Você está na página 1de 1

pemeriksaan tinja

Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi
saluran pencernaan, epitel usus,bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, gas indol, skatol dan
sterkobilinogen.
Pada keadaan patologik seperti diare didapatkan peningkatan sisa makanan dalam tinja,
karena makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat dan tidak dapat diabsorpsi secara
sempurna.
Bahan pemeriksaan tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan
sangat diperlukan contoh tinja dapat diambil dengan jari bersarung dari rektum.
Untuk pemeriksaan rutin dipakai tinja sewaktu dan sebaiknya tinja diperiksa dalam
keadaan segar karena bila dibiarkan mungkin sekali unsur unsur dalam tinja menjadi rusak.
Pemeriksaan tinja terdiri atas pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia.

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Pemeriksaan makroskopik tinja meliputi pemeriksaan jumlah, warna, bau, darah, lendir dan
parasit.1-4

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit, eritosit,
sel epitel, kristal dan sisa makanan. Dari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah
pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bauer JD, Ackerman PG, Toro G. Clinical Laboratory Methods, 8
ed, Saint Louis : The CV Mosby Company. p. 538.
2. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinic, cetakan k-4
Penerbit Dian Rakyat 1970; p 152.

Você também pode gostar