Você está na página 1de 14

Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

A. Pengantar

Pendapat yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau


penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan oleh banyak orang. Kini, mengajar
lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara
integrative sejumlah keterampilam untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian
ketrampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan
diarahkan oleh suatu wawasan.

Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, maka pengajar harus
memberdayakan diri sendiri dan para siswanya. Siswa diharapkan mempunyai
kompetensi yang diajarkan. Mereka diposisikan sebagai subjek belajar, sedangkan
guru sebagai fasilitator.

Guru yang professional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya
dengan baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan
guru dalam proses belajar mengajar antara lain:

(1) Keterampilan bertanya ( Questioning Skills)


(2) Keterampilan memberi penguatan (Reinforcement Skills)
(3) Keterampilan mengadakan variasi ( Varying the stimulus Skills)
(4) Keteramilan menjelaskan (Explaining Skiils)
(5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction And Closure

Skills)
(6) Kererampilan membimbing kelompok kecil (Small Group Teaching
Skills)
(7) Kerampilan mengelola kelas (Classroom management Skills)
(8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ( Small Group
Teaching and Individualizing Teaching Skills)

1. Keterampilan Bertanya (Question Skills)


1.1. Konsep dasar keterampilan bertanya

Bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari yang


bertujuan memperolah informasi tentang hal yang belum diketahui penanya.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, bertanya tidak bertujuan memperoleh
informasi, melainkan ingin membelajarkan peserta didik. Brown (1975; 103)
menyatakan bahwa setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada
diri siswa merupakan pengertian dari bertanya.

Dengan adanya pertanyaan dalam proses belajar mengajar, peserta didik


dilibatkan secara proaktif di dalam kegiatan tersebut, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa “berfikir itu adalah bertanya”.

Pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dengan baik dan disampaikan dengan baik


pula oleh guru dapat mencapai beberapa tujuan sebagai berikut :

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
f. Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam memecahkan
suatu masalah
g. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
h. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.

Keterampilan bertanya dalam kegiatan belajar mengajar dibedakan atas dua


tingkat yaitu :

a. Keterampilan bertanya tingkat dasar yaitu bertanya merupakan komponen dasar


yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
b. Keterampilan bertanya tingkat lanjut merupakan lanjutan dari pada keterampilan
bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha pemgembangan kemampuan
berfikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat
berinisiatif sendiri dalam pemgajaran.

Penguasaan bertanya akan menimbulan perubahan, baik bagi guru/calon guru


dan peserta didik. Perubahan pada guru ialah banyak membei informasi yang dapat
menjadi lebih banyak mengundang interaksi. Sedangkan perubahan pada peserta
didik adalah lebih banyak mendengarkan informasi dari guru menjadi lebih banyak
berpartisipasi dalam bentuk bertanya, menjawab, dan mengajukan pendapat.

1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Hal yang perlu diperhatikan saaat guru/calon guru menggunakan keterampilan


bertanya baik keterampilan bertanya tingkat dasar maupun lanjut yaitu:

a. Kehangatan dan keantusiasan guru dalam mengajukan pertanyaan


kepada siswa harus menunjukkan sikap dan gaya sungguh-sungguh. Sikap
yang seperti ini dapat meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar.
b. Menghindari kabiasaan-kebiasaan yang kurang baik sewaktu
mengajukan pertanyaan, sebagai berikut:

b.1. Mengulang-ulang pertanyaan sendiri atau siswa bila siswa tidak mau dan
mampu mendengar atau menjawabnya.

b.2. Mengulang-ulang jawaban siswa, sehingga murid lain tidak memperhatikan


jawaban temannya.

b.3. Menjawab pertanyaan sendiri sebelum siswa menjawabnya, sehingga siswa


menjadi frustasi atau acuh terhadap pengajaran.

b.4. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga guru sulit
menentukan siapa yang benar dan yang salah.

b.5. Megajukan pertanyaan yang bersifat ganda, (seperti apakah yang dimaksud
dengan penjajahan, dan mengapa Belanda dan Jepang menjajah Indonesia)

b.6. Menentukan siswa tertentu untuk menjawab sebelum pertanyaan diajukan


guru. Hal ini membuat siswa lain tidak memikirkan jawaban atas pertanyaan
guru.

1.3. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya dasar dan lanjutan mempunyai beberapa komponen yang


harus dilatihkan dalam pengajaran mikro seperti diuraikan berikut ini:
1.3.1. Komponen bertanya dasar

a. Jelas dan singkat (Clarity and brevity)

Yaitu bahwa pertanyaan yang diajukan guru harus jelas dan singkat
dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami siswa.

