Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
dari itu, semakin besar ketergantungan B pada A, semakinbesar pula kekuasaan A dalam
hubungan itu.
pengikutnya.
Kepemimpinan berfokus pada pengaruh ke bawah terhadap bawahan danmeminimalkan pola pengaruh
ke samping dan ke atas. Sebaliknya, kekuasaandapat digunakan oleh kelompok atau individu-individu
DASAR-DASAR KEKUASAAN
Dasar atau sumber kekuasaan dibagi menjadi dua pengelompokan umum : formal
dan personal.
1. Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal didasarkan pada posisi individu dalam organisasi.Kekuasaan formal dapat berasal dari
d. Kekuasaan Informasi
Berasal dari akses dan pengendalian atas informasi
Orang-orang dalam organisasi yang memiliki data atau pengetahuanyang dibutuhkan oleh orang lain
dapat membuat orang lain tergantungpada mereka.
2. Kekuasaan Personal
Kekuasaan personal tidak didasarkan pada posisi formal pada organisasi. Adatiga dasar dari kekuasaan
personal, yaitu kepakaran, penghormatan dankekaguman dari orang lain, serta karisma.
Kepakaran telah menjadi salah satu sumber yang paling ampuh karenadunia telah berorientasi
teknologi dan pekerjaan menjadi semakinterspesialisasi.
c. Kekuasaan Kharismatik
Merupakan perluasan dari kekuasaan rujukan yang berasal dari
kepribadian dan gaya interpersonal individu.
Ketergantungan berbanding terbalik dengan alternatif pilihan sumber yangdimiliki seseorang. Semakin
banyak alternatif pilihan yang dimiliki olehseseorang maka ketergantungan orang tersebut kepada orang
lain akan semakinberkurang.
Terciptannya Ketergantungan
Ketergantungan meningkat apabila seseorang mengendalikansumber daya yang
penting, langka, dan tidak tergantikan.
1. Nilai Penting
Jika tidak ada seorang pun yang menginginkan apa yang dimiliki olehseseorang, maka kepemilikan
orang tersebut atas sesuatu tidak akanmenciptakan ketergantungan.
Oleh karena itu, untuk menciptakan ketergantungan, hal-hal yang
dimiliki atau dikendalikan harus dipersepsikan sebagai hal yang penting.
2. Kelangkaan
Hubungan kelangkaan dengan kekuasaan dapat dilihat dalam beberapa
kejadian, seperti :
a.Ketika anggota bertingkat rendah dalam organisasi mempunyaipengetahuan penting yang tidak
dimiliki anggota bertingkat tinggi, makakepemilikan sumberdaya yang langka oleh anggota bertingkat
rendah(pengetahuan penting) membuat anggota bertingkat tinggi bergantungpada anggota bertingkat
rendah.
b.Ketika individu dalam bidang pekerjaan yang pasokan personilnyarelatif rendah dibandingkan dengan
permintaannya, maka mereka dapatmerundingkan tingkat gaji yang lebih tinggi dari pada individu
padabidang pekerjaan yang calon pekerjanya melimpah.
3.Tidak tergantikan. Semakin langka sumberdaya sehingga tidak mempunyai pengganti yanglayak atau
setara, maka semakin besar kendali kekuasaan dan ketergantunganyang dimiliki pemilik sumber daya
tersebut.
TAKTIK KEKUASAAN
Berdasar riset terbaru terdapat cara-cara yang terstandarisasi yang digunakan parapemegang
kekuasaan untuk memeperoleh apa yang mereka inginkan. Temuan tersebutmengidentifikasikan tujuh
Sanksi : menggunakan imbalan dan hukuman yang ditentukan oleh organisasiseperti misalnya
mencegah atau menjanjikan kenaikan gaji, mengancammemberikan penilaian kerja yang tidak
memuaskan atau menahan promosi.
kekuasaannya tersebut . Hal ini dilakukan bawahan sebagai upaya untukmemperoleh kekuasaan yang
Bila karyawan dalam organisasi mengubah kekuasaan mereka menjadi tindakan,maka dapat
dikatakan mereka sedang berpolitik . Mereka yang memiliki keterampilanpolitik yang baik , mempunyai
Perilaku politik dalam organisasi merupakan kegiatan-kegiatan yang tidakdisyaratkan sebagai bagian dari
peran formal seseorang dalam organisasi .Tetapi sebagai kegiatan yang mempengaruhi distribusi
keuntungan dan kerugiandi dalam organisasi tersebut . Pedoman sebagai dimensi yang sah dan tidak
seperti mengeluh ke penyelia melalui rantai komando , membentuk koalisiataupun merintangi kebijakan
sasaran
dan kepentingan yang berlainan . Hal itu membentuk potensi
konflik mengenai sumber daya .
2.
Sumber daya dalam organisasi terbatas , sehingga sering
mengubah potensi konflik sumber daya menjadi konflik nyata .
Jika sumber daya itu berlimpah , semua anggota yang beraneka ragamdalam organisasi dapat
memenuhi sasaran mereka . Tetapi , karena sumberdaya terbatas , tidak semua kepentingan dapat
dayaorganisasi .
5
3.Terjadi ambiguitas dalam hasil kinerja anggota dan penilaian yang tidak
objektif pada masing masing-masing anggota .
Pengawasan diri yang tinggi lebih peka terhadap isyaratsosial sehingga lebih
semakin besar kerugian yang dialami orang itu jika didepak keluar .
semakin dia siap menanggung resiko atas tindakan politiknya yang tidak
sah.
3. Besarnya kemungkinan individu untuk sukses
Jika individu mempunyai harapan kecil untuk sukses dalam menggunakan
cara yang tidak sah , kemungkinan kecil ia akan mencoba cara itu .
2. FAKTOR ORGANISASI
6
Situasi dan budaya tertentu meningkatkan politik .
Situasi tertentu seperti :
1.
2.
Bila terdapat kesempatan untuk promosi
•
Budaya yang dicirikan dengan :
1. Kepercayaan rendah
Kepercayaan rendah
politik yang tidak sah . Jadi, kepercayaan yang tinggi seharusnya menekan
tingkat perilaku politik secara umum dan menghambat tindakan tidak sah
secara khusus .
2. Ambiguitas peran
sedikit batas atas lingkup dan fungsi tindakan politik karyawan . Semakin
manajer .
permainan politik .
menyebabkan :
Hal ini karena sebagian besar orang memiliki keterampilan polotik yang
sederhana atau tidak ingin bermain politik .
2. Meningkatnya kecemasan
Bila orang memahami politik sebagai ancaman dan bukan sebagai peluang
c. Berlagak bodoh
e. Menunda-nunda
2. Menghindari penyalahan
a. Bermanis-manis
b. Bermain aman
c. Membenarkan
e. Memanipulasi informasi
3. Menghindari perubahan
a. Pencegahan
9
b. Proteksi diri
EKNIK-TEKNIK MANAJEMEN KESAN
1. Kecocokan
Setuju denngan pendapat orang lain dengan harapan mendapat persetujuan
darinya .
2. Dalih
Menjelaskan kejadian sulit yang dapat diperkirakan dengan maksud
meminimalkan keparahan dampak kesulitan itu .
3. Permintaan maaf
Bentuk tanggung jawab
• Konflik organisasi. Konflik yang terjadi anatara unit organisasi yang bersifat struktural maupun
fungsional.
Jenis konflik ditinjau dari fungsinya, yaitu:
• Konflik konstruktif, adalah konflik yang memiliki nilai positif bagi pengembangan organisasi.
• Konflik destruktif, adalah konflik yang berdampak negatif bagi pengembangan organisasi.
Jenis konflik ditinjau dari segi intasionalnya, yaitu:
• Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan dalam organisasi. Tidak jarang kebutuhan
dan keinginan karyawan bertentangan atau tidak sejalan dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi.
Hal ini bisa memunculkan konflik.
• Konflik peranan dengan peranan. Setiap karyawan organisasi memiliki peran yang berbeda-beda dan
ada kalanya perbedaan peran tiap individu tersebut memunculkan konflik karena setiap individu
berusaha untuk memainkan peran tersebut dengan sebaik-baiknya.
