Você está na página 1de 4

DESAIN ALAT PENYULINGAN MINYAK NILAM

UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN DAN MUTU

Pina Barus
Staf Pengajar FMIPA - USU

Abstract

In order to increase of yield and quality of patchouly oil by village home industry, can be able by to
design of distillator apparatus by using modificated and alter vapour pressure during the prosess. Beside to
modified of the ditillator apparatus also to increase of Sumber Daya Manusia (SDM) villager home industry
by trainning and aplication of this apparatus in the field. For this purpose will be to design the disstilator
apparatus where the vapour pressure during the prosses can be increase from: 1; 1,5 and 2 atm. With the
distillation apparatus; yield of patchouly oilk increase from 2% to 3,25%; and quality same as quality
ekspor (SNI-06-2385-1991). The patchouly content as one of factor to quality of patchouly oil also increase
from 29,76% to 32,68%. Method of test quality and prosedure of test quality same as standart method of
SNI-06-2385-1991.

Keywords: Patchouly oil, yield; quality, home industry

PENDAHULUAN dan didesain sedermikian rupa sehingga tekanan uap


selama proses penyulingan dapat diatur. Selanjutnya
Desa Bongkaras Kecamatan Parongil alat ini dipasang di lokasi dan dilakukan pelatihan
Kabupaten Dairi termasuk daerah penghasil minyak dan praktek kerja di lapangan. Kegiatan pelatihan
nilam dari Sumatera Utara sejak 1960. Minyak dan praktek kerja ini dilakukan secara terprogram
nilam ini merupakan produk unggulan daerah dan oleh semua tim. Tekanan uap yang digunakan
sebagai komoditi ekspor non migas. Minyak nilam selama proses penyulingan diatur dari: 1; 1,5 dan 2
ini diperoleh dengan cara penyulingan dari daun atm. Dari hasil yang diperoleh ditentukan rendemen
nilam kering. Usaha penyulingan ini masih secara dan uji mutu sesuai dengan SNI-06-2385-1991.
tradisional, merupakan industri kecil pedesaan. Ketel
suling dibuat dari drum bekas berkapasitas 50-60 kg
bahan kering. Pengetahuan mereka tentang teori METODE PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
penyulingan dan proses penyulingan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi penyulingan dan proses Metode yang digunakan dalam kegiatan ini
penyulingan serta faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: penyuluhan, pelatihan, dan praktek kerja di
penyulingan belum ada. Karena itu rendemen yang lapangan. Untuk memberikan penyuluhan dibentuk
mereka peroleh rendah sekitar 1-1,5% sementara tim sesuai dengan bidang keahlian selanjutnya
kandungan minyak dalam daun sekitar 5% (Gunter melakukan kunjungan secara bergantian ke lokasi
E, 1960; Nguyen Xuan Drug, 1990). Di samping itu pengabdian. Pelatihan dan praktek kerja dilakukan
mutu minyak sering tidak sesuai dengan standar secara demonstrasi di lapangan dengan peserta yang
mutu perdagangan SNI-06-2385-1991 dimana telah ditetapkan.
bilangan asam dan ester terlalu tinggi dan Urutan pelaksanaan pelatihan dan praktek
kandungan patchouly alkohol rendah (di bawah kerja.
30%). Warna minyak coklat tua (dark-brown) a. Dibuat satu unit alat suling kapasitas 100 kg
karena terkontaminasi oleh ketel bahan, akibatnya bahan kering dari bahan steinlesstell, dilengkapi
kurang diminati para pedagang. Kegiatan dengan alat pengukur tekanan (Gambar 2).
penyulingan dikerjakan secara terpisah-pisah belum Tekanan uap (mmHg) yang digunakan: 1; 1,5
pernah mendapat bimbingan dan penyuluhan. Dalam dan 2 atm lama penyulingan 5 jam.
rangka meningkatkan rendemen dan mutu minyak b. Bahan dirajang 1-2 cm dan dikeringanginkan
nilam ini, perlu didesain satu alat penyulingan dari sampai kadar air 15-20%.
bahan steinlesstell, kapasitas 100 kg bahan kering

