ibu mengatakan ada peningkatan nafsu makan. Ibu makan 3-4x
sehari dengan porsi sedang, dengan komposisi nasi, lauk (tahu,
tempe, telur, ayam, ikan), sayur (bayam, sawi, wortel, kangkung),
buah (jeruk, pepaya). Minum air 8-10 gelas per hari.
2) Istirahat
Tidak ada perubahan pola istirahat sebelum dan selama menggunakan
KB suntik 3 bulan, ibu tidur malam pukul 21.30 – 04.30 WIB, jarang
tidur siang.
3) Eliminasi
Tidak ada perubahan sebelum dan selama menggunakan KB suntik 3
bulan, BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning trengguli, tidak
ada keluhan, BAK 4-6x sehari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan.
4) Personal hygiene
Tidak ada perubahan sebelum dan selama menggunakan KB suntik 3
bulan, ibu mandi 2x sehari, gosok gigi saat mandi, keramas 2x
seminggu, ganti CD dan pakaian saat mandi.
5) Aktivitas
Tidak ada perbedaan sebelum dan selama menggunakan KB suntik 3
bulan. Ibu bersama suami berdagang dari pagi hingga sore, disamping
itu, ibu juga melakukna pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu,
masak, mencuci.
6) Kehidupan seksual
Hubungan seksual dengan suami normal, frekuensi 1-2x seminggu,
tanpa ada gangguan dari kedua belah pihak.
7) Latar belakang budaya
Di daerah klien, penggunaan kontrasepsi suntik sudah memasyarakat
dan dianggap tidak bertentangan dengan budaya atau adat setempat,
sehingga masyarakat sudah sadar ber-KB tanpa paksaan. Tidak ada
paham banyak anak banyak rejeki.
8) Keadaan psikososial
Selama menjadi peserta KB suntik, keadaan emosi ibu stabil,
hubungan dengan keluarga dan orang-orang di sekitar juga baik.
9) Keadaan spiritual
Ibu menganut agama Islam dan dalam agama Islam memperbolehkan
penggunaan KB suntik 3 bulan.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran: komposmentis
3) Tanda-tanda vital
T : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 19 x/menit
S : 36,80C
4) BB sekarang : 46 kg, BB pemeriksaan yang lalu : 46 kg.
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak
mudah rontok.
Muka : Tidak sembab, tidak oedem, tidak terdapat cloasma
gravidarum.
Mata : Kelopak mata tidak oedem, sklera tidak ikterus,
konjungiva palpebra merah muda.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada polip, fungsi baik.
Gigi dan mulut : Bersih, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada
karang gigi.
Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada sekret, fungsi
pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendunngan vena
jugularis.
Dada : Bentuk simetris, pernapasan normal, tidak ada
wheezing/ronchi, bunyi jantung normal. Payudara tidak
ada pembesaran, tidak ada hyperpigmentasi areola dan
papilla mammae, tidak ada benjolan abnormal, sulit
digerakkan.
Abdomen : Tidak ada pembesaran uterus, tidak teraba tumor, tidak
ada striae, tidak ada hyperpigmentasi linea alba, tidak
ada nyeri tekan di atas sympisis.
Genetalia : Bersih, tidak ada bengkak, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini atau kelenjar skene, tidak ada
kondiloma akuminata/matalata, fluor albus, jernih,
sedikit, tidak gatal, tidak berbau.
Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak ada varices pada tungkai.
3. Analisa Data

