Você está na página 1de 26

ALAT PEMBERI INFORMASI PEMBERHENTIAN KERETA SECARA OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

DHANI RISMANSYAH
Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma, Margonda Raya
100 Depok 16424 telp (021) 78881112, 7863788

Abstraksi : Rangkaian alat pemberi informasi pemberhentian kereta secara otomatis berbasis
mikrokonroler AT89S51 ini merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memberikan
informasi persinggahan kereta kepada penumpang. Tujuannya penelitian ini membuat alat
bantu berupa alat pemberi informasi pesinggahan kereta secara otomatis kepada penumpang.
Adapun alat ini terdiri dari beberapa blok rangkaian , yaitu sensor dengan menggunakan 2
buah Photodioda, penyelaras sinyal dengan menggunakan IC LM339 sebagai komparator,
dan control dengan menggunakan AT89S51 dan blok output dengan menggunakan L CD dan
rekaman suara.Hasil implementasi menunjukkan bahwa alat yang dibuat berhasil dengan
baik. Hal ini ditunjukkan oleh LCD yang dapat memeberikan informasi secara otomatis, dan
ISD 2560 dapat memberikan informasi suara secara otomatis pula.

Kata Kunci : otomatis, pemberi informasi suara, pemberi informasi teks

Tanggal Pembuatan : 3 Maret 2010

PENDAHULUAN Pemerintah khususnya PT KAI


sangat menyadari hal ini, dibuktikan
Berdasarkan pengamatan penulis,
dengan penambahan jumlah armada,
jumlah pengguna jasa Kereta Rel Listrik
meningkatkan kenyamanan dan keamanan
semakin meningkat. Pengguna jasa KRL
baik saat berada di stasiun maupun di
terbanyak adalah komunitas Commuter
dalam rangkaian KRL. Usaha PT KAI
yaitu yang bertempat tinggal disekitar
meningkatkan kinerja KRL
BODETABEK yang bekerja di Jakarta.
JABODETABEK yaitu mengganti yang
Mereka lebih memilih KRL karena lebih
sudah tua dengan rangkaian yang lebih
mudah dan lebih cepat sampai ke tempat
muda umurnya dan telah dilengkapi
kerja mereka. Dalam 1 minggu terjadi
dengan pendingin ruangan (AC). KRL ini
beberapa kali keterlambatan atau
biasa disebut dengan KRL Ekonomi AC.
pembatalan jadwal pemberangkatan Kereta
Pada KRL jens ini juga dilengkapi petugas
Rel listrik. Ini merupakan salah satu
keamanan khusus kereta api yang ber tugas
kekurangan dari Kerata Rel Listrik di
memberi keamanan pengguna jasa kereta
Indonesia. Adapun kekurangan lain
api pada saat di dalam gerbong kereta.
diantaranya adalah kekurangan dalam hal
Namun demikian KRL Ekonomi AC ini
keamanan yang memadai dan kenyaman an
mempunyai keterbatasan yaitu kurangnya
di dalam gerbong.
pemberitahuan nama stasiun yang yang mengendalikan kerja dari
disinggahi KRL tersebut. Selain itu sensor infra merah dan output
keterbatasan lainnya adalah rang kaian rangkaian yang berupa teks
kereta ini mempunyai kaca yang gelap dan suara
sehingga menyulitkan penumpang untuk  Menyelaraskan output yaitu
mengetahui nama stasiun apa yang sedang antara teks yang terdapat pada
disinggahi. LCD dan suara yang terdapat
Menurut hasil pengamatan penulis pada rangkaian perekam suara.
menunjukkan banyak penumpang KRL
Tujuan dari penelitian ini adalah
yang tidak mengetahui posisi KRL dalam
pembuatan alat pemberi informasi stasiun
perjalanan tersebut, akibatnya penumpang
pemberhentian kereta secara otomatis .
menjadi tidak turun pada tujuan yang
sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh: TINJAUAN PUSTAKA
1. Kurangnya informasi di dalam
gerbong mengenai nama Mikrokontroler
stasiun yang disinggahi. Sebuah pengembangan lebih lanjut
2. Sulitnya membaca informasi mengenai mikroprosesor adalah
nama stasiun yang tertera di mikrokontroler. Bila dalam
stasiun pemberhentian karena penggunaannya, mikroprosesor
tingkat kepadatan penumpang membutuhkan RAM (Random Akses
di dalam rangkaian kereta. Memory) dan ROM (Read Only Memory)
Dari kondisi seperti yang telah untuk membuat suatu alat yang sederh ana.
disampaikan, pada penelitian ini diusulkan Akan tetapi dalam sebuah chip
suatu solusi berupa alat yang dapat mikrokontroler, piranti-piranti tersebut
memberikan informasi keberadaan kereta telah terintegrasi cukup lengkap
baik secara tulisan maupun bentuk suara didalamnya, bahkan sekarang
secara otomatis. mikrokontroler ada yang memiliki piranti -
piranti tambahan lain yang telah
Untuk otomatisasi dan kinerja yang
terintegrasi didalamnya, seperti ADC
baik pada alat ini memerlukan alat
(Analog Digital Converter), RTC (Real
pengendali rangkaian dan sensor yang
Time Clock), dan lain-lain. Penggunaan
terdiri dari :
mikrokontroler dapat mengurangi
 Pengendali dari alat ini yaitu
komponen yang akan digunakan bila kita
IC Mikrokontroler AT89S51
akan membuat suatu alat/rangkaian operasi frekuensi menuju nol dan
elektronik. mendukung mode penyimpanan tenaga
AT89S51 adalah sebuah yang dapat dipilih dari 2 software. Mode
mikrokontroler 8 bit bertenaga rendah iddle menghentikan CPU sementara
dengan teknologi CMOS berkinerja tinggi program DAC memperbolehkan RAM,
yang dilengkapi memori flash yang dapat timer/counter, port serial dan sistem
diprogram sebesar 4 Kbyte. Komponen ini interupsi untuk tetap berfungsi. Mode
dibuat dengan teknologi memori Atmel power-down menghemat isi RAM namun
yang nonvolatile dan berkapasitas tinggi membekukan osilator, menon -aktifkan
serta compatible dengan set instruksi dan fungsi-fungsi chip lainnya sampai
pin out standart industri 80CSI. Flash on- instruksi eksternal dilakukan atau terjadi
chip memungkinkan memori program reset hardware. Dalam pengoperasiannya,
diprogram ulang dalam sistem atau oleh AT89S51 cukup memberikan tegangan
pemprograman memori nonvolatile yang yang berkisar antara 4 – 5.5 Volt DC pada
konvensional. Dengan menggunakan CPU pin VCC, sedangkan pin GND diberikan
8 bit dengan flash yang diprogram dari tegangan 0 volt. Selain pin V CC dan
sistem dalam sebuah monolithic chip, GND, pin-pin yang dimiliki AT89S51
Atmel AT89S51 adalah sebuah terdiri atas 4 buah port yaitu port 0, port 1,
microkontroler yang sangat baik untuk port 2, port 3. Masing-masing port
menyediakan solusi yang sangat fleksibel tersebut terdiri dari 8 pin, RST,
dan efektif dalam biaya, untuk banyak ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan
masalah aplikasi, serta untuk mengontrol XTAL2.
modul tambahan. Mikrokontroler tipe AT89S51 buatan
AT89S51 menyediakan fitur -fitur standar Atmel merupakan salah satu tipe
sebagai berikut: mikrokontroler yang mempunyai
a. Flash 4 Kbyte arsitektur 8052. Mikrokontroler dengan
b. 256 bytes RAM arsitektur 8052 merupakan salah satu jenis
c. Saluran input/output (I/O) arsitektur mikrokontroler paling lama dan
d. 3 buah 16 bit timer/counter paling banyak digunakan di dunia karena
e. Port serial full duplex bersifat low cost dan high performance.
f. Osilator on-chip dan sirkuit Arsitektur ini dikeluarkan pertama kali
waktu oleh Intel dan kemudian menjadi sangat
Sebagai tambahan AT89S51 populer. Pada seri-seri mikrokontroler
dirancang dengan logika statis untuk berarsitektur 8052 tergabung dalam satu
keluarga mikrokontroler yaitu keluarga LCD 2x16 mempunyai 2 jenis yaitu non
MCS-51. Konfigurasi pin-pin dari driver atau yang sudah terdapat driver
AT89S51 diterangkan pada Gambar 1. didalam LCD. Pada penelitian ini penulis
menggunakan LCD yang non driver
dikarenakan lebih murah harganya dan
sesuai dengan kebutuhan penulis. Adapun
tampilan dan rangkaian antarmuka LCD
2x16 seperti pada gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian Antarmuka LCD