37
Universitas Sumatera Utara
Pina Barus JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 1 Juni 2008

c. Ketel bahan diisi dengan bahan yang telah dalam ketel bahan pada tiap perlakuan menjadi lebih
disiapkan, lama penyulingan 5 jam tiap sempurna. Persentase kenaikan kandungan
perlakuan, selama proses tekanan uap diatur: patchouly alkohol lebih besar dari kenaikan
dari 1; 1,5 dan 2 atm. rendemen, hal ini berarti komponen kimia yang
d. Alat penampung dirancang sedemikian agar bertitik didih tinggi lebih banyak terdorong keluar
minyak dan air terpisah langsung. bersama uap air/destilat. Hal ini didukung lagi
e. Minyak yang diperoleh direndam dengan dengan kenaikan berat jenis (Specifik-Grafity).
Na2SO4 anhidrat untuk mengikat molekul air Bilangan asam dan ester bertambah kecil (terjadi
yang ada pada minyak dan saring. penurunan) hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
f. Tentukan rendemen dengan gravimetris, Komponen kimia penyebab perubahan bilangan
kandungan patchouli alkohol (PA) dengan gas asam dan ester adalah golongan seskuiterpen yaitu
kromatografi. Berat jenis (SG) dengan senyawa hidrokarbon berantai lurus dan tak jenuh
piknometer, Refraktive Indeks (RI) dengan yang oleh proses oksidasi, hidrolisa membentuk
Refractometer Abbe; Bilangan Asam (BA) dan rantai pendek dalam keadaan bebas menjadi asam.
Bilangan Ester (BE) dengan Volumetris, warna Kenaikan/penurunan bilangan ester sejalan dengan
dan kelarutan secara visual. Prosedur kerja kenaikan bilangan asam. Komponen kimia yang
sesuai dengan: SNI-06-2385-1991. mempengaruhi asam dan ester ini sebetulnya sudah
g. Setiap perlakuan dilakukan secara triplo. terdorong keluar pada suhu di atas titik didih air
h. Hasil penentuan rendemen dan mutu pada tekanan rendah sudah terdorong keluar pada
menggunakan alat yang digunakan (Tabel 1) dan suhu di atas titik didih air pada tekanan rendah (760
yang mereka peroleh selama ini (Tabel 2). mmHg), sehingga perbandingan komponen kimia
golongan hidrokarbon lebih kecil dibanding dengan
golongan oksigenated hidrokarbon. Perubahan berat
HASIL DAN PEMBAHASAN jenis, indeks bias dari minyak yang diperoleh kedua
alat ini sangat kecil hal ini juga disebabkan karena
Hasil perhitungan rata-rata rendemen golongan hidrokarbon dengan oksigenated
minyak dan uji sifat fisika – kimia menggunakan hidrokarbon menjadi lebih besar. Kelarutan dalam
alat yang didesain (Tabel 1) dan yang diperoleh alkohol 90% (1 : 10) dan warna tidak mempunyai
pengrajin sebelumnya (Tabel 2) perbedaan yang berarti. Kelarutan dalam alkohol
90% dipengaruhi oleh adanya lemak dalam minyak.
Pembahasan Berdasarkan teori bahwa dalam tumbuhan nilam
Dari data pengujian Tabel 1 menggunakan tidak ada lemak, dan pengujian kelarutan ini
alat suling/destilasi yang didesain dan Tabel 2 sebetulnya bertujuan untuk menguji adanya
menggunakan alat suling/destilasi yang oleh pencampuran minyak dengan lemak. Warna minyak
pengerajin selama ini rendemen naik dari 2 menjadi dipengaruhi oleh adanya logam seperti besi dalam
3,25 pada tekanan uap yang digunakan dapat dilihat minyak yang dapat mempercepat terjadinya
bahwa rendemen (%) naik. Kandungan Patchouly oksidasi. Karena alat yang digunakan steinlesstel
alkohol (%) pada kondisi tersebut naik dari 29,75 maka tidak mempengaruhi warna minyak yang
menjadi 32,68. Hal ini menunjukkan bahwa pada diperoleh.
alat yang telah disempurnakan ini distribusi uap

