Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
menegakkan keadilan. Nabi Musa, misalnya, diutus Tuhan untuk membasmi
kezaliman Firaun. Nabi Ibrahim diutus buat menegakkan keadilan terhadap Raja
Namrud yang memperlakukan bangsa Babilonia sesuka hatinya. Begitu pula
Nabi Muhammad s.a.w.. Nabi yang terakhir ini, pertama kali diutus untuk
bangsa seluruh umat manusia untuk menegakkan keadilan di tengah kezaliman
dan kejahiliyahan bangsa Arab ketika itu. Dan hasilnya pun, menurut para
sejarawan, "sangat memuaskan"
Gagasan keadilan dalam al-Quran dan hadis, oleh para faqih, kemudian
dikemas rapi menjadi sebuah "tesis" yang mengandaikan harapan akan
munculnya sebuah tatanan kehidupan yang serba harmonis untuk siapa pun
dalam konteks apa pun. Dan oleh karenanya, keadilan tidak akan pernah
berkolaborasi dengan "kezaliman" dalam segala bentuknya. Kata para pemimpin
kita: "keadilan harus terwujud di tengah masyarakat. Keadilan mesti ditegakkan
dalam segala bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kehidupan
politik".
Tentu saja, kita semua tidak ada yang tidak sepakat dengan teriakan dan
seruan para penganjur keadilan itu. Hanya saja pertanyaannya: "benarkah mereka
telah memiliki komitmen yang sebegitu kokoh untuk menegakkannya bersama
seluruh elemen umat manusia, termasuk para pemimpinnya?"
2
Tegakkah "keadilan" seutuhnya. Jangan sampai karena seseautu alasan yang
dibuat-buat, akhirnya tawaran "keadilan" itu berubah fungsi. Jangan karena
perbedaan kedudukan, golongan, dan keadaan sosial mengakibatkan perlakuan
keadilan itu menjadi sirna. Tiba-tiba kita merasa puas menjadi sangat "formalis",
hingga keadilan yang substantif tidak lagi hadir sebagai penyejuk kehidupan
intrapersonal, interpersonal dan social kita. Kita menjadi semakin jauh dari ridha
Allah, dan menjadi "rela" melangkahkan kaki kita untuk mengikuti langkah-
langkah "setan", karena kita sudah terjebak pada , karena kita sudah terjebak
pada serangkaian thaghut (segala sesuatu yang kita pertuhankan selain Allah).
Insyâallâh.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta