Você está na página 1de 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman bentuk
muka alam. Hal ini dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia secara
astronomis yang terletak di 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Karena
berada di daerah iklim tropis, serta di sepanjang garis khatulistiwa, Indonesia
memiliki suhu yang cukup tinggi (antara 26°C-28°C). Dengan curah hujan
sebesar 700-7000mm per tahun, proses pelapukan di Indonesia termasuk
cepat. Belum lagi Indonesia, merupakan negara tempat bertemunya lempeng
Eurasia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik, serta lempeng Filipina.
Salah satu rupa bentang alam di Indonesia adalah bentang alam karst.
Bentang alam karst adalah medan dengan karakteristik bentuk lahan dan
hidrologi (system perairan) spesifik, yang berkembang di batuan mudah larut
dan mempunyai porositas sekunder yang besar (daya meloloskan air).
Ciri morfologi dari bentang alam karst adalah adalah terdapatnya cekungan-
cekungan tertutup (doline, uvala), gua, lembah buta, lembah kering, dan bukit
sisa yang berbentuk kerucut atau menara.
Bentang alam karst dapat dijumpai di hampir semua kepulauan di
wilayah Indonesia. Sebaran kawasan karst terbesar terdapat di Papua dan
kepulauan di sekitarnya. Namun demikian jika dilihat dari persentasenya,
luasan bentang alam karst terbesar terdapat di kepulauan Maluku yang
mencapai 11,89%, sedangkan Pulau Sumatera memiliki bentang alam karst
terkecil. Di Kalimantan bentang alam karst tersebar di sebelah timur dan
timur laut dari Pulau Kalimantan, membentang dari Kab. Bulungan hingga
Kab. Tanah Laut. Mencakup luasan sekitar 1.558.986 atau (3.11% wilayah
Kalimantan).
Bentang alam karst memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Namun
kesadaran untuk pengembangan potensi dari bentang alam ini belum
maksimal. Pemerintah maupun masyarakat masih belum meyadari potensi-
potensi dari bentang alam karst yang dapat digunakan untuk peningkatan
sumber devisa negara. Padahal, bentang alam karst di Indonesia seperti yang
terdapat di Nangroe Aceh Darusalam, bertaraf Internasional. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan dengan adanya makalah mengenai bentang alam karst
ini, nantinya dapat menggugah kesadaran pemerintah mau pun masyarakat
untuk terus menggali potensi dari bentang alam karst di Indonesia dan
mengembangkannya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan negeri ini.

1.2 Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat dengan maksud sebagai berikut :
 Memberikan informasi mengenai bentang alam karst di Indonesia.
 Memberi informasi mengenai potensi bentang alam karst di Indonesia.
 Memberikan pembahasan mengenai keadaan bentang alam karst.

Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk :


 Menjelaskan keadaan bentang alam karst di Indonesia.
 Mengkaji masalah yang bersangkutan dengan bentang alam karst.
 Memberikan penjelasan mengenai potensi bentang alam karst di Indonesia.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pembahasan makalah ini secara subtansial yaitu meliputi :
 Bentang Alam Karst di Indonesia
Dengan ruang lingkup pembahasan secara spasial meliputi :
 Artikel Hutan Batu Karst Sulawesi
 Definisi Karst.
 Proses pembentukan bentang alam karst.
 Ciri-ciri kenampakan bentang alam karst.
 Keberadaan Bentang Alam Karst di Indonesia.
 Pembahasan Artikel.
BAB II
ARTIKEL

