Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STROKE
A. Pengertian
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan
oleh gangguan supalai darah ke bagian otak. (Brunner & Sudarth, 2000)
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak. (Elizabeth J. Corwin, 2002)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal
maupun menyeluruh. (WHO dikutip Harsono)
Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal otak yang terkena (WHO, 1989).
B. Klasifikasi stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan
menjadi :
1. stroke hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak.
Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur. Tidak terjadi
perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena
hipoksia jaringan otak.
Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja
dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu
1. stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul
semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam
1. Stroke Komplit
Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat yang
diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan maneuver
Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis.
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran
darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber
5. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh
darah otak.
6. Polocitemia
Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat
8. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga
drah otak.
9. Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga
terjadi aterosklerosis.
Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan
pembuluh darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya pembuluh darah
otak.
D. Patofisiologi
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus
atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis
pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke
area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi
kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan
oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis.
Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba
berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak
dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
2. Stroke hemoragik
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan luasnya daerah
otak yang terkena.
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:
· Penilaian buruk
· disfagia global
· afasia
· mudah frustasi
F. Pemeriksaan diagnostik
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
struktur otak
G. Penatalaksanaan medis
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
4. Bed rest
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
5. Bila sudah
memungkinkan lakukan
fisioterapi dada dan
latihan nafas dalam
6. Kolaborasi:
· Pemberian ogsigen
· Laboratorium: Analisa
gas darah, darah
lengkap dll
· Pemberian obat
sesuai kebutuhan
2. Penurunan Perfusi serebral membaik 1. Pantau adanya tanda-
perfusi serebral tanda penurunan perfusi
b.d. adanya Kriteria hasil : serebral :GCS, memori,
perdarahan, bahasa respon pupil dll
edema atau a. Tingkat kesadaran
oklusi pembuluh membaik (GCS 2. Observasi tanda-tanda
darah serebral
meningkat) vital (tiap jam sesuai
kondisi pasien)
b. fungsi kognitif, memori
dan motorik membaik 3. Pantau intake-output
cairan, balance tiap 24
c. TIK normal jam
6. Pertahankan ligkungan
yang nyaman
8. Kolaborasi:
· Laboratorium: AGD,
gula darah dll
· Penberian terapi
sesuai advis
6. Libatkan keluarga
dalam memobilisasi klien
7. Kolaborasi:
fisioterapi
4. Gangguan Komunikasi dapat berjalan 1. Evaluasi sifat dan
komunikasi verbal dengan baik beratnya afasia pasien,
b.d. kerusakan jika berat hindari memberi
neuromuscular, Kriteria hasil : isyarat non verbal
kerusakan sentral
bicara a. Klien dapat 2. Lakukan komunikasi
mengekspresikan dengan wajar, bahasa
perasaan jelas, sederhana dan bila
perlu diulang
b. Memahami maksud dan
pembicaraan orang lain 3. dengarkan dengan
tekun jika pasien mulai
c. Pembicaraan pasien berbicara
dapat dipahami
4. Berdiri di dalam lapang
pandang pasien pada
saat bicara
6. Libatkan keluarga
dalam melatih komunikasi
verbal pada pasien
8. Kolaborasi :
Pemeriksaan lab(Hb,
Albumin, BUN),
pemasangan NGT, konsul
ahli gizi
6. Perubahan Persepsi dan kesadaran 1. Cari tahu proses
persepsi-sensori akan lingkungan dapat patogenesis yang
b.d. perubahan dipertahankan mendasari
transmisi saraf
sensori, integrasi, 2. Evaluasi adanya
perubahan gangguan persepsi:
psikologi penglihatan, taktil
3. Ciptakn suasana
lingkungan yang nyaman
4. Evaluasi kemampuan
membedakan panas-
dingin, posisi dan
proprioseptik
6. Ingatkan untuk
menggunakan sisi tubuh
yang terlupakan
8. Lakukan validasi
terhadap persepsi klien
dan lakukan orientasi
kembali
7. Kurang Kemampuan merawat diri 1. Pantau tingkat
kemampuan meningkat kemampuan klien dalam
merawat diri b.d. merawat diri
kelemahan, Kriteria hasil :
gangguan 2. Berikan bantuan
neuromuscular, a. mendemonstrasikan terhadap kebutuhan yang
kekuatan otot perubahan pola hidup benar-benar diperlukan
menurun, untuk memenuhi saja
penurunan kebutuhan hidup sehari-
koordinasi otot, hari 3. Buat lingkungan yang
depresi, nyeri, memungkinkan klien
kerusakan b. Melakukan perawatan untuk melakukan ADL
persepsi diri sesuai kemampuan mandiri
7. Kolaborasi: pasang DC
jika perlu, konsultasi
dengan ahli okupasi atau
fisioterapi
8. Risiko cedera b.d. Klien terhindar dari cedera 1. Pantau tingkat
gerakan yang selama perawatan kesadaran dan
tidak terkontrol
selama kegelisahan klien
penurunan Kriteria hasil :
kesadaran 2. Beri pengaman pada
a. Klien tidak terjatuh daerah yang sehat, beri
bantalan lunak
b. Tidak ada trauma
dan komplikasi lain 3. Hindari restrain kecuali
terpaksa
4. Pertahankan bedrest
selama fase akut
5. Beri pengaman di
samping tempat tidur
6. Libatkan keluarga
dalam perawatan
7. Kolaborasi: pemberian
obat sesuai indikasi
(diazepam, dilantin dll)
9. Kurang Pengetahuan klien dan 1. Evaluasi derajat
pengetahuan keluarga tentang penyakit gangguan persepsi
(klien dan dan perawatan meningkat. sensuri
keluarga) tentang
penyakit dan Kriteria hasil : 2. Diskusikan proses
perawatan b.d. patogenesis dan
kurang informasi, a. Klien dan keluarga pengobatan dengan klien
keterbatasan berpartisipasi dalam dan keluarga
kognitif, tidak proses belajar
mengenal sumber 3. Identifikasi cara dan
b. Mengungkapkan kemampuan untuk
pemahaman tentang meneruskan progranm
penyakit, pengobatan, dan perawatan di rumah
perubahan pola hidup
yang diperlukan 4. Identifikasi factor risiko
secara individual dal
lakukan perubahan pola
hidup
5. Buat daftar
perencanaan pulang