Você está na página 1de 4

Analisis kemitraan pada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH.

Kemitraan dimaknai sebagai sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau
lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dua rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha
tertentu, atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.1 Didalam
kemitraan terdapat tiga prinsip yang musti ditekankan; kesetaraan posisi, transparansi, dan
perolehan manfaat. Pihak-pihak yang bermitra seharusnya memiliki posisi yang setara, tidak
salah satu membawahi yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Terdapat
transparansi dalam pelaksanaan kemitraan, baik itu mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi. Sehingga dengan demikian kemitraan yang dijalin hendaknya memberikan
keuntungan kepada pihak-pihak yang bermitra sesuai dengan input yang diberikan, bukan
memberikan keuntungan kepada salah satu pihak sementara pihak lain merugi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah


lebih pada membahas mengenai prosedur dan pelaksanaan investasi oleh pemerintah
sebagaimana tercantum dalam hampir semua pasal di peraturan tersebut di katakan „investasi
pemerintah..‟ dan telah dipertegas dalam pertimbangan peraturan: “Bahwa untuk memperluas
investasi pemerintah khususnya dalam bentuk Investasi Langsung di bidang infrastruktur dan
bidang lainnya, serta memberikan peluang kerjasama dalam berinvestasi, perlu mengganti
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah.” Berdasarkan
peraturan ini, dalam berinvestasi pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan pola
kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership), dan atau dengan pola
kerjasama pemerintah dan swasta (non public private partnership) malalui kerjasama dengan
Badan Usaha, Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 huruf a dan b.
Palaksanaan investasi pemerintah berada di bawah tanggungjawab Badan Investasi
Pemerintah, berdasarkan kebijakan yang titetapkan oleh Menteri Keuangan.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tersebut peran Menteri Keuangan
dalam pengelolaan investasi pemerintah sangat sentral, dipertegas dalam pasal 10
“Kewenangan pengelolaan Investasi Pemerintah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara”. Kewenangan Mentei Keuangan tersebut meliputi; kewenangan
regulasi, supervisi, dan operasional. Disini jelas sekali terlihat bahwa Menteri Keuangan

1
Sulistyani Ambar Teguh, 2004, Kemitraan dan Model-Model pemberdayaan, Gava Media, DIY
memiliki otoritas dan kewenangan yang sangat besar dalam mengelola investasi pemerintah
yang tentunya memanfaatkan dana publik. Kontrol pengawasan tertinggi juga berada di
tangan Menteri Keuangan, hal ini menyebabkan terlalu besarnya kewenangan menteri
keuangan. Hak untuk menyusun rancangan kebijakan malalui Peraturan Menteri sekaligus
evaluasi (pengawasan) yang berada di tangan satu pihak menyebabkan besarnya
kemungkinan terjadinya pelanggaran demi maksimalisasi keuntungan salah satu pihak, dan
pihak eksternal sulit untuk mengevaluasinya.

Dalam perencanaan investasi pemerintah diusulkan oleh setiap Badan Investasi


Pemerintah, investasi dapat dilakukan dengan cara pembelian saham perusahaan, tentu saja
dapat berupa perusahaan negara maupun perusahaan swasta. Cara lain yang dilakukan adalah
melaui pembelian surat utang baik yang diterbitkan perusahaan, pemerintah sendiri, maupun
negara lain. Perencanaan investasi oleh Badan Investasi Pemerintah diatur dengan prinsip
kehati-hatian dehingga tujuan investasi tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan efisian.
Pelaksanaan Investasi Langsung baik melalui penyertaan modal maupun pemberian pinjaman
dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan investasi pemerintah ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Untuk
melaksanakan penatausahaan dan pertanggungjawaban investasi badan investasi wajib
menyelenggrakan kegiatan penatausahaan dan memelihara dokumen pengelolaan investasi,
Badan Investasi juga wajib menyusuun laporan pertanggungjawaban keuangan dan kinerja
badan, laporan tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan baik sebelum maupun setelah
dilakukan auditing. Pengawasan Investasi Pemerintah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan
sesuai kewenangan supervisinya. Dengan dilaksanakan fungsi pengawasan diharapkan dapat
menciptakan pelaksanaan prinsip Good Governance pada pengelolaan investasi pemerintah,
serta mencegah terjadinya penyimpangan yang merugikan pemerintah. Sebagai aktor rasional
dalam kegiatan investasi pemerintah menghendaki keuntungan, dan dalam keadaan tertentu
Badan Investasi dapat melakukan divestasi terhadap surat utang maupun terhadap
kepemilikan investasi langsung.

