Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Apa yang disebut-sebut sebagai 'Bank Islam' tidak lain merupakan bagian
dari institusi ribawi yang bertentangan dengan Islam. 'Bank Islam'
merupakan suatu usaha aneh untuk menggoyahkan, sebagai mana yang
terjadi dalam kristen, sikap tegas Islam dalam menolak riba selama 14 abad.
Sejak awal, keberadaan 'Bank Islam' telah didukung dan dianjurkan oleh
para pelaku riba. Tujuan mereka hanyalah untuk membawa berjuta-juta
umat Muslim di seluruh dunia - yang secara umum akan menolak
penggunaan bank dan segenap institusi ribawi- ke dalam sistem moneter
dan finansial internasional. 'Negara Islam' adalah salah satu rekaan dari
kekuatan kolonial, dimana istilah ini memiliki arti yang bertolak belakang
dengan Islam, dan memiliki sifat anti Islam, yang bermuara pada
berakhirnya penjajahan kolonial secara wilayah dan dimulainya penjajahan
kolonial gaya baru melalui sistem finansial.
Tidak ada satu alasan strategis dan politis yang dapat menjustifikasi pemak
saan penggunaan uang kertas sebagai bagian dari pemerintahan Islam, hal
ini terjadi kerena pemaksaan tersebut didasari oleh penipuan terhadap
orang-orang yang menginginkan kehadiran pemerintahan Islam yang sah;
lebih jauh, adalah suatu kontradiksi jka sebuah pemerintahan yang adil dan
bijaksana membiayai dirinya dengan cara merampok rakyatnya sendiri.
"Tidak diperkenankan atas kamu untuk menjual sesuatu yang tidak kamu
miliki, dimana kamu menyatakan hak atasnya dan memberikan kepada si
pembeli" ('Al-Risala' of Ibn Abi Zaid al-Qayrawani, bab 34)
Artinya, para pemilik modal yang menjalankan suatu perjanjian model Barat
ini tidak memiliki suatu perlindungan atas usahanya karena mereka tidak
melaksanakan qirad, sebagaimana semestinya, keadaan ini juga tidak
mengizinkan seorang pemilik modal (kecuali jika ia seorang pemilik
mayoritas ) untuk mengambil tindakan/keputusan bagi usahanya, walaupun
ia memiliki usaha tersebut. Karena hal ini tidak tercantum dalam kontrak
model Barat Jelaslah bahwa perjanjian usaha model ini bukanlah sebuah
perjanjian usaha melainkan penyerahan dan pengalihan paksa hak
kepemilikan sang pemilik modal yang dibungkus dengan canggih. Dengan
kata lain, hanya orang (atau sekelompok orang) yang berstatus mayoritas-
lah yang memiliki hak kepemilikan atas usaha tersebut. Atas dasar inilah,
perjanjian usaha model barat tidak dapat dikatakan sebagai usaha bersama,
ataupun bisa dianggap sebagai pinjaman usaha.
Pinjaman usaha (qirad) bukanlah pinjaman uang dalam suatu jangka waktu
terbatas tanpa adanya kejelasan investasi/usaha, melainkan suatu pinjaman
yang digunakan untuk mendirikan suatu bentuk usaha tertentu:
Ketiga , dalam setiap kemitraan, para pemilik memiliki hak dan status yang
sama (pemenuhan atas perjanjian yang telah disetujui bersama) walaupun
tugas yang dilakukan oleh masing-masing pemilik berbeda dalam usaha ini
(pembagian hasil keuntungan akan dilaksanakan secara proporsional) ;
Dalam usaha kita untuk menghindarkan diri dari sistem moneter ini, dapat
kita lihat secara jelas bahwa setiap perjanjian usaha yang terjadi dalam
sistem ini memiliki sifat ribawi karena alat tukar yang digunakan dalam
pertukaran komoditas ini adalah uang kertas, yang nilainya ditentukan oleh
tekanan, kekuatan dan monopoli negara , sebuah institusi yang memiliki
sifat ribawi yang sedemikian parahnya.
Setiap pinjaman dari komoditas yang akan terpengaruh oleh devaluasi dan
nilainya bertambah pada saat ia dikembalikan adalah riba. Sebuah pinjaman
tidak dapat dikaitkan dengan suatu komoditas yang nilainya selalu berubah.
Jika devaluasi yang tak dapat dihindari terjadi, maka suatu pembayaran
kompensasi yang memiliki nilai sama terhadap devaluasi atas suatu barang
dapat dilakukan (hal ini jangan disamakan dengan bunga).
Fakta ini menumbangkan validitas prinsip 'bebas bunga' yang dianut oleh
'Bank Islam', karena uang kertas tidak dapat dianggap sebagai uang sah
yang memiliki nilai stabil. Setiap kali bank meminjam sejumlah uang dalam
suatu periode waktu, pinjaman tersebut mengalami devaluasi dalam setiap
periode waktu peminjaman. Hal ini sama dengan tipuan riba dalam kasus
meminjamkan gandum dalam jangka waktu tertentu (selama waktu panen)
dan mensyaratkan bahwa gandum tersebut harus dikembalikan pada saat
gandum memperoleh harga yang lebih baik di pasar (beberapa bulan setelah
panen).
Ini tidak berarti bahwa pengambilan bunga yang senilai dengan inflasi
diizinkan dalam praktek peminjaman uang kertas, karena uang kertas tidak
akan pernah bebas dari fluktuasi. Pembayaran deviden, kecuali merupakan
pembagian dari hasil keuntungan sebuah usaha dan telah disetujui oleh
semua pemilik, adalah pembayaran bunga bersifat ribawi. Shari'at Islam
tidak memiliki sedikit keraguan pun terhadap hal ini.
Adalah suatu hal yang lumrah jika diantara para mitra usaha ada yang ingin
melanjutkan perjanjian usaha dan menggunakan hasil keuntungan yang
sudah didapatkan dengan membuat suatu 'kesepakatan bersama', dimana
keuntungan yang didapat bisa dibagi seluruhnya atau pun sebagian, dan
bagian yang tersisa ditambahkan menjadi bagian dari modal usaha. Tapi
juga sebaliknya, jika diantara para mitra ini ada yang tidak setuju untuk
melanjutkan perjanjian usaha, atau jika ia tidak menyetujui suatu 'perkiraan
keuntungan yang objektif' yang dilakukan oleh seseorang - atau bahkan
oleh sekelompok pemodal 'mayoritas' - mengenai hasil keuntungan yang
akan didapat, maka ia berhak, sebagaimana telah menjadi haknya sebagai
salah seorang pemilik usaha, untuk tidak melanjutkan perjanjian usaha dan
memastikan - dengan melihat hasil nyata dari usaha yang dilakukan-
mengenai kebenaran/hasil dari sebuah 'perkiraan keuntungan yang objektif
Hal ini bukanlah merupakan pelanggaran dari hak kepemilikan para mitra
lainnya, karena perjanjian usaha yang pertama telah dipenuhi. Lagi pula,
perjanjian usaha dapat dilanjutkan dengan cara membeli/membayar proses
likuidasi dari seorang mitra yang tidak menginginkan kelanjutan usaha ini,
atau jika ia tidak menerima "perkiraan keuntungan yang objektif" dari usaha
lanjutan yang akan dikerjakan. Perhitungan dari hasil keuntungan yang
dimiliki oleh setiap jenis usaha secara logis adalah sama, baik usaha itu
didirikan atas dasar pinjaman usaha (qirad) atau pun sebagai kepemilikan
bersama/kemitraan. Secara umum qirad adalah suatu perjanjian usaha,
dimana usaha tersebut memiliki jenis usaha yang jelas dan dijalankan oleh
seseorang atau oleh sekelompok orang yang jelas identitasnya, dan jelas
pula hasil yang akan didapat oleh usaha tersebut. Qirad tidak dapat
dijalankan jika tidak adanya kejelasan, baik mengenai jenis usaha, identitas
dari pelaku usaha maupun hasil yang dicapai dari usaha tersebut.