Você está na página 1de 3

1.

Kasus: Trafficking
Identitas Dipalsukan, Dibawa Kabur ke Malaysia Kerinduan Sang Ibu Lima Tahun
Ditinggal Anaknya
Sambas, 29 Juli 2010
Orang tua mana tak sedih ditinggal anak. Apalagi dalam kurun waktu panjang. Sang anak
dibawa lari ke Malaysia. Berbagai langkah sudah ditempuh, namun tak menuai hasil.
Kerinduan itu semakin tak tertahan, mengingat sebentar lagi bulan Ramadan, ingin
berkumpul bersama.

Uray Juniah masih terlihat tegar. Usinya sudah 66 tahun. Warga Jalan Veteran,
Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah ini, tak putus asa, mengupayakan
agar sang anak bisa pulang ke rumah. Dia menceritakan, bahwa sang anak sudah pergi
meninggalkannya sejak tahun 2005. Awalnya, Nurlinda (30), pergi bermain ke rumah
temannya di Sijangkung Singkawang Selatan, tanpa sepengetahuan dirinya.

Seminggu tiada kabar. “Lalu, saya tahu dari temannya, dan mengatakan bahwa anak saya
sudah dibawa kerja ke Malaysia. Itu setelah tiga hari anak saya berada di Malaysia,” kata
Urai Juniah, kaget. Sang anak juga tak memberitahu jika akan dipekerjakan di Malaysia.
Dia pun mendapat informasi siapa yang membawa anaknya ke negeri jiran, tanpa
sepengetahuannya itu. Lalu, didapatlah seseorang berini sial nama Rt alias Rgn, warga
Sijangkung, tetangga teman anaknya.

Dia pun mempertanyakan mengapa sang anak dibawa kerja ke Malaysia, tanpa
sepengetahuannya. “Dia (Rt) bilang, anak saya melarang untuk memberitahu saya,”
katanya. Namun, keanehan pun dirasakan Urai Juniah. “Administrasi, mulai dari KK,
KTP dan paspor dipalsukan. Nama anak saya Nurlinda, tapi dibuatkan paspor namanya
Nina,” ungkapnya. Urai mengaku, bahwa ia ingin anaknya kembali, dan siap menebus
untuk itu. Tapi kata Urai, menurut keterangan Rt, anaknya sudah dikontrak untuk dua
tahun bekerja di Malaysia. Dua tahun menunggu, sang anak tak kunjung pulang.
“Sampai sekarang ini sudah lima tahun, tak kembali,” terangnya.

Menurut dia, saat di Malaysia anaknya pernah berkirim surat. Alamat yang tercantum
yakni di Lot.189 Piasan Garden. 7B Miri Sarawak East Malaysia. “Sudah pernah
didatangi alamatnya, tapi anak saya sudah tidak ada di sana,” ungkap Urai.

Menurut Urai, kakak Nurlinda sudah pernah melaporkan Rt ke Polres Singkawang.


“Namun, sampai saat ini tidak ada tindaklanjutnya. Saya minta supaya laporan itu
diproses. Saya minta yang membawa anak saya bertanggungjawab,” ujarnya. Ia mengaku
selalu sedih dan takut, menonton berita menyangkut TKI di Malaysia. “Saya tidak tahu
apakah anak saya masih hidup, atau sudah meninggal. Saya kalau melihat berita tentang
TKI, selalu menangis dan takut sekali,” katanya. Dia meminta agar kiranya laporan itu
ditindaklanjuti. “harapnya ( Ap Post/ Thank’s)

Sumber: http://www.gugustugastrafficking.org
2. Analisis
2.1 Pengertian Trafficking

Menurut protokol PBB, trafficking adalah perekrutan, pengiriman, pemindahan,


penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancamaan atau penggunaan
kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari kekerasan, penculikan, penipuan, kebohongan
atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima
pembayaran, memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari
seseorang yang berkuasa atas orang lain untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi ini, paling
tidak bertujuan untuk melacurkan orang lain, eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan
paksa, perbudakan atau praktek-praktek serupa perbudakan, penghambaan atau
pengambilan organ tubuh.
Korban trafficking sering mendapat perlakuan tidak manusiawi, mereka dianggap
seperti budak. Seperti misalnya tidak dikasih hak-haknya seperti gaji/upah. Para korban
trafficking tidak bisa berbuat apa-apa dan sulit untuk keluar. Karena mereka ditempatkan
di negeri yang asing bagi mereka. Sehingga mereka lebih memilih pasrah daripada
diperlakukan tidak manusiawi.

Korban trafficking biasanya adalah kaum perempuan dan anak-anak. Karena banyak
pandangan kaum perempuan dan anak-anak merupakan mahluk lemah dan mudah
diperdaya. Mereka masih bergantung kepada orang dewasa dan laki-laki. Selain itu juga
kaum perempuan dan anak-anak mudah untuk dieksploitasi.
Bentuk dan Penyebab Trafficking
Saat ini, tidak sedikit perempuan dan anak-anak di negeri kita tengah menjerit karena
kelaparan dan kemiskinan yang diciptakan manusia. Mereka terpaksa menjalani hidup
dengan mempertaruhkan dirinya yang secara tidak sadar menyebabkan mereka menjadi
korban trafficking dengan berbagai bentuknya. Bentuk-bentuk trafficking yang sering
terjadi di antaranya :
Kerja Paksa Seks & Eksploitasi seks
Dalam banyak kasus, perempuan dan anak-anak dijanjikan bekerja sebagai buruh
migran, PRT, pekerja restoran, penjaga toko, atau pekerjaan-pekerjaan tanpa keahlian
tetapi kemudian dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di daerah tujuan.
Pembantu Rumah Tangga (PRT)
PRT di trafik ke dalam kondisi kerja yang sewenang-wenang dengan jam kerja wajib
yang sangat panjang, penyekapan ilegal, upah yang tidak dibayar atau dikurangi, kerja
karena jeratan hutang, penyiksaan fisik ataupun psikologis, penyerangan seksual, tidak
diberi makan atau kurang makanan, dan tidak boleh menjalankan agamanya atau
diperintah untuk melanggar agamanya.
2.2. Sebab Terjadinya Trafficking
Trafficking disebabkan oleh banyak hal yang secara keseluruhan terdiri dari
bermacam-macam kondisi serta persoalan yang berbeda-beda. Kurangnya kesadaran,
jerat kemiskinan, keinginan cepat kaya, faktor budaya (peran perempuan dalam keluarga,
peran anak dalam keluarga, perkawinan dini, dan sejarah pekerjaan karena jeratan
hutang), kurangnya pencatatan kelahiran, kurangnya pendidikan, korupsi dan lemahnya
penegakan hukum menjadi serangkaian penyebab trafficking di Indonesia.

2.3 Administrasi yang buruk dan inprofesionalitas aparatur Pemerintahan/Penegak


Hukum
Kasus yang menimpa Nurlinda, disebabkan oleh Administrasi yang buruk, dan
Inprofesionalitas Aparatur Pemerintahan. Hal ini berdasarkan penuturan ibunda
Nurlinda, Uray Juniah keanehan pun dirasakan Urai Juniah. “Administrasi, mulai dari
KK, KTP dan paspor dipalsukan. Nama anak saya Nurlinda, tapi dibuatkan paspor
namanya Nina.”
Ditambah lagi aparat penegak hukum yang tidak atau kurang profesional manakala
ibu korban melaporkan kasus tersebut ke Polres Singkawang.

Você também pode gostar