Contoh : mengapa urutan isi buku penuntun tersebut tidak sesuai dengan materi
praktikum mikrobiologi semester VI?

b. Pemberian Acuan (Structuring)

Yakni pemberian informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan


dari siswa sebelum pertanyaan diajukan

Contoh : Tadi Bapak telah menjelaskan bahwa ada delapan jenis keterampilan
dasar mengajar. Sebutkan tiga diantara delapan jenis keterampilan tersebut.

c. Kecepatan dan Selang Waktu ( Pause)

Yakni pemberian kesempatan berfikir bagi siswa sebelum menjawab


pertanyaan yang diajukan guru.

d. Pemindahan Giliran (Redicting)

Yakni pemberian kesempatan bagi beberapa orang siswa untuk menjawab


suatu pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini dilakukan Karena seringkali
jawaban seorang siswa belum benar atau belum sempurna.

Contoh : Guru : kesan apa yang bisa kalian ceritakan dari siaran radio yang
baru di dengar tadi?

e. Penggunaan Pertanyaan Pelacak


Bila jawaban yang benar dari siswa masih dapat ditingkatkan menjadi lebih
sempurna, guru dapat mangajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak pada siswa
tersebut dengan beberapa teknik, yakni :

e.1. Klarifikasi, yaitu dengan meminta siswa menjelaskan atau mengatakan


dengan kata-kata lain sehingga jawan siswa ini menjadi lebih baik.

Contoh : Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud
dengan bertanya?

Dapatkah kamu membuat rangkuman singkat dari penjelasan itu?

e.2. Meminta siswa memberikan alasan, seperti “Apa buktinya bahwa apa
yang kamu katakan itu benar” atau “Mengapa kamu mengatakan demikian”
atau “ Bagaimana kamu mendapat kesimpulan semacam itu?”

e.3. Meminta kesepakatan pandangan, seperti “Siapa setuju dengan


jawaban itu?” Mengapa? Atau Adakah yang tidak setuju dengan pandangan
itu?” atau Beri alasaan mengapa kamu tidak setuju?”

e.4. Meminta ketepatan jawaban

Contoh:

Guru : Apa akibat buruk yang dapat timbul pada daerah TPA (Tempat
Pembuangan Akhir)?

Siswa :Masyarakat sekitar TPA terkena berbagai penyakit.

Guru : Apakah masyarakat langsung yang merasakan akibatnya?

Siswa : sampah itu menyebabkan penyakit kulit dan diare.

e.5. Meminta Jawaban yang lebih relevan


Contoh:

Guru : Apa akibat buruk yang dapat timbul pada daerah TPA (Tempat
Pembuangan Akhir)?

Siswa : Penduduk daerah TPA akan mulai berpindahan dari daerah


tersebut.

Guru : Bagaimana hubungan jawabanmu dengan masalah pernikahan


dibawah umur yang saja baru kita diskusikan tadi?

e.6. Meminta contoh

Seperti : Dapatkah kamu memberi satu contoh dari jawaban itu? Atau tolong
buat diagram untuk memperjelas jawaban anda.

e.7. Meminta jawaban yang lebih kompleks

Seperti : “Dapatkah kamu memberikan penjelasaan yang lebih luas dari ide
yang kamu kemukakan tadi?” atau Dapatkah kamu memberikan ide penting
lainnya lagi mengenai hal itu?”

f. Peningkatan Terjadinya Interaksi

Untuk mengkatkan partisipasi hendaknya guru mengurang atau menghilangkan


perannya sebagai penaya sentral dengan cara :

f.1. Mencegah pertayaan di jawab oleh seorang siswa, tetapi siswa-siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabanya bersama teman
dekatnya.

f.2. Pertanyaan siswa hendaknya tidak dijawab langsung oleh guru, tetapi
melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan.
1.4. Jenis-jenis Pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan yang sering digunakan guru dalm proses belajar


mengajae dapat diklarifikasikan menurut maksudnya, luasnya dan sempitnya,
dan menurut Taksonomi Bloom.

1.4.1 Jenis Pertanyaan menurut Maksudnya.

a. Pertanyaan permintaan (compliant question), yakni pertanyaan yang


mengharapkan murid mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk
pertanyaan.

Contoh :

Guru : Dinda, dapatkah kamu menulis di papan tulis?

b. Pertanyaan Retoris (rhetorical question), yakni pertanyaan yang tidak


menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru, dengan maksud hanya
menyampaikan informasi saja kepada murid.

Contoh :

Guru : Mengapa kegiatan pembelajaran pendahuluan dibutuhkan sebelum


kegiatan inti dalam mengajar di kelas?

Sebab kegiatan pembelajaran pendahuluan merupakan ………………dst.

c. Pertanyaan mengarahkan/menuntun (promting question), Yakni


pertanyaan yang bermaksud memberi arah atau tuntunan kepada murid.
d. Pertanyaan menggali (probing question), yakni pertanyaan lanjutan yang
dapat mendorong murid untuk lebih mendalami jawaban atau pertanyaan yang
diajukan sebelumya. Jenis pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong murid
meningkatkan kualitas dan kuantitas yang diberikan.

