PADA MESIN MITSHUBISHI DIESEL L. 300 PROYEK AKHIR Disusun dalam rangka menyelesaikan studi Diploma III Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : HADI MUSTAMIL NIM : 5203800015 Jurusan : Teknik Mesin D3 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005 ii ABSTRAK Hadi Mustamil. 2004. Analisis Tenaga Mesin Berkurang Pada Mesin Mitshubishi Diesel L 300. Proyek Akhir. Jurusan Teknik Mesin. Program Studi D3 Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Garis besar laporan proyek akhir ini membahas tentang prinsip kerja motor Diesel empat tak dan kerusakan pada bagian mesin tentang analisis tenaga mesin berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 dimana konstruksi mesin Mitshubishi Diesel L 300 sama dengan mesin Diesel pada umumnya. Mesin yang digunakan pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 merupakan suatu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting, yaitu sistem yang mengubah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran kemudian diubah menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik (reciprocal) dari torak (piston) menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol. Keausan pada komponen-komponen mesin seperti torak (piston) aus, pegas torak (piston ring) aus, dinding silinder aus dan lain sebagainya akan membuat tenaga mesin berkurang karena tekanan kompresi bocor melewati celah antara silinder dan dinding silinder dan minyak pelumas dari panci minyak pelumas bocor ke ruang bakar yang menyebabkan kerak didalam ruang bakar. Gangguan tenaga mesin berkurang dapat diatasi dengan melakukan pengamatan, perbaikan, dan penggantian komponen mesin yang sudah aus. Keausan komponen mesin yang melebihi batas harus diganti dengan komponen yang baru dan jika masih didalam batas diperbaiki. Simpulan yang dapat diambil dari laporan proyek akhir ini adalah mesin (engine) terdiri dari beberapa komponen seperti torak (piston), pegas torak (piston ring), mekanisme katup (valve mekanism) dan lain sebagainya. Komponen pada mesin akan mengalami keausan oleh sebab itu harus dilakukan perawatan dan juga penyetelan pada komponen-komponen mesin secara teratur. Saran-saran yang diberikan adalah melakukan perawatan mesin dan penyetelan komponenkompoenen pada mesin dengan cara pemeriksan secara visual maupun pengukuran pada komponen-komponen mesin yang harus diperbaiki atau diganti. Kata kunci : Analisis tenaga mesin berkurang, tune up, Mitshubishi Diesel L 300. ] iii LEMBAR PENGESAHAN Proyek akhir tahun 2004 dengan judul “Analisis Tenaga Mesin Berkurang Pada Mitsubishi Diesel L 300”. Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia Ujian Proyek Akhir Universitas Negeri Semarang, pada : Hari : Selasa Tanggal : 11 Januari 2005 Panitia: Ketua Sekretaris Drs. Supraptono, M.Pd Drs. Wirawan Sumbodo. M.T NIP.1311256645 NIP. 131876223 Pemmbimbing I Penguji I Drs. Wirawan Sumbodo, MT Drs. Wirawan Sumbodo,MT NIP. 131876223 NIP. 131876223 Pembimbing II Penguji II Heri Yudiono, S.Pd, MT Heri Yudiono, S.Pd, MT NIP. 132058804 NIP. 132058804 Mengetahui Dekan Fakultas Teknik Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Jadilah seperti pohon yang dilempar orang dengan batu, tetapi ia menggugurkan buah mereka. (Syaikh Hasan Al Banna) 2. Janganlah cepat puas pada suatu kelebihan, tetapi dengan kelebihan itu hendaknya membuat kita semakin kecil 3. Ingatlah masa susahmu disaat masa senangmu, dan ingatlah masa senagmu disaat masa susahmu. 4. Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir melainkan dari proses perjuangan. PERSEMBAHAN: Laporan proyek akhir ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta, atas segala doa dan kasih sayang dan pengorbanannya yang tak mampu ananda balas. 2. Adik-adiku tercinta. 3. Teman teman angkatan 2000 v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dapat terselesaikan. Penyusunan laporann Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu program mata kuliah Proyek Akhir dan juga merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Proyek Akhir beserta laporannya ini penulis mendapat bimbingan dan petunjuk dari beberapa pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES. 2. Bapak Drs Pramono, Ketua Jurusan Teknik Mesin UNNES. 3. Bapak Drs Wirawan Sumbodo, M.T, Dosen Pembimbing I Proyek Akhir. 4. Bapak Heri Yudiono, M.T, Dosen Pembimbing II Proyek Akhir. 5. Bapak Hadromi, M.T, Kepala Laboratorium Teknik Mesin UNNES. 6. Bapak Drs Widi Widayat, Dosen Pembimbing Lapangan Proyek Akhir. 7. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Mesin UNNES. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Proyek Akhir. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Proyek Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna, maka kritik dan saran untuk membangun sangat vi penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan Laporan Proyek Akhir ini dan semoga Laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan. Wassalamu,alaikum wr.wb. Semarang, Januari 2005 Penulis vii DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL .................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar belakang masalah ............................................................... 1 B. Permasalahan............................................................................... 3 C. Tujuan ......................................................................................... 3 D. Manfaat ....................................................................................... 4 E. Sistematika laporan ..................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6 A. Prinsip kerja motor Diesel ........................................................... 6 I. PRINSIP KERJA MOTOR DIESEL EMPAT LANGKAH .......... 9 II. KELENGKAPAN MESIN DIESEL ............................................ 11 1. Komponen statis .................................................................... 12 a. Blok silinder .................................................................... 12 viii b. Bak engkol (carter) .......................................................... 13 c. Kepala silinder (cylinder head) ........................................ 14 2. Komponen Dinamis ............................................................... 15 a. Torak (piston) .................................................................. 15 b. Ring torak (piston ring) .................................................... 17 c. Batang torak (connecting rod) .......................................... 19 d. Pena torak (piston pin) ..................................................... 20 e. Katup dan mekanisme katup (valve mecanism) ................ 21 f. Poros engkol (crankshaft) ................................................ 23 g. Roda gila (fly wheel) ........................................................ 24 h. Timming gear atau timming belt ....................................... 25 III. MACAM-MACAM MESIN DIESEL .................................................. 26 1. Ruang bakar langsung atau injeksi langsung(direct injection) 26 2. Ruang bakar tak langsung atau injeksi tak langsung (indirect injection) ................................................................. 28 a. Tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber). 28 b. Tipe ruang bakar kamar pusar (swirl chamber type) ......... 29 IV. SPESIFIKASI MESIN ......................................................................... 31 1. Susunan silinder ..................................................................... 31 a. Tipe segaris (in-line type) ................................................. 31 b. Tipe V .............................................................................. 32 c. Tipe horizontal (m,emndatar) berlawanan ........................ 32 2. Lubang silinder dan langkah .................................................. 33 ix a. Mesin langkah toraknya lebih panjang dari diameter silinder 33 b. Mesin langkah toraknya lebih pendek dari diameter silinder 34 3. Volume langkah (piston displacement) .................................. 35 4. Mekanisme katup ................................................................... 38 a. Cara kerja mekanisme katup ............................................ 39 BAB III ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA .......... 40 A. TROUBLE SHOOTING TENAGA MESIN BERKURANG ......... 40 I. Daya atau tenaga mesin berkurang disertai tekanan kompresi ... 40 a. Pada kepala silinder ............................................................ 40 b. Pada mekanisme katup ........................................................ 41 c. Pada komponen mesin ........................................................ 45 A. ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA ...... 46 a. Pada kepala silinder ............................................................ 46 b. Pada mekanisme katup ........................................................ 47 c. Pada komponen mesin ........................................................ 52 B. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN ................... 55 1. Pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder ......................... 55 2. Pemeriksaan dan penyetelan celah katup ............................. 57 3. Mengukur tinggi puncak poros bubungan............................ 58 4. Mengukur tegangan pegas katup ......................................... 59 5. Memeriksa persinggungan katup dan dudukan katup ........... 61 6. Pemeriksaan dan perbaikan celah pegas torak ..................... 62 7. Pemeriksan dan perbaikan dinding silinder ......................... 64 x BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 72 A. KESIMPULAN ........................................................................... 72 B. SARAN ....................................................................................... 72 DAFATAR PUSTAKA ................................................................................ 74 LAMPIRAN ................................................................................................. 75 xi DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Prinsip kerja motor Diesel empat langkah .................................... 11 Gambar 2. Konstruksi blok silinder ............................................................... 13 Gambar 3. Konstruksi bak engkol ................................................................. 14 Gambar 4. Konstruksi kepala silinder ............................................................ 15 Gambar 5. Konstruksi torak (piston) ............................................................. 16 Gambar 6. Ring tora(piston ring) .................................................................. 18 Gambar 7. Batang torak (connecting rod)...................................................... 19 Gambar 8. Pena torak (piston pin) ................................................................. 20 Gambar 9. Penghubung mekanisme katup dengan timming belt .................... 23 Gambar 10. Poros engkol dan roda gila ......................................................... 25 Gambar 11. Timming gear dan timming belt .................................................. 26 Gambar 12. Macam-macam ruang injeksi langsung ...................................... 27 Gambar 13. Kontribusi tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber)29 Gambar 14. Kontribusi tipe ruang bakar kamar pusat (swirl chamber .. r type) 30 Gambar 15. Susunan silionder tipe segaris (in-line type) ............................... 31 Gambar 16. Susunan silinder tipe V (V- shape) .............................................. 32 Gambar 17. Susunan silinder tipe horizontal ................................................. 33 Gambar 18. Long stroke engine ..................................................................... 34 Gambar 19. short stroke engine ..................................................................... 35 Gambar 20. Mengukur diameter silinder ....................................................... 36 Gambar 21. Mekanisme katup tipe OHV-SOHC ........................................... 39 xii Gambar 22. Persinggungan poros bubungan dengan lifter (penganngkat katup) 42 Gambar 23. Keausan katup ........................................................................... 43 Gambar 24. Mengukur kerataan kepala silinder............................................. 56 Gambar 25. Penyetelan katup. ...................................................................... 58 Gambar 26. Mengukur tinggi bubungan ........................................................ 59 Gambar 27. Mengukur panjang pegas ........................................................... 60 Gambar 28. Pengukur tegangan katup ........................................................... 60 Gambar 29. Persinggungan kepala katup dengan dudukannya ....................... 62 Gambar 30. Mengukur celah ring atau pegas torak ........................................ 63 Gambar 31. Mengukur diameter dinding silinder dan diameter torak ............. 65 xiii DAFTAR TABEL HAL Tabel 1. Analisis gangguan tenaga mesin berkurang dan cara mengatsinya ... 66 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Spesifikasi mesin Mitshubishi L 300 ......................................... 