Gambar 1 Konfigurasi Pin Pada AT89S51
2x16
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40
kaki yang dapat dilihat pada Gambar 1.
AT89S51 juga mempunyai 4 Port yang
Seperti yang terlihat pada Gambar 2
terdiri dari Port 0, Port 1, Port 2 dan Port
3. Selain 4 Port tersebut, pada IC ini juga letak dari tiap-tiap pin LCD dan rangkaian
terdapat Pin untuk VCC, GND, RST,
driver yang dibuat sendiri oleh penulis.
XTAL 1, XTAL 2, PSEN, ALE/PROG
DAN EA/VPP. Adapun keterangan dari pin yang penulis
gunakan sebagai berikut :
LCD
 Vdd, Vss: Power supply.
Liquid Crystal display (LCD)
 Vo: pengatur kontras pixel.
merupakan perangkat (devais) yang sering
 Vdd, Vss, & Vo tidak perlu
digunakan untuk menampilkan data selain
terhubung ke mikrokontroler.
menggunakan seven segment. LCD
 R/W (1/0): Baca/Tulis, biasanya
berfungsi sebagai salah satu alat
selalu tulis. Jadi pin ini biasanya
komunikasi dengan manusia dalam bentuk
ke ‘0’.
tulisan/gambar. LCD 2x16 mempunyai pin
 DB0-7: jalur data, data dapat
atau kaki-kaki yang masing-masing
berupa karakter yang hendak
mempunyai fungsi yang berbeda -beda.
ditampilkan, dapat juga berupa pembacaan dan penulisan data dari atau ke
pengaturan tampilan LCD. LCD. Kode ASCII yang ditampilkan
 E: Enable/Disable modul LCD, sepanjang 8 bit dikirim ke LCD secara 4
terkendali mikrokontroler. atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4 bit
 RS (Registration Select): yang digunakan, maka 2 nibble data
o Bila ‘0’, Instruction Register dikirim untuk membuat sepenuhnya 8 bit
menjadi tujuan data DB0 -7 (pertama dikirim 4 bit MSB lalu 4 bit LSB
(diperlakukan sebagai perintah: dengan pulsa clock EN setiap nibblenya).
clear screen, pilih lokasi kursor, Jalur kontrol EN digunakan untuk
dll.). memberitahu LCD bahwa mikrokontroller
o Bila ‘1’, Data Register menjadi mengirimkan data ke LCD. Untuk
tujuan data DB0-7 dan mengirim data ke LCD program harus
ditampilkan ke LCD. menset EN ke kondisi high (1) dan
kemudian menset dua jalur kontrol lainnya
Urutan pin (1), umumnya, dimulai
(RS dan R/W) atau juga mengirimkan data
dari sebelah kiri (terletak di pojok kiri
ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah
atas) dan untuk LCD yang memiliki 16
siap, EN harus diset ke 0 dan tunggu
pin, 2 pin terakhir (15 & 16) adalah anoda
beberapa saat (tergantung pada datasheet
dan katoda untuk back-lighting. Contoh
LCD), dan set EN kembali ke high (1).
gambar sebenarnya dai LCD 2x16 terdapat
Ketika jalur RS berada dalam kondisi low
pada gambar 3.
(0), data yang dikirimkan ke LCD
dianggap sebagai sebuah perintah atau
instruksi khusus (seperti bersihkan layar,
posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi
high atau 1, data yang dikirimkan adalah
data ASCII yang akan ditampilkan dilayar.
Jalur kontrol R/W harus berada dalam
Gambar 3 Bentuk Fisik LCD kondisi low (0) saat informasi pada data
Gambar 3 merupakan bentuk fisik bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W
asli dari LCD 2x16 yang belum termasuk berada dalam kondisi high (1), maka
driver didalamnya. program akan melakukan query
Interface LCD merupakan sebuah (pembacaan) data dari LCD. Instruksi
parallel bus, dimana hal ini sangat pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD
memudahkan dan sangat cepat dalam status (membaca status LCD), lainnya
merupakan instruksi penulisan. Jadi gambar 4.
hampir setiap aplikasi yang menggunakan
LCD, R/W selalu diset ke 0.
Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur
(tergantung mode yang dipilih pengguna),
mereka dinamakan DB0, DB1, DB2, DB3,
DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data Gambar 4 LED Infra Red

secara parallel baik 4 atau 8 bit merupakan


2 mode operasi primer. Untuk membuat Bentuk fisik dari LED Infra Red

sebuah aplikasi interface LCD, seperti pada gambar 4 bentuk LED Infra

menentukan mode operasi merupakan hal Red mempunyai kesamaan dengan bentuk

yang paling penting. Mode 8 bit sangat LED pada umumnya. Teta pi LED Infra

baik digunakan ketika kecepatan menjadi Red memiliki perbedaan yaitu sinar

keutamaan dalam sebuah aplikasi dan pancarannya yang tidak terlihat oleh kasat

setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 mata, salah satu cara untuk melihat

pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). pancaran sinarnya dengan menggunakan

Sedangkan mode 4 bit minimal hanya kamera digital.

