Você está na página 1de 12

Adenium adalah tanaman yang secara genus termasuk famili Apocynaceae.

Jadi, adenium
masih kerabat Plumeria, Pachypodium ,Nerium,ataupun Allamanda Ada berbagai teori tentang
penggolongan Adenium. Ada yang menganggap suatu jenis sebagai species, ada yang
menganggapnya sebagai subspecies (varietas). Menurut definisi spesies, mereka tidak bisa kawin
dan menghasilkan keturunan dengan species lain, kalau bisa sangatlah sulit. Inilah yang terjadi
dengan berbagai species Adenium yaitu mereka sangat sulit untuk dapat menghasilkan keturunan
dari persilangan antar spesies. Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang,
mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa
disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika
dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman
yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan
disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan
unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen),
namun dapat membesar.
Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata
tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah
yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan
agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu
halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak
5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.
JENIS-JENIS ADENIUM

Adenium obesum (Desert Rose)

Ditemukan di daerah Afrika, di sebelah selatan gurun Sahara dari Senegal sampai Sudan dan juga
Kenya. Warna normal bunga-nya adalah pink sampai merah. Karena ditanam dari biji, maka
muncul varietas-varietas baru yang sangat beragam bentuk penampilannya, bentuk bunga, ataupun
bentuk daunnya. Oleh berbagai nursery di Thailand dan Taiwan , varietas baru ini dipilih dan
dikembangkan secara intensif. Varietas pilihan ini diberi nama masing-masing dan lebih banyak
dikembangkan sebagai batang atas untuk grafting, sedangkan batang bawah diperoleh dari biji
warna pink karena paling mudah dikembangkan biji-nya.

Tidak mempunyai masa dorman yang jelas, sehingga pertumbuhannya cukup cepat. Secara umum
merupakan steril jika penyerbukan sendiri, sehingga seringkali tak terjadi penyerbukan saat
tanaman tersebut sendirian.

Adenium multiflorum (sabi star)

Ditemukan di Afrika bagian selatan di sisi timur, seperti Mozambik dan Afrika Selatan bagian
Timur. Tumbuh tinggi dan bercabang dengan daun yang lebar. Bonggolnya tidak membesar, tapi
mempunyai batang dan akar yang membesar. Mempunyai masa dorman yang cukup panjang (lebih
dari 4 bulan), saat masa itulah jenis ini akan berbunga (2-4 bulan) dengan tanpa daun.

Banyak adenium hibrida yang punya sedikit “darah” multiflorum karena bunga-nya yang memang
sangat cantik. Bunganya putih dengan garis merah di pinggirnya. Namun keturunannya sering kali
malas berbunga dan batangnya terlalu panjang sehingga pemilihan secara intensif terus dilakukan.

Adenium oleifolium

Ditemukan di gurun Kalahari yaitu perbatasan antara Namibia , Botswana dan Afrika selatan.
Daunnya sempit, panjang dan hampir paralel di kedua sisi dengan warna mengkilap. Bunga-nya
kecil tapi berbiji cukup besar. Cukup mudah untuk menumbuhkannya, sayang pertumbuhannya
sangat lambat. Bonggolnya cukup kecil jika dibanding jenis lain.
Adenium somalense

Ditemukan di Somalia selatan sampai Tanzania , dan Kenya . Ukurannya bervariasi dari kecil
sampai setinggi 5m. Bunganya lebih kecil dari obesum dengan warna pink sampai merah tua. Pola
strip dari pinggir menuju corong merupakan ciri khas somalense. Jenis ini biasa disilangkan dengan
obesum sehingga sebagian “darahnya” terkandung dalam kebanyakan adenium hibrida saat ini.

Adenium somalense var. crispum

Jenis ini cukup beda dengan somalense asli. Tanaman ini sangat kompak dengan daun yang
memanjang dan bergelombang. Perumbuhannya cukup lambat dengan bonggol yang tidak begitu
membesar yang tumbuh di dalam tanah.

