Você está na página 1de 11

Analisis Hukum Mengenai

Reorganisasi Perusahaan
Dalam Hukum Kepailitan

Elvira Dewi Ginting 

2010
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F,
Jl. Universitas No. 9, Kampus USU
Medan, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

Kunjungi kami di:


http://usupress.usu.ac.id

Terbitan Pertama 2010

© USU Press 2010

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak


menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa
atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 444 4

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Ginting, Elvira Dewi


Analisis hukum mengenai reorganisasi perusahaan dalam hukum
kepailitan / Elvira Dewi Ginting – Medan: USU Press, 2010.

xiii, 77 p. ; ilus.: 24 cm
Bibliografi

ISBN: 979-458-444-4

1. Bankruptcy I. Judul
346.078 – ddc22

Dicetak di Medan, Indonesia


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT,


yang telah memberikan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa menulis karya ilmiah yang baik,


diperlukan pengetahuan & pengalaman yang cukup dengan didukung
bahan dan materi yang cukup pula. Oleh sebab itu, dalam penyajian
buku ini kiranya masih jauh dari sempurna dan untuk itu dengan tangan
terbuka penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun
dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan buku ini.

Dalam penyusunan buku ini, mulai saat penulisan hingga selesainya


buku ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat para pembimbing: Prof.
Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., Dr. T. Keizerina Devi A, S.H.,
M.Hum., dan Sunarmi, S.H., M.Hum., di tengah-tengah kesibukan
mereka masih tetap meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
petunjuk, dan mendorong semangat penulis untuk menyelesaikan
penulisan buku ini.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menghanturkan sembah


sujud dan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda
Prof. Dr. H. Paham Ginting, S.E., M.Sc., dan Ibunda Hj. Rosdamenta
Bangun, SH; yang telah membesarkan penulis dengan penuh rasa kasih
sayang, tanggung jawab, dan pengorbanan yang tiada terbalaskan
sampai kapan pun. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Ayah Mertuaku H. Beng Sastra Tarigan dan Ibu Mertuaku Hj. Kenari
Surbakti yang banyak mendorong kesuksesan studi penulis.

Kepada adik-adikku Felix Permana Ginting, S.E. dan Sigit Putranta


Ginting, S.E. yang senantiasa memberikan kakak semangat.

Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada yang


teristimewa Suamiku tercinta dr. Afandi Al’Amin Tarigan yang telah
memberikan motivasi dan doa kepada penulis dan Anakku tersayang
Nadya Afiantita Tarigan, permata hati dan jiwaku.

iii
Akhir kata, penulis hanya dapat memohon semoga bantuan yang
diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan
semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2009

ELVIRA DEWI GINTING

iv
KATA SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS HUKUM USU

Buku Analisis Hukum Mengenai Reorganisasi Perusahaan Dalam


Hukum Kepailitan menjelaskan kepada kita secara rinci tentang
pengaturan reorganisasi perusahaan di dalam undang-undang kepailitan
di Indonesia, sehingga kita mengerti tentang hal-hal yang berkaitan
dengan perusahaan yang sehat atau tidak sehat, dan dengan tidak mudah
mempailitkan suatu perusahaan tanpa melihat latar belakang perusahaan
tersebut.

Saya menilai buku Analisis Hukum Mengenai Reorganisasi Perusahaan


Dalam Hukum Kepailitan sangat bagus untuk kita baca, sehingga
menambah pengetahuan kita mengenai apa itu reorganisasi perusahaan.
Dan saya berharap penerbitan buku ini bermanfaat baik bagi para
mahasiswa, dosen maupun pembaca lain yang menaruh minat akan
penelitian ini.

Sekali lagi Saya mengucapkan selamat atas penulisan buku ini dan Saya
berharap agar buku ini dapat disempurnakan dari waktu ke waktu,
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini dan
mudah-mudahan akan menyusul buku berikutnya.

Terima Kasih.

Medan, Januari 2010


Fakultas Hukum USU
Dekan,

Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum.

v
KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H.
(Ketua Program Studi Doktor USU)

PERLU PENGATURAN REORGANISASI PERUSAHAAN

Berbagai kasus berkenaan dengan pailit suatu perusahaan secara bisnis


dan menurut hukum perusahaan merupakan hal lumrah. Sebab Pasal 2
ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang telah menentukan, bahwa
Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar
lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
dinyatakan pailit dengan putusan. Pengadilan, baik atas permohonan
satu atau lebih kreditornya. Dengan ketentuan itu dapat dipahami
masalah pailit merupakan pilihan yang wajar.