75 Lampiran 2. Penampang mesin Mitshubishi L 300 ........................................ 78 Lampiran 3. Surat tugas pembimbing ............................................................ 80 Lampiran 4. Surat tugas penguji .................................................................... 81 xv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan. Dunia pendidikan Sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya dibidang teknik mesin khususnya otomotif, salah satunya engine stand Mitshubishi Diesel L 300. Mitshubishi L 300 adalah jenis kendaraan yang diproduksi oleh mitshubishi jenis Diesel, sedangkan mitshubishi L 300 bensin didalam buku terdapat tambahan GS (gasoline) yaitu Mitshubishi L 300 GS (Mitshubishi L 300 jenis bensin). Mesin Mitshubishi L 300 didalamnya terdapat beberapa sistem, antara lain adalah sistem penggerak atau penghasil tenaga yaitu mesin(engine), sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem pengisian dan mengenai sistem kerja mesin (engine). xvi Mesin Diesel L 300 yang digunakan pada mobil Mitshubishi L 300 merupakan salah satu jenis motor bakar torak. Mesin (engine) merupakan salah satu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting dalam sebuah kendaraan atau mobil, yaitu sebagai sistem yang mengubah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar kemudian diubah menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik (reciprocal) menjadi gerak putar (rotasi). Motor dalam melakukan pengubahan tenaga panas menjadi tenaga penggerak ini dilakukan dalam mesin itu sendiri, sehingga disebut sebagai mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Roda-roda suatu kendaraan yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara dan sebagainya dibutuhkan tenaga dari dalam. Sumber tenaga dari dalam disebut mesin, salah satunya mesin Mitshubishi Diesel L 300. Proyek akhir ini akan memaparkan cara kerja kemudian analisis dan cara mengatasi tenaga mesin berkurang pada Mitsubishi Diesel L 300, terutama pada mesin (engine). Hal-hal lain yang melatar belakangi pemilihan masalah ini adalah: Mesin merupakan sistem sangat penting dalam proses kerja, penggerak maupun penghasil tenaga dalam suatu kendaraan bermotor maupun mobil. Mesin tersebut terdiri dari beberapa komponen, jika salah salah satu komponen mengalami keausan atau kelengkungan yang disebabkan oleh kerja dan panas maka akan timbul gangguan dalam mesin seperti tenaga berkurang yang disebabkan oleh beberapa sebab seperti ring piston aus, kepala xvii silinder dan permukaan blok silinder yang sudah melengkung sehingga menyebabkan gas bocor dan tenaga mesin yang dihasilkan kurang optimal. B. PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan proyek akhir ini adalah : Bagaimana cara kerja mesin (engine) khususnya mesin Diesel empat langkah yang digunakan pada Mitshubishi L 300 serta kelebihan dan kekurangan mesin Mitshubishi Diesel L 300 dibandingkan dengan motor Diesel lainnya? Bagaimana menganalisis dan cara mengatasi gangguan jika tenaga mesin pada Mitshubishi Diesel L 300 berkurang? C. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proyek akhir ini adalah : Untuk menjelaskan bagian-bagian, cara kerja mesin (engine) serta kelebihan dan kekurangan mesin Mitshubishi Diesel L 300 dibandingkan dengan motor Diesel lainnya. xviii Untuk menjelaskan gangguan-gangguan dan bagaimana cara mengatasi tenaga mesin yang berkurang khususnya pada bagian mesin (engine) mitshubishi diesel L 300. MANFAAT Manfaat yang diharapkan dalam penulisan laporan proyek akhir ini adalah : Dapat memperdalam teori tentang mesin (engine) seperti konstruksi, cara kerja mesin, komponen-komponen mesin, khususnya pada mesin Diesel Mitshubishi L 300. Dapat menganalisa dan mengatasi gangguan mesin, jika tenaga mesin berkurang. Mengetahui kelebihan dan kelemahan motor Diesel yang digunakan pada Mitshubishi L 300 dibandingkan motor Diesel lainnya. SISTEMATIKA PENULISAN Penyusunan proyek akhir dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bagian awal yang berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran. Bagian kedua adalah merupakan bagian utama atau isi dari penulisan proyek akhir ini, yang terdiri dari tiga bab : xix Bab 1 : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan, manfaat, sistematika laboran. Bab II : Kajian teori, yang meliputi cara kerja khususnya motor Diesel 4 langkah, komponen-komponen dari mesin baik komponen statis dan komponen dinamis, kelebihan dan kelemahan motor Mitshubishi Diesel L 300 dibandingkan dengan motor motor Diesel lainnya. Bab III : Analisis gangguan dan cara mengatasi bila tenaga mesin berkurang, khususnya mengenai mesin (Engine). Pembongkaran dan perakitan komponen penyebab kerusakan tenaga mesin berkurang seperti pembongkaran dan perakitan ring piston sudah aus dan lain sebagainya. Bab IV : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran- saran dan bagian akhir yang terdiri dari atas daftar pustaka dan lampiran yang mendukung penjelasan laporan proyek akhir ini. xx BAB II LANDASAN TEORI Prinsip Kerja Motor Diesel Motor bakar ada dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion angine) dan motor pembakaran luar (external combustion engine), contoh motor pembakaran luar (external combustion engine) adalah mesin uap, mesin turbin dan lain sebagainya, contoh motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor Diesel, motor bensin dan lainya. Jenis mobil atau kendaraan didasarkan atas mekanisme pembakaran yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu motor Diesel dan motor bensin (motor pembakaran dalam). Mekanisme pembakaran motor Diesel dikenal dengan sebutan penyalaan kompresi. Bahan bakar dikompresi sampai tekanan + 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) agar mencapai titik nyala dan bahan bakar terbakar dengan sendirinya, sedangkan motor bensin menggunakan mekanisme penyalaan dengan bunga api. Bahan bakar ditekan sampai tekanan tertentu yaitu : + 15 s/d 22 Kg/cm2 (Daryanto : 1995) kemudian diberi percikan bunga api dari busi agar terjadi proses pembakaran. Motor Diesel menggunakan bahan bakar solar selain pemakaiannya lebih hemat, bahan bakar solar juga lebih ramah lingkungan karena pada solar campuran timbel (timah hitam) yang menyebabkan polusi dan mengganggu saluran pernapasan lebih sedikit dibandingkan motor bensin, namun karena xxi perbandingan tekanan pada mekanisme penyalaan kompresi yang sangat tinggi dan memerlukan konstruksi yang lebih kokoh, pada umumnya harga mobil dengan menggunakan mesin Diesel lebih mahal dari pada mobil dengan menggunakan motor bensin untuk kelas yang sama. Roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan jalan, udara, dan lain sebagainya. Sumber yang menghasilkan tenaga disebut mesin.. motor bakar torak merupakan sebutan dari mesin yang dapat mengubah tenaga panas, listrik, angin atau sumber tenaga lainnya menjadi tenaga mekanik. Mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik disebut motor bakar. Mesin (engine) yang digunakan pada mobil, merupakan salah satu rangkaian komponen (sistem) yang sangat penting yaitu sebagai sistem yang mengubah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran kemudian diubah menjadi kerja melalui mekanisme dengan gerak translasi lurus bolak-balik (reciprocal) dari torak (piston) menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol (cankshaft). Mesin yang tenaganya digunakan pada mobil harus kompak, ringan dan mudah ditempatkan pada ruangan terbatas. Mesin harus dapat menghasilkan kecepatan yang tinggi dan tenaga yang besar, mudah dioperasikan dan sedikit menimbulkan bunyi, oleh sebab itu mesin bensin dan mesin Diesel umumnya lebih banyak digunakan pada kendaraan atau mobil. Keuntungan mesin Diesel dibandingkan dengan motor bensin secara umum : xxii a. Mesin Diesel mempunyai efisiensi panas yang besar, hal ini berarti bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis dari pada motor bensin. b. Mesin Diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan penyalaan elektrik (electrik igniter) untuk membantu pembakaran sehingga kesulitan lebih kecil dari pada motor bensin. c. Kecepatannya lebih rendah dibandingkan dengan motor bensin. Kerugian motor Diesel dibandingkan dengan motor bensin secara umum : a. Tekanan pembakaran maksimum hampir dua kali motor bensin 25 s/d 32 Kg/cm2 (Daryanto 1995), hal ini menyebabkan getaran dan suara motor Diesel lebih besar. b. Tekanan pembakaran yang lebih tinggi, maka motor Diesel harus dibuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan struktur bahan yang lebih kuat, hal ini menyebabkan getaran dan struktur bahan yang lebih kuat, hal ini menyebabkan pembuatannya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan motor bensin. c. Motor Diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi yang menyebabkan harganya mahal dan memerlukan perawatan serta pemeliharaan yang cermat dibandingkan dengan motor bensin. Motor Diesel diciptakan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada tahun 1898 dua puluh dua tahun setelah penemuan motor gas empat langkah oleh Nikolaus Otto (Permana Danu, 1997). Motor Diesel empat langkah pada dasarnya mempunyai konstruksi yang sama dengan motor bensin, keduanya xxiii mempunyai torak (piston) yang dilengkapi ring piston dan bergerak bolak balik didalam silinder. Ruang bakar kedua jenis mesin ini terletak dibagian atas dari silinder. Bahan bakar pada motor Diesel, solar bercampur dengan udara setelah berada dalam ruang bakar, sedangkan pada motor bensin bahan bakar atau bensin bercampur dengan udara terjadi sebelum didalam silinder atau ruang bakar yaitu di dalam karburator. I. PRINSIP KERJA MOTOR DIESEL EMPAT LANGKAH : a. LANGKAH HISAP Pada langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Torak (piston) membentuk kevakuman didalam silinder seperti pada motor bensin. Torak (piston) bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah dan pada langkah ini hanya katup hisap yang terbuka dan memungkinkan udara masuk ke dalam silinder dan katup buang tertutup selama langkah hisap ini. b. LANGKAH KOMPRESI Pada langkah kompresi, torak (piston) bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas, dan pada saat langkah kompresi ini kedua katup dalam keadaan tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik dengan temperatur sekitar 5000 C sampai 8000 C. c. LANGKAH PEMBAKARAN Pada langkah pembakaran, udara yang terdapat didalam silinder didorong oleh torak (piston) ke dalam ruang bakar yang xxiv terdapat di bagian atas masing-masing silinder, pada saat akhir langkah pembakaran nozzle menyemprotkan bahan bakar dan kemudian campuran bahan bakar dan udara selanjutnya terbakar oleh panas yang dibangkitkan oleh tekanan panas yang dibangkitkan oleh tekanan energi pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan torak (piston) terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong torak (piston) ke bawah diteruskan ke batang torak (connecting rod) kemudian diteruskan ke poros engkol (crankshaft) dan mengubah dari gerak translasi lurus bolak balik menjadi gerak putar (rotasi) untuk memberi tenaga pada mesin. d. LANGKAH BUANG Pada langkah buang, piston menuju dari titik mati bawah menuju titik mati atas. Pada langkah buang ini hanya katup buang yang terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan melalui katup buang. Gas akan terbuang habis pada saat torak (piston) mencapai titik mati atas, setelah proses langkah buang dimulai lagi langkah hisap, begitu seterusnya. Proses ini terjadi berulang-ulang. Selama, mesin menyelesaikan empat langkah (langkah hisap, kompresi, pembakaran, buang) poros engkol (crankshaft) berputar dua kali dan menghasilkan satu kali pembakaran (tenaga), atau juga disebut motor Diesel empat langkah. xxv Gambar 1. Prinsip kerja motor Diesel empat langkah a. Langkah Hisap b. Langkah Kompresi c. Langkah Pembakaran d. Langkah Buang II. KELENGKAPAN MESIN DIESEL Komponen-komponen didalam mesin terbagi menjadi dua macam yaitu komponen statis dan komponen dinamis. Nozzle Katup hisap (intake vakve) Silinder (cylinder) Torak (piston) Connecting rod Poros engkol (crank shaft) Ruang bakar tambahan Katup buang (exhaust valve) xxvi 1. Komponen Statis adalah komponen yang tidak dapat bergerak. Komponen statis motor Diesel sedikit berbeda dari motor bensin karena tekanan kompresi pada motor Diesel lebih tinggi dan getaran pada motor Diesel lebih besar dari pada getaran pada motor bensin. Komponenkomponen statis motor Diesel antara lain : a. Blok silinder (cylinder block) Blok silinder (cylinder Block) dibuat dari besi tuang, bentuknya menyerupai blok silinder (cylinder block) pada motor bensin. akan tetapi kekuatannya lebih besar dan tahan terhadap temperatur, tekanan dan getarannya lebih tinggi dan akibatnya menjadi lebih berat. Blok silinder (cylinder block) merupakan tempat bertumpunya komponen motor yang lainnya. Torak (piston) meluncur didalam silinder dimana berjenis basah, yaitu air pendingin langsung melewati bagian belakang liner. Dewasa ini blok silinder (cylinder block) dibuat dari paduan khusus yang tahan terhadap keausan karena gesekan. xxvii Gambar 2. Konstruksi blok silinder b. Bak engkol (carter) Bak