Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
sebab dengan pendidikan inilah manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan
fungsinya sebagai manusia. Untuk itu perlu upaya yang sungguh-sungguh dari
berbagai pihak, keterlibatan semua pihak dalam pendidikan akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan kata lain kegiatan pendidikan tidak dapat
guru dan siswa merupakan komponen yang sangat penting yang menjadi penentu
bagi tercapainya suatu tujuan instruksional. Tujuan instruksional menjadi tolak ukur
diduga disebabkan oleh banyak faktor. Mungkin cara belajar siswa yang belum tepat,
pemilihan metode dan pendekatan mengajar guru yang belum sesuai dengan situasi
bahwa “Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja memecahkan masalah, metode, materi
dan lain-lain”.
Matematika merupakan salah satu bagian yang penting dalam bidang ilmu
sukar. Berkenaan dengan itu Ruseffendi (1991: 157) menyatakan bahwa “Terdapat
banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru”.
Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan.
Hal ini membuktikan bahwa banyak anak yang mengalami kesulitan dalam belajar
rendah, terbukti dengan hasil pada setiap Ebtanas yang menunjukan bahwa nilai
mempelajarinya. Temuan dari tes diagnostik yang dilakukan Suryanto dan Somerset
Indonesia, dimana hasil tes mata pelajaran matematika sangat rendah terutama pada
lapangan (PPL), bahwa masalah yang terjadi pada siswa saat menyelesaikan soal
keterkaitan antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tercermin dalam
diberikan oleh guru. Ketika siswa diberikan soal-soal latihan, Berdasarkan penelitian
sebelumnya, sebagian kecil yaitu 25% siswa yang dapat mengerjakan soal tersebut
dengan baik sedangkan yang lainnya tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena
siswa tidak memahami soal yang ditanyakan. Selain itu kebanyakan siswa bekerja
yang tidak ditempuh padahal merupakan langkah yang menentukan hasil akhir
jawaban.
langkah yang sistematis agar proses penyelesaiannya mudah dan terarah. Pemecahan
masalah merupakan suatu cara belajar yang dianggap efisien dalam usaha untuk
tampak menarik apabila diteliti secara khusus mengenai kesulitan siswa terhadap
mata pelajaran matematika. Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang hal
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai masalah yang diteliti, serta berdasarkan latar belakang masalah yang telah
2. Kesalahan bagian mana yang paling banyak dialami siswa SMU kelas
siswa SMU kelas II dalam memecahkan masalah pada soal cerita menurut
Polya?
Untuk lebih memfokuskan letak kesulitan yang dihadapi siswa, juga karena
keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis, masalah dibatasi pada pokok
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui letak terjadinya kesulitan yang dilakukan siswa SMU kelas II
dalam memecahkan masalah soal cerita pada pokok bahasan Program Linear,
D. Kerangka Pemikiran
kegagalan”. Sejalan dengan itu Burton (Abin Syamsudin Makmun, 2002: 307)
Dalam menyelesaikan soal yang dihadapinya siswa akan terlibat dalam suatu
aturan yang telah diketahui sebelumnya. Hal ini sejalan dengan definisi pemecahan
masalah yang dikemukakan Gagne (Fannyta, 1999: 7) bahwa “Suatu proses berpikir
terurut, sistematis, dan penarikan kesimpulan yang sah (valid) berdasarkan kaidah-
melihat kembali apa yang telah dilakukan. Dengan mengikuti langkah-langkah tadi
siswa akan terbiasa untuk mengerjakan soal secara sistematis. Pada akhirnya siswa
tidak akan merasa takut, bahkan sebaliknya akan merasa mudah untuk menyelesaikan
ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang terdapat pada diri siswa itu sendiri, yang meliputi kelemahan
jasmaniah, kelemahan mental, kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sifat
yang salah, serta kurangnya keterampilan dan pengetahuan dasar siswa. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri siswa, antara lain situasi
belajar, sikap dan cara mengajar guru, situasi keluarga dan lingkungan sekolah.
Karena itu guru sangatlah diperlukan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa,
namun guru tidak dapat mengambil keputusan dalam membantu siswanya yang
mengalami kesulitan belajar jika guru tidak tahu dimana letak kesulitannya. Oleh
karena itu seorang guru perlu mengenal karakteristik siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar matematika. Menurut Inda (Ari Sabilulungan, 2001: 13) mengatakan
konsep”.
mendiagnosis dahulu kesulitan belajar matematika. Diagnosis itu terbagi dua macam,
yaitu diagnosis individual dan diagnosis kelompok. Dalam diagnosis individual setiap
pun akan lebih bervariatif. Karenanya membutuhkan alat diagnotik yang cukup
banyak dan lebih intensif untuk setiap individu. Sedangkan diagnosis kelompok
tes diagnostik maka penulis akan mengetahui bagian mana yang belum dipahami oleh
E. Langkah-langkah Penelitian
4. Sumber Data
a. Lokasi Penelitian
Muhammadiyah 3 Ciparay yang terdiri dari tiga kelas (2.1, 2.2, 2.3).
Subjek penelitiannya diambil satu kelas yaitu kelas 2.1 dari tiga kelas
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
berikut:
persiapan UAN kelas III, sehingga waktu efektif belajar kelas 2.2 dan
cukup baik.
2. Suasana belajar di kelas 2.1 cukup kondusif, hal ini terlihat dari sikap
dan 2.3.
Dari pertimbangan di atas, kelas 2.1 yang terdiri dari 40 orang siswa
sangat cocok untuk dipakai penelitian. Hal ini pun sesuai dengan saran
5. Metode Penelitian
deskriptif, yaitu dengan cara menafsirkan data yang ada dengan tujuan untuk
hal ini bukti didapat dari hasil tes tertulis dan wawancara (terlampir).
6. Instrumen Penelitian
a. Obervasi
b. Wawancara
jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.”
kesulitan dan faktor penyebab kesulitan yang dihadapi siswa serta untuk
c. Tes Tertulis
Bentuk tes dalam penelitian ini adalah bentuk essay atau uraian sebanyak
soal untuk pre test dan 4 soal untuk post test. Sebelum diujikan pada
siswa tes tersebut diuji validitasnya, dalam hal ini yang diuji adalah
validitas isi atau content. Menurut Ruseffendi (Lia, 2001: 31) menyatakan
bahwa “Validitas isi ditentukan oleh pakar yang berpengalaman dan tidak
Setelah data diperoleh dari hasil tes, selanjutnya diolah atau dianalisis.
berikut:
tahap tertentu adalah batas kelulusan dari tiap tahap yang dinyatakan
= ½ Skor maksimum
Siswa dianggap megalami kesulitan pada tahap tertentu jika pada tahap
itu siswa memperoleh nilai kurang dari X mnimun atau tidak memberikan
ini skor maksimum tiap tahap bervariasi untuk tiap tahap pokok uji. Di
bawah ini dicantumkan nilai skor maksimum dan batas lulus untuk tiap
Ti
Pi = x100 % (Musiri, 2000: 45)
N
i = 1,2,3,4
Keterangan:
Pi = persentase siswa yang mengalami kesulitan pada tahap ke-i
Ti = jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada tahap ke-i
N = jumlah total siswa
c. Menafsirkan Data
Tabel 1.3.
PEDOMAN PENAFSIRAN DATA
Persentase Kriteria
0% Tidak ada kesulitan
1 % - 25 % Sebagian kecil mengalami kesulitan
26 % - 49 Hampir setengahnya mengalami kesulitan
%
50 % Setengahnya mengalami kesulitan
51 % - 75 Sebagian besar mengalami kesulitan
%
76 % - 99 Pada umumnya mengalami kesulitan
%
100 % Seluruhnya mengalami kesulitan
d. Menyimpulkan Data
Dari uraian di atas, teknik pengolahan dan analisis data dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.1.
SISTEMATIKA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
tes pokok uji Program Linear dengan menggunakan instrumen penelitian, dalam
hal ini tes tertulis yang sudah teruji validitasnya, dalam hal ini validitas
isi/content.
mengetahui letak kesulitan siswa dalam memecahkan masalah soal cerita pada
diajukan.
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................................35
.............................................................................................37
1...............................................................Hasil Penelitian
.......................................................................................37
2....................................................................Pembahasan
.......................................................................................55
55
A..........................................................................Kesimpulan
.............................................................................................61
B.....................................................................................Saran
.............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN
Oleh:
RICCA CAMBERA NUR ROSITA
99419489
BANDUNG
2004 M/1425 H
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN
Oleh:
Menyetujui:
Mengetahui:
Ketua Jurusan Tadris