membutuhkan 7 bit (3 pin untuk kontrol, 4


Photo Dioda
untuk data).
Photo Dioda adalah jenis dioda yang
Sensor Lintas
berfungsi untuk mendeteksi cahaya.
LED Infra red
Berbeda dengan dioda biasa, komponen
Untuk memperoleh jarak yang cukup
elektronika ini akan mengubah cahaya
jauh, dioda infra red memerlukan sinyal
menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat
dengan frekwensi 30 hingga 50 KHz.
dideteksi oleh dioda peka cahaya ini mulai
Berbeda dengan dioda LED yang hany a
dari cahaya inframerah, cahaya tampak,
memerlukan level tegangan DC u ntuk
ultra ungu sampai dengan sinar -X.
mengaktifkan LED dan dioda infra merah
Aplikasi dioda peka cahaya mulai dari
memerlukan sinyal AC dengan frekwensi
penghitung kendaraan di jalan umum
30 hingga 50 KHz untuk
secara otomatis, pengukur cahaya pada
mengaktifkannya. Cahaya infra red
kamera serta beberapa peralatan dibidang
tersebut tidak dapat ditangkap langsung
medis.
oleh mata manusia, sehingga diperlukan
Alat yang mirip dengan dioda peka
dioda peka cahaya untuk
cahaya adalah transistor foto
mendeteksinya.seperti tampak pada
(phototransistor). Transistor foto ini pada LED Infra Red maka dioda peka cahaya
dasarnya adalah jenis transistor bipolar dalam keadaan bias maju dimana arus
yang menggunakan kontak (junction) base - akan mengalir dari anoda ke katoda
collector untuk menerima cahaya. sehingga dengan kata lain tegangan di kaki
Komponen ini mempunyai anoda akan sama dengan tegangan di kaki
sensitivitas yang lebih baik jika katoda. Dan apabila dioda peka cahaya
dibandingkan dengan dioda peka cahaya. tidak terkena cahaya dari Infra Red maka
Hal ini disebabkan karena elektron yang kondisi dioda peka cahaya akan bias
ditimbulkan oleh foton cahaya pada mundur atau dengan kata lain arus tidak
junction ini di-injeksikan di bagian Base mengalir dari anoda ke katoda dan
dan diperkuat di bagian Kolektornya. tegangan di kaki anoda tidak sama dengan
Namun demikian, waktu respons dari tegangan di kaki katoda.
transistor foto secara umum akan lebih Dasar Pemrograman BASCOM
lambat dari pada dioda peka cahaya. Penulis menggunakan software
Adapun simbol dari Photo Dioda terdapat BASCOM-8051 untuk membuat program
pada Gambar 5. pada alat ini dikarenakan dasar bahasa
programnya menggunakan bahasa Basic
yang lebih mudah dimengerti daripada
Gambar 5 Simbol Photo Dioda
menggunakan software READ -51 yang
menggunakan bahasa Assembler.
Simbol Photo Dioda sedikit berbeda
BASCOM-8051 adalah program
dengan simbol LED pada umumnya.
BASIC compiler berbasis Windows untuk
Perbedaannya terletak pada tanda panah
mikrokontroler. BASCOM -8051
yang masuk ke dioda seperti pada Gambar
merupakan pemrograman dengan bahasa
5. Pada alat ini Photo Dioda berfungsi
tingkat tinggi BASIC yang dikembangkan
sebagai receiver, ini dapat dibuktikan
dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik.
dengan tanda panah yang masuk ke dalam
(Wahidin, 2006)
dioda.
 Tipe data
Prinsip Sensor Lintas
Setiap variabel dalam BASCOM
Prinsip dasar dari sensor lintas
memiliki tipe data yang
adalah pada alat ini kita memakai LED
menunjukkan daya tampungnya.
Infra Red sebagai pemancar dan dioda
Hal ini berhubungan dengan
peka cahaya sebagai penerima, apabila
penggunaan memori
dioda peka cahaya menerima ca haya dari
mikrokontroler. Berikut adalah tipe
data pada BASCOM berikut mendeklarasikan sebuah variabel. Cara
keterangannya. Tipe data dari pertama adalah menggunakan pernyataan
BASCOM yaitu Bit, Byte, Integer, ‘DIM’ diikuti nama dan tipe datanya. Cara
Word, long, Single dan String. lain untuk mendeklarasikan sebuah
 Variabel variabel adalah menggunakan DEFINT,
Variabel dalam sebuah DEFBIT, DEFBYTE, atau DEFWORD.
pemrograman berfungsi sebagai
tempat penyimpan data atau IC Perekam Suara
menampung data sementara, IC perekam suara yang digunakan
misalnya menampung hasil pada alat ini adalah ISD2560. IC ini
perhitungan, menampung data hasil memiliki 28 pin kaki dan IC ini memiliki
pembacaan register, dan lain memori internal didalamnya sebesar 480
sebagainya. Variabel merupakan KB dan disuplai dengan tegangan sebesar
pointer yang menunjuk pada alamat 5V DC. IC ini mampu menyimpan suara
memori fisik di mikrokontroler. dalam durasi 60 detik.
Dalam BASCOM, ada beberapa Mengenai perincian dan fungsi pin
aturan dalam penamaan sebuah kaki tersebut kita dapat melihat dari data
variabel, yaitu: sheet IC tersebut. Gambar 2.6 adalah
1. Nama variabel maksimum konfiguasi pin dari ISD2560 sedangkan
terdiri atas 32 karakter. Gambar 6 adalah blok diagram dari
2. Karakter bisa berupa angka ISD2560
atau huruf.
3. Nama variabel harus dimulai
dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh
menggunakan kata-kata yang
digunakan oleh BASCOM
sebagai perintah, pernyataan,
internal register, dan nama
operator (AND, OR, DIM, dan
lain-lain).
Gambar 6 Konfigurasi ISD2560
Sebelum digunakan maka variabel
ISD2560 memiliki 28 pin yang
harus dideklarasikan terlebih dahulu.
konfigurasi terdapat pada G ambar 6.
Dalam BASCOM ada beberapa cara untuk
ISD2560 mempunyai pin khusus untuk langkah penelitian secara detail seperti
microphone dan speaker. dibawah ini:
Pada setiap IC pasti memiliki blok Langkah – langkah Penelitian
diagram didalamnya. ISD2560 merupakan  Melakukan pengamatan langsung
sebuah IC Perekam Suara, sehingga Pada penelitian ini penulis
ISD2560 ini memiliki blok diagram ya ng melakukan survey lapangan dengan cara
terdapat pada gambar 7. menjadi penumpang KRL
JABODETABEK dengan berbagai kelas
kereta pada jam-jam tertentu disaat
rangkaian kereta penuh dan sedikit
penumpang.
 Menganalisis data hasil
pengamatan
Berdasarkan hasil data yang
diperoleh pada tahapan sebelumnya
kemudian dilakukan pengelompokan data,
sehingga dapat dilakukan analisis lanjutan.
Adapun hasil dari analisis tersebut menjadi
acuan untuk melakukan perancangan tahap
Gambar 7 Blok diagram ISD2560
berikutnya.
Dalam ISD2560 terdapat beberapa
 Merancang Sistem Secara Blok
blok yang dapat dilihat pada G ambar 7.
Diagram
blok-blok yang ada pada ISD2560
Untuk mengimplementasikan hasil
diantaranya yaitu Amplifier Input, Pre
analisis yang penulis lakukan, tahap
Amp input dari mic, alamat penyimpanan
selanjutnya yaitu merancang sistem secara
suara, blok pengendali dan Amplifier
blok diagram. Adapun blok diagram yang
keluaran yang melalui speaker.
dimaksud penulis terletak pada Gam bar 8.