engkol (carter) merupakan kelanjutan dari blok silinder (cylinder block) yaitu bagian dibawah blok silinder (cylinder block). Bak engkol dibuat dari besi tuang, baja tuang, atau paduan alumunium tuang, kadang-kadang bak engkol dibuat menjadi satu dengan blok silinder yaitu sebagai panci minyak pelumas (oil carter). Panci tersebut dipasang pada blok silinder xxviii (cylinder block) bagian bawah dengan terlebih dahulu diberi gasket untuk mencegah kebocoran minyak pelumas. Gambar 3. konstruksi bak engkol (carter) c. Kepala silinder (cylinder head) Kepala silinder (cylinder head) pada motor Diesel kekuatannya harus sama dengan yang lainya. Kepala silinder (cylinder head) ini juga harus lebih berat dan lebih tahan terhadap tekanan pembakaran yang lebih tinggi dan juga tahan terhadap getaran. Kepala silinder (cylinder head) pada motor Diesel menggunakan baut yang lebih banyak dari pada kepala silinder (cylinder head) pada motor bensin agar memastikan hubungan yang sempurna diantara kepala silinder (cylinder head) dengan blok silinder (cylinder block). xxix Gambar 4. Konstruksi kepala silinder a. Tutup kepala silinder b. Kepala silinder c. Baut kepala silinder d. Timming belt 2. Komponen Dinamis Komponen Dinamis adalah komponen mesin yang dapat bergerak. Komponen-komponen dinamis pada motor Diesel adalah : a. Torak (piston) Torak (piston) dibuat dari bahan yang ringan tetapi kuat, tahan aus dan tahan suhu tinggi, pada umumnya yaitu paduan alumunium, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan dengan materialnya. Torak (piston) pada mesin xxx Diesel dibuat tahan terhadap panas dan tekanan yang lebih tinggi dari pada torak (piston) mesin bensin. Torak (piston) dipasangkan pada batang torak (piston) dengan dijamin oleh pena torak (piston). Torak (piston) bergerak naik turun didalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran dan pembuangan. Fungsi utama torak (piston) untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crankshaft) melalui batang torak (connecting rod). Bagian atas torak (piston) dibuat potongan untuk mencegah benturan torak (piston) dengan katup, pada tipe injeksi langsung (direct injection) potongan ini juga berfungsi ruang bakar. Gambar 5. Konstruksi torak (piston) Tipe ruang bakar kamar depan Ruang bakar utama Rumah pena torak Ring oli Kepala torak Ring kompresi xxxi b. Ring Torak (piston ring) Agar torak (piston) dapat bergerak naik turun dalam silinder dengan gesekan yang sangat kecil maka antara torak (piston) dan silinder harus terdapat kelonggaran yang cukup. Semakin besar kelonggaran tersebut maka semakin mudah bagi torak (piston) untuk bergerak naik turun tetapi kelonggaran tersebut mengakibatkan kebocoran gas pembakaran bahan bakar dan juga minyak pelumas dari panci pelumas (carter) masuk ke dalam ruang bakar yang mengakibatkan minyak pelumas ikut terbakar yang dapat mengakibatkan tenaga mesin menjadi berkurang. Diameter luar ring torak (piston ring) sedikit lebih besar dibandingkan dengan torak (piston) itu sendiri, maka ketika terpasang pada torak (piston), ring torak (piston ring) yang mempunyai sifat pegas dan elastis menyebabkan mengembang sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder. Ring torak (piston ring) jenisnya ada dua yang masingmasing mempunyai fungsi yang berbeda yaitu ring kompresi (compression ring) dan ring oli (oil ring). Ring kompresi (compression ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran gas didalam ruang bakar terutama selama langkah kompresi dan xxxii mencegah minyak pelumas dari panci minyak pelumas masuk ke dalam ruang bakar, sedangkan ring oli (oil ring) berfungsi untuk membantu pelumasan torak (piston) dan dinding didalam silinder. Ring kompresi (compression ring) juga berfungsi memindahkan panas dari torak (piston) ke dinding silinder. Gambar 6. Ring torak (piston ring) c. Batang Torak (connecting rod) Batang torak (connecting rod) menghubungkan torak (piston) dengan poros engkol (crankshaft) sehingga gerakan torak (piston) yang tadinya gerak translasi lurus bolak-balik (reciprocal) kemudian diturunkan ke poros engkol (crankshaft) diubah menjadi gerak putar atau rotasi. Bagian dalam batang piston (connecting rod) berlubang yang berfungsi sebagai saluran minyak pelumas untuk pelumasan. Pada ujung batang piston (connecting rod) Ring torak (piston ring) xxxiii dipasang (busing) silinder sebagai bantalan pen piston yang dibuat dari perunggu timah hitam atau perunggu phosfor. Pangkal batang piston (connecting rod) dibuat terbagi menjadi dua bagian tempat dipasang bantalan-bantalan pena poros engkol (crankshaft). Gambar 7. Batang torak (connecting rod) a. Bagian ujung kecil atau rumah pena torak (small end) a b c d Small end Connecting rod bearing Big end Oil hole Connecting rod cap xxxiv b. Batang torak (connecting rod) c. Bantalan batang torak (connnecting rod bearing) d. Tutup Batang torak (connecting rod cap) d. Pena Torak (piston pin) Pena torak (piston pin) menghubungkan torak (piston) dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak (connecting rod), dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada torak (piston) ke batang torak (connecting rod). Pena torak (piston pin) berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bushing pena torak (piston pin boss). Pena torak (piston pin) ditahan oleh dua buah pengunci (snap ring) pada kedua ujungnya. xxxv Gambar 8. Pena torak (piston pin) e. Katup dan Mekanisme Katup (valve mecanism) Katup ada dua macam jika dilihat dari fungsinya yaitu : katup masuk dan katup buang. Bahan dan kedua katup tidak sama karena fungsinya berbeda. Katup masuk berdiameter lebih besar dari pada diameter katup buang, dikarenakan agar suplai udara yang masuk ke dalam ruang bakar bisa sebanyak mungkin, tetapi bahan katup buang lebih tahan terhadap suhu yang tinggi, khusus untuk bahan katup-katup motor Diesel harus tahan terhadap Small end Snap ring Pena torak (piston pin) xxxvi tekanan kompresi yang tinggi dari pada katup-katup untuk motor bensin. Katup secara tidak langsung digerakkan oleh putaran camshaft. Camshaft merupakan bagian poros yang berputar karena putaran poros engkol (crankshaft) yang dihubungkan melalui timming gear dengan timming chain atau timming belt dan pada Mitshubishi Diesel L 300 menggunakan penghubung jenis timming belt. Bubungan mengangkat batang pendorong mendorong sehingga batang pendorong akan menggerakkan tuas penggerak katup (rocker arm). Tuas katup akan menekan batang katup jika batang pendorong mendorong ke atas, akibatnya katup membuka. Katup menutup dengan sendirinya apabila tekanan tuas katup lepas karena batang katup dilengkapi dengan pegas. Katup masuk membuka dan menutup saluran masuk yaitu saluran pemasukan udara murni sedangkan katup buang membuka dan menutup saluran buang yaitu saluran pembuangan gas dari hasil sisa pembakaran. Pegas katup dibuat dari kawat baja yang kuat. Pegas katup berfungsi untuk mengembalikan katup pada posisi menutup setelah katup membuka. Pegas katup bekerja terus menerus selama mesin bekerja, maka lama kelamaan pegas menjadi berkurang kekuatannya. xxxvii Batang pendorong ditempatkan pada sebuah mangkok (tapet) yang bersinggungan dengan bubungan, agar keausan mangkok (tapet) merata, maka mangkok dibuat sedemikian rupa sehingga garis tengah mangkok tidak berimpit dengan garis tengah bubungan dengan tujuan agar mangkok dapat berputar sedikit waktu terangkat oleh bubungan. xxxviii Gambar 9. Penghubung mekanisme katup pada Mitshubishi Diesel L 300 dengan menggunakan timming belt f. Poros Engkol (crankshaft) Poros engkol (crakshaft) dibuat dari bahan yang kuat yaitu baja tempa. Poros engkol berfungsi mengubah gerak translasi bolak-balik (reciprocal) dari torak (piston) menjadi putar atau rotasi. Poros engkol (crankshaft) menerima beban sangat besar sekali, maka poros engkol harus seimbang agar getaran yang xxxix dihasilkan kecil sekali. Poros engkol (crankshaft) supaya seimbang, maka bagian tertentu poros engkol (crankshaft) sengaja dilebihkan atau dikurangi dan gunanya sebagai penyeimbang (balancing) agar poros engkol (crankshaft) dapat berputar secara terus menerus dan teratur. g. Roda Gila (fly wheel) Roda gila (fly wheel) dipasang pada ujung poros engkol (crankshaft). Fungsi utama roda gila (fly wheel) adalah untuk menyimpan gaya lembam yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar pada langkah usaha, dengan dipasangnya roda gila (fly wheel) tersebut diharapkan putaran motor menjadi merata sehingga getaran yang timbul pada motor menjadi kecil. Roda gila juga dilengkapi dengan ring gear yang dipasangkan dibagian luar gunanya untuk perkaitan dengan gigi pinion (pinion gear) dari motor stater. Fungsi lain dari roda gila (fly wheel) adalah : 1. Membantu kenaikan kecepatan motor ketika mesin dihidupkan (start). 2. Mengantar torak (piston) sampai melewati tekanan kompresi ketika berputar pada putaran rendah (idle). 3. Membatasi kenaikan atau penurunan sesaat dari kecepatan putaran motor selama perubahan beban mendadak. xl Gambar 10. Poros engkol dan roda gila h. Timing Gear atau Timing Belt Timing gear atau timing belt yang ada pada bagian depan blok silinder (cylinder block) menggerakkan pompa injeksi (injection pump) dan poros bubungan (camshaft). Timing gear lebih banyak digunakan pada mesin Diesel tetapi kadang kadang menggunakan juga timing belt. Timing gear dibuat dari baja karbon atau baja khusus lainnya dengan pengerasan. Roda-roda giginya bersinggungan secara halus sehingga suaranya agak halus. Timing belt terbuat dari karet tahan panas dan gesekan. Timing belt bertahan sampai jarak tempuh + 100.000 km (seratus ribu kilo meter). xli Gambar 11. Timing gear dan timing Belt III. MACAM-MACAM MESIN DIESEL Ruang bakar mesin Diesel adalah merupakan bagian yang terpenting untuk menentukan kemampuan mesin Diesel. Ruang bakar mesin Diesel telah dikembangkan berbagai macam konfigurasi ruang bakar mesin Diesel untuk menjamin bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar dapat mengurai, mengabut dan bercampur rata dengan udara. Cara yang digunakan disini meliputi pembentukan saluran masuk pada kepala silinder sedemikian rupa sehingga udara berputar didalam silinder. Ruang bakar yang digunakan pada motor Diesel adalah : 1. Ruang bakar langsung atau injeksi langsung (direct injeksion). 2. Ruang bakar tambahan. Ruang bakar tambahan ada dua tipe yaitu tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber) dan tipe kamar pusar (swirl chamber). 1. Ruang bakar langsung atau injeksi langsung (Direct Injection) xlii Injection nozzle menyemprotkan bahan bakar langsung ke ruang bakar utama (main combustion) yang terdapat diantara kepala silinder (cylinder head) dan torak (piston). Ruang yang ada pada bagian atas torak (piston) merupakan salah satu bentuk yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Gambar 12. Macam-macam ruang injeksi langsung a. Multiple – spherical b. Hemispherical c. Spherical Keuntungan ruang injeksi langsung : a. Konstruksi kepala silinder (cylinder head) lebih sederhana. b. Pemanasan awal tidak diperlukan saat menghidupkan mesin. Kerugian ruang injeksi langsung : a. Suara agak keras atau berisik. b. Tekanan pembakaran lebih tinggi. c. Pompa injeksi (injection pump) harus mempu menghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatomisasikan bahan bakar. xliii 2. Ruang Bakar Tak Langsung atau Injeksi Tak Langsung (indirect injection) a. Tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber) Bahan bakar disemprotkan oleh injection nozzle ke kamar depan (precombustion chamber). Sebagian akan terbakar ditempat dan sisa bahan bakar yang tidak terbakar ditekan melalui saluran kecil antara ruang bakar kamar depan dan ruang bakar utama dan selanjutnya terurai menjadi partikel yang halus dan terbakar habis di ruang bakar utama (main chamber). Keuntungan tipe ruang bakar kamar depan adalah mudah pemeliharaannya karena tekanan injeksi bahan bakar relatif rendah. Kerugian tipe ruang bakar kamar depan adalah biaya pembuatan lebih mahal karena bentuk kepala silindernya rumit dan diperlukan busi pemanas glow plug karena pada tipe ruang bakar kamar depan dibutuhkan panas pendahuluan pada saat awal mesin dihidupkan. xliv Gambar 13. Konstruksi tipe ruang bakar kamar depan (precombustion chamber) b. Tipe Ruang Bakar Kamar Pusar (Swirl Chamber Type) Pada kendaraan Mitshubishi Diesel L 300 ruang bakarnya menggunakan tipe ruang bakar kamar pusar (swirl chamber type). Udara yang dikompresikan oleh torak (piston) memasuki kamar pusar dan membentuk aliran pusaran (turbulensi) ditempat bahan bakar yang diinjeksikan tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar akan mengalir ke ruang bakar utama (main combustion chamber) untuk menyelesaikan pembakaran. Keuntungan tipe ruang bakar kamar pusar (swirl chamber type) adalah dapat dicapai kecepatan mesin yang tinggi karena pusaran (turbulensi) tinggi yang menyebabkan xlv campuran bahan bakar dan udara lebih rata dan getarannya agak halus karena tekanan kompresinya agak agak rendah sehingga banyak digunakan untuk mobil penumpang salah satunya Mitshubishi Diesel L 300. Kerugian tipe ruang bakar kamar pusar (swirl chamber type) adalah konstruksi kepala silinder (cylinder block) lebih rumit dan menggunakan busi panas (glow plug) untuk pemanas pendahuluan pada saat awal mesin dihidupkan. Gambar 14. Konstruksi Tipe Ruang Bakar Kamar Pusar (swirl chamber type) Glow plug nozzle Swirl chamber xlvi IV. SPESIFIKASI MESIN 1. Susunan Silinder Susunan silinder yang digunakan pada kendaraan adalah sebagai berikut : a. Tipe segaris (in – line type) Pada kendaraan Mitshubishi Diesel L 300 susunan silindernya tipe segaris (in-line type) dan juga banyak digunakan pada kendaraan lainnya. Keuntungannya susunan silinder tipe segaris (in-line type) adalah konstruksinya mudah karena bentuk blok silinder sederhana, kerugiannya adalah mesinnya agak panjang sehingga lebih banyak memakan tempat. Gambar 15. Susunan silinder tipe segaris (in-line type) b. Tipe V xlvii Blok silinder (cylinder blok) berbentuk V (V-shape). Keuntungan susunan silinder tipe V (V-shape) adalah memungkinkan tinggi dan panjang mesin menjadi berkurang, tidak memakan tempat terlalu banyak. Kerugiannya adalah konstruksinya agak rumit. Gambar 16. Susunan Silinder Tipe V (V - shape) c. Tipe horizontal (mendatar) berlawanan Silinder-silinder disusun (horizontal) dan berlawanan satu dengan yang lain. Keuntungannya susunan silinder tipe horizontal mendatar berlawanan adalah memungkinkan tinggi dan panjang mesin menjadi berkurang. Kerugiannya konstruksinya sulit dan memakan tempat atau ruang karena mesin agak lebar. xlviii Gambar 17. Susunan silinder tipe horozontal (mendatar) berlawanan 2. Lubang Silinder dan Langkah Mesin dapat diklasifikasikan dalam dua tipe oleh perbandingan diameter lubang silinder (cylinder bore) dengan langkah torak (stroke), yaitu : a. Mesin yang langkah toraknya lebih panjang dari pada diameter silinder (Long stroke engine). Mesin Diesel langkah toraknya lebih panjang dari pada diameter toraknya agar udara yang masuk ke dalam silinder sebanyak mungkin kemudian ditekan pada langkah kompresi sehingga tekanan kompresinya lebih besar dan suhunya naik agar bahan bakar bisa terbakar, salah satunya kendaraan Mitshubishi Diesel L 300. Kendaraan Mitshubishi Diesel L 300 mempunyai langkah lebih panjang dari lubang silinder (bore) yaitu : panjang xlix langkah 95 mm dan lubang silinder 91 mm. Keuntungannya tekananan kompresi lebih besar dan tenaga yang dihasilkan juga besar. Kerugiannya putaran mesin agak rendah karena langkah toraknya lebih panjang. Gambar 18. Long stroke engine b. Mesin yang langkah toraknya lebih pendek dari pada diameter silinder (short stroke engine). Mesin mobil-mobil pribadi langkah toraknya lebih pendek dari pada diameter silinder karena pada mobil pribadi tidak dibutuhkan tenaga yang terlalu besar karena beban tidak terlalu berat sehingga tidak dibutuhkan tekanan kompresi yang tinggi maka langkah torak diperpendek dari pada diameter silinder. Diameter (bore) TDC (top deat centre) BDC (bottom deat centre) Langkah (stroke) Long stroke l Keuntungannya putaran mesin (rpm) agak lebih tinggi, tinggi mesin menjadi agak berkurang. Kerugiannya : tenaga yang dihasilkan tidak terlalu besar. Gambar 19. Short stroke engine 3. Volume Langkah (piston displacement) Volume langkah (piston displacement) atau disingkat displacement adalah jumlah volume dari posisi titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) untuk mesin yang silindernya lebih dari satu, dipakai istilah displacement. Pada umumnya displacement makin besar maka tenaga lebih besar karena udara yang dihisap makin banyak. Menurut Daryanto (1995) volume langkah (piston Diameter(bore) TDC (top deat centre) Langkah (stroke) BDC (bottom deat centre) Short stroke li displacement) dari sebuah mesin dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : V= 4 π D2 x L x N ……………… 1) Dimana :1 π = 3,14 V = Volume langkah (piston displacement) D = Diameter silinder L = Langkah torak N = Jumlah silinder Volume langkah pada Mitshubishi Diesel L 300 : D = 91 mm L = 95 mm N=4 V= 4 π x 912 x 95 x 4 = 4 3,14 x 8281 x 95 x 4 = 0,785 x 8281 x 95 x 4 = 2470222 mm = 2470 cm3 lii Gambar 20. Mengukur diameter silinder Cylinder bore gauge Diameter silinder Torak (piston) Blok silinder (cylinder blok) Cylinder bore gauge Diameter lubang silinder bore Stroke Stroke Stroke Piston displacement TDC BDC bore bore liii 4. Mekanisme Katup a. Konstruksi mekanisme katup tipe OHV – SOHC Mesin Mitshubishi Diesel L 300 empat langkah mempunyai satu katup masuk dan satu katup buang pada setiap ruang bakarnya dan menggunakan tipe belt beralur agar terhindar dari selip. Keuntungan menggunakan jenis timing belt ini adalah suara mekanisme katup pada kepala silinder lebih halus. Kelemahan dari jenis timing belt adalah belt ini tidak dapat digunakan dalam periode yang panjang karena pengaruh dari panas mesin dan tegangan yang tinggi mengakibatkan belt tersebut menjadi kendur. Udara masuk ke silinder melalui katup masuk dan gas bekas keluar malalui katup buang. Mekanisme yang membuka dan menutup katup-katup ini disebut mekanisme katup (valve mecanism). Gambar 21. Mekanisme katup tipe OHV – SOHC pada Mitshubishi Diesel L 300 liv a. Cara Kerja Mekanisme Katup Sistem mekanisme katup dirancang sedemikian rupa agar pada waktu pembukaan dan penutupan katup tepat sesuai dengan waktunya. Pembukaan dan penutupan katup yang tepat akan memberikan kontribusi pemasukan gas yang optimal, sehingga menghasilkan tenaga yang optimal. Mekanisme katup tipe OHV – SOHC pada mesin Mitshubishi Diesel L 300, dimana pada perangkat system ini dilengkapi dengan katup yang digerakkan langsung oleh poros bubungan melalui perantara tuas katup (rocker arm) yang ditempatkan pada kepala silinder diantara katup hisap dan buang. Poros bubungan dapat berputar karena dihubungkan dengan poros engkol melalui roda gigi timing yang dihubungkan dengan timing belt. Poros bubungan akan berputar bersamaan saat poros engkol mulai berputar, selanjutnya bubungan (cam) yang berbentuk bulat telur pada poros bubungan akan mendorong salah satu sisi lengan tuas katup (rocker arm) dan lengan katup yang lain akan mendorong katup membuka. Poros bubungan terus berputar maka bubungan akan mendorong katup-katup saling bergantian sesuai dengan bentuk dan jumlah bubungan, sedangkan pada saat katup tidak terdorong oleh bubungan katup akan kembali dengan bantuan pegas katup. lv BAB III ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA A. TROUBLE SHOOTING TENAGA MESIN BERKURANG Penggunaan kendaraan atau mobil secara terus-menerus, mengakibatkan bagian-bagian atau komponen-komponen pada mesin (engine) mengalami keausan dan perubahan bentuk. Perubahan yang tidak dapat dihindari tersebut akibat gesekan, pengaruh panas, kotor pada sistem pelumasan selama penggunaan yang menyebabkan kotoran ikut terbawa oleh pelumas ke kepala silinder dan turun ke ring yang menyebabkan dinding silinder tergores. Komponen mesin agar dapat bekerja optimal maka pada bagian-bagian mesin harus dilakukan penyetelan ulang atau penggantian dan pembersihan kotoran. Tindakan yang dilakukan sebelum melakukan penyetelan atau penggantian komponen, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan terjadinya gangguan-gangguan. Penyebab-penyebab terjadinya tenaga mesin berkurang : I. Daya atau tenaga Mesin berkurang disertai tekanan kompresi rendah yang disebabkan kebocoran pada saat langkah kompresi, gangguan ini disebabkan : a. Pada kepala silinder : 1. Kepala silinder melengkung, yang disebabkan oleh : Panas mesin yang disebabkan oleh tekanan kompresi pada motor Diesel yang sangat tinggi. lvi 2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak, yang disebabkan : a) Panas mesin yang disebabkan oleh tekanan kompresi yang sangat tinggi yang menyebabkan sebagian gasket ikut terbakar yang menyebabkan kerusakan pada gasket atau adanya pembakaran didalam silinder sehingga menyebabkan gasket ikut terbakar, menyebabkan langkah kompresi bocor dan tekanan kompresi menjadi rendah. b) Pembongkaran mesin yang terdahulu dan gasket yang sudah rusak tidak diganti. b. Pada mekanisme katup : 1. Celah katup hisap maupun katup buang terlalu lebar, yang disebabkan : a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence antara poros bubungan (nok) dengan lifter longgar yang menyebabkan celah katup hisap dan katup buang menjadi besar. b) Tegangan dari pegas katup berkurang, yang disebabkan oleh pemakaian secara terus-menerus dan umur dari pegas katup itu sendiri sehingga tegangan dari pegas katup menjadi berkurang, sehingga katup tidak bisa kembali dengan sempurna atau katup tidak terangkat dengan sempurna dan menimbulkan celah katup menjadi besar. lvii Gambar 22. persinggungan poros bubungan dengan lifter c) Ujung batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak, yang disebabkan hentakan secara terus menerus dari pegas katup pada waktu katup menutup, yang menyebabkan persinggungan pada kedua ujung antara ujung batang Rocker arm Valve Valve lifter Push rod lviii katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat yang menimbulkan celah pada katup. Gambar 23. Keausan katup 2. Celah katup hisap maupun katup buang terlalu rapat, yang disebabkan : a) Cam atau poros bubungan sudah aus sehingga tidak mampu mengangkat lifter (pengangkat push rod) dengan sempurna. b) Penyetelan celah katup tidak tepat. c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus yang disebabkan hentakan secara terus menerus dari pegas katup pada waktu katup menutup, yang menyebabkan persinggungan pada kedua ujung antara ujung batang katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat. 3. Kebocoran pada persinggungan antara permukaan kepala katup dengan dudukan katup. Kebocoran ini disebabkan karena persinggungan permukaan katup dan dudukan katup lix tidak rata sehingga kerapatan persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian mesin secara terus-menerus dan pengaruh panas mesin dari tekanan kompresi mesin karena kepala katup dan persinggungannya berada didalam ruang bakar atau ruang kompresi dan hentakan proses pengembalian katup setelah katup membuka dari pegas katup, yang menyebabkan batang katup dan persinggungannya berubah bentuk atau terkikis. 4. Karet seal pada katup rusak atau aus, yang disebabkan gesekan antara batang katup dan seal. Seal yang terbuat dari karet dapat mengakibatkan seal tersebut lemah sehingga terdapat celah antara batang katup dan seal itu sendiri, yang dapat menyebabkan minyak pelumas yang melumasi pada bagian kepala silinder dan mekanisme katup turun ke ruang bakar melewati celah antara batang torak dan seal. 5. Penghantar katup sudah rusak atau aus, yang disebabkan oleh gesekan antara batang katup dan penghantar katup, yang menyebabkan minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke ruang bakar melewati celah antara batang katup dan penghantar katup. lx c. Pada komponen mesin : 1. Pegas torak atau ring torak sudah lemah, yang menyebabkan celah antara ring torak atau pegas torak terlalu lebar, kondisi ini disebabkan oleh : pemakaian terus menerus dan gesekan antara ring torak dengan dinding silinder yang mengakibatkan celah antara ujung pegas torak menjadi lebar atau ring torak lemah yang menyebabkan kompresi bocor dan mengakibatkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) masuk ke ruang bakar dan bisa mengakibatkan gas yang akan dikompresi sebagian ada yang bocor. 2. Dinding silinder sudah berbentuk lonjong (oval) atau sudah aus. Dinding silinder aus atau sudah berbentuk lonjong (oval) disebabkan oleh pemakaian mesin secara terus menerus sehingga menimbulkan gesekan dan karena panas mesin. Tekanan kompresi yang tinggi dari motor Diesel dan juga gesekan antara torak dan dinding silinder menimbulkan panas. Panas dari tekanan kompresi yang tinggi menyebabkan pemuaian pada dinding silinder. Celah pada salah satu bagian dinding silinder menimbulkan celah antara torak dan dinding silinder yang menyebabkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar dan mengakibatkan udara yang dikompresi bocor. lxi B. ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA Gangguan-gangguan seperti kompresi rendah, akan mengakibatkan turunnya kemampuan kerja dari mesin yang menyebabkan tenaga mesin menjadi berkurang, sehingga perlu dicari penyebab gangguan-gangguan tersebut. Analisis penyebab gangguan tenaga mesin berkurang : I. Kebocoran katup pada saat langkah kompresi maupun saat langkah usaha atau tekanan kompresi rendah disertai udara atau asap keluar melewati celah antara kepala silinder dan blok silinder dan udara (asap) keluar melewati celah antara gasket dengan kepala silinder, yang disebabkan : a. Pada kepala silinder : 1. Kebocoran kompresi yang terjadi akibat permukaan kepala silinder melengkung, yang disebabkan: a) Panas mesin akibat tekanan kompresi yang sangat tinggi dan pemakaian mesin secara terus menerus dapat mengakibatkan permukaan kepala silinder berubah bentuk atau melengkung, untuk mengatasinya dengan meratakan kembali permukaan kepala silinder dengan cara di frais, apabila sudah tidak dapat diperbaiki karena tinggi kepala silinder sudah berkurang maka kepala silinder harus diganti dengan yang rata dan tinggi dari kepala silinder masih dalam spesifikasi atau kepala silinder dilapisi logam sampai ketebalan kepala silinder dilebihkan dari spesifikasi + 1 sampai 2 mm kemudian di frais. lxii 2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder rusak atau bocor sehingga gas pembakaran keluar, yang disebabkan oleh : a) Pemakaian mesin secara terus-menerus dan tekanan kompresi yang tinggi dan letak gasket diantara ruang bakar yang menyebabkan reta-retak atau pecah sehingga udara yang dikompresi bocor keluar. b) Pembongkaran mesin yang terdahulu dan gasket yang rusak tidak diganti padahal sebagian dari bagian gasket ada yang merekat pada kepala silinder dan blok silinder sehingga permukaan atas atau bawah dari gasket ada yang berkurang karena sebelumnya terpasang sangat kencang dan pengencangannya menggunakan kunci momen, untuk mengatasinya adalah gasket diganti dengan yang baru. b. Pada mekanisme katup : Tekanan kompresi rendah dan disertai suara berisik pada mekanisme katup. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut : 1. Celah katup hisap maupun buang terlalu besar. Celah katup besar disebabkan karena : a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan Turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence atau celah antara poros lxiii bubungan dengan lifter longgar yang menyebabkan sudut pembukaan katup dan penutupan katup menjadi kecil. b) Tegangan dari pegas katup sudah lemah, yang menyebabkan katup tidak bisa kembali dengan sempurna dan menimbulkan celah katup menjadi besar. c) Ujung batang katup tidak rata, aus atau rusak. Kondisi ini karena katup hisap terlalu lebar maka pembukaan katup hisap menjadi pendek, akibatnya volume gas baru yang masuk ke dalam ruang bakar atau silinder menjadi sedikit sehingga dengan langkah kompresi yang menggunakan dengan volume kecil akan menghasilkan tekanan kompresi yang kecil yang mengakibatkan tenaga pada mesin berkurang, disamping itu pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar memungkinkan terjadinya pembakaran yang tidak normal akibat dari pembilasan gas baru terhadap gas sisa pembakaran yang tidak sempurna. Tekanan kompresi yang kecil yang disertai suara berisik pada bagian kepala silinder. Ganggguan mesin yang lain adanya gangguan seperti ini adalah ketika kondisi mesin dalam keadaan baik dan saat putaran mesin stasioner terdengar suara berisik yang teratur pada bagian kepala silinder. Gangguan mesin ini dapat diatasi dengan melakukan langkah pemeriksaan dan penyetelan celah katup. Untuk memeriksa lxiv celah katup, buka tutup kepala silinder dan memasukkan sebuah feeler gauge ke dalam celah antara baut penyetel pada rocker arm dan tangkai katup, kemudian ukur celah tersebut bila celah katup terlalu longgar maka dapat dilakukan penyetelan celah katup. a) Pada poros bubungan dilapisi logam kembali dengan cara seperti : di las dan lain sebagainya, kemudian poros bubungan dibubut atau poros bubungan diganti dengan yang baru. b) Panjang dan tegangan pegas harus diperiksa dengan valve spring tester, jika panjang dan tegangan kurang dari spesifikasi maka pegas yang lemah harus diganti, karena pegas katup yang lemah tidak mampu mengangkat katup secara sempurna maka pembukaan katup menjadi lebih sedikit dan gas yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi sedikit. c) Ujung batang katup digerinda, jika tinggi katup kurang dari spesifikasinya katup diganti. 2. Celah katup hisap dan katup buang terlalu rapat, cara mengatasinya katup disetel sesuai spesifikasinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut : a) Cam pada poros bubungan sudah aus. lxv b) Penyetelan katup tidak tepat. c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak. Celah antara ujung tangkai katup dengan baut penyetel rocker arm harus ada, bila tidak ada celah katup maka katup tidak dapat menutup dengan rapat terhadap dudukan katup. Sehingga gas yang berada didalam ruang silinder tidak dapat dikompresi karena gas sebelum dikompresi (TMB-TMA) sebagian gas ada yang keluar melalui katup sehingga kevakuman didalam ruang bakar atau silider berkurang. Gangguan celah katup pada mesin dapat dilakukan dengan penyetelan celah katup terhadap baut rocker arm. Cara mengatasi penyebab katup terlalu rapat : a) Cam digerinda sesuai spesifikasi atau poros bubungan diganti, bila keausan melebihi batas limit. b) Katup disetel sesuai spesifikasi yaitu katup hisap 0,25 mm dan katup buang 0,25 mm. c) Ujung batang katup digerinda dan jika panjang dari batang katup kurang dari spesifikasi diganti. 3. Kebocoran pada persinggungan antara permukaan kepala katup dengan dudukan katup. Kebocoran ini disebabkan karena permukaan katup dan dudukan katup persinggungannya tidak rata sehingga kerapatan lxvi persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian dari mesin secara terus-menerus dan pengaruh panas, karena kepala katup berada didalam ruang bakar atau ruang kompresi dan hentakan proses pengembalian katup setelah katup membuka dari pegas katup yang menyebabkan beberapa bagian ada yang terkikis. Kepala katup yang terkikis dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki permukaan kepala katup dengan valve refacer atau dengan cara disekur antara permukaan katup dengan dudukan katup. Keausan atau kerusakan pada permukaan katup maupun dudukan katup bila melebihi limit maka salah satu atau keduanya harus diganti. 4. Karet seal pada katup rusak atau aus, sehingga minyak pelumas yang melumasi pada bagian kepala silinder turun ke katup dan turun ke ruang bakar melewati kepala katup. Celah antara batang katup dan seal katup sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul arang pada batang katup dan untuk mengatasinya arang yang melekat pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda. Seal yang sudah aus diganti karena terbuat dari karet. 5. Penghantar katup sudah rusak atau aus sehingga minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke katup melewati penghantar katup yang sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul pada batang katup dan untuk mengatasinya arang yang melekat lxvii pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda, kemudian penghantar katup yang sudah aus diganti. c. Pada komponen mesin : 1. Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar. Kondisi ini disebabkan oleh : pegas torak atau ring torak sudah lemah diakibatkan pemakaian terus menerus dan gesekan yang mengakibatkan celah antara ujung pegas torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan juga mengakibatkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) masuk ke ruang bakar, untuk mengatasinya ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan minyak pelumas masuk ke ruang bakar atau silinder. 2. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus. Kondisi ini disebabkan oleh : pemakaian terus menerus dan gesekan antara torak dan dinding silinder sehingga panas dan menimbulkan pemuaian, sehingga ada celah pada salah satu bagian antara dinding silinder dan ring torak yang menyebabkan minyak pelumas masuk dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar dan meyebabkan udara yang akan dikompresi bocor, cara mengatasinya : lubang silinder di shock yaitu pada lubang silinder dilapisi logam kemudian di bor atau dibubut sesuai ukuran diameter silinder dan jika lubang silinder lxviii diperbesar maka ring torak yang digunakan harus disesuaikan dengan diameter pada dinding silinder. Tenaga mesin berkurang yang disebabkan oleh beberapa komponen mesin mengalami keausan seperti ring torak aus, torak aus, dinding silinder aus sehingga menyebabkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar ialah : 1. Pada pembuangan (knalpot) keluar asap mesin berwarna agak putih disertai berkurangnya minyak pelumas pada sistem pelumasan dan bau minyak pelumas terbakar (pemakaian minyak pelumas boros) yang menyebabkan polusi udara dan mengganggu pernapasan. Masuknya minyak pelumas ke dalam ruang bakar mangakibatkan gas buang berwarna putih. Pemeriksaan dilakukan pada komponen-komponen mesin kendaraan seperti dinding silinder, ring torak, torak karena mengalami keausan akibat pemakaian kendaraan dan akibat dari gesekan terus menerus yang menyebabkan diantaranya pemakaian oli boros yaitu ada sebagian minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar melalui sisi torak. Minyak pelumas juga dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui jalan-jalan katup yang mengalami keausan. lxix Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar mengakibatkan sulitnya bahan bakar untuk terbakar, sehingga menyebabkan daya atau tenaga mesin berkurang. Terbakarnya minyak pelumas dalam jumlah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya endapan atau kerak-kerak pada torak dan dinding ruang bakar, maka untuk mengatasi hal tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti komponen torak dan cincin torak. Dinding silinder yang sudah mengalami keausan atau tergores maka diganti dengan dinding silinder yang baru. 2. Suara ketukan dari dalam mesin (Knocking), terdengar pada saat sedang berakselerasi. suara ketukan dari dalam mesin (knocking). Knocking disebabkan oleh banyak kerak karbon didalam ruang bakar atau silinder. Kerak karbon terbentuk akibat oli yang masuk ke ruang bakar atau silinder ikut terbakar. Kerak karbon didalam ruang bakar atau silinder turut terbakar saat pembakaran terjadi. Kerak karbon dapat meningkatkan temperatur dan tekanan saat pembakaran yang mengakibatkan terjadinya knocking. Masuknya oli ke ruang bakar merupakan akibat komponen-komponen ruang bakar, misalnya cincin piston, dinding silinder sudah aus dikarenakan pemakaian yang terus menerus dan akibat gesekan. Kerak karbon atau arang yang berada didalam ruang bakar (silinder) dapat diatasi dengan lxx mengganti komponen yang menyebabkan minyak pelumas masuk ke bakar atau komponen yang aus seperti ring torak, bouring silinder dan lain sebagainya. Komponen-komponen yang mengalami keausan seperti ring torak, bouring silinder dapat diperbaiki dan jika ukurannya sudah melebihi atau kurang batas dapat diganti dengan yang baru. C. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN 1. Pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder. a. Memeriksa kelengkungan permukaan kepala silinder dengan menggunakan mistar baja dan feeler gauge. Nilai standart : 0,05 mm dan limit : 0,2 mm, dengan memasukkan filler gauge ke dalam celah antara permukaan kepala silinder dengan mistar baja. b. Jika melebihi service limit, perbaiki sehingga mendekati spesifikasi. Limit : 0,2 mm. Hasil pengukuran kelengkungan kepala silinder 0,15 dan kelengkungan kepala silinder belum melebihi limit, dan permukaan kepala silinder bisa diratakan atau difrais, jika melebihi limit kepala silinder harus diganti yang baru. lxxi Gambar 24. Mengukur kerataan kepala silinder. 2. Pemeriksaan dan penyetelan celah katup a. Langkah-langkah pemeriksaan dan penyetelan celah katup adalah sebagai berikut: Feelergauge Feeler gauge Mistar Baja Mistar Baja Kepala Silinder Kepala Silinder lxxii 1. Mesin dihidupkan sampai temperatur pendingin mencapai suhu 800 – 900 C. 2. Melepaskan tutup kepala silinder. 3. Memutar poros engkol (crankshaft) searah jarum jam sampai tanda puli segaris dengan tanda “T” pada timing indikator. 4. Menggerakkan rocker arm silinder nomor 1 dan 4 untuk menentukan silinder mana yang toraknya pada posisi TOP pada langkah kompresi. 5. Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada rocker arm yang berada pada posisi bebas. 6. Mengukur celah katup, apabila celah katup tidak sesuai spesifikasi, kendurkan baut penyetel pada rocker arm dan setel celah menggunakan feeler gauge sambil memutar adjusting screw. 7. Menahan adjusting screw dengan obeng (-) untuk mencegah agar tidak berputar, kemudian kencangkan baut dengan pengencangan : 0,9 Kgm. 8. Memutar poros engkol (crankshaft) 3600 sampai tanda crankshaft pulley sejajar tanda “T” pada timing indikator. 9. Mengulangi langkah (g) dan (h) untuk melakukan langkah penyetelan celah katup. 10. Memasang tutup kepala silinder kembali. lxxiii Gambar 25. Penyetelan katup 3. Mengukur tinggi puncak poros bubungan Sudut pembukaan katup dan penutupan menjadi kecil disebabkan oleh tinggi angkat katup dibawah spesifikasi, karena terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun serta puncak nok. Panjang profil bubungan (tinggi bubungan) untuk katup hisap dan katup buang yaitu antara 36,55 sampai 37,05 mm dengan batas limit 0,5 mm. Alat ukur yang digunakan untuk memeriksa tingi nok adalah mikrometer luar dengan kapasitas 25 sampai 50 mm. Obeng (-) Rocker arm Feeler gauge Pegas Katup Katup (valve) lxxiv Gambar 26. Mengukur tinggi bubungan 4. Mengukur tegangan pegas katup Pegas katup yang dipakai secara terus-menerus, dapat menyebabkan tegangan pegas katup dapat berkurang sehingga mengurangi fungsi pegas katup dalam kerja mekanisme katup. Perbaikan tegangan dan panjang pegas harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi dari pabriknya. Pegas-pegas yang lemah harus diganti dengan yang baru. Pegas katup diletakkkan pada tempat yang rata, kemudian ukur dengan menggunakan mistar sorong dan ikuti petunjuk perbaikan. Nilai standar spesifikasinya : panjang pegas katup 49,1 mm dengan limit 48,1 mm dan kemiringan pegas katup 1,300 dengan limit 20. Micro meter Cam Shaft Bubungan (nok) lxxv Gambar 27. Mengukur panjang pegas Alat yang digunakan untuk mengetes tegangan pegas katup adalah dengan menggunakan valve spring tester. Tegangan pegas katup dapat diperiksa dengan cara pegas katup dipasang pada valve spring tester, kemudian gerakan pengungkitnya ke bawah, dengan tegangan : Katup masuk : 23/40 (Kg/mm) Katup buang : 29/40 (Kg/mm) Gambar 28. Mengukur tegangan katup lxxvi Batang katup tidak rata, aus atau rusak maka pemeriksaan dilakukan dengan cara panjang katup diukur dengan menggunakan jangka sorong, jika panjang kurang dari spesifikasi batang katup ganti dan jika panjang masih dalam spesifikasi pada ujung batang katup digerinda atau diratakan. 