Pelaksanaan kegiatan tatausaha merupakan salah satu usaha untuk melaksanakan


transparansi kepada pihak pemerintah terkait khususnya Menteri Keuangan. Selain sebagai
salah satu bentuk transparansi ini juga merupakan usaha untuk melaksanakan asas
akuntabilitas sesuai dengan PP No.1 Tahun 2008, serta mewujudkan Good Governance.
Pengawasan oleh Menteri Keuangan berfungsi untuk memastikan bahwa kemitraan yang
dijalin antara pemerintah dan swasta melaui penanaman modal dapat berjalan dengan lancar,
terbebas dari praktik KKN.

Dalam melaksanakan investasi pemerintah melakukan kerjasama pemerintah dan


swasta (public private partnership) pemerintah menyiapkan skema pembagian resiko yang
harus ditanggung oleh Badan Investasi Pemerinta dan Badan Usaha Swasta. Dengan
menyiapkan skema resiko telah terjalin transparansi hingga tingkat yang paling fatal bagi
pelaksanaan investasi, sehingga pemerintah dapat memilimalisir kerugian bila sampai terjadi
kegagalan/kerugian investasi. Dalam kemitraan antara pemerintah dan swasta ini mutlak
dibutuhkan agar masing-masing pihak terakomodir kepentingannya tanpa merugikan pihak
lain, dan untuk meminimalisir resiko yang mungkin ditimbulkan, ini merupakan salah satu
bagian dari transparansi dalam kemitraan. Satu yang perlu ditekankan bahwa peran
pemerintah sebenarnya sebatas memberikan dukungan sebagai fasilitator yang menitik
beratkan pada sumber dana swasta dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Peran sebagai fasilitator juga sekaligus menghindari
munculnya the client bourgeoisie atau pengusaha yang tumbuh besar dengan fasilitas yang
diberikan pemerintah.2

Sumber-sumber dana investasi pemerintah dapat berasal dari: 1) Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara, 2) keuntungan investasi terdahulu, 3) dana/barang amanat
dari pihak lain yang dikelola oleh badan Investasi pemerintah, dan atau 4) sumber-sumber
lainnya yang sah. Sumber-sumber lainnya yang sah dapat berupa dana yang berasal dari
masyarakat/ swasta untuk penyediaan infrastruktur dan bidang lainnya.

Dari berbagai uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa:

 Antara pemerintah dan pihak swasta telah terjalin kemitraan dalam pelaksanaan
investasi pemerintah di perusahaan-perusahaan swasta, meskipun disini pemerintah
lebih berperan sebagai fasilitator dalama proses pembangunan. Pemerintah
menginvestasikan dana yang jika dibandingkan dana swasta jauh lebih kecil karena
pemerintah lebih ingin berperan sebagai fasilitator yang mendukung pelaksanaan
pembangunan yang aktor utamanya adalah pasar. Dan satu yang perlu diingat bahwa
keuntungan finansial bukanlah satu-satunya manfaat yang diperoleh pemerintah melalui

2
Usman Sunyoto, 2001, Peran Civil Society (Masyarakat Madani) Dalam Tata Pemerintahan, dalam Prosiding
Seminar Membanguan Kemitraan antara Pemerintah dan Masyarakat Madani untuk Mewujudkan Tara
pemerintahan yang Baik.
kegiatan investasi dengan pihak swasta. Keuntungan lainnya adalah penyerapan tenaga
kerja sebagai akibat dari pelaksanaan investasi tersebut, penyerapan tenaga kerja
tersebut tentu akan memiliki imbas pada perubahan kearah yang lebih baik bagi
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Dalam kemitraan, pemerintah dan swasta
sama-sama memberikan input; kedua belah pihak mengetahui dengan jelas posisi,
manfaat dan resiko yang mungkin diterima; kedua belah pihak menerima manfaat yang
sesuai dengan jumlah investasi yang disertakan.

 Masyarakat tidak terlibat atau dilibatkan dalam investasi pemerintah yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2008 tersebut. Masyarakat hanya sebagai salah satu
sumber dana investasi pemerintah. Masyarakat tidak dilibatkan dalam kegiatan
investasi pemerintah, disini masyarakat masih menjadi objek dari pembangunan yang
dilaksanakan melalui investasi pemerintah tersebut. Investasi sepenuhnya ditentukan
oleh pemerintah melalui organ-organnya dan diatur melalui peraturan Menteri, disini
juga tidak terdapat campur tangan legislatif yang semestinya menjadi wakil rakyat.

Você também pode gostar