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam rangka penyelesaian
penelitian ini terdiri dari beberapa tahap
antara lain langkah-langkah penelitian dan
peralatan penelitian. Adapun langkah -
Gambar 8 Blok Diagram Informan
Otomatis
Blok diagram yang terdapat pada yaitu Photo dioda, IC Mikrokontroler
Gambar 8 di atas ini merupakan blok AT89S51 dan IC Perekam Suara ISD2560.
digram secara umum dari alat ini. Pada
blok input terdapat rangkaian Infra Red
sebagai transmitter pada rangkaian. Blok
selanjutnya yaitu blok receiver terhadap
sinyal Infra Red, yang termasuk ran gkaian
receiver yaitu photo dioda. Setelah cahaya
infra red diterima oleh photo dioda maka
proses selanjutnya yaitu penindaian yang
dilakukan Comparator. Comparator
mengubah hasil dari sensor menjadi logika
1 atau 0 yang dikirim ke Mikrokontroler.
Mikrokontroler pada alat ini sebagai
pengendali dari rangkaian komponen
keseluruhan. Blok terakhir pada blok
diagram ini yaitu blok output yang berupa Gambar 9 Gambar Rangkaian
text pada LCD dan suara dari IC Perekam Keseluruhan Informan Otomatis
Suara.
 Merancang rangkaian sistem Seperti telah dinyatakan sebelumnya
Tahapan selanjutnya setelah bahwa rangkaian utama alat ini terdiri dari
pembuatan blok diagram yaitu merancang PhotoDioda sebagai receiver sensor
rangkaian sistem yang mengacu pada blok infrared, IC Mikrokontroler AT89S51 dan
diagram yang terdapat pada gambar 8. IC Perekam Suara ISD2560. Pada Gambar
Pada tahap ini penulis mengkombinasikan 9 terlihat rangkaian utama alat ini
dan merangkai beberapa komponen dasar dilengkapi dengan infra red yang berfungsi
elektronika sesuai dengan blok diagram sebagai transmitter yang mengirim sinyal
yang telah dijelaskan sebelumnya. infra red agar dapat diterima oleh receiver
 Desain Rangkaian yang berupa photo dioda menjadi inputan
Secara rinci gambar rangkaian dari rangkaian ini. Pada umumnya infra
utama dari alat ini seperti yang red dipasang secara berhadapan, hal ini
ditunjukkan pada Gambar 9. Rangkaian ini dilakukan karena pemancar sinar infra red
terdiri dari receiver dari sensor Infra red tersebut harus terus berhadapan langsung
dengan receiver yaitu photo dioda agar
dapat menghasilkan logika program 0 atau utama dari rangkaian transmitter ini adalah
1 yang selanjutnya dikirimkan ke Infra red, namun untuk meningkatkan
mikrokontroler melalui comparator, namun kinerja dari rangkaian ini ditambahkan
pada penelitian ini diletakkan secara komponen pendukung yang berfungsi
terpisah dengan tujuan menyelaraskan sebagai penghambat tegangan masukan
receiver yang terletak pada rangkaian yang masuk ke infra red agar tidak terjadi
kereta sehingga terhubung langsung konsleting pada infra red tersebut. Detail
dengan mikrokontroler sedangkan dari rangkaian ini ditunjukkan oleh
transmitter yang berupa infra red terletak Gambar 10.
pada setiap-tiap stasiun yang akan dilewati
kereta. Infra red akan aktif bila diberi
tagangan masukan sebesar 5 volt
sedangkan photo dioda selain
membutuhkan tegangan masukan juga
Gambar 10 Rangkaian Transmitter
harus terhubung langsung ke
Infra Red
mikrokontroler untuk mengirimkan data
Dari Gambar 10 terlihat bahwa
dari hasil sensor. Pada bagian pengendali
rangkaian transmitter terdiri dari infra red
dari rangkaian utama menggunakan blok
dan resistor 100Ω dengan masukan sebesar
Mikrokontroler, untuk mencapai hasil
5 volt. Gambar 10 merupakan rangkaian
yang diinginkan ditambahkan rangkaian
alat yang terletak pada tiap -tiap stasiun
receiver photo dioda yang berguna untuk
yang disinggahi oleh kereta selanjutnya.
menerima sinyal masukan yang
 Rancangan Diagram Alur
dipancarkan oleh transmitter infra red,
Program Pemberi Informasi
selain itu juga ditambahkan rangkaian
Otomatis Keberadaan Kereta
perekam suara dan LCD yang berguna
Setelah selesai merancang perang kat keras
untuk menampilkan output yang berupa
yang diperlukan, langkah atau tahapan
suara dan text.
selanjutnya adalah merancang perangkat
 Rancangan rangkaian Transmitter
lunak. Perangkat lunak ini diperlukan
Infra Red
untuk mengolah masukan dari sensor yang
Rangkaian transmitter infra red ini
selanjutnya dikirmkan ke mikrokontroler
dirancang untuk tujuan pemancar sinyal
untuk dijadikan output rangkaian yang
infra red yang akan ditangkap oleh
berupa text dan suara. Berikut ini
receiver photodioda untuk diolah sebagai
merupakan diagram alur dari program
inputan bagi mikrokontroler. Komponen
Informan Otomatis yang terdapat pada
Gambar 11.

Gambar 11 Diagram Alur Program


Informan Otomatis
Seperti yang tertera pada Gambar
11. proses diawali dengan tampilnya
tulisan “KRL JABODETABEK”
kemudian menunggu masukan dari sensor
yang diolah oleh mikrokontroler sehingga
menghasilkan output berupa LCD & suara
nama stasiun yang disinggahi oleh kereta.
Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan
tahap pengujian alat yang suda h siap
difungsikan. Pada tahapan ini diasumsikan
kereta melalui jalur kereta yang telah
ditentukan dengan melewati lima stasiun
seperti yang tersebut pada batasan
masalah.
Peralatan Penelitian
Untuk keberhasilan penelitian
memerlukan peralatan pendukung. Adapun
peralatan yang dibutuhkan oleh penulis Setelah melakukan pengamatan
untuk melakukan penelitian ini terdiri dari: dilakukan pengmpulan data seperti yang
 Resistor : - 100 Ω = 3 tertera pada tabel 1
buah Tabel 1 Tingkat Kepadatan Penumpang
- 1KΩ = 1 buah No KRL Tujuan Jam Keterangan
- 5,1 K Ω = 1 buah * Mudah
Tanah
membaca
- 10 K Ω = 7 buah 1 Eko Abang- 6:55
informasi
Depok
- 100 K Ω = 2 buah nama stasiun
* Sulit
- 470 K Ω = 1 buah
membaca
 Kapasitor:- Polar : 10 µF= 1 buah informasi
nama stasiun
0,1 µF = 4 buah Bogor-
2 Eko 5:20 * Ada
Jakarta
4,7 µF = 1 buah penumpang
yang bertanya
22 µF = 1 buah lokasi kereta
220 µF = 1 buah saat itu
* Mudah
- Non Polar : 0,1 µF = 1 buah Tanah
Eko mendapatkan
3 Abang- 8:30
33 pF = 2 buah AC informasi
Depok
lokasi kereta
 Sensor Inframerah = 5 buah
* Sulit
 Dioda Peka Cahaya = 2 buah membaca
Tanah informasi
 Liquid Crystal Display (LCD) = 1 4
Eko
Abang- 10:35 nama stasiun
AC
buah Bogor * Ada
penumpang
 Loudspeaker 8Ω = 1 buah yang tersesat
 Minsys DT-51 Mikrokontroler * Sangat sulit
Tanah untuk
AT89S51 = 1 buah Eko
5 Abang- 17:45 membaca
AC
 IC Perekam Suara ISD2560 = 1 buah Depok informasi
nama stasiun
Tabel 1 yang menampilkan tingkat
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN kepadatan penumpang merupakan sample
Setelah melakukan berbagai tahapan
yang diambil berdasarkan pengamatan
penelitian berikut merupakan penjelasan
yang dilakukan dengan jenis kereta yang
lebih rinci mengenai hasil -hasil
berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan
pengamatan dari beberapa tahap uji dan
kesulitan penumpang untuk mengetahui
analisis berdasarkan pada hasil
informasi lokasi kereta pada saat tingkat
pengamatan tersebut.
kepadatan penumpang tinggi. Selain itu
Hasil Data Pengamatan juga melakukan pengamatan waktu
tempuh kereta untuk mencapai stasiun
berikutnya sebagai bahan pertimbangan
pada perancangan alat ini. Adapun waktu
tempuh kereta dari stasiun awal menuju
stasiun berikutnya tampak pada tabel 2.
Tabel 2 Waktu Tempuh KRL
Waktu
Stasiun Stasiun
No Tempuh
Awal Tujuan
KRL
Tanah
1 Abang Karet 3,28 menit
2 Karet Sudirman 1,33 menit
3 Sudirman Manggarai 4,17 menit
4 Manggarai Tebet 2,43 menit