Diagnosa/Masalah Data Dasar


P10001, umur 22 tahun, DS : - Ibu mengatakan sudah menggunakan KB
akseptor pil KB 1,5 suntik selama 1,5 tahun.
tahun, jenis depo - Ibu mengatakan setelah menggunakan
progestin, anak 1, KB suntik 3 bulan, haidnya tidak teratur,
berumur 19 bulan, sedikit dan pendek.
keadaan umum baik. - Ibu mengatakan umur 22 tahun, memiliki
1 anak, berusia 19 bulan.
DO : - Tanda-tanda vital
T : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 19 x/menit
S : 36,80C
- BB : 46 kg
- Hasil pemeriksaan:
o Muka : Tidak sembab, oedem
maupun cloasma
gravidarum.
o Dada : Bentuk simetris,
pernapasan normal, tidak
ada wheezing/ronchi,
bunyi jantung normal,
payudara tidak ada
pembesaran, tidak ada
hyperpigmentasi
areola/papilla mammae,
tidak ada benjolan
abnormal.
o Abdomen : Tidak ada pembesaran
uterus, tidak ada tumor,
tidak ada striae maupun
linea alba, tidak ada nyeri
tekan di atas sympisis.
o Genetalia : Bersih, tidak bengkak,
tidak ada pembengkakan
kelenjar skene atau
kelenjar bartholini, tidak
ada kondiloma
matalata/akuminata,
terdapat fluor albus,
jernih, sedikit, tidak gatal
dan tidak berbau.
Gangguan pola haid DS : Ibu mengatakan haid sedikit-sedikit dan
disertai spotting. tidak teratur, haid berupa bercak merah.
DO : -
B. Diagnosa Kebidanan
P10001, umur 22 tahun, peserta KB suntik 3 bulan jenis depo progestin, jumlah anak
1 dengan masalah gangguan haid (spotting) dan tidak teratur. Prognosa baik.

C. Perencanaan
1. Diagnosa : P10001, umur 22 tahun, peserta KB suntik 3 bulan jenis depo
progestin, jumlah anak 1, KU baik.
Tujuan : Setelah dilaksanakan tindakan konseling diharapkan klien
kooperatif.
Kriteria : Akseptor/klien mampu memahami konseling yang diberikan,
sehingga pengetahuan ibu bertambah.
Intervensi :
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya, sehingga kooperatif dengan tindakan
yang diberikan.
b. Kaji pengetahuan ibu tentang KB suntik.
R/ Mengetahui sejauh mana pengetauan ibu tentang KB suntik.
c. Anjurkan untuk menghubungi tenaga kesehatan bila timbul keluhan.
R/ Deteksi dini adanya kelainan dan pencegahan komplikasi.
d. Lakukan penyutikan jenis depo progestin secara IM.
R/ KB suntik jenis depo progestin sesuai dengan pilihan peserta KB.
e. Rencanakan ibu untuk datang kembali 3 bulan lagi.
R/ Jadwal penyuntikan yang terlambat dapat menyebabkan kadar hormon
dalam tubuh menurun memungkinkan resiko kehamilan.
2. Masalah : Gangguan pola haid dan spotting.
Tujuan : - Klien memahami bahwa gangguan pola haid dan spotting
pada KB suntik.
- Ibu merasa lebih tenang setelah mendapat penjelasan
mengenai gangguan pola haid dan spotting.
Kriteria : - Klien mengetahui tentang gangguan pola haid dan spotting
yang didalaminya.
- Klien terlihat tenang.
Intervensi :
a. Jelaskan kembali bahwa gangguan pola haid dan spotting yang dialaminya
termasuk salah satu efek samping alat kontrasepsi KB suntik.
R/ Klien akan mengerti dan akan memudahkan kerjasama dengan tenaga
kesehatan untuk tindakan selanjutnya.
b. Jelaskan mengenai spotting pada klien.
R/ Sewaktu haid, ibu akn mengeluarkan darah + 50 cc, sedangkan pada
penggunaan KB suntik, hal ini tidak terjadi, sehingga mengujrangi
resiko anemia.
c. Jelaskan kelebihan spotting yang lain secara nonmedis.
R/ Ibu mengurangi pembelian pembalut wanita setiap bulan, karena darah
haid yang dikeluarkan sedikit. Bila darah dikeluarkan sedikit/hanya
bercak merah saja dengan siklus pendek, maka peluang untuk
melakukan hubungan sex lebih besar.

