Você está na página 1de 3

PESAN EYANG "S"

Ini adalah pesan dari jin yang merasuki ayah saya ketika berdialog dengan saya. Jin tersebut mengaku jin
yang menjadi khodam (pembantu) turun temurun dari leluhur saya. Semoga bermanfaat. Beginilah
pesannya:
Cucunda, Allah telah memberi ilmu dan pantangannya kepada siapa saja yang bisa menguasainya,
maka ia akan mampu menundukkan dunia dan isinya. Ilmu itu adalah ilmu ikhlas dan pantangannya adalah
menuruti keinginan kemaluan dan perut serta membiarkan otak kosong melompong.
.
Untuk menguasai ilmu itu, cucunda harus melalui lima tahap, yaitu:
Tahap I:
Merasakan penderitaan.
Tahap II
Menjadi gila.
Tahap III
Hilang rasa malu.
Tahap IV
Mati suri
Tahap V
Bolak-balik alam dunia-alam akhirat

Dan untuk bisa menjauhi pantangannya, cucunda harus banyak berpuasa dan menambah
wawasan.
Bila cucunda mampu menguasai ilmu ikhlas dan menjauhi pantangannya maka niscaya dunia dan
isinya dapat ditundukkan.

JAWABAN CUCUNDA

Eyang "S" yang cucunda hormati, semoga Allah meridai eyang. Telah lewat satu tahun lebih barulah
cucunda pahami maksud dari pesan eyang. Semula cucunda menganggap pesan itu hanyalah igau orang
yang terganggu jiwanya, sebab semua pesan eyang cenderung negatif. Maafkan cucunda atas kebodohan
cucunda sehingga tak salah lebih dari setahun yang lalu eyang menampar wajah cucunda. Kalau tak salah,
inilah pemahaman yang cucunda peroleh setelah cucunda mengalami perjalanan spiritual yang merupakan
bimbingan Allah SWT.
Kalau cucunda ingin bisa menguasai ilmu ikhlas, maka cucunda harus lulus kelima tahapan sebagai berikut.

Tahap I: Merasakan penderitaan


Maksudnya, cucunda harus bisa memahami hakikat penderitaan. Hakikat penderitaan barulah
cucunda pahami setelah cucunda mengalami berulang kali penderitaan. Cucunda harap pemahaman
cucunda benar tentang hakikat penderitaan. Pada hakekatnya, penderitaan cucunda rasakan karena
cucunda lebih fokus mengingat karunia dan kenikmatan yang tidak ada daripada mengingat karunia dan
kenikmatan yang masih ada. Dengan demikian, menjadi sulit untuk bersyukur dan bersabar. Dengan
demikian, dapat cucunda simpulkan bahwa Tahap I yang eyang maksudkan adalah cucunda harus selalu
bisa berpikir positif dan lapang dada. Hal ini berguna di dalam mengobarkan semangat bangkit dari
keterpurukan.

Tahap II: Menjadi gila


Maksudnya, cucunda harus bisa memahami hakikat gila. Hakikat gila barulah cucunda pahami
setelah mengalami beberapa kali hampir gila. Semoga benar, pada hakikatnya, gila bisa terjadi bila cucunda
memiliki impian yang terlalu tinggi dan tergesa-gesa untuk meraih impian tersebut tanpa mengimbangi
dengan kemampuan untuk bisa meraihnya. Dengan demikian, dapat cucunda simpulkan bahwa Tahap II
yang eyang maksudkan adalah cucunda harus bisa selalu membangun impian sesuai dengan kemampuan
yang ada. Hal ini sangat terkait dengan sikap syukur dan sabar. Cucunda harus selalu bisa realistis dan
dinamis. Hal ini berguna dalam menjaga stamina kerja.

Tahap III: Hilang rasa malu


Maksudnya, cucunda harus bisa memahami hakikat malu. Cucunda dapat menempatkan rasa malu
secara benar bila hakikat malu bisa cucunda pahami. Semoga benar, pada hakikatnya malu boleh terjadi
manakala cucunda melakukan kesalahan menurut pandangan Allah SWT. Cucunda tak harus malu bila
berada di jalan yang benar menurut pandangan Allah SWT meskipun manusia memandang hina dan
rendah. Dengan demikian, cucunda dapat menyimpulkan bahwa Tahap III yang eyang maksudkan adalah
cucunda harus selalu menyadari bahwa sesuatu yang dipandang hina oleh manusia belum tentu hina di
hadapan Allah SWT dan bahkan bisa jadi mulia di hadapan Allah SWT. Cucunda harus selalu bisa percaya
diri dan proporsional. Hal ini berguna dalam mendorong realisasi niat.

Tahap IV: Mati suri


Maksudnya, cucunda harus bisa memahami hakikat mati suri. Semoga benar, pada hakikatnya, mati
suri adalah kematian sementara yang dialami oleh jasad sementara ruh berada di antara dua alam. Pada
saat mati suri, seseorang tidak khawatir dengan apapun yang akan menimpanya sementara ruh mengalami
penyadaran tentang perjalanan hidupnya. Biasanya orang yang mengalami mati suri terkenang bertemu
dengan para pendahulunya dan diperlihatkan kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian, cucunda dapat
menyimpulkan bahwa Tahap IV yang dimaksud eyang adalah kesadaran diri berada dalam kekuasaan Allah
SWT dan jauh dari kesempurnaan. Cucunda harus selalu berani menghadapi kehidupan dan rendah hati
berjalan di muka bumi. Cucunda harus selalu bisa tawakal dan rendah hati. Hal ini berguna dalam
memelihara kesuksesan.

Tahap V: Bolak-balik alam dunia-alam akhirat


Maksudnya, cucunda harus memahami hakikat dunia dan akhirat. Semoga benar, pada hakikatnya,
dunia adalah fana dan merupakan jalan untuk meraih akhirat. Akhirat adalah kekal dan harus diraih melalui
dunia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Tahap V yang dimaksud eyang adalah cucunda harus
selalu menjadikan dunia sebagai jalan untuk meraih akhirat. Cucunda harus selalu bisa menjaga
keseimbangan dunia-akhirat. Hal ini berguna dalam memelihara keseimbangan lahir dan batin.
AGAR DUNIA DAPAT DITUNDUKKAN

BERPIKIR POSITIF DAN LAPANG DADA:

FOKUS PADA KARUNIA DAN KENIKMATAN YANG MASIH ADA

REALISTIS DAN DINAMIS:

BANGUN IMPIAN DI ATAS KENYATAAN

TERUS TINGKATKAN KEMAMPUAN

PERCAYA DIRI DAN PROPORSIONAL:

MANUSIA YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH ADALAH YANG PALING BERTAKWA

HINA DI SISI MANUSIA BELUM TENTU HINA DI SISI ALLAH

TAWAKAL DAN RENDAH HATI:

ALLAH YANG MENYAMPAIKAN MANFAAT DAN MENAHAN MUDHARAT

TIADA DAYA DAN KEKUASAAN MELAINKAN DARI ALLAH

SEIMBANG DUNIA & AKHIRAT:

DUNIA MEMANG FANA TETAPI MERUPAKAN JALAN MERAIH AKHIRAT YANG KEKAL

KENDALIKAN DIRI DARI KEINGINAN KEMALUAN DAN PERUT:

BANYAK BERPUASA

TAK BERHENTI MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN DAN WAWASAN:

TAK PERNAH MERASA PINTAR

PERLUAS PERGAULAN

INSYA ALLAH
Eyang "S"

Você também pode gostar