5. Memeriksa persinggungan katup dan dudukan katup. posisi persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rata dan tidak rapat, apabila posisi persinggungan katup dengan dudukan katup terlalu tinggi, Langkah pemeriksaannya adalah dengan mengisi cairan bensin atau minyak tanah melalui lubang manifold saat katup masih dalam keadaan terpasang rapat pada dudukan katup. Kebocoran cairan berarti persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rapat. Persinggungan katup agar berada ditengah-tengah, maka dudukan katup harus digerinda dengan menggunakan valve revacer. Spesifikasi persinggungan katup dengan dudukan katup yaitu lebar persinggungan katup hisap dan katup buang 2,0 mm dengan sudut dudukan katup 450 serta batas limit daun katup hisap dan katup buang 1,0 mm. Persinggungan katup dengan dudukan katup yang tidak rata menyebabkan posisi persinggungan katup dengan dudukan katup terlalu tinggi atau terlalu rendah. lxxvii Gambar 29. Persinggungan kepala katup dengan dudukannya 6. Pemeriksaan dan perbaikan celah pegas torak. Pemeriksaan celah antar ujung pegas torak dengan menggunakan feeler gauge. Pegas torak di lepas dari torak kemudian pegas torak dimasukkan kedalam silinder dan setelah pegas torak dimasukkan ke dalam silinder terdapat celah ring torak, kemudian diukur dengan menggunakan feeler gauge. Celah antar ujung pegas torak untuk no 1 dan 2 mempunyai nilai standart: 0,25 sampai 0,40 mm, dengan Limit : 1,0 mm dan jika celah lxxviii antar ujung pegas torak (clearence piston ring) melebihi service limit harus diganti dengan yang baru. Hasil pengukuran celah ring torak pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah 2,0 mm berarti ring torak tersebut harus di ganti. Gambar 30. Mengukur celah ring atau pegas torak Feeler gauge Lubang silinder Feeler gauge Lubang Silinder Blok Silinder Ring Torak Ring Torak Blok silinder Torak (piston) lxxix 7. Pemeriksaan dan perbaikan ke dinding silinder. Memeriksa dinding silinder secara visual dengan mgengamati dinding silinder tersebut apakah terdapat goresan, jika ada goresan yang banyak bisa mengakibatkan gas pembakaran keluar ke dalam tangki minyak pelumas (carter) dan juga mengakibatkan minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar dan ikut terbakar. Clearence antara torak dan dinding silinder juga jangan melebihi limit. Clearence atau celah antara torak dengan dinding silinder mempunyai nilai standart : 0,04 sampai 0,06 mm, dan batas dari celah terbesar mempunyai limit = 0,02 mm. Hasil pengukuran diameter torak 91,05 mm dan diameter dinding silinder 91,1 mm, maka diameter dinding torak di kurangi diameter silinder sama dengan clearence antara torak dan dinding silinder yaitu: 91,1 – 91,05 = 0,05 mm. Dinding silinder masih standart dan masih bisa digunakan, Jika melebihi limit maka dinding silinder harus di over size dan pegas torak harus diganti sesuai dengan over size dinding silinder. lxxx Gambar 31. Mengukur diameter dinding silinder dan diameter torak. Cylinder bore Diameter lubang silinder Blok silinder Micro meter Torak (piston) Torak lxxxi Tabel 1. Analisi gangguan tenaga mesin berkurang dan cara mengatasinya NO Analisis Gangguan Penyebab Gangguan Cara Mengatasi I Tekanan Kompresi rendah atau tenaga mesin berkurang A. Permukaan kepala silinder melengkung sehingga gas bocor yang disebabkan : Pemakaian terus menerus dan panas akibat dari tekanan kompresi yang tinggi dari motor Diesel sehingga mengalami peubahan menyebabkan kepala silinder melengkung. B. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak atau bocor sehingga gas pembakaran bocor keluar, yang disebabkan: a. Pemakaian mesin secara terusmenerus dan tekanan kompresi yang tinggi dan panas yang tinggi sehingga Kepala silinder dipotong atau di frais Bila ketinggian kepala silinder kurang dari spesifikasi diganti atau dengan cara dilapisi logam kemudian di frais Gasket diganti lxxxii menyebabkan gasket retakretak atau pecah sehingga udara yang akan dikompresi bocor. C. Celah katup terlalu longgar yang disebabkan : a. Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence antara poros bubungan terhadap lifter longgar. b. Clearence antara push rod dengan rocker arm sudah longgar. c. Tegangan dari pegas katup sudah lemah, yang menyebabkan katup tidak bisa kembali dengan sempurna Celah katup di setel sesuai dengan spesifikasi. Pada poros bubungan dilapisi logam kemudian dibubut atau poros bubungan diganti dengan yang baru diganti dengan yang baru. Rocker arm atau push rod diganti. Panjang dan tegangan pegas harus diperiksa dengan valve spring tester, jika panjang dan tegangan dari pegas lxxxiii d. Ujung batang katup tidak rata, aus atau rusak. D. Penyetelan katup terlalu rapat, yang disebabkan : a. Cam pada poros bubungan sudah aus. b. Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak. E. Kebocoran antara katup dan dudukan katup sudah tidak rata atau intim, yang disebabkan : a. Pengaruh kurang dari spesifikasi pegas yang lemah diganti dengan yang baru. Ujung batang katup digerinda jika tinggi katup kurang dari spesifikasinya katup diganti. Celah katup disetel sesuai dengan spesifikasi. Cam digerinda sesuai spesifikasi atau poros bubungan diganti, bila keausan melebihi batas limit. Ujung batang katup digerinda dan jika panjang dari batang katup kurang dari spesifikasi diganti baru. Margin katup dan dudukan katup di sekur. lxxxiv panas kepala katup karena berada didalam ruang kompresi dan hentakan dari proses pengembalian katup lewat pegas katup yang menyebabkan bagian yang terkikis. F. Pegas torak atau ring torak sudah lemah akibat pemakaian yang mengakibatkan celah antar ujung pegas torak melebar yang menyebabkan Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar kompresi bocor Cara mengatasi kondisi seperti ini dengan : Ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan minyak pelumas masuk ke dalam ruang bakar kondisi ini Ruang bakar dibersihkan, ring torak diganti. . lxxxv menyebabkan : Terdapat kerak atau arang karbon didalam ruang bakar Yang menyebabkan terjadinya suara ketukan yang berasal dari dalam mesin (knocking). H. Ring torak atau pegas torak patah. I. Karet sil pada katup rusak atau aus sehingga minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke katup lewat batang katup yang menyebabkan arang terdapat dibawah kepala katup. J. Penghantar katup rusak atau aus sehingga minyak pelumas dari kepala silinder turun ke katup lewat penghantar katup yang menyebabkan arang dibawah kepala katup. Ring torak atau pegas torak diganti. Arang yang melekat pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda, kemudian sil yang sudah aus diganti. Prosedur seperti diatas kemudian penghantar katup diganti. Dinding lxxxvi K. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus, yang disebabkan : a. Pemakaian secara terus menerus dan akibat gesekan dan panas. silinder dishock atau diperbesar (kolter)dan pegas torak dig anti sesuai diameter dinding silinder. lxxxvii BAB IV PENUTUP SIMPULAN Gangguan yang sering timbul pada mesin Mitshubishi Diesel L300, diantaranya tenaga mesin berkurang dapat diperoleh kesimpulan diantaranya sebagai berikut : 1. Cara menganalisis gangguan dan cara mengatasi tenaga mesin berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah dengan melakukan langkah pemeriksaan dan selanjutnya dilakukan langkah perbaikan sesuai spesifikasi atau dilakukan penggantian suku cadang atau komponen bila kerusakan melebihi limit yang telah ditentukan. 2. Prosedur pemeriksaan dan perbaikan komponen jika tenaga berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah melakukan pemeriksaan secara visual seperti mengamati goresan pada dinding silinder maupun dengan alat ukur dengan cara mengukur kondisi dari setiap komponen berdasarkan spesifikasi service, kemudian dilanjutkan dengan langkah perbaikan atau penggantian komponen bila kerusakan melebihi limit service. Dari hasil pemeriksaan secara visual maupun pengukuran, ada komponen-komponen didalam mesin Mitshubishi Diesel L 300 Yang harus diganti atau diperbaiki. 72 lxxxviii SARAN Memahami fungsi dan prinsip kerja mesin Mitshubishi Diesel L 300 empat tak, maka dapat mencegah tenaga berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300, agar dapat memperpanjang umur mesin atau kendaraan disarankan : 1. Melakukan perawatan berkala atau tune up secara teratur yaitu sesuai dengan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh perusahaan mobil tersebut agar gangguan – gangguan pada mesin seperti tenaga mesin berkurang dapat di minimalisasi. 2. Seluruh komponen didalam mesin merupakan komponen yang saling bergesekan antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keausan yang dapat menyebabkan seperti tenaga mesin berkurang atau kerusakan lainnya, maka pergunakan minyak pelumas dengan kualitas yang tepat dan terbaik bagi mesin. lxxxix BAB III ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA B. TROUBLE SHOOTING TENAGA MESIN BERKURANG Penggunaan kendaraan atau mobil secara terus-menerus, mengakibatkan bagian-bagian atau komponen-komponen pada mesin (engine) mengalami keausan dan perubahan bentuk. Perubahan yang tidak dapat dihindari tersebut akibat gesekan, pengaruh panas, kotor pada sistem pelumasan selama penggunaan yang menyebabkan kotoran ikut terbawa oleh pelumas ke kepala silinder dan turun ke ring yang menyebabkan dinding silinder tergores. Komponen mesin agar dapat bekerja optimal maka pada bagian-bagian mesin harus dilakukan penyetelan ulang atau penggantian dan pembersihan kotoran. Tindakan yang dilakukan sebelum melakukan penyetelan atau penggantian komponen, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan terjadinya gangguan-gangguan. Penyebab-penyebab terjadinya tenaga mesin berkurang : J. Daya atau tenaga Mesin berkurang disertai tekanan kompresi rendah yang disebabkan kebocoran pada saat langkah kompresi, gangguan ini disebabkan : a. Pada kepala silinder : 1. Kepala silinder melengkung, yang disebabkan oleh : Panas mesin yang disebabkan oleh tekanan kompresi pada motor Diesel yang sangat tinggi. xc 2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak, yang disebabkan : a) Panas mesin yang disebabkan oleh tekanan kompresi yang sangat tinggi yang menyebabkan sebagian gasket ikut terbakar yang menyebabkan kerusakan pada gasket atau adanya pembakaran didalam silinder sehingga menyebabkan gasket ikut terbakar, menyebabkan langkah kompresi bocor dan tekanan kompresi menjadi rendah. b) Pembongkaran mesin yang terdahulu dan gasket yang sudah rusak tidak diganti. b. Pada mekanisme katup : 1. Celah katup hisap maupun katup buang terlalu lebar, yang disebabkan : a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence antara poros bubungan (nok) dengan lifter longgar yang menyebabkan celah katup hisap dan katup buang menjadi besar. b) Tegangan dari pegas katup berkurang, yang disebabkan oleh pemakaian secara terus-menerus dan umur dari pegas katup itu sendiri sehingga tegangan dari pegas katup menjadi berkurang, sehingga katup tidak bisa kembali dengan sempurna atau katup tidak terangkat dengan sempurna dan menimbulkan celah katup menjadi besar. xci Gambar 22. persinggungan poros bubungan dengan lifter d) Ujung batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak, yang disebabkan hentakan secara terus menerus dari pegas katup pada waktu katup menutup, yang menyebabkan persinggungan pada kedua ujung antara ujung batang Rocker arm Valve Valve lifter Push rod xcii katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat yang menimbulkan celah pada katup. Gambar 23. Keausan katup 2. Celah katup hisap maupun katup buang terlalu rapat, yang disebabkan : a) Cam atau poros bubungan sudah aus sehingga tidak mampu mengangkat lifter (pengangkat push rod) dengan sempurna. b) Penyetelan celah katup tidak tepat. c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus yang disebabkan hentakan secara terus menerus dari pegas katup pada waktu katup menutup, yang menyebabkan persinggungan pada kedua ujung antara ujung batang katup dan ujung pada rocker arm tidak rapat. 3. Kebocoran pada persinggungan antara permukaan kepala katup dengan dudukan katup. Kebocoran ini disebabkan karena persinggungan permukaan katup dan dudukan katup xciii tidak rata sehingga kerapatan persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian mesin secara terus-menerus dan pengaruh panas mesin dari tekanan kompresi mesin karena kepala katup dan persinggungannya berada didalam ruang bakar atau ruang kompresi dan hentakan proses pengembalian katup setelah katup membuka dari pegas katup, yang menyebabkan batang katup dan persinggungannya berubah bentuk atau terkikis. 