Você está na página 1de 2

AMBAN PURUAK

SAN

Amban puruak, kunci nan taguah, pemegang teguh atas kepercayaan kerabat
adalah julukan kepada kaum ibu di Minangkabau.

Perkawinan di Minangkabau bersifat matrilokal. Dalam kehidupan sehari-hari,


mamak dan seluruh laki-laki dewasa berada di rumah isterinya masing-masing
Yang tinggal di rumah (gadang) ialah kaum ibu bersama suami dan anak-anaknya.
Karena itu fungsi mamak dipercayakankepada kaum ibu sebagai pemelihara dan
mempertahankan harta pusaka setelah dimusyawarahkan oleh seluruh anggota
kerabat itu.

Kaum ibu menyelenggarakan kegiatan upacara-upacara adat dan musyawarah


dalam kerabat itu di rumah (gadang) nya. Perlengkapan kebesaran penghulu pun
disimpan di rumah kerabat keluarga itu.
Kepada kaum ibu agar bijaksana menjaga hubungan baik dengan seluruh
anggota kerabatnya, laki-laki dan perempuan. Kaum ibu di Minangkabau sebagai
pemilik rumah (gadang) disebut *bundo kanduang, yakni panggilan terhadap ibu
yang bijaksana. Tepatan undang, sangkutan pusaka, tempat meniru meneladan,
memakai rasa dan periksa. Tepatan undang maksudnya kaum ibu sebagai
penghubung seluruh kerabat kaum. Sangkutan pusaka maksudnya kaum ibu ada
kaitannya dengan harta pusaka. Sedangkan tempat meniru dan meneladan oleh
seluruh kait bait dengan mempergunakan perasaan dan dan pikiran. (SAN)

Peran kaum perempuan dalam memelihara hubungan kekeluargaan matrilineal


hak pewarisan dan pelanjut sistem matrilineal, dan atas penguasaan harta benda,
sawah ladang, hutan tanah dan lain-lain.

Kaum perempuan Minangkabau berkewajiban mencerdaskan anggota


keluarga. Kaum ibu demikian dikatakan auih tampek mintak aia, lapa tampek
mintak nasi, (haus tempat minta air,lapar tempat minta nasi) oleh seluruh laki-laki
kerabat keluarga itu.

Rumah gadang disebut juga sarang sako. Seorang ibu yang tertua
dipercayakan menyimpan harta pusaka kaum, lambang kekuasaan kaum atau suku
itu. Harta pusaka demikian disebut sako. Kepadanya dipercayakan menyimpan
pakaian kebesaran dan mengeluarkannya dari peti bagewang,* Pada upacara
batagak penghulu, pakaian kebesaran seperti talempong, gong, maupun keris dan
tombak dikeluarkan dan dipasangkannya di kepala penghulu yang baru itu.
Karena itu ia diberi julukannya amban puruak, aluang bunian. Ia juga diserahi
menyimpan peralatan pusaka diwarisi oleh paruik atau rumah gadang itu,.

Aluang bunian adalah peranan kaum ibu sebagai pemelihara kesejahteran


seluruh anggota kerabat.

Sumber: Boestami, Drs. Sjafnir Aboe Nain, Rosnida M.Nur LC, Kedudukan dan Peranan
Wanita dalam Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau, Penerbit ESA Padang, 1992

Você também pode gostar