• Konflik individu dengan individu lainnya. Konflik seringkali muncul jika seorang individu berinteraksi
dengan individu lain, disebabkan oleh latar belakang, pola pikir, pola tindak, kepribadian, minat,
persepsi, dan sejumlah karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Jenis konflik ditinjau dari segi materi/masalah yang menjadi sumber konflik, yaitu:
• Konflik tujuan. Adanya perbedaan tujuan antar individu, kelompok, atau organisasi bisa memunculkan
konflik.
• Konflik peranan. Setiap manusia memiliki peran lebih dari satu. Peran yang dimainkan, yang jumlahnya
banyak tersebut, seringkali memunculkan konflik.
• Konflik nilai. Nilai yang dianut seseorang seringkali tidak sejalan dengan sistem nilai yang dianut
organisasi atau kelompok. Hal ini berpotensi untuk memunculkan konflik.
• Konflik kebijakan. Konflik ini muncul karena seorang individu atau kelompok tidak sependapat dengan
kebijakan yang ditetapkan organisasi (depdikbud, 1981).
Mastenbroek (1987) membagi konflik ini menjadi empat, yaitu:
• Instrumental conflicts
Konflik terjadi karena adanya ketidaksepahaman antar komponen dalam organisasi dan proses
pengoperasiannya.
• Socio-emotional conflicts
Konflik ini berkaitan dengan identitas, kandungan emosi, citra diri, prasangka dan lambang-lambang
tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan lainnya.
• Negotianting conflicts
Konflik negosiasi adalah ketegangan-ketegangan yang dirasakan pada waktu proses negosiasi terjadi,
baik antar individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok.
• Power and dependency conflicts
Konflik kekuasaan dan ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi, misalnya
pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.
Penyebab konflik ada bermacam-macam. Beberapa sebab yang penting adalah sebagai berikut:
1. Saling bergantungan. Saling bergantung dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau
lebih saling membutuhkan satu sama lain guna menyelesaikan tugas.
2. Perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan yang ada di antara satu bagian dengan bagian lain, seperti unit
produksi yang bertujuan semaksimal mungkin biaya produksi dan mengusahakan sesedikit mungkin
kerusakan produk, sementara bagian penelitian dan pengembangan berurusan dengan pengmbangan
ide-ide baru untuk mengubah dan mengembangkan produk yang berhasil secara komersial. Hal ini dapat
menjadi potensi konflik.
3. Perbedaan persepsi. Dalam menghadapi suatu masalah, jika terjadi perbedaan persepsi maka hal itu
dapat menyebabkan munculnya konflik.
12
Menurut Smith, Mazzarella dan Piele (1981), sumber terjadinya konflik adalah:
• Masalah komunikasi, yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur
komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
• Struktur organisasi, yang secara potensial dapat memunculkan konflik. Tiap departemen/fungsi dalam
organisasi mempunyai tujuan, kepentingan dan program sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan
yang lain.
• Faktor manusia. Sifat dan kepribadian manusia satu dengan yang lain berbeda dan unik. Hal ini
berpotensi memunculkan konflik.
III. Kesimpulan
Demikianlah penjelasan singkat tentang manajemen konflik. Dengan memahami pentingnya konflik
dalam pandangan kontemporer paling tidak mendorong pimpinan untuk menciptakan konflik menjadi
sebuah dinamika yang sehat yang dapat mengarah kepada pencapaian kinerja individu yang optimal
yang pada gilirannya akan mendukung pencapaian kinerja organisasi secara keseluruha. Dan pastinya di
harapkan lebih memahami bagaimana penempatan strategi-strategi negosiasi dalam suatu konflik,
untuk menghasilkan kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak
terpisahkan, karena yang satu tdak dapat hidup tanpa yang lain. Para
manajer
jaman sekarang harus mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan
politik, jika mereka mau hidup terus dan berhasil.