Fungsi dari tabel 2 yaitu untuk Gambar 12 Blok Diagram Rangkaian


membandingkan waktu tempuh yang Informan Otomatis
sebenarnya dengan waktu tempuh untuk Pada blok diagram ini dipisah kan
perancangan simulasi agar ber sesuaian. antara rangkaian di stasiun /rel kereta
Hasil rancangan secara Blok Diagram dengan rangkaian didalam kereta. Secara
Dalam perancangan alat pemberi keseluruhan alat ini dirancang dengan
informasi stasiun pemberhentian kereta menggunakan hardware. Masukan berupa
secara otomatis ini terdiri dari beberapa sensor dan output berupa LCD, rekaman
buah blok rangkaian yang memiliki fungsi suara dan software (kendali
dan cara kerja masing-masing. Setiap blok mikrokontroler). Masukan pada alat ini
rangkaian memiliki fungsi yang berbeda berupa sensor yang menghasil kan dua
namun saling berinteraksi untuk dapat kondisi yaitu high dan low, dengan
bekerja dengan baik. Mengacu pada menggunakan program maka hanya
rancangan seperti yang telah dijelaskan masukan low sajalah yang diproses.
pada bab 3, diperoleh hasil seperti yang Setelah masukan diproses maka output
ditunjukkan gambar 12. seperti LCD dan rekaman suara menjadi
aktif.
Blok Infra Red
Infra red berfungsi sebagai
transmitter sensor pada alat ini. Infra red
pada alat ini peletakannya terpisah dengan R = 83,3Ω ... ... ... (3))
receiver yang berupa photo dioda. Infra Dengan nilai resistansi 83,3 Ω,
red diletakkan pada tiap -tiap stasiun maka arus pada led infra red tepat 60mA.
sedangkan photo dioda terletak di Namun pada kenyataannya tidak ada
rangkaian kereta. Untuk mengaktifkan komponen yang sempurna dan kesulitan
Infra red membutuhkan komponen untuk mendapatkan resistansi dengan nilai
pendukung yaitu resistor 100 Ohm dengan 83.3Ω. Oleh karena itu pada penelitian ini
tegangan masukan bernilai 5 volt sebagai digunakan resistansi sebesar 100Ω.
aktifator. Adapun rangkaian infra red Dengan cara perhitungan yang sama maka
tampak pada gambar 13. didapatkan arus pada led infra red sebesar
50mA.
Blok Photo Dioda

Photo dioda berfungsi sebagai


receiver sinyal infra red pada alat ini.
Photo dioda diletakkan pada rangkaian
kereta yang terhubung langsung dengan

Gambar 13 Rangkaian Transmitter blok comparator sebagai pengindai sensor.

Transmitter pengirim sinyal infra Rangkaian photo dioda dalam

red yang terletak pada tiap -tiap stasiun pengaktifannya memerlukan komponen

ditunjukkan pada gambar 13. Untuk pendukung resistor 10 Kohm dengan

menghasilkan pancaran sinar infra red tegangan masukan sebesar 5 Volt sebagai

yang maksimum maka digun akan tegangan aktifator. Rangkaian photo dioda tampak

yang lebih besar yaitu sebesar 5V dengan pada Gambar 14.

mempertahankan arus pada led infra red


agar tidak putus. Dengan menggunakan
arus maksimum pada led infra red 60mA,
maka dapat ditentukan nilai resistansinya
dengan menggunakan perhitungan seperti
berikut ini.
V
R= ... ... ... (1)
I
Gambar 14 Rangkaian Photo dioda
5V
R= ... ... ... (2)
60mA
Rangkaian receiver yang tampak tegangan di antara kedua masukan
pada Gambar 14 menunjukkan photo dioda membawa Op-Amp ke dalam daerah
dengan komponen pendukungnya. Apabila saturasi. Arah saturasi output ditentukan
sinar yang dipancarkan oleh led infra red oleh polaritas sinyal masukan.
mengenai Photodioda maka Photodioda Pada saat tegangan masukan
mengalirkan arus reverse yang tergantung terminal non inverting lebih besar
pada suhu dan intensitas cahaya infra red dibandingkan dengan tegangan masukan
yang mengenai Photodioda. Semakin dekat terminal inverting atau V+ > V - maka
jarak antara led infra red terhadap output menuju ke daerah saturasi positif
Photodioda, maka intensitas cahaya infra atau Vo = 90% x Vcc = 1. Sebaliknya pada
red yang diterima semakin besar demikian saat tegangan masukan terminal non
juga dengan arus reverse. inverting lebih kecil dibandingkan dengan
Blok Comparator tegangan masukan terminal inve rting atau
Pada mikrokontroler, masukan V+ < V- maka menuju daerah saturasi
yang diberikan harus berup a sinyal digital negatif atau Vo = 90% x -Vcc = 0.
yaitu 1 atau 0, namun output pada sensor Untuk tegangan pada teminal non-
masih berupa sinyal analog yang bervariasi inverting adalah nilai tegangan p ada
keadaannya. Oleh karena itu diperlukan trimpot (Vreff). Gambar 16 adalah
rangkaian yang dapat menyelaraskan realisasi dari sebuah trimpot.
sinyal analog tersebut ke dalam sinyal
digital. Pada rangkaian, komponen yang
digunakan untuk menyelaraskan sinyal
tersebut adalah comparator seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 16 Realisasi Trimpot