Tabel 1. Rendemen Rata-Rata dan Hasil Pengujian Fisika-Kimia Menggunakan Alat yang Didesain
Tekanan Uap 1 atm 1,5 atm 2 atm Metode Analisa
1. Warna Pale – Yellow Pale – Yellow Pale – Yellow Visual
2. Rendemen (%) 2,45 2,64 3,25 Gravimetri
0
3. Specific Gravity (SG) 25 C 0,9568 0,9577 0,9582 Gravimetri
0
4. Refractive Index (RI) 25 C 1,5017 1,5030 1,5045 Refractometer
5. Bilangan Asam (BA) 5,80 5,12 3,70 Volumetris
6. Bilangan Ester (BE) 7,48 6,83 5,64 Volumetris
7. Kandungan Parchouly Alkohol (PA)% 29,76 31,64 32,68 Gas Kromatografi
8. Kelarutan dalam alkohol 90% (1:10) Baik Baik Baik Visual

38
Universitas Sumatera Utara
Pina Barus JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 1 Juni 2008

Tabel 2. Rendemen Rata-Rata dan Hasil Pengujian Fisika-Kimia oleh Para Pengrajin Sebelumnya
Tekanan Uap 1 atm Metode
Analisa
1. Warna Pale – Yellow Visual
2. Rendemen (%) 2 Gravimetri
3. Specific Gravity (SG) 250C 0,9540 Gravimetri
4. Refractive Index (RI) 250C 1,5011 Refractometer
5. Bilangan Asam (BA) 6,3 Volumetris
6. Bilangan Ester (BE) 10,39 Volumetris
7. Kandungan Parchouly Alkohol (PA)% 29,75 Gas Kromatografi
8. Kelarutan dalam alkohol 90% (1:10) Baik Visual

Kisaran titik didih komponen kimia minyak Hal ini didorong oleh perhatian para
antara 54-214 0C. Karena itu maka dengan pedagang agar tidak menjual minyak kalau di bawah
penyulingan biasa (tekanan uap 760 mmHg) belum Rp. 250.000,-/kg. Sedangkan yang menjadi faktor
mampu mendorong semua komponen keluar sebagai penghambat ialah jauhnya lokasi pelatihan dari
destilat, akibatnya rendemen rendah. Komponen Medan sehingga komunikasi agak sulit. Lokasi
kimia yang terdorong adalah golongan seskwiterpen, tempat pelatihan ada yang di hutan dimana jalan
kelompok senyawa ini termasuk senyawa tidak belum dipelihara sehingga roda empat tidak dapat
jenuh, berat jenis ringan dan mudah teroksidasi serta masuk.
hidrolisa membebaskan asam sehingga
mengakibatkan bilangan asam tinggi. Terbentuknya
asam akan mengakibatkan bilangan ester. KESIMPULAN DAN SARAN
Rendahnya kandungan patchouly alkohol juga
sejalan dengan rendahnya rendemen (komponen 1. Kesimpulan
berat masih tinggal bersama bahan dalam ketel). Hal Dari data hasil kegiatan dapat diambil
ini juga mengakibatkan rendahnya spesifik grafiti kesimpulan sebagai berikut:
(berat jenis). Karena itu untuk meningkatkan Dengan desain alat penyulingan/destilasi
rendemen dan mutu dapat dilakukan dengan rendemen naik menjadi 3,25% pada tekanan uap
memperbaiki metoda penyulingan dengan tekanan yang digunakan. Dengan kenaikan rendemen dari
uap di atas 760 mmHg. Agar dapat melakukan 2% menjadi 3,25% ini berarti tiap ton bahan
penyulingan di atas 760 mmHg perlu merancang alat diperoleh tambahan minyak sebanyak 125 kg.
penyuling sedemikian sehingga tahan sampai 2 atm Bila patokan harga minyak Rp. 250.000,-/kg
(1250 mmHg) dan tekanan uap selama proses dapat berarti terdapat penambahan keuntungan Rp.
diatur. Desain alat ini telah dicoba dalam skala 31.250.000/ton bahan baku. Mutu minyak yang
laboratorium dan diterapkan kepada para pengrajin diperoleh jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
penyulingan minyak nilam di pedesaan. Faktor- SNI-06-2385-1991 dan dengan menggunakan alat
faktor lain yang dapat mempengaruhi rendemen dan suling sebelumnya dimana kandungan patchouly
mutu antara lain: alkohol naik 2,93%. Bilangan asam dan ester turun
a. Penanganan sebelum disuling (Hermani, dkk, sementara berat jenis naik. Menurut SNI kandungan
1989) patchouly alkohol minimum 30% dengan alat yang
b. Daerah tempat tumbuh, cuaca dan iklim (Imran, digunakan diperoleh 32,68%. Kelarutan dalam
1994) alkohol 90% (1 : 10) cukup baik sehingga
c. Jenis tanaman, cara bercocok tanam (budi daya terdapatnya lemak dalam minyak sangat kecil.
dan pengolahannya). (Ahmad Mustafa, 1977).
d. Pengaturan tekanan uap selama proses 2. Saran
penyulingan (Pina Barus, dkk, 1998). Dalam kegiatan ini tidak ditentukan
kecepatan uap yang masuk dan keluar selama
Sebagai faktor pendorong dalam kegiatan ini penyulingan. Kecepatan uap juga mempengaruhi
ialah semangat para peserta yang sangat antusias. rendemen dan mutu, karena itu perlu dicari konversi
Hal ini didorong oleh rasa ingin tahu dan antara tekanan uap yang digunakan dengan
membandingkan dengan hasil yang mereka peroleh kecepatan gas. Perbandingan kecepatan uap masuk
selama ini. Selain daripada itu harga minyak nilam dan keluar dipengaruhi oleh kepadatan bahan dan
pada saat ini Rp 250.000,-/kg juga mendorong distribusinya dalam ketel bahan karena itu perlu
mereka untuk bergairah menanam nilam kembali. diperhitungkan kerapatan bahan tersebut.