14
untuk mengejar keinginan dan maksud orang lain. Apa yang menarik orang
mencari kekuasaan? Kadang-kadang hal itu antara lain disebabkan karena
orang
ingin memanipulasi atau mengendalikan orang lain dalam organisasi.
Atau, ada
juga orang yang haus akan ketaatan dan kepatuhan dari orang lain
menuruti
segala perintahnya. Atau memiliki hasrat besar untuk selalu dicap
berjasa.
Bagi sementara orang, situasi kerja merupakan satu-satunya tempat
dimana
mereka dapat memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
Ciri pokok kekuasaan seperti yang kita kenal dalam perusahaan industri
sekarang ini ialah penggunaan orang-orang dan kelompok-kelompok untuk
tujuan
dan maksud tertentu. Banyak orang merasa bahwa kekuasaan merupakan
semacam
proses menang kalah. Tetapi ini merupakan suatu kesalahpahaman, karena
15
Latar belakang dan pola gerak-gerik yang dialami dan diperlihatkan oleh
para
manajer dan eksekutif menarik untuk diselidiki. Dalam banyak kejadian,
tetapi tidak semua, kehidupan di rumah atau pengalaman dalam hubungan
kelompok jauh sebelum mereka masuk sekolah, mempunyai sangkut paut erat
Orang yang baru lulus perguruan tinggi harus belajar membina hubungan,
persekutuan, dan koalisi dengan atasan, rekan-rekan sekelompok, dan
bawahannya. Mereka yang telah memegang peranan kepemimpinan dapat
segera
mengasah teknik-teknik politik mereka supaya lebih tajam dengan
mempelajari
tipudaya-tipudaya berikut ini dengan seksama.
anda
sendiri.
Bila anda semakin memahami prinsip dan perasaan atasan anda, anda akan
semakin menyadari bahwa atasan anda selalu berusaha, dengan cara yang
halus,
merangsang keluar nilai-nilai dan pendapat anda tentang segala macam
soal
yang kontroversial. Masalah-masalah nasional dan internasional
sehubungan
dengan agama, kebijakan ekonomi, politik, atau konflik rasial,
merupakan
subyek-subyek favorit yang suka dibicarakan oleh para atasan dengan
bawahan
mereka untuk bertukar pikiran. Jika anda berpegang teguh pada prinsip
anda
dan mengutarakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat atasan anda
Untuk menghadapi rekan manajer di tingkat yang sama dalam bagian anda
sendiri, permainan politik anda menuntut strategi yang sangat halus.
21
Sudah
jelas bahwa faktor-faktor seperti umur, masa kerja dalam suatu bagian,
jumlah bawahan yang dimanajemeni, tingkat tanggung> jawab, jenis
sumbangan
yang diberikan kelompok anda pada organisasi, hubungan pribadi dengan
kepala
bagian, jumlah lowongan yang tersedia di atas posisi anda, tokoh-tokoh
yang
ada sangkut pautnya dengan kapan, dimana, dan bagaimana anda harus
mengadakan gerakan selanjutnya. Anda juga harus memikirkan waktu dan
pemilihan waktu yang kerapkali diabaikan. Banyak orang yang ambisius
dan
tidak sabar cenderung memperlihatkan keinginan dan maksud terlalu cepat
untuk menerima atasan anda sebagai orang yang baik, entah ia baik atau
tidak. Jika atasan anda bingung dan kemudian agagal, tak ada untungnya
untuk
menikam dia dari belakang. Biasanya bukan orang yang telah "memberikan
ciuman maut" yang menggantikan orang yang telah dibunuhnya, melainkan
manajer yang telah membangun persekutuan dan menunjukkan kepercayaan
serta
loyalitas kepada rekan dan atasannya yang telah meninggal itu. Judas
tidak
akan pernah memenangkan hadiah atau promosi, karena ia tidak hanya
menghianati atasannya, tetapi juga dirinya sendiri.
4--Memanfaatkan bawahan.
banyak dan semakin baik kepada manajer mereka. Informasi yang segar dan
23
tepat waktu ini perlu sekali bagi manajer yang secara politis ambisius,
jika
ia ingin berhasil menikmati kedudukan dan kekuasaan yang lebih besar.