Adenium swazicum

Ditemukan di pesisir timur Afrika bagian selatan seperti di pesisir timur Afrika Selatan ,
Swaziland , dan perbatasan Afrika selatan dan Mozambik. Mempunyai bentuk daun yang sempit
dan panjang dengan warna lebih muda dari kebanyakan jenis lain. Bunga-nya berwarna magenta
hingga ungu muda. Jenis ini mudah berbunga dan kompak tapi sangat sulit untuk berbiji. Bisa juga
digunakan sebagai pejantan untuk persilangan dengan obesum. Hibrida dari jenis ini akan rajin
berbunga dibanding hibrida jenis lain. Seperti halnya obesum, memiliki masa tumbuh yang panjang
jika terdapat kondisi hangat dan diberi air cukup.

Adenium boehmianum

Ditemukan di Namibia dan Angola yaitu di sisi barat atau sisi kebalikan dari ditemukannya
Swazicum. Mempunyai bunga yang serupa dengan swazicum tapi mempunyai daun yang panjang
dan lebar. Jika dibandingkan dengan semua jenis adenium, daun boehmianum merupakan yang
paling besar. Mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek dan pada masa itulah muncul bunga
yang lebih kecil dari bunga swazicum. Jenis ini juga hanya berdaun saat masa tumbuh tersebut,
sedangkan saat dorman daunnya akan rontok. Bonggolnya sama sekali tidak membesar dan
pertumbuhannya lambat.
Adenium arabicum

Ditemukan di sebelah selatan dan barat semenanjung Arab. Spesies ini mempunyai bonggol yang
sangat besar bercabang banyak dengan daun yang tebal. Bunga-nya berwarna pink cerah. Jenis ini
biasa ditanam dari biji untuk mendapatkan bentuk bonggol yang besar. Adenium arabicum
mempunyai masa dorman yang jelas, meski ada jenis arabicum tertentu yang daunnya tidak
berguguran saat dorman.

Adenium socotranum

Adenium socotranum ditemukan di Pulau Socotra Yaman (sebelah selatan semenanjung Arab).
Mudah dikenali dari struktur batangnya yang menjulang yang membesar di atas permukaan tanah.
Sebagian akarnya tumbuh di atas permukaan tanah sehingga membuatnya makin indah. Tanaman
setinggi beberapa meter dapat mempunyai bonggol dengan diameter 2,4 m. Merupakan yang
terbesar di antara jenis lain. Mempunyai bunga berwarna pink dan dua kali ukuran multiflorum.

Cara Pemeliharaan

Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah
tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya
anakan yang tahan terhadap air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan
tersebut lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam. Adenium akan mati saat
terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah ataupun dengan terlalu banyak menyiram pada
media yang lengket dan drainase-nya tidak bagus..

Namun keadaan dingin ini (di bawah 10C) tidak dijumpai di semua wilayah Indonesia (kecuali di
pegunungan), sehingga tanaman adenium ini dapat lebih cepat tumbuh karena mendapat panas yang
cukup dengan tak lupa air yang cukup.

a. Media tanam

Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban
agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari
masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman
sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman,
maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air.
Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman)
atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara
tersebut.

Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk
(cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil,
daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media
yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-
masing grower .

Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada
pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala
untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.

b. Pot/wadah tanam

Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena
dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot
gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik
karena ringan dan tidak mudah pecah.

Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang
berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke
luar dari pot.

Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak
boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak.

Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot
yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan
diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya
diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang
dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi.
Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata
terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.
c. Pengairan/penyiraman

Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut.
Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap
tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang
tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat
pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang
serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda).
Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya.
Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.

Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman
akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda
membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur.

Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada
akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat
terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang
menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut.
Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk.

Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke


media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi
media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

d. Lingkungan

Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas
akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di
bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.

Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana
kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan
airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula
digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang
masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.
Sinar matahari
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati
dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak
menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak
tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak
4-5 jam cahaya matahari langsung.

Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus
dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi
dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.

e. Pemupukan

Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi yang ideal, maka dia dapat
tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika terlalu banyak pupuk, maka adenium akan mati. Untuk
yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun pupuk kandang yang
merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium. Pupuk kimia biasa
seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena harganya yang lebih murah, namun dosisnya
harus sangat diperhatikan karena sangat mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia
ini dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal.

Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kombinasi yang pas membutuhkan coba-coba
disesuaikan dengan keadaan media, tingkat pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau
untuk pembungaan).

f. Pemangkasan

Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan
mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat
bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah.
Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang
tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak,
melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi
haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.
Cara Perbanyakan

Ada berbagai cara membiakkan Adenium. Jaman dahulu kita tentu sudah akrab dengan tanaman
Kamboja Jepang. Sebenarnya kamboja Jepang itu adalah sama dengan tanaman adenium. Jenis
yang sudah tersebar luas ini tidak bisa berbiji karena bunganya tidak bisa menghasilkan biji
sehingga perkembangbiakannya hanya dengan cara vegetatif.

Kemudian muncullah jenis-jenis baru yang datang dari pengembang dari Thailand ataupun Taiwan .
Jenis baru ini tentu adalah hasil silangan dari berbagai macam jenis adenium. Jenis-jenis baru ini-
pun diberi nama sesuai keinginan penyilang yang tentunya didasarkan pada ciri-ciri tertentu.

Cara perbanyakannya antara lain dengan cara:

a. biji
Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan jenis-jenis adenium baru. Adenium
dari biji menunjukkan bonggol yang membesar, tidak seperti perbanyakan cara vegetatif. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bagian biji adenium.

kembali ke atas

b.sambung

Cara yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan cara
sambung/grafting. Batang bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus dengan batang atas dari
jenis hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu, bekas sambungan akan menghilang dan
jadilah tanaman baru yang bagus.

Batang bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan, namun batang bawah yang lebih besar juga
bisa dipakai dengan menyambung di setiap cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi
pertumbuhan yang baik dan sehat bagi batang atas sehingga cara sambung ini mempunyai tingkat
kesuksesan tinggi.

Sambungan model v adalah yang paling sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang
paling tinggi, meski bisa juga dilakukan dengan model rata. Panduan menyambung adenium secara
step by step dapat dilihat di halaman tips & trik.

Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari agar sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali
sambungan agar tidak menganggu penyerapan makanan ke batang atas. Setelah beberapa saat,
cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya dipangkas agar tidak
mengganggu.

kembali ke atas
c. stek

Cara ini sangat sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya
kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus,
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari
biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium varietas
“ Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini masih dilakukan untuk varietas-varietas yang
murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu
dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong.

Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya. Setelah itu oleskan
zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-anginkan baru ditancapkan
pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak pula kering. Setelah beberapa
lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas.

kembali ke atas

d. cangkok

Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa terjadi dengan cara stek. Dengan
mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung
menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan pencangkokan,
sehingga cara ini jarang dipakai.

Pertamakali harus dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna
coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda sangat rentan patah dan sukar
untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit
dicari letak kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam.