Pada gambar 16 hambatan yang
mengacu pada trimpot adalah R 23, maka
tegangan pada terminal non-inverting
Gambar 15 Comparator dapat dihitung dengan rumus pembagi
Cara kerja dari penyelaras sinyal tegangan sebagai berikut :
adalah membandingkan tegangan sebuah R 23
V (non inverting)  x Vcc
masukan dengan tegangan masukan R 12  R 23
.... .... .... (4)
lainnya. Adanya sedikit perbedaan
Fungsi LED pada blok penyelara s ATMEL. Gambar 17 merupakan rangkaian
sinyal adalah sebagai indikator dari output inti mikrokontroler AT89S51.
yang dihasilkan. Apabila output bernilai 1
maka kutub anoda mempunyai beda
potensial yang sama terhadap kutub
katoda. Hal ini menyebabkan LED tidak
memancarkan cahaya. Apabila output
bernilai 0 maka kutub anoda mempunyai
beda potensial yang lebih besar daripada
kutub katoda. Hal ini menyebabkan LED
berada pada keadaan forward bias dengan
memancarkan cahaya.
Blok Pengendali
Blok pengendali merupakan Gambar 17 Rangkaian Minimum AT89S51
jantung rangkaian sebagai pengontrol Gambar 17 merepresentasikan
utama dari keseluruhan ran gkaian, dimana AT89S51 sebagai pengendali rangkai an.
sebagai pengontrol digun akan IC Output
mikrokontroler AT89S51. Pada Output dari alat ini ada 2 yang
perancangan alat ini digunak an port 0 berupa suara dan tulisan. Untuk output
(P0), port 1 (P1), port 2 (P2) dan port 3 suara informasi yang diberikan adalah
(P3). Stasiun persinggahan kereta, demikian
Agar mikrokontroler dapat bekerja pula untuk output keluaran tulisan. Hal ini
maka dibutuhkan suatu rangkaian osilator bertujuan agar para penumpang kereta
sebagai sumber clock, dan dalam hal ini mendapatkan informasi stasiun
digunakan osilator internal yang terdapat persinggahan tetap dapat memperoleh
pada mikrokontroler AT89S51, informasi walaupun kondisi gerbong saat
selanjutnya dihubungkan dengan sebuah itu sangat padat. Berikut adalah penjelasan
kristal. Pada rangkaian ini kristal yang tentang kedua output dari alat yang telah
digunakan adalah 12 MHz agar dibuat.
mikrokontroler bekerja dengan kecepatan Rekaman Suara
maksimum. C2 dan C3 merupakan Rekaman suara ini disimpan dalam
penstabil clock dan merup akan saran atau sebuah chip recorder yang mampu
rekomendasi dari pabrik pembuat merekam sampai 60 detik. Berdasarkan
pada kondisi ini maka perancangan 3. Menekan pin CE maka pin tersebut
perekaman suara dibuat sedemikian rupa pada kondisi low. Maka proses
sehingg atidak melebihi waktu maksimum perekaman dimulai.
yang dimiliki. Berikut adalah cara 4. Selama proses perekaman kondisi
merekam suara dengan menggun akan ISD pin EOM menjadi high dan
2560. Rangkaian dasar perekam suara indikator led menyala.
terdapat pada Gambar 18. 5. Rekaman dapat dilanjutkan jika
menekan pin CE pada kondisi low
kembali.
6. Ketika proses merekam telah
mencapai waktu 60 detik maka
waktu rekam habis dan pin CE low
sedangkan indikator led mati.
Langkah-langkah memutar hasil
dari rekaman:
1. Menghubungkan Pin PD dengan
ground agar kondisi low.
2. Mengubah pin P/R pada kondisi
high.
Gambar 18 Rangkaian Dasar Perekam
3. Menghubungkan Pin CE dengan
Suara dengan ISD2560
ground maka hasil rekaman di
Gambar 18 merupakan rangkaian
putar ulang.
dasar perekam suara dengan ISD2560.
4. Jika pin CE ditekan kemba li maka
Rangkaian ini diperoleh dari data sheet
kondisi menjadi low dan rekaman
yang IC Perekam Suara ISD2560.
berhenti.
Langkah-langkah untuk merekam:
5. Jika pin CE ditekan kembali maka
1. Pin PD dipasang pada kondisi low,
hasil rekaman di putar kembali dan
yaitu dengan cara menggeser
seterusnya sampai lamanya
switch, sehingga pin PD berada
perekaman yaitu maksimum 60
pada posisi low.
detik.
2. Menghubungkan pin P/R pada
Pemutaran kembali suara yang telah
Ground sehingga berada pada
direkam secara manual yaitu dengan
posisi low.
menekan tombol start dan untuk
menghentikannya dengan menekan tombol
stop. Proses penekanan tombol tersebut Tabel 4 Urutan Output Suara
pada rangkaian diambil alih oleh Urutan Sensor 1 = 0
mikrokontroler. 1 "Stasiun berikutnya KARET"
Pada perancangan alat ini pemutar 2 "Stasiun berikutnya SUDIRMAN"
3 "Stasiun berikutnya MANGGARAI"
rekaman suara mempunyai lima urutan
4 "Stasiun berikutnya TEBET"
rekaman dengan menggunakan 2 buah
photo dioda untuk membed akan urutan Tabel 4 menunjukkan urutan
letak stasiun yang disinggahi kereta, yaitu rekaman suara sesuai urutan stasiun yang
sensor 1 dan sensor 2. Bila sensor 1 yang disinggahi mengacu bila sensor 1
terhubung maka urutan rekaman yaitu dari terhubung terlebih dahulu.
rekaman suara ke 2 sampai dengan Apabila sensor 2 terhubung
rekaman suara ke 5. Sedangkan bila sensor terlebih dahulu maka urutan output suara
2 yang terhubung maka urutan rekaman yaiu dari suara rekaman ke -4 sampai
yang aktif yaitu dari rekaman suara ke 4 dengan rekaman ke-1. Adapun urutan
sampai dengan rekaman suara ke 1. Urutan output suaranya tampak pada tabel 5
rekaman dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 5 Urutan Output Suara
Tabel 3 Urutan Rekaman Suara
Urutan Sensor 2 = 0
Uruta 1 "Stasiun berikutnya MANGGARAI"
Durasi
n
Isi Rekaman Rekaman 2 "Stasiun berikutnya SUDIRMAN"
Reka
(detik) 3 "Stasiun berikutnya KARET"
man
“Stasiunberikutnya "Stasiun berikutnya TANAH
1 TANAH ABANG” 4 4 ABANG"
“Stasiun berikutnya
2 KARET” 2,71 Tabel 5 menunjukkan urutan
“Stasiun berikutnya
3 SUDIRMAN” 3,37 rekaman suara dari ISD2560 sesuai urutan
“Stasiun berikutnya stasiun yang disinggahi mengacu bila
4 MANGGARAI” 3,6
sensor 2 terhubung terlebih dahulu.
“Stasiun berikutnya
5 TEBET” 2,84 Liquid Crystal Display (LCD)
Tabel 3 berisi pemberitahuan Pada blok output LCD ini
urutan rekaman suara dari stasiun awal dipengaruhi oleh blok masukan pada port
sampai dengan stasiun tujuan akhir. 2. Pada LCD menampilkan nama stasiun
Adapun suara yang muncul dari yang disinggahi kereta selanjutnya. Cara
ISD2560 apabila sensor 1 yang terhubung kerja dari LCD ini mempunyai kemiripan
seperti pada tabel 4
dengan rekaman suara, hanya berbeda Tabel 7 Urutan Output Text pada LCD
bentuk outputnya saja. bila sensor 2 yang terhubung
LCD ini mempunyai lima nama Urutan Sensor 2 = 0
stasiun yang telah disimpan pada saat 1 "Stasiun MANGGARAI"
pembuatan program rangkaian, yaitu : 2 "Stasiun SUDIRMAN"
3 "Stasiun KARET"
TANAH ABANG, KARET, SUDIRMAN,
4 "Stasiun TANAH ABANG"
MANGGARAI dan TEBET . Seperti
halnya pada perekam suara ala t ini juga Tabel 7 menunjukkan urutan text
menggunakan 2 buah photo dioda untuk yang tampil pada LCD sesuai urutan
membedakan urutan letak stasiun yang stasiun yang disinggahi mengacu bila
disinggahi kereta yaitu sensor 1 dan sensor sensor 2 terhubung terlebih dahulu.
2. Bila sensor 1 yang terhubung lebih Mengacu pada tabel 6 dan tabel 7
dahulu maka urutan output text pada LCD urutan output text yang tampil pada LCD
dari nama stasiun ke-2 sampai dengan ditentukan sensor mana yang te rlebih
nama stasiun ke-5 seperti tampak pada dahulu terhubung.
tabel 6.
Tabel 6 Urutan Output Text pada LCD
Pengambilan Data dan Analisa
bila Sensor 1 yang terhubung Uji coba alat pemberi informasi
Urutan Sensor 1 = 0 stasiun pemberhentian kereta secara
1 "Stasiun KARET" otomatis menggunakan mikrokontroler
2 "Stasiun SUDIRMAN"
AT89S51 ini mempunyai tujuan untuk
3 "Stasiun MANGGARAI"
4 "Stasiun TEBET" mengetahui apakah alat ini berfungsi
sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
Tabel 6 menunjukkan urutan text Adapun uji coba alat ini dibagi menjadi 3
yang tampil pada LCD sesuai urutan bagian untuk memudahkan pengambilan
stasiun yang disinggahi mengacu bila data yaitu uji rangkaian sensor, uji coba
sensor 1 terhubung terlebih dahulu. rangkaian output ( LCD ) dan uji coba
Bila sensor 2 yang terhubung rekaman suara.
terlebih dahulu maka ururtan output text
pada LCD dari nama stasiun ke -4 sampai  Uji Coba Rangkaian Sensor
dengan nama stasiun ke-1 seperti tampak Pengambilan data sensor dilakukan
pada tabel 7. dengan mengubah posisi jarak sensor yaitu
dengan mengubah jarak pemacar infra red
dengan penerima photodioda. Pengujian Tabel 9 Uji Coba Sensor dengan Jarak
sensor ini ditujukan untuk mengetahui 2cm
jarak jangkauan maksimum sensor.
Jarak jangkauan sensor antara
pemancar infra red dengan penerima
photodioda diuji mulai dari jarak 1cm,
2cm, 3cm sampai dengan 4cm, sensor ini
Untuk jarak 2 cm, seperti yang
berfungsi jika sinar infra red dapat
ditunjukkan oleh Tabel 9 didapatkan rata -
diterima oleh photo dioda . Sensor pada
rata tegangan inverting 0,85 volt, non
alat ini diuji coba dengan mengubah jarak
inverting 1,47 volt, da n tegangan
sensor seperti pada tabel 4.8.
comparator 5,02 volt. Besar simpangan
Tabel 8 Uji Coba Sensor dengan Jarak
yang terjadi merujuk pada data sheet book
1cm
adalah 4%. Tabel 10 menyajikan data
pengamatan kekuatan sensor pada jarak 3
cm.