Namun, muncul beberapa pendapat hukum kepailitan itu belum


memberikan perlindungan yang cukup kepada debitor yang beritikad
baik. Pendapat itu dapat diterima karena yang berkembang sampai
sekarang ini terdapat kecenderungan mengartikan pailit sama dengan
likuidasi. Padahal, harus menjadi pemahaman bahwa seharusnya pailit
juga merupakan sarana untuk melakukan reorganisasi perusahaan. Oleh
karena itu ke depan hukum kepailitan di Indonesia harus mengatur
mengenai reorganisasi perusahaan. Hal ini perlu karena pada dasarnya
kepailitan harus mencerminkan keseimbangan antara melindungi hak-
hak kreditur dan menghindari terjadinya likuidasi prematur atas suatu
perusahaan. Perlu pula dipahami bahwa melalui ketentuan reorganisasi
perusahaan nantinya bila diatur dalam hukum kepailitan akan membuat
hukum kepailitan menjadi efektif. Pengaturan demikian menjadi penting
sekali bila terjadi krisis keuangan di suatu negara, karena akan
mempercepat proses restrukturisasi perusahaan di negara yang dilanda
krisis tersebut.

Sedikitnya tiga prinsip menurut Joseph E. Stiglitz yang harus


terkandung dalam hukum kepailitan. Pertama, peran utama kepailitan
adalah untuk menggalakkan reorganisasi perusahaan. Hukum Kepalitan
harus memberikan waktu cukup bagi perusahaan untuk melakukan
pembenahan perusahaan.

Kedua, meskipun tidak dikenal hukum kepailitan yang berlaku universal


dan ketentuan kepailitan telah berkembang dari waktu ke waktu seiring

vi
dengan perubahan keseimbangan politik diantara para pelaku,
transformasi struktural perekonomian dan perkembangan sejarah
masyarakat, namun setiap hukum kepailitan bertujuan
menyeimbangkan beberapa tujuan termasuk melindungi hak-hak
kreditur dan menghindari terjadinya likuidasi premature.

Ketiga, Hukum kepailitan mestinya tidak hanya memperhatikan


kreditur dan debitur tetapi yang lebih penting lagi adalah
memperhatikan kepentingan stakeholder yang dalam kaitan ini yang
terpenting adalah pekerja.

Prinsip ketiga tersebut memang telah dianut oleh hukum kepailitan,


karena telah memberikan hak istimewa untuk pembayaran gaji buruh
yang terutang. Akan tetapi bagaimana dengan hak-hak buruh lainnya.
Lebih jauh lagi, perlu dilihat apakah pailit menimbulkan dampak luas
bagi konsumen atau menyebabkan terjadinya dislokasi ekonomi yang
buruk.

Berdasarkan semua itu, kita perlu memberikan apresiasi atas upaya


penulis Elvira Dewi Ginting dalam buku Analisis Hukum Mengenai
Reorganisasi Perusahaan dalam Hukum Kepailitan. Penulis telah
berupaya melihat bahwa kepailitan adalah ultimum remedium, upaya
terakhir. Menurut penulis apabila reorganisasi perusahaan diatur di
dalam hukum kepailitan di Indonesia, maka tidaklah mudah lagi
mempailitkan suatu perusahaan.

Saya berharap buku ini memberikan manfaat dan nilai tambah bagi
semua pihak yang ingin belajar, yaitu belajar tentang perlunya
pengaturan reorganisasi perusahaan. Mudah-mudahan, buku ini dapat
menjadi teman yang setia.

Bismar Nasution

Guru Besar Hukum Ekonomi


Universitas Sumatera Utara

vii
DAFTAR ISTILAH

Akuisisi : Mengambil alih kepentingan pengontrol


terhadap suatu perusahaan, yang
dilakukan biasanya dengan mengambil
alih mayoritas saham atau mengambil
alih sebagian besar aset-aset perusahaan.

Corporate Expense : Biaya-biaya perusahaan.

Corporate spin-oofs : Menjual anak perusahaan.

Cost of capital : Biaya modal.

Debt-equity swap : Konservasi utang menjadi ekuitas.

Debt remission : Pembebasan utang.

Divestasi : Cara memperbaiki likuiditas keuangan


perusahaan dengan jalan menjual
sebagian hak kepemilikan perusahaan
kepada pihak ketiga.

Equity carve-offs : Menjual saham biasa yang dimiliki


para pemegang saham kepada publik.

Force majeure : Suatu keadaan dimana pihak debitur


dalam suatu kontrak terhalang untuk
melaksanakan prestasinya karena
keadaan atau peristiwa yang tidak
terduga pada saat dibuatnya kontrak
tersebut, keadaan atau peristiwa mana
tidak dapat dipertanggungjawabkan
kepada debitur, sementara debitur
tersebut tidak dalam keadaan beritikad
buruk.

