Você está na página 1de 8

PERTIMBANGAN UMUM

AUDIT

Oleh:
Arie Alfian
Delvi Wulandari
Faturrachman
Hendry Nuryansyah
Nafisah
PERENCANAAN AUDIT ATAS LAPORAN
KEUANGAN

 Tujuan Audit
 Tujan dari audit atas laporan keuangan suatu
bank syariah adalah menyatakan pendapatan atas
kewajaran penyajian laporan keuangan bank
syariah dalam semua hal yang material sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Auditor bertanggung jawab untuk
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia.
Tanggung Jawab Auditor

 tanggung jawab auditor independen terbatas pada


pendapat yang diberikan atas kewajaran penyajian
laporan keuangan, sedangkan manajemen bank syariah
bertanggung jawab atas laporan keuangan dan
operasional bank syariah. Auditor independen juga
harus memperoleh keyakinan mamadai bahwa laporan
keuangan bank syariah telah sesuai dengan prinsip
syariah antara lain dengan memperoleh pernyataan dari
dewan pengawas syariah dan atau dewan syariah
nasional atas pemenuhan aspek syariah dalam
operasional bank syariah.
Perencanaan audit meliputi:

 Pemahaman atas prinsip dasar syariah, bisnis bank


syariah, resiko-resiko yang ada, struktur manajemen
resiko, system akuntansi dan pengendalian intern
 Penilaian atas resiko bawaan (inherent risk), dan
resiko pengendalian (control risk)
 Penentuan waktu dan prosedur audit yang akan
dilaksanakan, dan
 Pertimbangan masalah asumsi kelangsungan usaha
(going concern)
Pemahaman Bisnis Bank Syariah
 Dalam melakukan audit terhadap bank syariah hal utama yang menjadi perhatian auditor adalah pemahaman
terhadap prinsip dasar syariah.
 Bank syariah pada umumnya memiliki karakteristik seperti bank konvensional yang berbeda dengan bisnis lain,
yaitu:
 Beroperasi dengan tingkat laverage yang besar dimana rasio modal terhadap kewajiban dan investasi tidak terikat
(dana pihak ketiga) yang kecil sehingga menyebabkan bank syariah rentan terhadap perubahan kondisi
perekonomian
 Sumber dana ketiga bank syariah biasanya sebagian besar berjangka pendek sedangkan penyaluran dana berada di
sisi aktiva dan berjangka lebih panjang sehingga pada saat menurunnya kepercyaan masyarakat terhadap bank dapat
menimbulkan risiko likuiditas
 Memelihara likuid berupa kas dalam jumlah besar yang rawan terhadap kecurangan sehingga harus memiliki tingkat
pengamanan yang tinggi
 Menyimpan asset pihak ketiga, baik yang berupa titipan maupun yang merupakan agunan pembiayaan yang
membutuhkan system dan prosedur operasi serta pengendalian intern yang memadai
 Volume transaksi yang besar yang sering diiringi dengan nilai transaksi yang signifikan yang membutuhkan sistem
akuntansi, pengendalian intern dan system teknologi informasi yang memadai
 Transaksi yang dilakukan banyak melalui jaringan antar cabang yang secara geografis tersebar yang membutuhkan
desntralisasi yang luas dalam system prosedur akuntansi dan pengendalian intern
 Transaksi banyak dilakukan sendiri oleh nasabah tanpa melibatkan pegawai bank syariah, misalnya penarikan
melalui ATM dan internet
 Adanya transaksi-transaksi yang bersifat off balance sheet, dan
 Diatur oleh peraturan Bank Indonesia dan badan pemerintahan lainnya.
NEXT……

 Prinsip bisnis syaariah yang harus dilaksanakan bank


syariah adalah prinsip kemitraan, keadilan, tranparansi,
dan universal. Implementasi dari prinsip tersebut
diantaranya adalah:
 Adanya pelarangan riba dalam berbagai bentuk
 Tidak mengenal konsep nilai waktu fari uang
 Konsep uang sebagai alat tukar yang bersifat spekulatif
 Tidak menggunakan dua harga untuk satu barang
 Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
 Tidak diperkenankan menyalurkan dana kepada usaha
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.
NEXT…..
 Bebeda dengan bank konvensional yang sumber
dananya terdiri dari kewajiban dan ekuitas,
sumber bank syariah terdiri dari kewajiban atau
titipan, investasi tidak terikat dan ekuitas. Pada
umumnya sumber dana berasal dari investasi tidak
terikat merupakan sumber dana yang dominan
pada bank syariah.
 Imbalan yang diperoleh pemilik dana investasi
tidak terikat berasal dari pendapatan operasional
bnk syariah yang merupakan hasil dari penyaluran
dana tersebut.
NEXT…
 Bebeda dengan bank konvensional yang hanya dapat melakukan
transaksi di sector moneter, bank syariah dapat melakukan transaksi di
sector moneter dan sector riil sehingga dapat melakukan transaksi jual
beli dan sewa menyewa.
 Pengetahua-pengetahuan tentang permasalahan tersebut diatas dapat
diperoleh dengan pengalaman-pengalaman yang didapat dari interaksi
dengan bank syariah, diskusi dengan auditor sebelumnya, diskusi
dengan karyawan bank syariahserta mereview dokumen-dokumen yang
terkait seperti notulen rapat direksi dan komisaris, laporan-laporan
pengawas intern, laporan-laporan ke bank Indonesia, rencana kerja
tahunan, system operasi dan prosedur bank syariah dan sebagainya.
 Khusus untuk pemenuhan aspek bank syariah, auditor dapat
mengetahui hal tersebut dari himpunan fatwa yang telah dikeluarkan
oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional.

Você também pode gostar