Tabel 10 Uji Coba Sensor dengan Jarak


Tabel 8 menunjukkan bahwa
3cm
tegangan rata-rata untuk jarak 1 cm
diperoleh 0,73 volt untuk inverting, 1,46
volt non inverting, dan besar tegangan
comparator 5,02 volt. Hasil pengukuran
tersebut menunjukkan bahwa pada jarak 1
cm kekuatan sensor diasumsikan kuat. Jika Seperti yang tersaji pada Tabel 10
ditinjau dari data sheet book besar kembali didapatkan tegangan rata -rata
tegangan comparator yang diijinkan berada untuk inverting 0,61 volt, non inverting
pada kisaran ± 5,0 volt. Dengan demikian 1,46 volt, dan tegangan pada comparator
simpangan tegangan pada jarak 1 cm sebesar 5,02 volt. Dengan demikian besar
adalah (5,02-5,00)/5,00 x 100% = 4% simpangan yang terjadi adalah 4%. Hal ini
Selanjutnya dilakukan pengamatan sama seperti hasil-hasil yang diperoleh
kembali untuk jarak yang berbeda, adapun pada pengujian sebelumnya untuk 1 cm
selengkapnya disajikan oleh Tabel 9 dan 2 cm.
berikut ini:
Tabel 11 Uji Coba Sensor dengan Jarak Tabel 12 Uji Coba Sensor Dengan Jarak
4cm 5cm

Namun demikian penulis mencoba


Hasil pegujian untuk jarak 4 cm memberikan alat bantu berupa pipa/selang
tampak pada Tabel 11. Besar rata -rata dengan radius 4mm. Hasil pengamatan
tegangan inverting 0,71 volt, non inverting menunjukkan bahwa dengan adanya alat
1,47 volt, dan tegangan comparator 5,02 bantu maka diperoleh kembali kekuatan
volt. Simpangan yang terjad i kembali sensor. Hal ini ditunjukkan dengan
diperoleh sebesar 4%. Pengujian berfungsinya kembali lampu indikator
selanjutnya memeriksa kekuatan sensor photo dioda. Adapun hasil secara rinci dari
pada jarak 5 cm. pengujian tersebut disajikan pada table 13
Pengujian pada jarak 5 cm berikut:
mendapatkan kendala, yaitu lampu
penerima photodioda menyala terus Tabel 13 Uji Coba Sensor dengan Jarak 5
menerus. Hal ini menunjukkan bahwa cm menggunakan alat bantu
sensor tersebut tidak dapat me nerima
cahaya infra red dari transmitter. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa jarak
jangkauan maksimum sensor berkisar pada
jarak 4 cm. Secara detail hasil pengujian
Setelah melakukan pengujian dan
dengan jarak 5 cm disajikan pada Tabel
pengamatan pada jarak yang berbeda -beda,
12.
langkah selanjutnya mencari rata-rata dari
berbagai jarak yang telah diperoleh
sebelumnya. Secara detail hasi l tersebut
disajkan oleh Tabel 13 berikut:
Tabel 14 Uji Coba Sensor Berdasarkan digunakan sebagai tahap menghentikan
Hasil Rata-rata rekaman suara (stop). Suara yang direkam
pada alat ini dibedakan menjadi lima jenis
yang menunjukkan nama stasiun
pemberhentian yang dilalui dan disinggahi
oleh kereta. Dari hasil percobaan, rekaman
Tabel 14 menunjukkan besar rata - suara dapat berfungsi dengan baik. Adapun
rata tegangan inverting, non inver ting dan hasil dari pengukuran lamanya pemutaran
comparator dengan mengubah jarak sensor rekaman suara terlihat pada Tabel 15.
dari 1 cm sampai dengan 4 cm. Tabel 15 Durasi Rekaman Suara
Setelah melakukan uji coba dengan
berbagai jarak dapat diketahui bahwa
sensor pada alat ini mempunyai jarak
maksimum 4 cm, bila lebih dari 4 cm
Lama durasi dari tiap-tiap rekaman
photo dioda tidak dapat meneri ma cahaya
suara dapat dilihat pada tabel 15. Rekaman
infra red dari transmiter, yang dibuktikan
suara untuk alat ini hanya menggunakan
dengan kondisi lampu indikator led tidak
durasi 21 detik dari 60 detik yang tersedia
menyala. Sama halnya seperti photo dioda
pada IC ISD2560 yang mengacu pada
terhalang oleh benda sehingga tidak ada
tabel 15.
cahaya yang masuk pada photo dioda.
Setelah penulis merekam suara
Pada saat tidak terhalang tegangan
maka tahap selanjutnya mengujicoba suara
pada kaki inverting lebih besar dari pada
yang telah terekam oleh penulis terdengar
tegangan kaki non-inverting dengan
atau tidak. Hasil pengamatan yang telah
demikian jika kedua tegangan tersebut
dilakukan tampak tabel 17 pada sub bab
dibandingkan maka tegangan output dari
Implementasi.
komparator mengeluarkan kondisi high
Implementasi
±90% VCC yaitu sebesar 4,5 V atau high.
Implementasi adalah proses untuk
 Perekam Suara
memastikan kerja alat ini sesuai dengan
Rekaman suara ini diaktifkan
rancangan yang telah dibuat. Implementasi
dengan output mikrokontroler, ada dua
dilakukan setelah tahapan perekaman suara
output untuk mengaktifkan rekaman suara
dan teks.
ini, yaitu P3.2 yang digunakan untuk
Setelah tahap perekam suara dan
memutar rekaman suara (play), dan P3.3
teks maka tahap selanjutnya
mengimplementasikan hasil ujicoba LCD Tahap selanjutnya adalah
dan suara ke dalam rangkaian untuk melakukan pengujian dan pengamatan
mengetahui tingkat keberhasilan dari alat untuk suara yang telah direkam
ini. Implementasi dari rekaman teks LCD sebelumnya. Hasil implementasi suara
tampak pada tabel 16. secara detail tersaji oleh Tabel 17 berikut:

Tabel 16 Hasil Implementasi teks Tabel 17 Hasil Implementasi suara

Tabel 17 menunjukkan apabila


Tabel 16 menunjukkan bahwa sensor 1 aktif maka muncul suara pada
implementasi teks pada LCD sesuai loudspeaker dengan urutan sesuai durasi
dengan hasil rancangan semula. Hal ini waktu. Urutan waktu seperti tampak pada
ditunjukkan bila sensor 1 aktif maka Tabel 17, “0” menunjukkan stasiun dimana
tampilan teks secara urutan sesuai dengan kereta pertama kali berangkat, sedangkan
durasi waktu yang tertera. Bila sensor “1” waktu “3” detik merupakan waktu tempuh
aktif maka kereta berangkat dari Stasiun kereta untuk mencapai stasiun
Tanah Abang, dan hasil pengujian pemberhentian pertama, demikian
menunjukkan urutan teks muncul Stasiun selanjutnya sampai dengan detik ke “20”.
Karet dan seterusnya sampai dengan Apa bila sensor 2 aktif, maka route
Stasiun Tebet secara berurutan. Hal ini kereta berlawanan dengan semula. Bila
dapat dilihat dengan urutan detik pada sensor “1” aktif maka kereta berangkat
Tabel 16. Begitu pula sebaliknya apabila dari Stasiun Tanah Abang, tetapi bila
sensor 2 yang aktif maka kereta memulai sensor “2” aktif maka kereta berangkat
perjalanan dari Stasiun Tebet dan teks dari Stasiun Tebet. Hasil pengamatan
yang tampil pertama kali yaitu Stasiun menunjukkan hasil rancangan a lat pemberi
Manggarai sebagai stasiun berikutnya informasi secara otomatis ini berfungsi
stelah stasiun Tebet, demikian selanjutnya dengan baik dan sesuai dengan rancangan
sampai Stasiun Tanah Abang. Urutan teks yang telah dibuat. Hal ini ditunjukkan
yang muncul seperti tampak pada urutan dengan urutan suara yang berbeda antara
detik yang muncul seperti pada Tabel 17. sensor “1” yang aktif dengan sensor “2”.
PENUTUP tersebut. Oleh karena itu dalam peletakan
sensor haruslah memiliki ketinggian yang

Rangkaian alat pemberi informasi cukup dan sudut yang lurus terhadap

stasiun pemberhentian kereta secara photodioda agar tidak terjadi kesalahan

otomatis menggunakan mikrokontroler dalam penggunaannya. Jarak maksimum

AT89S51 ini merupakan salah satu dari sensor ini sangat pendek sehingga

aplikasi dari penggunaan photodioda tidak bisa digunakan pada implementasi

sebagai sensor, IC LM339 sebagai dilapangan, penulis menggunakan sensor

komparator, mikrokontroler AT89S51 ini hanya untuk simulasi saja. Sebaiknya

sebagai control, LCD sebagai media untuk menggunakan sensor yang memiliki jarak

menampilkan output teks dan ISD2560 lebih jauh seperti sensor PING (Ultra

sebagai perekam suara dari rangkaian ini. Sonic).

Dari hasil ujicoba dan implementasi IC perekam suara pada alat ini

rangkaian ini dapat ditarik kesimpulan dan menggunakan ISD2560 yang hanya

saran seperti berikut ini. mempunyai memori maksimal 60 detik


sehingga kurang bisa memberikan

5.1 Kesimpulan informasi maksimal kepada penumpang.

Berdasarkan pada hasil Alat ini dapat dikembangkan dengan

pengamatan dan analisis yang telah mengubah durasi dari rekaman suara

dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara menjadi lebih lama dari 60 detik.

umum pembuatan alata pemberi informasi Selain mengganti sensor dan IC

persinggahan kereta secara otomatis perekam suara, rancangan alat ini dapat

berhasil diimplementasikan dengan baik. ditambahkan rangkaian pendukung lainnya

Hal ini ditunjukkan oleh Tabel 4.16 yang agar dapat diimplementasikan pada dunia

merupakan keberhasilan implementasi nyata. Rangkaian pendukung yang

informasi dengan teks oleh LCD dan Tabel dimaksud yaitu menambah tombol reset

4.17 yang menunjukkan keberhasilan dari program untuk mengantisipasi apabila ada

implementasi informasi suara melalui kereta yang mengalami gangguan.

loudspeaker.
DAFTAR PUSTAKA

5.2 Saran 1. Anonim, http://www.alldatasheet.com,

Sensor pada alat ini sangat peka Jakarta, diakses 23 April 2009.

terhadap gerakan yang menghalangi sensor 2. Anonim, http://images.google.co.id,


Jakarta, diakses 14 Mei 2009.
3. Anonim, http://www.delta- Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,
electronic.com, Jakarta, diakses 25 Mei Universitas Gunadarma, Depok, 2008.
2009. 7. Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip
4. Budiharto, Widodo, Perancangan Elektronika, Erlangga, Jakarta,
Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler, Agustus 1981.
PT Elex Media Komputindo 8. Nugraha, Abdul Rizal, “ Rancang
Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005. Bangun Lampu Sinyal dan Pemindah
5. C. Tjahyadi, Pemrograman Jalur Otomatis pada Perjalanan
Mikrokontroler: PBASIC atau BASCOM. Kereta Api Satu Sepur Menggunakan
Home Mikrokontroler AT89S51” , Tugas
page : Akhir, Jurusan Teknik Elektro,
http://www.nextsys.web.id/site/content Fakultas Teknologi Industri,
/view/37/47/, diakses 30 april 2009. Universitas Gunadarma, Depok, 2009.
6. D. Kurniawan, “Robot Pengeruk 9. Wahyudin, Didin, Belajar Mudah
Sampah pada Sungai Perkotaan Mikrokontroler AT89S52 dengan
dengan Menggunakan Microcontroler Bahasa Basic Menggunakan
AT89S51 dengan Tampilan LCD” , BASCOM-8051, Penerbit Andi,
Tugas Akhir, Jurusan Sist em Yogyakarta 2006.

Você também pode gostar