Hutan Batu Karst Sulawesi, Satu-satunya di Indonesia


Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan merupakan
salah satu kawasan karst yang mempunyai
bentang alam yang unik dan khas yang
biasa disebut tower karst. Sulawesi
Selatan punya karst (perbukitan cadas)
yang sangat luas, yaitu Karst Maros-
Pangkep. Membentang seluas 4.500
hektare, terluas ketiga di dunia. Susuri
karst ini dan saksikan kekayaan di dalamnya.
Kawasan ini terletak di dua kabupaten,
yaitu Kabupaten Maros dan Pangkep.
Tepatnya di sebelah utara Kota Makassar,
antara 50 hingga 100 kilometer dari Kota
Makassar. Jajaran karst ini dapat terlihat
jelas dari jalan trans Sulawesi yang
menghubungkan Makassar-Parepare.
Gua yang terbentuk sebagai hasil pencucian batuan karbonat itu tidak hanya
menghasilkan ornamen gua yang sangat cantik. Tetapi juga menjadi tempat spesies
manusia berlindung di masa lampau. Gua-gua yang dihuni oleh manusia dan
kebudayaannya di masa lampau. Inilah yang disebut sebagai gua prasejarah.
Potensi speleologi
Gua-gua yang berkembang membentuk lorong dan sungai bawah tanah di karst
Maros-Pangkep menjadi salah satu potensi tersendiri. Gua dengan sungai bawah
tanah itu telah mengalami perkembangan pembentukan gua yang menakjubkan.
Gua terpanjang dan terdalam di Indonesia
Hingga kini, gua terpanjang dan terdalam di Indonesia pun ditemukan di karst
Maros. Gua terdalam berbentuk sumur tunggal dengan kedalaman 260 meter
ditemukan di Leang Leaputte. Adapun gua terpanjang diperkirakan ditemukan di
sistem gua Salukkan Kallang, yang panjangnya mencapai 2.700 meter.
Sistem gua ini merupakan sekumpulan sistem perguaan yang sambung-
menyambung dan mempunyai beberapa mulut gua. Salah satu mulut gua itu adalah
gua vertikal yang terdapat di dalam kawasan konservasi Taman Nasional
Bantimurung-Bulusaraung, di daerah Karaenta. Pada 2001, kembali ditemukan gua
terpanjang kedua di Maros, dengan panjang 12 kilometer di daerah Balocci,
Pangkep. Temuan ekspedisi tim Prancis ini semakin menambah daftar panjang
kekayaan gua di Maros.
Sumber: http://liburan.info

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Karst


Karst adalah suatu peristiwa berhubungan geologi yang yang pertama
diuraikan Slovenia. Area ini Carso, Kras atau Karst, yang berarti tempat
berbatu-batu. Sejak itu semua area yang berhubungan dengan geologi serupa
disebut daerah Karst. Dalam pengertian ilmu bumi, karst adalah suatu
wilayah kering,yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu. Kita dapat
menentukan bidang gua-gua dalam istilah yang sesuai dengan bentuk lahan
dan dihubungkan dengan proses bentuk bumi.
Daerah karst umumnya dicirikan dengan adanya closed depression, drainase
permukaan dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan,
kebanyakan batu gamping yang lazim. Tetapi pelarutan batuan terjadi di
litologi lain juga, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam
evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir
dan kwarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya
cenderung terbentuk gua (favourable).

Gambar 3.1 Gua Karst di Cina

Semua tersebut diatas adalah benar-benar karst. Daerah karst dapat juga
terbentuk oleh proses yang lain - cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan
tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava).
Gambar 3.2 Hutan Batu Gamping di Cina

Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita
dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah
pseudokarst (karst palsu). (David Gillieson, 1996)

3.2 Proses Pembentukan Bentang Alam Karst


Proses utama terjadinya karst adalah pembentukan muka bumi yang
unik berasal dari reaksi H2O dengan CO2 dari udara atau yang dikeluarkan
oleh mahluk hidup yang menghasilkan asam karbonat (H2CO3) yang mampu
melarutkan batuan kapur yang ada.
Walaupun berbagai perbedaan proses pembentukan karst bisa
berlangsung relatif cepat, formasi karst merupakan sebuah operasi yang
berkelanjutan, efek destruktif yang mana tidak pernah berhenti dimana
dengan adanya program reboisasi yang sporadis dan perlindungan
pemandangan.
Air hujan ditemukan pada retakan dan celah yang khas berupa batu
gamping menyerap ke dalam dasar batu karang, dan kandungan
karbondioksida dalam air mengkonversi batu gamping yang padat (berupa
kalsium karbonat) oleh proses kimia dalam bentuk bicarbonate. Unsur yang
dihancurkan kemudian menghanyutkannya, dan sebagai hasilnya berupa
retakan serambut yang asli dalam batu karang dengan mantap membesar dan
melebar. Ini kemudian menghasilkan suatu pola acuan tentang  celah dan
punggung bukit, pada umumnya bersambung untuk satu sama lain. Ketika
suatu area besar mempunyai sejumlah pembentukan yang sama dikenal
sebagai suatu karrenfeld atau " trotoar".
Gambar 3.3 Proses Pembentukan Karst