D. Pelaksanaan
Tanggal 30 Mei 2010, pukul 18.35 WIB
1. Diagnosa
P10001, umur 22 tahun, peserta KB suntik1,5 tahun jenis depo progestin, anak
1, berumur 19 bulan, keadaan umum baik.
Implementasi :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu diyakini tidak hamil
dan kondisi umumnya bagus, tensi : 120/70 mmHg.
b. Mengkaji pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulanan, yaitu tentang
efek samping, keuntungan dan kerugian.
c. Menganjurkan ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan bila timbul
keluhan, keluhan tersebut bisa karena efek samping. Efek samping KB
suntik 3 bulanan bisa berupa perubahan berat badan, peningkatan fluor
albus (keputihan), pusing, amenorea, spotting, haid tidak teratur, mual,
sakit kepala dan nyeri payudara.
d. Memberi kesempatan ibu untuk mengungkapkan kecemasannya, agar
bidan dapat membantu ibu mengatasi masalah dan menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu.
e. Memberikan suntikan KB depo progestin dengan mengocok dahulu obat
benar-benar larut, menghisap sampai benar-benar habis dan menyuntikkan
secara IM pada 1/3 atas SIAS ke os. cogsigeus dan tidak memassase bekas
suntikan.
f. Menganjurkan ibu datang lagi pada tanggal 22-08-2010 atau sewaktu-
waktu bila ada keluhan.
2. Masalah : Gangguan pola haid dan spotting.
Implementasi :
a. Menjelaskan pada ibu bahwa gangguan pola haid dan spotting yang
dialaminya merupakan efek samping hormonal dari KB suntik.
b. Menjelaskan pada ibu bahwa haid sedikit/bercak/spotting mengurangi
resiko anemia, karena jumlah darah yang dikeluarkan hanya sedikit.
c. Menjelaskan pada ibu keuntungan lain secara non medis, bahwa haid tidak
sedikit/spotting dapat menghemat pengeluaran pembelian pembalut.
Spotting dengan durasi pendek dan memperbesar peluang suami istri
untuk melakukan hubungan sex.

E. Evaluasi
Tanggal : 30 Mei 2010, pukul 18.40 WIB
1. Diagnosa : P10001, umur 22 tahun, akseptor KB suntik 1,5 tahun jenis depo
progestin, anak 1, berumur 19 bulan, keadaan umum baik.
S : - Ibu mengulang kembali penjelasan dari bidan mengenai keuntungan,
kerugian dan efek samping dari KB suntik.
- Ibu mengatakan sudah lega dan sudah tidak cemas lagi.
- Ibu mengatakan akan berkunjung untuk penyuntikan ulang depo
progestin pada tanggal 22 Agustus 2010.
O : - Ibu dapat mengulang kembali penjelasan bidan, mengenai keuntungan,
kerugian dan efek samping dari KB suntik.
A : P10001, 22 tahun, akseptor KB suntik 1,5 tahun, pasca pemberian suntik
depo progestin.
P : - Memotivasi ibu untuk tetap ber-KB.
- Mengingatkan ibu sekali lagi untuk datang berkunjung untuk
penyuntikan ulang depo progestin pada tanggal 22 Agustus 2010.
- Saat datang kunjungan, lakukan evaluasi : TD, BB, tanda kehamilan,
tanyakan keluhan tentang pola haid dan timbul keluhan yang lain.
2. Masalah : Gangguan pola haid dan spotting
S : - Ibu mengerti bahwa gangguan pola haid dan spotting merupakan efek
samping dari KB suntik.
- Ibu mengatakan sudah lega dan tidak cemas lagi.
O : Ibu mampu menjelaskan kembali bahwa gangguan pola haid dan spotting
merupakan efek samping dari KB suntik.
A : Gangguan pola haid dan spotting, pengetahuan ibu tentang penyebab
gangguan pola haid dan spotting bertambah.
P : - Rencana saat kunjungan yang akan datang (tanggal 22 Agustus 2010).
- Kaji keluhan gangguan pola haid dan spotting.
- Kaji timbulnya keluhan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gari. 2006. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC

Depkes RI. 1994. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta: Pusdiknakes

Depkes RI. 1995. Manajemen Kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

Syaifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: YBSP

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPS

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Você também pode gostar