1.4.2. Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Luas Sempitnya Sasaran

a. Pertanyaan sempit (narrow question), yakni pertanyaan yang membutuhkan


jawaban yang tertutup biasanya kunci jawaban sudah tersedia. Jenis Pertanyaan
ini terdiri dari :

a.1. Pertanyaan sempit informasi langsung, yakni pertanyaan yang


menuntun murid mengingat atau menghafal informasi yang ada, yang
senantiasa digunakan di alam masyarakat secara hafalan di luar kepala.

Contoh : Bilakah terjadi perang Dunia I? Dapatkah kamu sebutkan


kelima sila dari Pancasila?

a.2. Pertanyaan sempit memusat (convergent), yakni pertanyaan yang


menuntut murid mengembangkan idea tau jawabannya dengan cara
menuntutnya melalui petujuk tertentu.

Contoh : Bagaimana dapat dibuktikan bahwa meminum susu pada waktu


diare dapat menyebabkan diare berkepanjangan?

b, Pertanyaan luas (broad question), yakni pertanyaan yang menghendaki


jawaban lebuh dari satu karena belum mempunyai jawaban yang spesifik
sehingga masih diharapkan jawaban/hasil yang terbuka.

b.1. Pertanyaan luas terbuka (open ended question), yakni pertanyaan yang
memberikan kesempatan kepada murid untuk mencari jawaban menurut
cara dan gaya masing-masing.
Contoh : Bangaimana pendapatmu tentang ketidaklulusan siswa UN 2
tahun terakhir ini ?

1.4.3. Jenis-jenis pertnyaan Menurut Taksinomi Bloom

Menurut Bloom, pertnayaan itu dapat diklasifikasi ata enam tingkat yaitu :

1. Pertanyaan pengetahuan (knowing question), yakni pertanyaan yang


menuntut murid menyebutkan kembali informasi yang telah dipelajari
sebelumnya. Murid tidak dituntut untuk memanipulasi tetapi hanya mengingat
kembali fakta, defenisi, hasil observasi, dll yang telah dipelajari sebelumya.

Contoh: Sebutkan mata uang Negara Indonesia?

2. Pertanyaan Pemahaman (comprehensive question), yakni pertanyaan


yang menuntut murid menjawab dengan jalan mengorganisasikan informasi yang
pernah diterima dengan menggunakan kata-kata sendiri menbuat perbandingan,
mentejemahkan bahan informasi dan komunikasi verbal ke dalam bentuk lain
(grafik, skema).

Contoh: Dapatkah kamu jelaskan faktor yang menyebabkan kegagalan panen


padi?

3. Pertanyaan penerapan (application question), yakni pertanyaan yang


menuntut murid menerapkan informasi berupa aturan, pengetahuan, kriteria, atau
prinsip-prinsip tertentu yang pernah dipelajari dalam situasi konkrit.

Contoh: Diketahui X = 2 dan Y = 5, maka X2 + Y2 = …….


4. Pertanyaan analisis (analitica question), yakni pertanyaan yang
menuntut murid untuk berfikir kritis dan mendalam. Dengan pertanyaan ini
diharapkan murid menjawab dengan cara :
4.1. Mengintegrasikan motif, alasan, atau penyebab kejadian yang spesifik.

Contoh : Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap kelestarian taman


kota?

4.2. Mempertimbangkan dan menganalisis informasi yang diperlukan


agar tercapai suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang ada.

Contoh : Setelah kamu membaca cerita Sengsara membawa nikmat,


bagaimanakah kamu megemukakan karakteristik sikap seorang pemuda
dalam menjalani hidup?

4.3. Menganalisis suatu kesimpulan, generalisasi untuk mendapatkan bukti


yang dapat menunjang atau menolak suatu kesimpulan.

Contoh : Buku apakah yang kamu kemukakan untuk membenarkan


pernyataan yang dikemukakan ibu guru tadi?

5. Pertanyaan sintesis (synthesize question), Yakni pertanyaan yang menuntut


murid menyusun pemikiran mandiri dan kreatif. Tingkat pertanyaan ini menuntut
kemampuan murid untuk :

5.1. Menghasilkan bahan komunikasi yang orisinil (asli)

Contoh : Nama apakah yang paling tepat untuk judul cover majalah ini?

5.2. Membuat suatu prrediksi/ramalan

Contoh : kemungkinan apa yang terjadi bila setiap makanan diberi zat
warna?

5.3. Memecahkan suatu permasalahan


Contoh : Bagaimana cara kita mengukur kedalaman laut tanpa
menyelam?

6. Pertanyaan evaluasi (evaluation question), Yakni pertanyaan yang menuntut


murid membuat keputusan tentang baik tidaknya suati ide/gagasan, pemecahan
masalah atau karya seni. Di samping itu pertanyaan ini meminta murid untuk
mengemukakan pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

Contoh : Menurut pendapatmu, manakah yang lebih baik untuk kesehatan makan
sebelum lapar atau makan setelah lapar?

KETERAMPILAN BERTANYA

( QUESTIONING SKILLS )
D

OLEH:

VIDYANA KABAN

UNIVERSITAS DARMA AGUNG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DIPLOMA IV

MEDAN

2010

Você também pode gostar