4. Karet seal pada katup rusak atau aus, yang disebabkan gesekan antara batang katup dan seal. Seal yang terbuat dari karet dapat mengakibatkan seal tersebut lemah sehingga terdapat celah antara batang katup dan seal itu sendiri, yang dapat menyebabkan minyak pelumas yang melumasi pada bagian kepala silinder dan mekanisme katup turun ke ruang bakar melewati celah antara batang torak dan seal. 5. Penghantar katup sudah rusak atau aus, yang disebabkan oleh gesekan antara batang katup dan penghantar katup, yang menyebabkan minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke ruang bakar melewati celah antara batang katup dan penghantar katup. xciv c. Pada komponen mesin : 1. Pegas torak atau ring torak sudah lemah, yang menyebabkan celah antara ring torak atau pegas torak terlalu lebar, kondisi ini disebabkan oleh : pemakaian terus menerus dan gesekan antara ring torak dengan dinding silinder yang mengakibatkan celah antara ujung pegas torak menjadi lebar atau ring torak lemah yang menyebabkan kompresi bocor dan mengakibatkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) masuk ke ruang bakar dan bisa mengakibatkan gas yang akan dikompresi sebagian ada yang bocor. 2. Dinding silinder sudah berbentuk lonjong (oval) atau sudah aus. Dinding silinder aus atau sudah berbentuk lonjong (oval) disebabkan oleh pemakaian mesin secara terus menerus sehingga menimbulkan gesekan dan karena panas mesin. Tekanan kompresi yang tinggi dari motor Diesel dan juga gesekan antara torak dan dinding silinder menimbulkan panas. Panas dari tekanan kompresi yang tinggi menyebabkan pemuaian pada dinding silinder. Celah pada salah satu bagian dinding silinder menimbulkan celah antara torak dan dinding silinder yang menyebabkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar dan mengakibatkan udara yang dikompresi bocor. xcv B. ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASINYA Gangguan-gangguan seperti kompresi rendah, akan mengakibatkan turunnya kemampuan kerja dari mesin yang menyebabkan tenaga mesin menjadi berkurang, sehingga perlu dicari penyebab gangguan-gangguan tersebut. Analisis penyebab gangguan tenaga mesin berkurang : J. Kebocoran katup pada saat langkah kompresi maupun saat langkah usaha atau tekanan kompresi rendah disertai udara atau asap keluar melewati celah antara kepala silinder dan blok silinder dan udara (asap) keluar melewati celah antara gasket dengan kepala silinder, yang disebabkan : b. Pada kepala silinder : 1. Kebocoran kompresi yang terjadi akibat permukaan kepala silinder melengkung, yang disebabkan: a) Panas mesin akibat tekanan kompresi yang sangat tinggi dan pemakaian mesin secara terus menerus dapat mengakibatkan permukaan kepala silinder berubah bentuk atau melengkung, untuk mengatasinya dengan meratakan kembali permukaan kepala silinder dengan cara di frais, apabila sudah tidak dapat diperbaiki karena tinggi kepala silinder sudah berkurang maka kepala silinder harus diganti dengan yang rata dan tinggi dari kepala silinder masih dalam spesifikasi atau kepala silinder dilapisi logam sampai ketebalan kepala silinder dilebihkan dari spesifikasi + 1 sampai 2 mm kemudian di frais. xcvi 2. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder rusak atau bocor sehingga gas pembakaran keluar, yang disebabkan oleh : a) Pemakaian mesin secara terus-menerus dan tekanan kompresi yang tinggi dan letak gasket diantara ruang bakar yang menyebabkan reta-retak atau pecah sehingga udara yang dikompresi bocor keluar. b) Pembongkaran mesin yang terdahulu dan gasket yang rusak tidak diganti padahal sebagian dari bagian gasket ada yang merekat pada kepala silinder dan blok silinder sehingga permukaan atas atau bawah dari gasket ada yang berkurang karena sebelumnya terpasang sangat kencang dan pengencangannya menggunakan kunci momen, untuk mengatasinya adalah gasket diganti dengan yang baru. b. Pada mekanisme katup : Tekanan kompresi rendah dan disertai suara berisik pada mekanisme katup. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut : 1. Celah katup hisap maupun buang terlalu besar. Celah katup besar disebabkan karena : a) Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan Turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence atau celah antara poros xcvii bubungan dengan lifter longgar yang menyebabkan sudut pembukaan katup dan penutupan katup menjadi kecil. b) Tegangan dari pegas katup sudah lemah, yang menyebabkan katup tidak bisa kembali dengan sempurna dan menimbulkan celah katup menjadi besar. c) Ujung batang katup tidak rata, aus atau rusak. Kondisi ini karena katup hisap terlalu lebar maka pembukaan katup hisap menjadi pendek, akibatnya volume gas baru yang masuk ke dalam ruang bakar atau silinder menjadi sedikit sehingga dengan langkah kompresi yang menggunakan dengan volume kecil akan menghasilkan tekanan kompresi yang kecil yang mengakibatkan tenaga pada mesin berkurang, disamping itu pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar memungkinkan terjadinya pembakaran yang tidak normal akibat dari pembilasan gas baru terhadap gas sisa pembakaran yang tidak sempurna. Tekanan kompresi yang kecil yang disertai suara berisik pada bagian kepala silinder. Ganggguan mesin yang lain adanya gangguan seperti ini adalah ketika kondisi mesin dalam keadaan baik dan saat putaran mesin stasioner terdengar suara berisik yang teratur pada bagian kepala silinder. Gangguan mesin ini dapat diatasi dengan melakukan langkah pemeriksaan dan penyetelan celah katup. Untuk memeriksa xcviii celah katup, buka tutup kepala silinder dan memasukkan sebuah feeler gauge ke dalam celah antara baut penyetel pada rocker arm dan tangkai katup, kemudian ukur celah tersebut bila celah katup terlalu longgar maka dapat dilakukan penyetelan celah katup. a) Pada poros bubungan dilapisi logam kembali dengan cara seperti : di las dan lain sebagainya, kemudian poros bubungan dibubut atau poros bubungan diganti dengan yang baru. b) Panjang dan tegangan pegas harus diperiksa dengan valve spring tester, jika panjang dan tegangan kurang dari spesifikasi maka pegas yang lemah harus diganti, karena pegas katup yang lemah tidak mampu mengangkat katup secara sempurna maka pembukaan katup menjadi lebih sedikit dan gas yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi sedikit. c) Ujung batang katup digerinda, jika tinggi katup kurang dari spesifikasinya katup diganti. 2. Celah katup hisap dan katup buang terlalu rapat, cara mengatasinya katup disetel sesuai spesifikasinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut : a) Cam pada poros bubungan sudah aus. xcix b) Penyetelan katup tidak tepat. c) Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak. Celah antara ujung tangkai katup dengan baut penyetel rocker arm harus ada, bila tidak ada celah katup maka katup tidak dapat menutup dengan rapat terhadap dudukan katup. Sehingga gas yang berada didalam ruang silinder tidak dapat dikompresi karena gas sebelum dikompresi (TMB-TMA) sebagian gas ada yang keluar melalui katup sehingga kevakuman didalam ruang bakar atau silider berkurang. Gangguan celah katup pada mesin dapat dilakukan dengan penyetelan celah katup terhadap baut rocker arm. Cara mengatasi penyebab katup terlalu rapat : a) Cam digerinda sesuai spesifikasi atau poros bubungan diganti, bila keausan melebihi batas limit. b) Katup disetel sesuai spesifikasi yaitu katup hisap 0,25 mm dan katup buang 0,25 mm. c) Ujung batang katup digerinda dan jika panjang dari batang katup kurang dari spesifikasi diganti. 5. Kebocoran pada persinggungan antara permukaan kepala katup dengan dudukan katup. Kebocoran ini disebabkan karena permukaan katup dan dudukan katup persinggungannya tidak rata sehingga kerapatan c persinggungannya tidak rapat, yang disebabkan oleh pemakaian dari mesin secara terus-menerus dan pengaruh panas, karena kepala katup berada didalam ruang bakar atau ruang kompresi dan hentakan proses pengembalian katup setelah katup membuka dari pegas katup yang menyebabkan beberapa bagian ada yang terkikis. Kepala katup yang terkikis dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki permukaan kepala katup dengan valve refacer atau dengan cara disekur antara permukaan katup dengan dudukan katup. Keausan atau kerusakan pada permukaan katup maupun dudukan katup bila melebihi limit maka salah satu atau keduanya harus diganti. 4. Karet seal pada katup rusak atau aus, sehingga minyak pelumas yang melumasi pada bagian kepala silinder turun ke katup dan turun ke ruang bakar melewati kepala katup. Celah antara batang katup dan seal katup sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul arang pada batang katup dan untuk mengatasinya arang yang melekat pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda. Seal yang sudah aus diganti karena terbuat dari karet. 5. Penghantar katup sudah rusak atau aus sehingga minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke katup melewati penghantar katup yang sudah aus, kondisi ini menyebabkan timbul pada batang katup dan untuk mengatasinya arang yang melekat ci pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda, kemudian penghantar katup yang sudah aus diganti. c. Pada komponen mesin : 1. Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar. Kondisi ini disebabkan oleh : pegas torak atau ring torak sudah lemah diakibatkan pemakaian terus menerus dan gesekan yang mengakibatkan celah antara ujung pegas torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan juga mengakibatkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) masuk ke ruang bakar, untuk mengatasinya ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan minyak pelumas masuk ke ruang bakar atau silinder. 2. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus. Kondisi ini disebabkan oleh : pemakaian terus menerus dan gesekan antara torak dan dinding silinder sehingga panas dan menimbulkan pemuaian, sehingga ada celah pada salah satu bagian antara dinding silinder dan ring torak yang menyebabkan minyak pelumas masuk dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar dan meyebabkan udara yang akan dikompresi bocor, cara mengatasinya : lubang silinder di shock yaitu pada lubang silinder dilapisi logam kemudian di bor atau dibubut sesuai ukuran diameter silinder dan jika lubang silinder cii diperbesar maka ring torak yang digunakan harus disesuaikan dengan diameter pada dinding silinder. Tenaga mesin berkurang yang disebabkan oleh beberapa komponen mesin mengalami keausan seperti ring torak aus, torak aus, dinding silinder aus sehingga menyebabkan minyak pelumas dari panci minyak pelumas (carter) ke ruang bakar ialah : 1. Pada pembuangan (knalpot) keluar asap mesin berwarna agak putih disertai berkurangnya minyak pelumas pada sistem pelumasan dan bau minyak pelumas terbakar (pemakaian minyak pelumas boros) yang menyebabkan polusi udara dan mengganggu pernapasan. Masuknya minyak pelumas ke dalam ruang bakar mangakibatkan gas buang berwarna putih. Pemeriksaan dilakukan pada komponen-komponen mesin kendaraan seperti dinding silinder, ring torak, torak karena mengalami keausan akibat pemakaian kendaraan dan akibat dari gesekan terus menerus yang menyebabkan diantaranya pemakaian oli boros yaitu ada sebagian minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar melalui sisi torak. Minyak pelumas juga dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui jalan-jalan katup yang mengalami keausan. ciii Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar mengakibatkan sulitnya bahan bakar untuk terbakar, sehingga menyebabkan daya atau tenaga mesin berkurang. Terbakarnya minyak pelumas dalam jumlah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya endapan atau kerak-kerak pada torak dan dinding ruang bakar, maka untuk mengatasi hal tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti komponen torak dan cincin torak. Dinding silinder yang sudah mengalami keausan atau tergores maka diganti dengan dinding silinder yang baru. 2. Suara ketukan dari dalam mesin (Knocking), terdengar pada saat sedang berakselerasi. suara ketukan dari dalam mesin (knocking). Knocking disebabkan oleh banyak kerak karbon didalam ruang bakar atau silinder. Kerak karbon terbentuk akibat oli yang masuk ke ruang bakar atau silinder ikut terbakar. Kerak karbon didalam ruang bakar atau silinder turut terbakar saat pembakaran terjadi. Kerak karbon dapat meningkatkan temperatur dan tekanan saat pembakaran yang mengakibatkan terjadinya knocking. Masuknya oli ke ruang bakar merupakan akibat komponen-komponen ruang bakar, misalnya cincin piston, dinding silinder sudah aus dikarenakan pemakaian yang terus menerus dan akibat gesekan. Kerak karbon atau arang yang berada didalam ruang bakar (silinder) dapat diatasi dengan civ mengganti komponen yang menyebabkan minyak pelumas masuk ke bakar atau komponen yang aus seperti ring torak, bouring silinder dan lain sebagainya. Komponen-komponen yang mengalami keausan seperti ring torak, bouring silinder dapat diperbaiki dan jika ukurannya sudah melebihi atau kurang batas dapat diganti dengan yang baru. C. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN 3. Pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder. a. Memeriksa kelengkungan permukaan kepala silinder dengan menggunakan mistar baja dan feeler gauge. Nilai standart : 0,05 mm dan limit : 0,2 mm, dengan memasukkan filler gauge ke dalam celah antara permukaan kepala silinder dengan mistar baja. c. Jika melebihi service limit, perbaiki sehingga mendekati spesifikasi. Limit : 0,2 mm. Hasil pengukuran kelengkungan kepala silinder 0,15 dan kelengkungan kepala silinder belum melebihi limit, dan permukaan kepala silinder bisa diratakan atau difrais, jika melebihi limit kepala silinder harus diganti yang baru. cv Gambar 24. Mengukur kerataan kepala silinder. 4. Pemeriksaan dan penyetelan celah katup a. Langkah-langkah pemeriksaan dan penyetelan celah katup adalah sebagai berikut: Feelergauge Feeler gauge Mistar Baja Mistar Baja Kepala Silinder Kepala Silinder cvi 1. Mesin dihidupkan sampai temperatur pendingin mencapai suhu 800 – 900 C. 2. Melepaskan tutup kepala silinder. 3. Memutar poros engkol (crankshaft) searah jarum jam sampai tanda puli segaris dengan tanda “T” pada timing indikator. 4. Menggerakkan rocker arm silinder nomor 1 dan 4 untuk menentukan silinder mana yang toraknya pada posisi TOP pada langkah kompresi. 5. Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada rocker arm yang berada pada posisi bebas. 6. Mengukur celah katup, apabila celah katup tidak sesuai spesifikasi, kendurkan baut penyetel pada rocker arm dan setel celah menggunakan feeler gauge sambil memutar adjusting screw. 7. Menahan adjusting screw dengan obeng (-) untuk mencegah agar tidak berputar, kemudian kencangkan baut dengan pengencangan : 0,9 Kgm. 8. Memutar poros engkol (crankshaft) 3600 sampai tanda crankshaft pulley sejajar tanda “T” pada timing indikator. 9. Mengulangi langkah (g) dan (h) untuk melakukan langkah penyetelan celah katup. 10. Memasang tutup kepala silinder kembali. cvii Gambar 25. Penyetelan katup 3. Mengukur tinggi puncak poros bubungan Sudut pembukaan katup dan penutupan menjadi kecil disebabkan oleh tinggi angkat katup dibawah spesifikasi, karena terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun serta puncak nok. Panjang profil bubungan (tinggi bubungan) untuk katup hisap dan katup buang yaitu antara 36,55 sampai 37,05 mm dengan batas limit 0,5 mm. Alat ukur yang digunakan untuk memeriksa tingi nok adalah mikrometer luar dengan kapasitas 25 sampai 50 mm. Obeng (-) Rocker arm Feeler gauge Pegas Katup Katup (valve) cviii Gambar 26. Mengukur tinggi bubungan 6. Mengukur tegangan pegas katup Pegas katup yang dipakai secara terus-menerus, dapat menyebabkan tegangan pegas katup dapat berkurang sehingga mengurangi fungsi pegas katup dalam kerja mekanisme katup. Perbaikan tegangan dan panjang pegas harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi dari pabriknya. Pegas-pegas yang lemah harus diganti dengan yang baru. Pegas katup diletakkkan pada tempat yang rata, kemudian ukur dengan menggunakan mistar sorong dan ikuti petunjuk perbaikan. Nilai standar spesifikasinya : panjang pegas katup 49,1 mm dengan limit 48,1 mm dan kemiringan pegas katup 1,300 dengan limit 20. Micro meter Cam Shaft Bubungan (nok) cix Gambar 27. Mengukur panjang pegas Alat yang digunakan untuk mengetes tegangan pegas katup adalah dengan menggunakan valve spring tester. Tegangan pegas katup dapat diperiksa dengan cara pegas katup dipasang pada valve spring tester, kemudian gerakan pengungkitnya ke bawah, dengan tegangan : Katup masuk : 23/40 (Kg/mm) Katup buang : 29/40 (Kg/mm) Gambar 28. Mengukur tegangan katup cx Batang katup tidak rata, aus atau rusak maka pemeriksaan dilakukan dengan cara panjang katup diukur dengan menggunakan jangka sorong, jika panjang kurang dari spesifikasi batang katup ganti dan jika panjang masih dalam spesifikasi pada ujung batang katup digerinda atau diratakan. 5. Memeriksa persinggungan katup dan dudukan katup. posisi persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rata dan tidak rapat, apabila posisi persinggungan katup dengan dudukan katup terlalu tinggi, Langkah pemeriksaannya adalah dengan mengisi cairan bensin atau minyak tanah melalui lubang manifold saat katup masih dalam keadaan terpasang rapat pada dudukan katup. Kebocoran cairan berarti persinggungan katup dengan dudukan katup tidak rapat. Persinggungan katup agar berada ditengah-tengah, maka dudukan katup harus digerinda dengan menggunakan valve revacer. Spesifikasi persinggungan katup dengan dudukan katup yaitu lebar persinggungan katup hisap dan katup buang 2,0 mm dengan sudut dudukan katup 450 serta batas limit daun katup hisap dan katup buang 1,0 mm. Persinggungan katup dengan dudukan katup yang tidak rata menyebabkan posisi persinggungan katup dengan dudukan katup terlalu tinggi atau terlalu rendah. cxi Gambar 29. Persinggungan kepala katup dengan dudukannya 6. Pemeriksaan dan perbaikan celah pegas torak. Pemeriksaan celah antar ujung pegas torak dengan menggunakan feeler gauge. Pegas torak di lepas dari torak kemudian pegas torak dimasukkan kedalam silinder dan setelah pegas torak dimasukkan ke dalam silinder terdapat celah ring torak, kemudian diukur dengan menggunakan feeler gauge. Celah antar ujung pegas torak untuk no 1 dan 2 mempunyai nilai standart: 0,25 sampai 0,40 mm, dengan Limit : 1,0 mm dan jika celah cxii antar ujung pegas torak (clearence piston ring) melebihi service limit harus diganti dengan yang baru. Hasil pengukuran celah ring torak pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah 2,0 mm berarti ring torak tersebut harus di ganti. Gambar 30. Mengukur celah ring atau pegas torak Feeler gauge Lubang silinder Feeler gauge Lubang Silinder Blok Silinder Ring Torak Ring Torak Blok silinder Torak (piston) cxiii 7. Pemeriksaan dan perbaikan ke dinding silinder. Memeriksa dinding silinder secara visual dengan mgengamati dinding silinder tersebut apakah terdapat goresan, jika ada goresan yang banyak bisa mengakibatkan gas pembakaran keluar ke dalam tangki minyak pelumas (carter) dan juga mengakibatkan minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar dan ikut terbakar. Clearence antara torak dan dinding silinder juga jangan melebihi limit. Clearence atau celah antara torak dengan dinding silinder mempunyai nilai standart : 0,04 sampai 0,06 mm, dan batas dari celah terbesar mempunyai limit = 0,02 mm. Hasil pengukuran diameter torak 91,05 mm dan diameter dinding silinder 91,1 mm, maka diameter dinding torak di kurangi diameter silinder sama dengan clearence antara torak dan dinding silinder yaitu: 91,1 – 91,05 = 0,05 mm. Dinding silinder masih standart dan masih bisa digunakan, Jika melebihi limit maka dinding silinder harus di over size dan pegas torak harus diganti sesuai dengan over size dinding silinder. cxiv Gambar 31. Mengukur diameter dinding silinder dan diameter torak. Cylinder bore Diameter lubang silinder Blok silinder Micro meter Torak (piston) Torak cxv Tabel 1. Analisi gangguan tenaga mesin berkurang dan cara mengatasinya NO Analisis Gangguan Penyebab Gangguan Cara Mengatasi I Tekanan Kompresi rendah atau tenaga mesin berkurang A. Permukaan kepala silinder melengkung sehingga gas bocor yang disebabkan : Pemakaian terus menerus dan panas akibat dari tekanan kompresi yang tinggi dari motor Diesel sehingga mengalami peubahan menyebabkan kepala silinder melengkung. B. Gasket antara kepala silinder dan blok silinder sudah rusak atau bocor sehingga gas pembakaran bocor keluar, yang disebabkan: b. Pemakaian mesin secara terusmenerus dan tekanan kompresi yang tinggi dan panas yang tinggi sehingga Kepala silinder dipotong atau di frais Bila ketinggian kepala silinder kurang dari spesifikasi diganti atau dengan cara dilapisi logam kemudian di frais Gasket diganti cxvi menyebabkan gasket retakretak atau pecah sehingga udara yang akan dikompresi bocor. C. Celah katup terlalu longgar yang disebabkan : e. Terjadi keausan pada bidang sisi naik dan turun pada puncak poros bubungan yaitu clearence antara poros bubungan terhadap lifter longgar. f. Clearence antara push rod dengan rocker arm sudah longgar. g. Tegangan dari pegas katup sudah lemah, yang menyebabkan katup tidak bisa kembali dengan sempurna Celah katup di setel sesuai dengan spesifikasi. Pada poros bubungan dilapisi logam kemudian dibubut atau poros bubungan diganti dengan yang baru diganti dengan yang baru. Rocker arm atau push rod diganti. Panjang dan tegangan pegas harus diperiksa dengan valve spring tester, jika panjang dan tegangan dari pegas cxvii h. Ujung batang katup tidak rata, aus atau rusak. D. Penyetelan katup terlalu rapat, yang disebabkan : c. Cam pada poros bubungan sudah aus. d. Ujung pada batang katup sudah tidak rata, aus atau rusak. E. Kebocoran antara katup dan dudukan katup sudah tidak rata atau intim, yang disebabkan : b. Pengaruh kurang dari spesifikasi pegas yang lemah diganti dengan yang baru. Ujung batang katup digerinda jika tinggi katup kurang dari spesifikasinya katup diganti. Celah katup disetel sesuai dengan spesifikasi. Cam digerinda sesuai spesifikasi atau poros bubungan diganti, bila keausan melebihi batas limit. Ujung batang katup digerinda dan jika panjang dari batang katup kurang dari spesifikasi diganti baru. Margin katup dan dudukan katup di sekur. cxviii panas kepala katup karena berada didalam ruang kompresi dan hentakan dari proses pengembalian katup lewat pegas katup yang menyebabkan bagian yang terkikis. F. Pegas torak atau ring torak sudah lemah akibat pemakaian yang mengakibatkan celah antar ujung pegas torak melebar yang menyebabkan Celah ring atau pegas torak terhadap dinding silinder terlalu lebar kompresi bocor Cara mengatasi kondisi seperti ini dengan : Ring torak atau pegas torak sudah lemah diganti dengan yang baru karena jika tidak diganti celah antar ujung ring torak melebar yang menyebabkan kompresi bocor dan minyak pelumas masuk ke dalam ruang bakar kondisi ini Ruang bakar dibersihkan, ring torak diganti. . cxix menyebabkan : Terdapat kerak atau arang karbon didalam ruang bakar Yang menyebabkan terjadinya suara ketukan yang berasal dari dalam mesin (knocking). H. Ring torak atau pegas torak patah. I. Karet sil pada katup rusak atau aus sehingga minyak pelumas yang melumasi bagian kepala silinder turun ke katup lewat batang katup yang menyebabkan arang terdapat dibawah kepala katup. J. Penghantar katup rusak atau aus sehingga minyak pelumas dari kepala silinder turun ke katup lewat penghantar katup yang menyebabkan arang dibawah kepala katup. Ring torak atau pegas torak diganti. Arang yang melekat pada kepala katup dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat atau roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda, kemudian sil yang sudah aus diganti. Prosedur seperti diatas kemudian penghantar katup diganti. Dinding cxx K. Lubang silinder sudah berbentuk oval atau sudah aus, yang disebabkan : b. Pemakaian secara terus menerus dan akibat gesekan dan panas. silinder dishock atau diperbesar (kolter)dan pegas torak dig anti sesuai diameter dinding silinder. cxxi BAB IV PENUTUP SIMPULAN Gangguan yang sering timbul pada mesin Mitshubishi Diesel L300, diantaranya tenaga mesin berkurang dapat diperoleh kesimpulan diantaranya sebagai berikut : 3. Cara menganalisis gangguan dan cara mengatasi tenaga mesin berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah dengan melakukan langkah pemeriksaan dan selanjutnya dilakukan langkah perbaikan sesuai spesifikasi atau dilakukan penggantian suku cadang atau komponen bila kerusakan melebihi limit yang telah ditentukan. 4. Prosedur pemeriksaan dan perbaikan komponen jika tenaga berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300 adalah melakukan pemeriksaan secara visual seperti mengamati goresan pada dinding silinder maupun dengan alat ukur dengan cara mengukur kondisi dari setiap komponen berdasarkan spesifikasi service, kemudian dilanjutkan dengan langkah perbaikan atau penggantian komponen bila kerusakan melebihi limit service. Dari hasil pemeriksaan secara visual maupun pengukuran, ada komponen-komponen didalam mesin Mitshubishi Diesel L 300 Yang harus diganti atau diperbaiki. 72 cxxii SARAN Memahami fungsi dan prinsip kerja mesin Mitshubishi Diesel L 300 empat tak, maka dapat mencegah tenaga berkurang pada mesin Mitshubishi Diesel L 300, agar dapat memperpanjang umur mesin atau kendaraan disarankan : 3. Melakukan perawatan berkala atau tune up secara teratur yaitu sesuai dengan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh perusahaan mobil tersebut agar gangguan – gangguan pada mesin seperti tenaga mesin berkurang dapat di minimalisasi. 4. Seluruh komponen didalam mesin merupakan komponen yang saling bergesekan antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keausan yang dapat menyebabkan seperti tenaga mesin berkurang atau kerusakan lainnya, maka pergunakan minyak pelumas dengan kualitas yang tepat dan terbaik bagi mesin. cxxiii DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto. Tsuda, Koichi. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Boentarto. 2000. Mengatasi Kerusakan Mesin Desel. Jakarta : Puspa Swara. Daryanto, 1994. Motor Bakar Untuk Mobil. Jakarta : PT Rineka Cipta. Daryanto. 2001. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT Rineka Cipta. Permana, Danu. 1999. Merawat dan Memperbaiki Mobil Diesel. Jakarta. Puspa Swara. .
Sistem Kelistrikasfsfn Vixion MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI MEMBANGUN KEPUASAN PELANGGAN, NILAI, DAN RETENSI