Air hujan sekarang dapat menembus bahkan lebih dalam pada dasar
tanah, membentuk rongga oleh proses kimia yang menghasilkan suatu
karatan dan kandungan lainnya. Kemudian, ketika air mulai mengalir
sepanjang rongga bawah tanah ini, dilanjutkan dengan daya rusaknya dalam
mendobrak dan mengangkut batu karang oleh proses erosi .
Air yang mengumpul di bawah anak sungai dan arus dengan cara yang
sama seperti air diatas permukaan. Riset terbaru telah menunjukkan,
bagaimanapun, arah dan kecepatan arus tidaklah menentukan semata-mata
oleh gradien. Dalam suatu sistem tentang rongga dihubungkan, celah dan
saluran tekanan dapat membangun, membentuk " menekan tanggul" yang
dapat adakalanya menyebabkan air untuk mengalir. 
Dengan cara ini anak sungai/air di bawah permukaan tanah yang
terbentuk terdiri dari gua besar dalam tanah, jalan lintasan dan salurannya;
dan yang lebih cepat air mengalir yang lebih dalam memotong dengan cara
jatuh. Ketika suatu gua besar dalam tanah bawah tanah tidak diisi penuh
dengan air, proses formasi stalaktit telah dimulai, tergantung pada tingkat di
mana air menyaring, melalui atap gua besar dalam tanah itu.
Selain itu pembentukan daerah karst ini setidaknya ada beberapa faktor
yang sangat mempengaruhi, diantaranya adalah :
1. Terdapatnya batuan terlarut pada atau dekat dengan permukaan
terutama limestone.
2. Batuan terlarut ini sifatnya padat, didominasi oleh retakan dan
bersifat tipis.
3. Pembentukan gua bawah tanah, yang merupakan faktor utama dari
pembentukan topografi karst tersebut.

3.3 Ciri-ciri Kenampakan Bentang Alam Karst


1. Terra Rossa
Diartikan sebagai bentuk material yang telah lapuk dipermukaan
pada batuan lime stone serta membentuk tanah.  
Ini adalah sebuah bentukan limestone di bukit Judean Palestina.
Terra Rossa adalah nama yang diberikan oleh ahli tanah Israel kepada
jenis tanah ang ada pada gambar tersebut. Dapat terlihat warna putih
dari fragmen limestone serta tonjolan bedrock dari profil tanah yang
gelap serta tebal yang mana terdapat pada horizon A dan. Dua
karakteristik utama untuk meneliti ketebalan lapisan horizon A yang
gelap hingga yang paling dalam yaitu lapisan (R). tiap-tiap kotak adalah
sepanjang 10cm. Warna merah dan orange adalah hasil dari pelepasan
unsur besi oleh dari mineral yang terkandung dalam limestone.
Keadaan permukaan dan dekat permukaan dipengaruhi oleh
pelarutan karena penurunan air tanah yang selalu meninggalkan warna
merah, yang biasanya berupa tanah liat yang terlapisi permukaannya
dan berkembang ke bawah ke daerah retakan . terutama terdapat pada
daerah lereng yang landai sampai yang sedang, sedangkan pada lereng
yang curam jumlahnya berkurang. Dilihat dari segi ketebalan, sangat
bervariasi dari berbagai kaki ke seluruh permukaan.  
2. Lapies atau Clint
Ciri-ciri dari bentukan ini adalah : jarang ditemukan tanah terra
rossa di permukaan batuan kapur serta ditemukan goresan-goresan
(etched), lubang-lubang (pitted), bergalur-galur (fluted), dan bentuk
permukaan yang kasar lainnya. Variasi lapies dengan pelarutan alur-
alur dengan terbatas dan terletak berdekatan disebut dengan lapies parit
(riil lapies).
Menurut gambaran Cvijic (1924) mengenai lapies ini adalah
adanya keistimewaan perbedaan permukaan dan bentuk dimana lapies
muncul di daerah diatas outocrop serta dipengaruhi oleh berbagai factor
seperti komposisi, tekstur, struktur, lempeng permukaan, dan jumlah
vegetasi pada formasi tersebut. Lapies jarang ditemukan pada batuan
yang horizontal dan banyak sinkhole. Apabila terra rossa dipindahkan,
maka diperoleh suatu permukaan yang merupakan cirri-ciri lapies
murni. Bentuk-bentuk mayoritas dipengaruhi oleh pelarutan.