Cara mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas
melingkar batang sampai terlihat kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara
dikerok sampai kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media
tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan akar akan tumbuh.
HAMA DAN PENYAKIT ADENIUM
Posted on Juli 11, 2008 by Sumarno Wijaya
Pemeliharaan adenium kerap kali menghadapi cobaan yang membuat kita mengelus dada tidak
hanya bagi pemula , tapi juga dialami oleh pekebun besar , meskipun tanaman adenium terhitung
jarang terserang Hama dan Penyakit.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya Hama dan Penyakit adalah : secara eksternal
dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar penanaman adenium, baik dari serangga, kotoran,
ataupun gulma yang menjadi vektor hama dan penyakit. Pengawasan sejak dini akan kondisi
lingkungan dan gejala-gejala awal, sangat penting didalam upaya mencegah sejak dini
berkembangnya hama dan penyakit. Kelembapan media tanam dan lingkungan juga penting
diupayakan, dengan pengaturan kondisi lingkungan dan pengaturan jarak tanaman akan
mengakibatkan tanaman akan mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup sehingga proses
tumbuh dapat optimal.
Selain itu secara internal perlakuan terhadap tanaman , termasuk penyiraman , pemupukan sangat
berpengaruh didalam perkembangan tanaman. Tanaman yang sehat cenderung jarang terkena
penyakit.
A. HAMA
a. Aphid
Hama ini berupa kutu berwarna kuning yang terdapat pada pucuk daun muda. Daun yang terserang
akan tumbuh tidak sempurna dan cenderung mengeriting.
Cara penanggulangan menggunakan insektisida, seperti Dursban, Demiter. Insektisida ini bersifat
kombinasi antara contact killing dan nervous disturbing. Artinya, bila insektisida ini mengenai
serangga, serangga akan langsung mati, tetapi jika serangga tidak mati kemampuan reproduksinya
akan mati, sehingga bisa memutus siklus hidup serangga. Insektisida ini digunakan dengan cara
disemprotkan ke bagian tanaman yang terserang aphid.
b. Nematoda
Umumnya nematoda terdapat di media tanam yang sering dipupuk kandang. Kerusakan tanaman
pada tingkat yang parah disebabkan oleh sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tanaman saat
nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian atau kekuatan
akar dan tunas hilang , terbentuk luka , jaringan tanaman membengkak dan pecah.
Cara Penanggulangan nematoda bisa dilakukan dengan menyemprotkan/ menaburkan Furadan
atau nematisida Dazomet 98% dengan dosis sesuai dengan anjuran.
c. Fungus Gnat
Fungus gnat merupakan hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Sasaran hama
ini adalah bunga.
Gejala : Bunga yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncupnya. Beberapa lama
kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur.
Cara penanggulangan : menggunakan insektisida, seperti dursban atau Proleaf yang disemprotkan
ke bagian tanaman yang terserang.
d. Root Mealy Bug
Hama ini menyerupai kutu rambut , tetapi berwarna putih , dan umumnya dijumpai pada di media
tanam yang lembap. Tanaman yang mengalami serangannya bisa mengalami layu pucuk disertai
pembusukan akar.
Cara Penanggulan : disarankan menggunakan gabungan nematisida, insektisida , dan fungisida ,
seperti Diazinon dengan cara disiramkan ke media tanam karena sumber penyakitnya bersembunyi
di dalam media tanam atau dengan mengganti seluruh media tanam dengan media tanam baru yang
steril. Tanaman sebelumnya dicelukan ke rendaman larutan insektisida.
e. Mealy Bug
Mealy Bug merupakan kutu berwarna putih , dan dijumpai pada ketiak daun dan pucuk daun muda.
Kutu ini mempunyai sejenis tepung. Serangan kutu ini menyebabkan pertumbuhan pucuk menjadi
abnormal. Cara Penanggulangan : dengan menyemprotkan insektisida, seperti Proleaf atau
Diazinon yang disemprotkan ke bagian tanaman yang terkena serangan.
f. Semut
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot, sehingga bisa merusak akar dan
tunas adenium. Hal ini tentunya bisa mengganggu pertumbuhan adenium. semut merupakan vektor
penyakit.
Cara penanggulangan : merendam sebentar pot adenium ke dalam air atau menyiramnya
menggunakan obat antisemut.
g. Spider Mite
Hama berwarna merah ini senang bersembunyi di bawah daun dan ketiak daun.
Gejala : Daun yang terserang akan berwarna kusam.
Cara Penanggulangan :menggunakan akarisida, misalnya Kelthane.
h. Thrips
Kutu berwarna hitam ini bergerak cepat.
Gejala : Dapat dilihat pada bunga yang masih kuncup , sehingga bunga gagal mengembang dan
menjadi kering.
Cara Penanggulangan : dengan menyemprotkan insektisida, seperti Detimer, yang disemprotkan ke
bagian yang terkena serangan.
B. PENYAKIT
a. Busuk Akar
Busuk Akar merupakan penyakit yang dapat dialami oleh siapa saja, tidak mempedulikan apakah
dia sangat berpengalaman, ataupun pemula kecuali jika kita hanya menanam adenium dalam
hitungan jari. Untuk mengetahui secara jelas penyebab, cara penanggulangan dan langkah-langkah
penyelamatan dapat dilihat pada halaman Pengobatan Busuk Akar Adenium
b. Layu Pucuk
Layu pucuk disebabkan disebabkan oleh jamur fusarium.
Gejala : Bagian tanaman yang terkena Layu pucuk pada pucuk daunnya akan berwarna hitam dan
membusuk. Jika adenium terserang pucuk , secara otomatis pertumbuhannya akan berhenti.
Cara Penanggulangan : dengan menyemprotkan fungisida.
c. Pomopsis
Penyakit yang menyerang permukaan daun ini sering muncul saat musim hujan.
Gejala: Daun yang terserang akan berwarna kecokelatan dan membusuk.
Cara Penanggulangan : dengan menyemprotkan fungisida

Você também pode gostar