Good corporate governance : Sistem yang mengatur, mengelola, dan


mengawasi proses pengendalian usaha
untuk menaikkan nilai saham, sekaligus
sebagai bentuk perhatian kepada
stakeholders, karyawan, kreditur, dan
masyarakat sekitar.

viii
Hair cut : Pengurangan utang.

Insolvent : Ketidakmampuan finansial debitur


untuk membayar utangnya kepada
kreditur.

Konsolidasi : Suatu proses hukum untuk


meleburnya (fusi) 2 (dua) perusahaan
atau lebih ke dalam perusahaan ketiga,
yakni perusahaan lain yang baru
dibentuk, sehingga akibatnya kedua
atau lebih perusahaan yang
meleburkan diri tersebut menjadi
bubar, dengan atau tanpa likuidasi,
sementara yang tetap eksis tersebut
adalah perusahaan ketiga yang baru
dibentuk tersebut.

Likuidasi : Suatu tindakan untuk membubarkan,


menutup dan menghentikan semua
tindakan dari suatu perusahaan dan
membereskannya serta membagi-
bagikan aktiva tersebut kepada pihak
kreditur dan pemegang saham.

Merger : Suatu proses hukum untuk meleburnya


(fusi) suatu perusahaan (biasanya
perusahaan yang kurang penting) ke
dalam perusahaan lain yang lebih
penting, sehingga akibatnya perusahaan
yang meleburkan diri tesebut menjadi
bubar, dengan atau tanpa likuidasi.

Partial sell-offs : Menjual bagian tertentu perusahaan.

Rekapitalisasi : Penataan kembali permodalan.

Reorganisasi : Menstrukturkan kembali perusahaan.

Rescheduling : Penjadwalan kembali pelunasan utang.

Revaluasi : Penilaian kembali aktiva tetap.

ix
Risk Based Capital (RBC) : Suatu ketentuan yang berkaitan
dengan kewajiban perusahaan untuk
menjaga keseimbangan antara aset dan
kewajiban.

Spin off : Pemekaran usaha.

Split off : Pemecahan usaha.

Shareholder : Pemegang saham.

Stakeholder : Hak dan keikutsertaan pihak yang


berkepentingan dalam pemantauan
atas pemenuhan peraturan perundangan
oleh direksi.

Sumir : Proses pembuktian sederhana.

Voluntary reorganization : Pengaturan sukarela.

x
ABSTRAK

ANALISIS HUKUM MENGENAI REORGANISASI


PERUSAHAAN DALAM HUKUM KEPAILITAN

Elvira Dewi Ginting

Di dalam mendirikan suatu perusahaan memerlukan biaya yang cukup


banyak. Selain dibutuhkan biaya atau uang di dalam mendirikan
perusahaan, dibutuhkan pula waktu dalam menciptakan perusahaan
sehingga dapat membentuk badan usaha atau kemitraan. Seperti yang
diketahui tidak selamanya suatu perusahaan selalu berjalan dengan baik,
kadang perusahaan dalam kondisi untung atau keadaan rugi, tentu hal
ini berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan, yang terkadang
membuat perusahaan tidak sanggup membayar utang-utangnya.
Berdasarkan hal tersebut itulah hendaknya bila kondisi perusahaan ada
dalam keadaan tersebut, lebih baik dan menguntungkan apabila
dilakukan reorganisasi terhadap perusahaan tersebut dan dihindarkan
agar perusahaan tidak dilikuidasi, karena jika terjadi likuidasi dapat
mengurangi total kekayaan masyarakat, dimana hilangnya pekerjaan
masyarakat sehingga meningkatnya pengangguran dan dapat
menimbulkan biaya sosial lainnya, seperti meningkatnya kemiskinan.
Dimana tujuan utama dari reorganisasi adalah memberikan kesempatan
kepada perusahaan, hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat
berusaha dengan tenang sehingga perusahaan dapat melunasi utang-
utangnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif. Metode penelitian


dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan
untuk mendapatkan konsepsi, teori atau doktrin, pendapat atau
pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan objek kajian penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat dari adanya reorganisasi


perusahaan dimana suatu perusahaan tidak serta merta harus dipailitkan
tanpa melihat prospek perusahaan tersebut apakah masih layak dan bisa
disehatkan atau dipertahankan kembali. Sedangkan dalam Undang-
Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di
Indonesia tidak dikenal konsep reorganisasi perusahaan, sehingga perlu
diaturnya secara rinci mengenai reorganisasi perusahaan di dalam
Undang-Undang Kepailitan di Indonesia.

Kata kunci: Reorganisasi Perusahaan, Penundaan Kewajiban Pembayaran


Utang, Kepailitan

xi

Você também pode gostar