3.4 Pembahasan Artikel


Karst yang terdapat di Maros, Sulawesi ini, merupakan jenis karst yang
berbeda dengan jenis-jenis karst lain yang terdapat di daerah lain di
Indonesia. Karst Maros juga dianggap sebagai protipe dari karst tropis oleh
Balazs. Kebanyakan karst-karst di Indonesia merupakan Conicall Hill Karst
atau berbentuk bukit-bukit kerucut, sementara jenis karst yang terdapat di
Muros, berupa tower karst atau menara-menara yang berdiri sendiri mau pun
berkelompok membentuk gugusan pegunungan gamping yang berbukit-bukit.
Pembentukan bukit kerucut karst maupun karst sendiri sebenarnya
berhubungan, saat batu gamping yang tebal terbagi membentuk blok massa
batuan yang terisolasi karena aliran air, di beberapa bagian blok yang
terinvesi tersebut, perlahan membentuk bulatan yang mendekati bentuk
kerucut atau dengan kata lain yaitu bukit kerucut karst. Sementara itu, ngarai
yang terus memperdalam topografi daerah sekitarnya, mencapai tingkat
dasar, yang kemudian melebar. Pelebaran tersebut dapat menimbulkan
terbentuknya dataran yang tingkatnya lebih rendah di banding daerah di
sekelilingnya, dimana dari sisa-sisa blok ngarai tersebut akhirnya terbentuk
ngarai yang nyaris vertikal. Yang disebut sebagai menara-menara karst.
Keberadaan jenis karst di Maros ini, lebih mirip dengan jenis-jenis karst yang
terletak di daerah Cina Selatan mau pun Vietnam. Ketinggian dari menara
karst ini berkisar antara 100-250 meter.
Di tempat ini, terdapat tidak kurang dari 268 gua yang telah ditemukan.
Belum termasuk gua-gua lain yang masih dalam tahap eksplorasi. Gua-gua di
Maros ini terbentuk karena adanya air yang menerobos ke dalam tanah, sama
seperti proses pembentukan gua-gua lain. Air tersebut berasal dari air hujan
yang terendapkan. Dalam gua di Maros, terdapat berbagai ornamen
(speleothem) yang sangat beragam, mulai dari yang kecil (helectite), hingga
yang sangat besar (column) dengan bentuk warna yang bervariasi. Sebut saja
stalaktit yang terbentuk dari tetesan air di gua,yang mengandung kalsium
karbonat yang mengental yang menggantung di langit-langit gua, stalakmit
atau pasangan dari stalaktit yang berada di lantai gua, tirai atau air yang
menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-langit yang
miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis
vertikal, serta teras traventin yang merupakan kolam air di dasar gua yang
mengalir dari satu lantai gua yang lebih tinggi ke lantai yang lebih rendah.
Karena keunikan serta keindahannya, karst Maros pernah direkomendasikan
untuk menjadi Warisan Dunia (World Herritage) kepada UNESCo pada
tahun 2001.
Dari segi budaya mau pun keanekaragaman hayati, karst Maros
memiliki keunggulan lagi. Dalam gua-gua di Maros, seperti Gua Leang
Balisao, Gua Leang Burung, dan Gua Batu Ejaya, ditemukan bekas-bekas
kebudayaan di zaman prasejarah, yaitu serpih bilah, mata panah bahkan
gerabah. Kawasan ini juga menjadi habitat beberapa satwa langka seperti
monyet hitam (Macaca Maura) dan 125 jenis kupu-upu. Beberapa satwa di
temat ini juga pernah teridentifikasi sebagai satu-satunya spesies di dunia.
Berbagai keunikan di Maros tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan
sebagai potensi pariwisata. Dengan segala kelebihan yang dimiliki kawasan
karst ini, tentu dapat menarik minat para wisatawan dari dalam negeeri
maupun luar negeri. Dari akses untuk menuju lokasi pun, kawasan ini sangat
strategis untuk dijadikan sebagai kawasan wisata bertaraf Internasional.
Penambahan fasilitas serta publikasi yang baik, dapat menjadi nilai lebih lagi
dari kawasan ini. Seperti di luar negeri yang sudah lebih dulu menyadari
potensi dari kawasan karst negaranya, beberapa bahkan memanfaatkan
kawasan karst sebagai suatu wisata untuk komoditi tertentu, seperti penelitian
misalnya. Bila saja di kawasan Karst Maros ini dikembangkan seperti itu,
tentu pendapatan daerah maupun negara akan meningkat, dibanding hanya
dengan memanfaatkannya sebagai tempat wisata masal.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan :
1. Bentang alam karst adalah kawasan dengan karakteristik bentuk
lahan dan hidrologi (system perairan) spesifik, yang berkembang di
batuan mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang besar
(daya meloloskan air).
2. Bentang alam karst merupakan ciri dari daerah beriklim tropis.
3. Bentang alam karst memiliki ciri-ciri berupa terra rossa serta lapies
atau clint.
4. Bentang alam karst di daerah Maros merupakan kawasan karst
terluas ketiga di dunia.
5. Bentang alam karst Maros memiliki keunikan meliputi ciri
morfologinya yang berupa tower karst, gua-gua bawah tanah yang
berjumlah ratusan serta bentuk ornamen gua yang beragam dan
indah.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyarankan :
1. Pemerintah lebih memberi perhatian pada pengembangan daerah
karst di Moros dan di daerah lain, sebagai tempat wisata.
2. Pengembangan daerah wisata untuk komoditi khusus, lebih
disarankan lagi.
3. Indonesia seharusnya memiliki ahli-ahli khusus dalam bidang
arkeologi dan geologi yang dapat memberikan peninjauan lebih rinci
mengenai kawasan karst, sehingga bila ada ijin penelitian di
kawasan-kawasan ini, prosedurnya akan lebih mudah.

Você também pode gostar