39
Universitas Sumatera Utara
Pina Barus JURNAL PENELITIAN REKAYASA
Volume 1, Nomor 1 Juni 2008

DAFTAR PUSTAKA Ketaren S., Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, PN.


Balai Pustaka, Jakarta, 1980. 27-37, 1991-
Ahmada Mustafa., Budidaya Nilam Secara 1992.
Tradisional dan Cara Perkebunan, Serta Nguyen Xuan Dung., Rusult on Study About
Pengolahannya Menjadi Minyak Nilam Pogostemon Cablin BENTH in Vietnam,
bermutu Tinggi, PEMBR, LIPTI, 24 1997, Proceeding of the Natural Centre for
25-29. Scientific Research of Vietnam 2, 1990.
Barus Pina., Penentuan Minyak Nilam (Patchouly SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-2385-1991,
Oil) yang Dicampur dengan Minyak Kruing Dewan Standarisasi Nasional DSN 1-4.
Samosir M., Komunikasi Balai Penelitian Kimia
(Gurjon Oil) dengan Metoda Analisa
Medan, Penelitian Tentang Mutu Minyak
Kromatografi Gas Air dan Infra Merah,
Nilam dari SUMUT 1, 1975. 308, Petunjuk
Laporan Penelitian, Medan, 1993, 10-15.
Tentang Penyulingan Minyak Nilam 2, 1975.
Barus Pina, dkk., Meningkatkan Rendemen dan 1-15. Laporan Survey Minyak Nilam
Mutu Minyak Nilam Melalui Pengaturan SUMUT. 5. 1976. 5-13.
Tekanan Uap Selama Proses Destilasi, Sofian Rusli., Cara Penyulingan Daun Nilam
Program Vucer, 1997. Mempengaruhi Rendemen dan Mutu
Dahniar Dahlan, Model Matematik Pengaruh Minyaknya, PEMBR. LPTI. 24. 1977. 1-14.
Tekanan Uap Terhadap Rendemen Umar Habsah., dkk. Komunikasi Balai Penelitian
Penyulingan Minyak Nilam, Tesis, Fak. Pasca dan Pengembangan Industri Banda Aceh, 1.
Sarjana IPB, Bogor, 1989, 41-76. 1979. 1-13, Penelitian Proses Deionisasi
Ernest G.E., The Essential Oil, Vol. III, Individual Logam Besi pada Minyak Nilam Hasil
Essential Oil of The Plant Families Rutancea Penyulingan Rakyat. 53. 1990. 2-8. Penelitian
and Labiatea D. Van Nornstrand Company, Perekayasaan Alat Deionisasi Logam Fe dari
Inc. London, 1967. 553-575. Minyak Nilam. 56. 1991. 5-9.

40
Universitas Sumatera Utara

Você também pode gostar